4. Indoapril

Akhir-akhir ini Anak Amak jarang menongkrong di malam hari. Masing-masing dari mereka sudah memiliki kesibukan tersendiri. Felix sibuk mengurusi bisnis konter hape yang baru aja dia bikin dari uang tabunganya. Maklum, darah chinesee mengalir pada Felix. Tidak heran kalau otaknya ngedagang melulu. Oleh karena itu, Felix seorang yang punya pemikiran maju daripada ketiga teman gobloknya.

Lain hal dengan Agus. Dia disuruh bimbel sama bapaknya. Enggak tanggung-tanggung, biaya bimbelnya setara dengan biaya kuliah empat semester. Parah banget sampe segitunya nyekolahin anak. Tetap aja otak Agus enggak bisa nyampe ke pelajaran karena motivasinya buat itu ialah keterpaksaan. Untuk menghargai bapaknya, Agus lebih memilih menuruti. Dia yakin, setidaknya masih ada yang nyangkut ke otaknya.

Nanang tentu saja disuruh ngaji sama bapaknya. Tahu sendiri bapaknya Nanang merupakan ustadz kondang sejabodetabek yang terkenal dengan lulusan S3 mesir. Sementara itu, nyokapnya juga lulusan S2 jurusan yang berhubungan dengan agama Islam. Tiap hari Nanang dibawa pengajian ke mesjid-mesjid buat nyadarin anaknya yang udah mulai mereng jalannya.

Memang, di antara mereka yang agak religius orangnya yaitu Nanang. Nanang enggak mau tuh tinggal sholat lima waktu, dzikir setelah sholat, walaupun tetap aja maksiat. Nanang dibesarin di tengah keluarga yang agamis, jadi kalau urusan ibadah wajib, dia enggak pernah ninggalin.

Nah, tinggalah Andi yang ngegabut tiap malam tanpa teman-teman yang biasa menemani. Kalau tidak ke rumah Tami buat belajar, yaa ngegabut keliling komplek. Mama Andi tahu kalau Tami anaknya pintar, dan dia udah percaya dengan Tami, soalnya udah kenal dari kecil. Makanya mamanya Andi nyuruh anaknya buat belajar ke rumah Tami. Tami dengan senang hati menerima permintaan mamanya Andi tersebut.

Kalau enggak belajar, biasanya Andi keliling komplek seperti orang gabut. Gangguin satpam yang lagi asik nontonin acara dangdut malam. Kadang main domino ngelawan bapak-bapak komplek, terutama papanya Sarah yang hobi banget main domino. Tentu aja enggak pake taruhan, karena HARAM guys. Dosa mah itu.

Kadang Andi juga jalan-jalan di tepi jalan ditengah jalanan yang sepi. Terdapatlah sebuah pohon rimbun yang gelap banget. Nah, Andi ngelempar batu ke sana. Ga tau kenapa Andi bisa-bisanya ngelempar ke sana sembari bilang, 'sorry gue gabut, ntil"

Alhasil, Andi demam dan ngigau kalau dia itu seorang ketua asosiasi penunggu pohon komplek MADANI, dengan julukan nyai ngeborong. Untung aja mamanya Andi punya bekal agama yang kuat dan punya resep-resep doa buat dibacain ke Andi. Akhirnya, Andi enggak demam lagi. Setannya memang pergi, tapi gobloknya tetap aja nempel.

Andi bertemu Tami sewaktu keluar dari pekarangan rumah.

"Tam, main ke Indoapril yuk. Gabut nih!" ajak Andi sembari mengengkol motor supra modifikasi ala bengkel belakang komplek.

Tami menghibaskan tangan karena asapnya udah kaya kebakaran hutan di Riau. Ampe-ampe nyamuk di sekitaran ngungsi.

"Hok ... Hok ...." Ceritanya itu lagi batuk. "Enggak, mau ngerjain PR."

"Lah, ada PR?" tanya Andi. Sumpah, dia susah banget mengingat PR.

