Pagi ini cuaca sangat cerah.Semalam hujan mengguyur kota Semarang. Kicauan burung burung begitu bahagia menyambut pagi.Mentari memancarkan sinar kemilau yang hangat. Awal Desember yang ceria. Rara beraktivitas seperti biasa.
Jam menunjukkan angka 10 lebih sedikit. Dagangannya pagi ini habis tak bersisa. Ia mengayuh sepedanya dengan hati bahagia.
Senandung kecil keluar dari mulut mungilnya.
"Ra....berhenti Ra...!" panggil seseorang, Rara menoleh ternyata Bang Trisno.
"ada apa Bang?"
"Abang mau minta tolong..ayo ikut Abang"
Karena Rara tau Bang Trisno orang baik, maka ia tak segan mengikuti langkah Bang Trisno,sambil menuntun sepedanya perlahan.
Dari jauh ia dapat melihat sosok yang akan mereka tuju.Dan ia tahu siapa laki laki yang sedang berdiri di sebelah mobil putih itu.
Masih sama dengan pertemuan sebelumnya,kacamata hitam dan aroma parfum maskulin itu masih melekat.Tak lupa baju seragam kepolisian yang ia pakai.
Tapi jujur Rara masih bingung apa yang sebenarnya terjadi. Pak polisi bernama Iqbal itu membuka kacamata hitamnya.
" Dia?"tanya Iqbal menatap ke arah Bang Trisno.
"iya pak saya yakin dia bisa membantu bapak"
Iqbal menatap Rara intens hingga membuat Rara makin heran.Ia terus mengamati gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.
" ya udah ayo ikut!" kata Iqbal kemudian.
"kemana pak?"
" udah Ra ayo ikut saja... " Bang Trisno menarik tangan Rara agak menjauh lalu mengatakan padanya agar ia mau ikut karena baik dirinya maupun pak Iqbal sedang membutuhkan bantuannya.Lagi lagi karena merasa Bang Trisno orang baik, ia mau memberi bantuan. Bang Trisno juga bilang kalau pak Iqbal nanti yang akan menjelaskan.
Rara cukup mengikuti pak Iqbal. Dan Rara mengiyakannya.
Rara melangkahkan kaki mendekat ke arah pak Iqbal.Lalu ia segera membuka pintu belakang mobil putih itu. Namun tiba tiba Iqbal menghentikannya.
" ngapain duduk di belakang ...saya bukan sopir kamu ya?" katanya seraya memakai kembali kacamata hitamnya.
" iya maaf pak...!" jawab Rara dan ia pun menutup kembali pintu itu dan beralih ke pintu depannya.
Suasana hening, baik Rara maupun Iqbal tidak ada yang bicara sepatah kata pun.
Rara sesekali mencuri curi pandang pada orang yang berada di sampingnya.
Sementara mobil masih melaju dengan kecepatan sedang.
Kira kira duapuluh menit kemudian mobil berbelok ke arah sebuah bangunan bertingkat.Meski Rara belum pernah pergi ke tempat seperti ini tapi ia tahu ini adalah apartemen.Mobil menuju ke parkiran tapi Rara masih terheran heran tapi ia tak berani bertanya.
dia kan polisi jadi nggak mungkin dia berbuat yang tidak tidak... begitu pikirnya
"ayo turun!"
"i i iya pak !" jawabnya masih gugup
" kamu nggak usah takut, ini apartemen saya.Saya cuma mau ganti baju sebentar habis itu saya ajak kamu membicarakan sesuatu"kata Iqbal seolah dia tahu apa yang ada di benaknya.
Tanpa bertanya lebih jauh lsgi Rara segera keluar dari mobil dan berjalan mengikuti Iqbal.
Iqbal menekan password lalu seketika pintu apartemen itu terbuka.Sungguh apartemen yang mewah. Warna putih dan biru laut mendominasi apartemen itu. Sofa berwarna cream tertata rapi. Aroma pengharum ruangan menguar kemana mana.
Dan Rara dibuat kagum dengan desain dan penataan perabot yang begitu serasi.
Matanya masih berkeliling menyapu setiap sudut ruangan. Hingga ia tsk sadar ,Iqbal sudah masuk ke salah kamar.
Rara masih berdiri dan mengamati sebuah foto.Ada seorang wanita disana denga kebaya berwarna marron dan rambut disanggul.Cantik. Itulah kata yang pas menggambarkan wanita itu.Di sebelahnya ada foto lain seorang pria berseragam polisi dan ia tahu itu Iqbal.
" itu mamaku!"
Rara secara refleks menoleh melihat Iqbal sudah rspi dengan kemeja berwarna maroon dan celana jeans hitam serta sepatu kets berwarna hitam. Rara melongo karena merasa penampilan Iqbal kali ini sungguh berbeda tidak seperti yang sudah sudah.
" kamu jangan pikir yang nggak nggak ya...dia mamaku bukan istriku.Aku belum menikah..."
" iya pak saya juga tau bapak belum menikah... dari auranya udah terbaca pak..."
" kamu pinter ngomong ya ternyata..."
" maaf pak...saya cuma bercanda"
" ya udah ayo kita pergi .Maaf ya Senorita kamu lama nungguin saya tadi...!"
" a a apa pak? Senorita...?" Rara secara spontan tertawa terbahak meski ia sudah mencoba memelankan tawanya tapi ia tak bisa. Tampak barisan giginya yang. putih dan rapi. Tapi entah kenapa Iqbal justru merasa bahagia melihat tawa itu.Seolah tawa itu adalah harta yang harus ia jaga
" pasti Bang Trisno yang ngasih tau nama itu kan?" tanyanya madih menahan tawa
"emang salah?"
"kenalin pak ..." Rara mengulurkan tangannya" nama saya Dinara Dewi Pramesti dan biasanya dipanggil Rara. Kalau nama Senorita itu yang ngasih Bang Trisno pak...katanya saya pantes kalau dipanggil begitu..."
" kamu udah tau nama saya kan..." jawab Iqbal membalas uluran tangan Rara," saya 27 tahun berapa umur kamu?"
" saya tahun ini 21 tahun pak...belum genap sih....tapi bulan ini kok.."
" kamu kaya anak SMA ya..."
" hehe bapak bisa aja..."
" ya udah ayo berangkat!" ajak Iqbal Kemudian
ternyata dia bisa ramah juga ya...
batin Rara seraya mengikuti langkah Iqbal menuju ke parkiran
Mohon dukungannya ya....
jangan lupa vote dan like...
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rismayeisrai
uwuwww, warna putih dan biru laut😍
2021-02-07
0
Eka Kusumaningsih
seru thor
2020-05-09
1
waode st Ratna
menarik
2020-05-02
1