F-EMPAT

“Aduh... Duh...”

Natasya berjalan pelan sambil membawa tumpukan buku tugas semua murid kelasnya. Dia melirik jalan yang hendak di lewatinya, takut-takut ada sesuatu yang menghalangi jalannya. Dia mendengus, menatap sebal tangga-tangga yang mengarah menuju lantai dasar dimana letak kantor guru berada.

“Kenapa juga sih tuh kantor guru harus di lantai dasar?” tanya Natasya pada dirinya sendiri. “Dan ini, kenapa coba?” lanjutnya sambil melirik tangga yang lumayan panjang. Sebenarnya biasa aja sih, tapi berhubung dia membawa buku yang lumayan banyak, jadi dia sedikit sebal sekaligus ngeri kalau sampai buku yang dibawanya itu jatuh dan lebih parahnya lagi dia ikutan jatuh karena menuruni tangga sebab pandangannya yang terhalangi oleh buku-buku itu.

“Kalau gue yang punya sekolah, gue bikin lift deh supaya cepat!” dengus Natasya yang mulai melangkahkan kakinya pelan menuruni anak tangga.

Akhhh..

Baru saja dia melangkah beberapa langkah, buku ditangannya terjatuh seketika, sedangkan dia langsung menarik lengan orang yang menahan tubuhnya. Dia menatap mata orang itu. Beberapa detik mereka saling pandang hingga suara orang itu membuatnya segera melepaskan tubuhnya dari dekapan orang itu.

“Gue tau, gue ganteng.”

Natasya mendorong kasar tubuh itu, membuat si empunya terdorong sampai menubruk tembok di belakangnya. Untung ada tembok, kalau tidak mungkin dia bisa saja dia terjatuh.

Natasya menatap sebal orang itu, mendengus sambil memicingkan matanya. Kemudian bergegas berjongkok, membereskan buku-bukunya yang kini berserakan di anak tangga.

Delfano, orang itu dia. Dia menatap Natasya yang tengah mengumpulkan buku-buku yang berserakan. Ikut berjongkok untuk membantu perempuan itu melakukan hal yang sama.

“Gue bantuin, Ta!” tukas Delfano sambil mengambil alih buku-buku di tangan Natasya. Perempuan itu hanya membawa kira-kira 5 buku saja dan sisanya di tangan Delfano.

Natasya bersorak dalam hati karena akhirnya ada orang yang mau membantunya. Namun, dia langsung teringat bahwa dia sedang mode marah kepada lelaki dihadapannya ini. Dengan ego yang ada, dia mengulurkan tangannya. “Gak perlu, sini biar gue aja.” tolak Natasya dengan ketusnya. Dia menengadahkan wajahnya, menatap angkuh Delfano yang justru terkekeh pelan melihat wajah perempuan itu.

“Udah gue aja yang bawa, ini banyak loh. Nanti jatuh lagi kayak tadi,”

Natasya menggeleng, memicingkan matanya kembali. “Gak.perlu.sini!” tolak Natasya sambil menekan setiap katanya.

“Udah, gue aja yang bawa.”

“Enggak. Sini!”

“Yaudah, nih.”

Aduh!

Tolong sumpah serapahi Delfano sekarang juga!

Natasya hampir saja terjatuh saat Delfano menyerahkan buku-buku itu ke tangannya dengan tiba-tiba, dia belum siap. Namun, itu tak bertahan lama karena lelaki itu kembali mengambil alih buku-buku tersebut.

Delfano menahan buku-buku di tangan kirinya. Menurutnya buku-buku ini tak begitu berat dan cukup mudah untuknya membawa buku-buku ini hanya dengan sebelah tangan. Tapi, mungkin beda cerita lagi kalau perempuan dihadapan yang membawa buku-buku tersebut.

Perempuan kan lemah, pikir Delfano. Tolong hujat dia.

Delfano menarik sudut bibirnya, menatap geli Natasya yang tengah menggerutu kini. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya, tepat di samping perempuan itu.“Gengsi.”

Bisikan Delfano yang tepat di telinga Natasya serta acakan pelan di rambut perempuan itu seketika membuat Natasya menegang, berdiri kaku di tempat. Bahkan, matanya tak bisa lepas dari Delfano yang sudah beranjak pergi sambil terkekeh meninggalkan. Dia mencoba merasakan detak jantungnya yang sepertinya berdetak tak wajar. Seperti ada sesuatu yang berbeda terjadi pada jantungnya.

Sekali lagi, ada yang aneh dengan dirinya.

