Setelah upacara selesai, kami para murid baru akan melaksanakan Masa Orientasi Siswa. Setelah aku amati sebentar, banyak sekali wajah familiar yang aku lihat. Mungkin wajah-wajah familiar itu, dulu satu SMP denganku. Walaupun aku hafal wajah-wajah itu, tetapi aku tidak bisa menyebutkan namanya. Bukannya aku lupa, tapi memang aku benar-benar tidak tahu.
Sewaktu SMP aku seorang yang apatis, tidak suka bersosialisasi, atau bahkan sekedar mengobrol bersama teman sekelas. Aku lebih suka menghabiskan waktuku sendiri sambil membaca novel atau sekedar melamun menatap keluar jendela.
Setelah diingat-ingat lagi, waktu SMP aku hanya punya satu teman yaitu Tora. Bahkan, aku mengenal Tora bukan karena kami satu SMP, tetapi karena memang kami sudah saling mengenal sejak kecil.
Selain Tora, aku masih ingat nama ketua kelasku dulu waktu kelas 9, namanya Angel. Aku mengingat namanya karena sewaktu di kelas, namanya sering di panggil oleh guru. Karena terlalu sering mendengar namanya dipanggil oleh guru, tanpa sadar aku jadi mengingatnya sampai sekarang. Akan tetapi, aku belum melihat Angel sejauh ini. Apakah ia berbeda sekolah denganku? Entahlah.
Lebih sedikit berbicara dengan orang lain semakin sedikit pula masalah yang aku terima. Itulah pemikiranku.
***
Sebelum memulai orientasi siswa, kami dikumpulkan terlebih dahulu di kelas masing-masing. Kami dijelaskan tentang seluk beluk sekolah hingga sangat rinci. Setelah itu, kami baru diajak keliling sekolah untuk melihat-lihat seluruh ruangan dan fungsinya.
Yang bertugas untuk memandu kelasku adalah kak Mega dan kak Alice. Aku rasa aku baru pertama kali melihat mereka, jadi mungkin mereka bukan dari SMP yang sama denganku dulu.
Setelah selesai berkeliling kami pun kembali dikumpulkan ke kelas kami masing-masing. Kami akan menerima arahan untuk kegiatan besok. Sepertinya setelah arahan selesai, kami akan boleh diperbolehkan untuk pulang.
"Apakah kalian sudah saling mengenal satu sama lain?" tanya kak Alice dari depan kelas.
ada yang menjawab "sudah", "belum", "sebagian", dan ada juga yang diam tidak menjawab sama sepertiku.
Semenjak aku pertama kali masuk ke kelas ini pagi tadi, aku belum sekalipun berbicara dengan siswa yang lain. Meskipun, ada sekitar 5 orang yang wajahnya familiar. Dan sepertinya memang berasal dari SMP yang sama denganku.
"Kelihatannya ada yang sudah akrab ada juga yang belum ya... Gapapa, nanti seiring berjalannya waktu kalian pasti akan akrab," tambah kak Alice.
Sebenarnya aku kurang setuju dengan kata "pasti" dari kalimat kak Alice barusan. Manusia tidak bisa menjamin 100% hal yang diyakininya akan terjadi di masa depan. Begitupun dengan kalimat "pasti akan akrab". kurasa kalimatnya kurang tepat, karena aku rasa aku tidak akan akrab dengan siswa di kelasku. Bukannya aku membenci mereka, aku hanya tidak suka bersosialisasi saja. Aku juga lebih menikmati waktu saat sendirian.
"Jadi, untuk besok kegiatannya adalah pentas seni sekaligus penutupan masa orientasi sekolah. Setiap kelas harus menampilkan minimal satu penampilan. Boleh menyanyi, drama, komedi, dance, atau apapun yang bisa kalian tampilkan. Sampai sini apakah ada pertanyaan?" lanjut kak Alice.
"Untuk penampilannya kalian putuskan sendiri. Silahkan setelah ini kalian bisa berdiskusi tentang penampilan besok. Oiya sekedar mengingatkan lagi, kalian juga harus menentukan struktur kelas yah. Apakah ada pertanyaan?" kali ini kak Mega yang menjelaskan.
"Tidak kak," seisi kelas serempak menjawab.
"Kalau tidak ada pertanyaan, kakak rasa pertemuan kita hari ini sudah cukup. Jangan lupa kalau kalian berjumpa kakak entah di jalan atau masih di lingkungan sekolah silahkan sapa kakak yah hehe. Baiklah, terima kasih untuk hari ini. Sampai jumpa besok. Dahhh," tutup kak Alice.