"Ada, cari biografi tokoh terkenal, trus bikin resumenya," balas Tami.

Andi berpikir sejenak. Baru aja dia ingat kalau di sekolah sempat nanya tentang PR ini kepada guru bersangkutan.

"Aduh, gue lupa." Andi menepuk jidat. "Udahlah ... itu dunia. Enggak boleh terus-terusan mikirin dunia."

"Alah, kamu aja enggak mau mikirin akhirat, malah bilang kaya gitu!"

"Santeuy ...." Andi mengegas motornya. "Mau nitip?"

"Susu indomilik yang sering diminum sama Sarah," balas Tami sembari menunjukkan telunjuknya.

"Kebanyakan gaul sama Sarah. Sekarang hobi nyusu," balas Andi.

"Emang kamu hobi nyusu juga?"

Andi tersenyum jahat. Hahhahah .... Pikirannya udah melayang ke mana-mana. IYKWIM.

"Hobi banget, sampe nagih. Apalagi sama Sarah." Andi pasti tahu kalau yang beginian Tami enggak bakalan tahu. Tami kan orangnya polos, Andi aja yang kurang ajar.

"Memang sih, susu itu baik buat pertumbuhan dan perkembangan. Protein baik buat otot, lemak baik buat cadangan tenaga. Tapi, aku enggak suka susu berlemak. Bikin gendatzz."

Tuh kan ... tuh kan ... polosnya pake banget.

"Udahlah ... gue pergi dulu, ya."

"Bye!!!"

Suara motor supra maut milik Andi menggelegar meninggalkan kompleks. Tibalah Andi ke salah satu swayalan Indoapril yang tidak jauh dari daerah rumah Andi. Ia masuk tanpa basa-basi sembari melebarkan tangan karena udara swayalan yang AC-nya dingin.

"Samlekom!" ucap Andi tanpa malu-malu.

Ada orang ginian?

Sopan sih ... tapi yaa ....

Tidak ada pegawai swalayan yang berjaga di meja kasir. Biasanya kakak-kakak cantik itu selalu berdiri menyambut Andi yang bilang 'samlekom'. Trus Andi bakalan ngedipin kakak cantik sampe dia malu-malu sendiri.

"Susu yang fullcream atau yang biasa aja ya?" Andi bingung dengan segala varian susu indomilik. "Yang fullcream aja biar Tami tambah gendatz."

Tangan Andi mulai meraba-raba ke sana-sini mencari sesuatu yang ia incar. Teksturnya kenyal dan dilapisi dengan kemasan yang menarik. Dengan elusan yang sangat lembut, Andi menikmati setiap gerakan yang ia ciptakan. Begitu nikmat ketika disentuh.

"Tidak ada yang lebih enak daripada syahriroti yang lembut ini," ucapnya sembari mengambil salah satu dari roti-roti itu.

Namanya juga kan lapar, tentu aja enggak cuma satu aja yang dia beli. Satu buah papmie ektra pedas menjadi pilihan selanjutnya. Ditambah lagi dengan bongcabe yang lever tertinggi. Enggak orang Minang kalo enggak makan makanan yang pedas.

"Iko baru lamak banak! Untuang se amak indak tau den makan mie."

Ini baru enak sekali! Untung saja mama enggak tau kalau aku makan mie.

Andi kan enggak boleh makan mie banyak-banyak sama mamanya. Jadi, dia cuma bisa curi-curi makan mie di luar beginian.

Tangan Andi menyerahkan segala barang temuan yang ingin dia beli. Tidak seperti biasanya, kakak cantik penjaga kasir lagi enggak ada di tempat. Andi heran melihat seorang pria bertubuh kekar sedang melayaninya di meja kasir. Andi memerhatikan otot-otot gede yang empuk banget itu. Rasanya dia kenal dengan empuknya otot yang seperti itu.

Lah ? absurd banget ....