“Ini dibawa kemana, Ta” tanya Delfano sedikit berteriak karena jarak antara dirinya dan Natasya lumayan jauh.

“Ta!”

Natasya terlonjak, dia menghela napas pelan mencoba menetralkan detak jantungnya yang tak wajar.

“Apa?”

“Ini dibawa kemana?”

“Ke ruang guru,”

“Ok!”

Natasya masih menatap punggung Delfano yang semakin menjauh dari pandangannya. Hanya dengan sekali helaan napas, dia kembali melangkahkan kakinya, mencoba menyakinkan hatinya bahwa debaran itu bukanlah apa-apa.

***

Antonio keluar dari ruang ganti khusus laki-laki. Dia dan Sebastian berjalan kearah loker didepan ruang ganti. Dia melirik Sebastian yang sejak tadi hanya dia. Tak merasa aneh atau perasaan apapun itu, toh menurutnya itu sudahlah hal biasa. Sebastian dan keterdiamannya memang sulit di pisahkan. Hanya sepatah dua patah katapun sudah membuatnya bersyukur, setidaknya Sebastian masih bisa bicara seperti manusia.

“Yan, kelas Nana yuk!” ajak Antonio yang baru saja membuka lokernya dan langsung mengeluarkan beberapa kado-kado yang diberikan beberapa siswi untuknya—fans. Kemudian memasukkan seragam olahraga yang baru saja selesai dipakainya, dia malas harus ke kelas jadi dia menyimpan seragam olahraga itu ke loker.

Sebastian melakukan hal yang sama, dia mengeluarkan beberapa bungkus kado-kado yang diberikan penggemarnya kemudian memasukkan seragam olahraga ke lokernya. Setelah itu, dia mengedarkan pandangannya, mencari orang yang tepat untuk diberikan kado-kado di tangannya.

Antonio hanya bisa maklum kalau Sebastian tak menjawab ajakannya. You know lah.

“Woy!” teriak Sebastian sambil menggerakkan jemarinya agar orang yang dipanggilnya itu menghampirinya. “Nih buat Lo, bagi-bagi sana.” ucap Sebastian sambil menyerahkan kado-kado di tangannya, begitupun Antonio.

Kedua orang itu terkekeh, mereka sudah bisa mendapatkan ini dari Antonio maupun Sebastian. “Thanks, ya!”

“Yoi.”

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Sebastian langsung berjalan meninggalkan Antonio yang mendengus melihat sikap sahabatnya itu. Untung sahabat, kalau bukan—

“Yan, tungguin!” teriak Antonio kemudian segera berlari mengejar langkah Sebastian yang belum terlalu jauh.

Sebastian dan Antonio sampai di depan kelas Natasya, namun yang dicari tak ada. Akhirnya mereka memutuskan pergi ke kantin, tempat dimana mereka menemukan orang yang mereka cari. Dan, ya, benar saja perempuan itu berada di kantin, tengah menikmati makanan sambil sesekali tertawa bersama Delfano.

Mereka melangkahkan kakinya menghampiri Delfano dan Natasya. Antonio langsung duduk di kursi samping Delfano, mencomot kerupuk kulit kemudian dicocol dengan kuah bakso yang tengah dinikmati Delfano. Sedangkan Sebastian langsung mengambil alih duduk di samping Natasya, tersenyum tipis saat matanya bertatap dengan Natasya.

Natasya menghentikan suapannya, dia tengah menikmati semangkuk bakso bersama Delfano tadi.

Semangkuk bakso yang menjadi sogokan Delfano untuk menghilangkan rasa kesal Natasya terhadapnya. Karena menurut penelitiannya dari para ciwi-ciwinya, perempuan terkadang langsung luluh apabila mendapat sesuatu yang memang srek di hatinya. Dan mungkin itu berlaku untuk Natasya, buktinya perempuan itu langsung memaafkan Delfano setelah disogok semangkuk bakso.

Natasya melirik sinis Antonio dan Sebastian bergantian, membuat mereka mengangkat kedua alis heran. “Ngapain kalian disini?” tanya Natasya sedikit ketus, dia kembali menyuapkan bakso ke mulutnya.

Sebastian terkekeh, “Ya istirahat lah, kok nanya?”

“Ngapain di meja gue?”

Antonio terkekeh, dia sekarang paham. Dia langsung menatap meja seolah tengah mencari sesuatu di meja tersebut yang membuat Natasya kebingungan. Dia kembali menatap Natasya dengan wajah polosnya. “Nama lo dimana ya, Na? Kok gue gak nemu ya?” tanya Antonio polos, sok polos lebih tepatnya. Delfano dan Sebastian yang mendengar itu terkekeh, mereka mencoba menahan tawa mereka.