Setelah itu kak Alice dan kak mega pergi meninggalkan kelas. Tiba-tiba ada salah seorang dari kami yang maju kedepan kelas.
"Selamat siang semuanyaaa. Perkenalkan nama aku Ayu, lengkapnya Ayu Maharani. Salam kenal yah. Tadi kan kak Alice dan kak Mega udah menjelaskan tentang agenda besok. Bagaimana sebelum kita mulai berdiskusi, kita adakan perkenalan diri kita masing-masih dulu? Supaya kita bisa lebih akrab. Gimana setuju?" ucap murid perempuan yang tiba-tiba maju kedepan tadi.
"Setujuuuu...," jawab seisi kelas serempak.
"Kalau begitu silahkan dimulai dari meja paling depan dari sisi kanan," lanjut murid yang maju kedepan itu.
Setelah itu, para siswa di kelasku mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing. Rata-rata mereka menyebutkan nama, alamat, dan asal SMP mereka. Tetapi, beberapa ada juga yang menambahi menyebut hobi mereka.
Akhirnya giliranku tiba.
"Namaku Galang Samudra," ucapku singkat dan dengan nada yang datar.
Setelah aku selesai menyebutkan namaku tadi, seisi kelas hening sesaat sebelum siswa di sebelahku kembali melanjutkan untuk memperkenalkan diri. Mungkin mereka agak heran dengan cara perkenalanku tadi yang hanya menyebutkan nama dan dengan nada datar. Tapi aku tidak memperdulikan hal itu. Aku cuek saja.
Setelah semua siswa selesai memperkenalkan diri, aku baru sadar bahwa kursi yang tadi pagi sebelum upaca masih kosong, sekarang juga masih kosong. Berarti siswa ini bukannya telat tetapi memang tidak datang. Sejujurnya aku penasaran kenapa siswa itu tidak hadir di hari pertama SMA. Apakah ia sakit? Ataukah ia ada urusan yang sangat penting? Entahlah. Aku mencoba untuk melupakan hal itu.
Walaupun semua siswa telah memperkenalkan diri mereka masing-masing, tetapi aku masih belum mengingat satu pun nama dari mereka. Bahkan nama gadis yang tadi berbicara di depan aku sudah lupa.
"Baiklah semuanya sudah memperkenalkan diri yah..," lanjut gadis yang berada di depan kelas, "sekarang kita tentukan dulu siapa yang akan menjadi ketua kelas. Apakah ada yang mau mencalonkan diri menjadi ketua kelas?"
Seisi kelas tampak saling menatap satu sama lain. Sepertinya tidak ada yang ingin menjadi ketua kelas. Atau bisa jadi ada yang mau, tetapi kurang percaya diri untuk mencalonkan diri mereka sendiri.
"Bagaimana kalau yang menjadi ketua kelas Ayu aja? Gimana teman-teman? Setuju?" teriak salah seorang siswa.
"Wah setuju-setuju."
"Ya Setuju."
"Bagus itu, aku setuju."
Seisi kelas nampak setuju dengan ide tersebut. Begitu juga aku. Selain itu, aku juga jadi ingat kembali nama gadis yang berada di depan kelas itu. Namanya Ayu.
"Wah wah yakin nih aku yang jadi ketua kelasnya?" tanya Ayu dengan nada sedikit ragu.
"Yakinnnn," lagi lagi seisi kelas menjawab dengan kompak.
Setelah itu, mereka memutuskan Aji menjadi wakil ketua kelas, Agatha menjadi bendahara, dan Wita menjadi sekretaris. Setelah struktur kelas sudah terbentuk, mereka langsung mendiskusikan penampilan untuk pentas seni besok. Beruntung ada yang mengajukan diri untuk tampil mewakili kelas.
Namanya Risa. Rencananya ia akan menyanyi untuk penampilan besok. Aku senang karena ada yang mengajukkan diri untuk tampil. Jadi, kami tidak usah repot-repot berdiskusi lagi.
Setelah semuanya beres, kami pun pulang. Meskipun, masih ada beberapa siswa yang masih berada di kelas. Mereka terlihat asik mengobrol dengan yang lainnya.
Aku sedikit terkejut tadi mereka tidak membahas bangku yang masih kosong itu. Apakah mereka tidak menyadarinya? Atau mungkin karena mereka tidak peduli? Entahlah. Aku juga baru menyadari bahwa selama hari pertamaku di sekolah tadi aku hanya menyebutkan satu kalimat yaitu "Namaku Galang Samudra."
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-23
1
Mutie Cutie
mampir kakak
2020-11-10
2
Asni J Kasim
Jejak
2020-11-07
1