Mereka berdua terkejut ketika saling bertatap satu sama lain. Tidak disangka orang yang Andi kenal tengah melayani dirinya di meja kasir.

"Kevin .... Lo ngapain di sini?" tanya Andi dengan heran.

"Lo yang ngapain ke sini?" balas Kevin dengan heran juga.

Andi memerengkan wajahnya. "Ya ... kan suka-suka gue dong. kan gue pelanggan. Lo kerja di sini?"

"Enggak gue lagi nyabun di sini." Tatap Kevin agak tidak percaya melihat ia dan Andi bisa bertemu. "Gue kerja di sini, sejak dua hari yang lalu.

"Bukannya lo kuliah?" tanya Andi.

"Kan gue kuliahnya siang. Malamnya gue cari duit."

Mata Andi melihat ke sekitar untuk mencari kakak-kakak cantik yang selalu melayaninya. "Kakak indoapril yang cantik itu mana?"

"Oh, kakak itu .... di lagi izin pulang kampung mau nikah. Malam ini gue cuma sendirian di sini."

"APA NIKAH? ***!"

Kevin terheran-heran. "Kenapa lo *** onta?"

"Gue baru aja mau minta nomor handphonenya," balas Andi dengan menyesal.

"Sadar umur lo, ***! Kencing aja belum lurus." Kevin mengecek belanjaan biar Andi cepet-cepet pergi. "Ga sekalian kondomnya?"

"Mau main sama siapa gue?! sama elo mau?"

"Iya sama siapa kek, sama bencong kek yang murah-murah," tantang Kevin.

Perut Kevin berbunyi berkali-kali. Panggilan alam tiba-tiba menghampiri Kevin di kala ia bekerja. Efeknya begitu cepat, udah diujung aja pingin keluar. Biasanya kan bertahap gitu, pake fase-fase tertentu dan bisa ditahan. Kali ini enggak, udah diujung dan pengen meluncur dengan indah.

"Tolong gue kali ini bro ......." Kevin mencengkram tangan Andi dengan keras sembari menahan yang ingin keluar. "Jagain kasir, gue mau boker."

"YANG BENAR SA─"

"Kali ini enggak ada neko-neko lagi! Lo harus nolong gue kali ini. Udah diujung!" Tanpa basa-basi Kevin membuka kemeja serajam pegawai Indoapril dan memberikannya kepada Andi.

Kevin berlari menuju ke pintu keluar.

"WOI, kan bisa pake WC di sini?!"

Wajah Kevin nongol bentar di pintu. "WC di sini rusak. Bisa-bisa eek gue ngambang."

Andi panik ngelihat dia cuma sendiri di dalam swalayan. Ditambah lagi dia enggak tahu mau bilang apa ke pelanggan sewaktu ingin ngebayar. Dia kan enggak pande mainin alat-alat pembayaran di sini. Melihat sebuah mobil mulai terparkir, ia memakai seragam itu dan berdiri kaku di meja kasir sembari menunggu pelanggan masuk.

Keringat dingin mulai berucucan. Tangan Andi mulai getar-getar enggak jelas. Dia enggak tahu mau ngapain.

***!!! Mimpi apa gue kemarin!!!

Seseorang keluar dari mobil. Terlihat kaki mulus tak bercelah itu mulai melangkah menuju pintu. Andi terbelalak melihat perempuan itu ternyata Sarah. Tangan Andi mulai tambah getar-getar lagi karena gugup. Belum pernah ia sepanik ini. Mata Andi melihat sebuah topi dan kacamata yang dijual di sini. beruntungnya Andi menemukan sebuah masker bekas, mungkin aja bekas jigong Kevin, soalnya tergeletak di bawah kasir. Tanpa basa-basi Andi memakainya untuk menyembunyikan identitas dirinya.

"Samlekom!!!" ucap Sarah.

Lah? Ini cewek sama aja kaya gue ....

"S-s-s-se-selamat datang di Indoapril........."

***

Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!