Natasya geram, dia mencebik. “Ck, gue tuh lagi mode ngambek sama kalian!” geram Natasya sambil menunjuk ketiga sahabatnya.

“Lah, katanya udah enggak sama gue!” protes Delfano, dia tak terima. Baru saja beberapa menit lalu perempuan itu berkata telah memaafkannya, tapi sekarang berbeda lagi.

Natasya menggeleng geram, “Ih... Iya gue lupa. Gue udah gak marah sama Fano.” ucap Natasya, meralat ucapannya yang diprotes Delfano itu. “Tapi sama kalian berdua.” lanjutnya sambil menunjuk Antonio dan Sebastian.

Antonio berdecak, “Sama Fano enggak, sama kita iya. Aneh.” tukas Antonio tak terima, di setujui oleh Sebastian.

“Ya... Abis Delfano udah traktir gue, jadi gue udah maafin dia.” balas Natasya.

Antonio dan Sebastian menganga, mereka menatap Delfano yang sudah menunjukkan deretan giginya. Mereka tak percaya, hanya karena traktiran perempuan itu bisa langsung memaafkan.

“Yaudah deh, gue juga traktir lo.” ucap Sebastian dengan nada datar seperti biasa.

Natasya menahan senyumnya, masih mencoba mempertahankan wajah ketusnya. “Traktir apaan?” tanya Natasya ketus.

“Apapun,” jawab Sebastian sambil mengendikan bahunya.

Natasya tersenyum jahil. “Apapun?” tanya Natasya memastikan, dia tak mau tertipu. Sedangkan Sebastian langsung mengangguk yakin, yakin dengan apa yang diucapkannya.

Natasya menjentikkan jarinya, dia tersenyum lebar. “Gue mau traktiran, tapi gak disini. Nanti, pulang sekolah.” ucap Natasya membuat ketiga sahabatnya mengerutkan kening bingung.

“Dimana?”

“Mall,”

“Ngapain, Na?”

“Makan, nonton, beli novel sama time zone.”

Hahaha...

Antonio menatap Sebastian yang langsung ternganga setelah mendengar penuturan Natasya. “Untung gue gak ngajuin itu semua. Kalau iya, tekor gue.” ucap Antonio sambil menaikkan alisnya, menatap Sebastian yang kini menampilkan wajah datar. Dia tersenyum lebar.

Natasya melotot, ternganga. “Yaudah, kalo gitu gue gak bakal maafin lo Ton.”

Senyuman Antonio langsung hilang, digantikan dengan wajah penuh tanya dan tak percaya. “Dih! Huh, ya udah deh gue juga ikut TRAKTIR LO.”

Hahaha... Natasya kembali menjadi pemenang.

Terpopuler

Comments

Alya_Kalyarha

Alya_Kalyarha

semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih

2020-06-04

1

Paul prb

Paul prb

lanjut thor
btw jgn lupa baca novelku"sedu sedan" dilike ya

2019-12-15

1

taurus

taurus

ternyata ceritanya bagus..cepat up ya!

2019-12-15

3

lihat semua
Episodes
1 F-SATU
2 F-DUA
3 F-TIGA
4 F-EMPAT
5 F-LIMA
6 F-ENAM
7 F-TUJUH
8 F-DELAPAN
9 F-SEMBILAN
10 F-SEPULUH
11 F-SEBELAS
12 F-DUABELAS
13 F-TIGABELAS
14 F-EMPATBELAS
15 F-LIMABELAS
16 F-ENAMBELAS
17 F-TUJUHBELAS
18 F-DELAPANBELAS
19 F-SEMBILANBELAS
20 F-DUAPULUH
21 F-DUAPULUHSATU
22 F-DUAPULUHDUA
23 F-DUAPULUHTIGA
24 F-DUAPULUHEMPAT
25 F-DUAPULUHLIMA
26 F-DUAPULUHENAM
27 F-DUAPULUHTUJUH
28 F-DUAPULUHDELAPAN
29 F-DUAPULUHSEMBILAN
30 F-TIGAPULUH
31 F-TIGAPULUHSATU
32 F-TIGAPULUHDUA
33 F-TIGAPULUHTIGA
34 F-TIGAPULUHEMPAT
35 F-TIGAPULUHLIMA
36 F-TIGAPULUHENAM
37 F-TIGAPULUHTUJUH
38 F-TIGAPULUHDELAPAN
39 F-TIGAPULUHSEMBILAN
40 F-EMPATPULUH
41 F-EMPATPULUHSATU
42 F-EMPATPULUHDUA
43 F-EMPATPULUHTIGA
44 F-EMPATPULUHEMPAT
45 F-EMPATPULUHLIMA
46 F-EMPATPULUHENAM
47 F-EMPATPULUHTUJUH
48 F-EMPATPULUHDELAPAN
49 F-EMPATPULUHSEMBILAN
50 F-LIMAPULUH
51 F-LIMAPULUHSATU
52 F-LIMAPULUHDUA
53 F-LIMAPULUHTIGA
54 F-LIMAPULUHEMPAT
55 F-LIMAPULUHLIMA
56 F-LIMAPULUHENAM
57 F-LIMAPULUHTUJUH
58 F-LIMAPULUHDELAPAN
59 F-LIMAPULUHSEMBILAN
60 F-ENAMPULUH
61 F-ENAMPULUHSATU
62 F-ENAMPULUHDUA
63 F-ENAMPULUHTIGA
64 F-ENAMPULUHEMPAT
65 F-ENAMPULUHLIMA
66 F-ENAMPULUHENAM
67 F-ENAMPULUHTUJUH
68 F-ENAMPULUHDELAPAN
69 F-ENAMPULUHSEMBILAN
70 F-TUJUHPULUH
71 TUJUHPULUHSATU
72 TUJUHPULUHDUA
73 TAMAT
74 Extra Part
75 Pesan untuk Readers
76 Sequel
Episodes

Updated 76 Episodes

1
F-SATU
2
F-DUA
3
F-TIGA
4
F-EMPAT
5
F-LIMA
6
F-ENAM
7
F-TUJUH
8
F-DELAPAN
9
F-SEMBILAN
10
F-SEPULUH
11
F-SEBELAS
12
F-DUABELAS
13
F-TIGABELAS
14
F-EMPATBELAS
15
F-LIMABELAS
16
F-ENAMBELAS
17
F-TUJUHBELAS
18
F-DELAPANBELAS
19
F-SEMBILANBELAS
20
F-DUAPULUH
21
F-DUAPULUHSATU
22
F-DUAPULUHDUA
23
F-DUAPULUHTIGA
24
F-DUAPULUHEMPAT
25
F-DUAPULUHLIMA
26
F-DUAPULUHENAM
27
F-DUAPULUHTUJUH
28
F-DUAPULUHDELAPAN
29
F-DUAPULUHSEMBILAN
30
F-TIGAPULUH
31
F-TIGAPULUHSATU
32
F-TIGAPULUHDUA
33
F-TIGAPULUHTIGA
34
F-TIGAPULUHEMPAT
35
F-TIGAPULUHLIMA
36
F-TIGAPULUHENAM
37
F-TIGAPULUHTUJUH
38
F-TIGAPULUHDELAPAN
39
F-TIGAPULUHSEMBILAN
40
F-EMPATPULUH
41
F-EMPATPULUHSATU
42
F-EMPATPULUHDUA
43
F-EMPATPULUHTIGA
44
F-EMPATPULUHEMPAT
45
F-EMPATPULUHLIMA
46
F-EMPATPULUHENAM
47
F-EMPATPULUHTUJUH
48
F-EMPATPULUHDELAPAN
49
F-EMPATPULUHSEMBILAN
50
F-LIMAPULUH
51
F-LIMAPULUHSATU
52
F-LIMAPULUHDUA
53
F-LIMAPULUHTIGA
54
F-LIMAPULUHEMPAT
55
F-LIMAPULUHLIMA
56
F-LIMAPULUHENAM
57
F-LIMAPULUHTUJUH
58
F-LIMAPULUHDELAPAN
59
F-LIMAPULUHSEMBILAN
60
F-ENAMPULUH
61
F-ENAMPULUHSATU
62
F-ENAMPULUHDUA
63
F-ENAMPULUHTIGA
64
F-ENAMPULUHEMPAT
65
F-ENAMPULUHLIMA
66
F-ENAMPULUHENAM
67
F-ENAMPULUHTUJUH
68
F-ENAMPULUHDELAPAN
69
F-ENAMPULUHSEMBILAN
70
F-TUJUHPULUH
71
TUJUHPULUHSATU
72
TUJUHPULUHDUA
73
TAMAT
74
Extra Part
75
Pesan untuk Readers
76
Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!