DILARANG JATUH CINTA

DILARANG JATUH CINTA

1. Titah Mama

"Valeda, Mama mau kamu segera menikah."

Valeda menahan diri agar tidak tersedak mendengar perkataan Nyonya Emely yang tiba-tiba, di saat mereka tengah duduk bersama untuk makan malam.

Hari itu, Valeda meluangkan waktunya untuk makan malam bersama Tuan Suherman dan Nyonya Emely, setelah bujukan hebat dari ibunya itu. Sebenarnya, masih banyak yang ingin dia lakukan di sisa hari itu.

Yah, karena takut durhaka sama orangtua, akhirnya Valeda setuju saja untuk makan malam bersama. Tapi, kenapa pembicaraannya jadi merembet ke pernikahan?

"Val masih kecil, Ma," tolak Valeda.

Nyonya Emely meletakkan sendok dan garpu dengan hati-hati. Matanya memandang anak perempuannya lurus-lurus. "Dua puluh dua tahun itu, sudah cukup untuk menikah," ujar Nyonya Emely. "Dulu, Mama menikah di usia dua puluh tahun. Mama membantu Papa kamu untuk sukses seperti sekarang. Tapi, kamu sendiri malah nggak punya pacar."

"Ma, zaman dulu dan sekarang itu, berbeda," sanggah Tuan Suherman. "Lagipula, Valeda baru saja lulus kuliah."

"Apalagi yang kita tunda, Pa?" Nyonya Emely masih keras kepala dengan keputusannya. "Anak kita ini cantik, pintar, bahkan mendirikan perusahaannya sendiri. Tidak ada yang kurang, kecuali pasangan. Mama tidak pernah mendengar gosip apapun tentang dia."

"Dan itu buat Mama khawatir?" sela Tuan Suherman sambil tertawa pelan.

"Bukannya bagus kalau Val nggak pernah ada gosip miring? Posisi Papa dan Mama juga jadi enak, kan? Punya anak gadis yang bisa jaga diri," jawab Valeda, sekaligus bangga akan dirinya sendiri yang tidak mudah tergoda dengan laki-laki.

"Pokoknya minggu depan kamu harus makan siang dengan anak kenalan Mama," putus Nyonya Emely sepihak.

"Minggu depan Val ada meeting penting, Ma! Rumah sakit Val mau rekrut dokter-dokter baru. Val harus hadir di sana." Valeda teringat dengan e-mail yang sekretarisnya kirimkan tadi sore. Yah, bukan minggu depan banget, sih... Tepatnya tiga hari lagi. Tapi Valeda tidak sepenuhnya bohong, kan? Malas banget kalau harus ikut kencan buta begitu.

"Ada Celine yang bisa gantikan kamu untuk urusan itu," sahut Nyonya Emely.

Valeda melirik ke arah Tuan Suherman, meminta bantuannya. Namun, Tuan Suherman hanya melemparkan senyuman kecut. Tuan Suherman sendiri tahu, watak Nyonya Emely sama dengan watak anaknya, sama-sama keras kepala. Meja makan ini bisa jadi medan tempur kalau Valeda terus menghindari Nyonya Emely.

Yah, sepertinya Valeda memang harus ikut kencan buta yang ibunya atur. Kalau ditolak, bisa-bisa darah tinggi Nyonya Emely kumat.

"Iya. Minggu depan Val ketemu sama anak teman Mama," Valeda menyerah dan melanjutkan makan malamnya.

"Lalu, ke mana ketiga kakak laki-lakimu?" tanya Nyonya Emely.

"Val terlalu sibuk dengan mall yang baru Val buka. Val nggak sempat berkabar sama kakak-kakak," jawabnya cuek. Sebenarnya bukannya Valeda membenci ketiga kakak laki-lakinya, namun mereka tidak terasa seperti keluarga bagi Valeda.

Sejak kecil, ketiga kakaknya diajarkan untuk selalu bersaing dan memperebutkan posisi pertama. Mereka bersaing secara sengit dan terlalu fokus pada tujuan Nyonya Emely. Bisa dikatakan, Valeda termasuk anak yang beruntung karena dilahirkan sebagai perempuan. Fokus Nyonya Emely tidak terarah pada Valeda. Dia bebas bersekolah di mana saja dan mengambil studi yang dia minati.

Ajaibnya, Valeda memiliki kemampuan yang sama dengan Tuan Suherman dalam pengembangan bisnis dan motto hidup. Valeda melampaui kakak-kakaknya dengan cepat dan mudah tanpa usaha berarti.

Valeda Abhiyan Suputri, di usia kedua puluh dua tahun, telah menyelesaikan gelar magister. Pendiri sebuah rumah sakit swasta dengan tabungan yang Valeda buat selama dia kuliah di Amerika. Lalu, dengan penghasilan dari rumah sakit, Valeda dapat mendirikan sebuah mall megah di pusat kota.

Oke, oke. Tuan Suherman juga ambil bagian. Ayahnya memegang tiga puluh persen saham di perusahaan Valeda. Tanpa Tuan Suherman, teman-temannya tidak akan tertarik menanam saham di tempat Valeda. Itulah pentingnya relasi.

Valeda sama sekali tidak berminat mengambil alih usaha yang ayahnya punya. Itu adalah hak ketiga kakak Valeda. Makadari itu, Valeda memutuskan membuat kenyamanan untuk diri sendiri dengan usahanya. Sehingga, tidak ada salah satu dari kakaknya berhak atas apa yang Valeda miliki sekarang.

Hal itu mengundang bermacam-macam tanggapan dari ketiga kakak laki-lakinya. Mereka yang biasa bersaing, tiba-tiba dihadapkan dengan seorang gadis kecil yang lebih hebat dari mereka. Oke, Valeda memang sedikit sombong. Namun, itulah kenyataannya.

"Kamu harus sering-sering bertemu dengan kakak-kakakmu," Tuan Suherman menambahkan di sela makannya.

"Ya, Pa. Nanti Val coba hubungi mereka."

Tapi bohong! Hehehe...

"Akur-akurlah! Bagaimanapun, kalian itu saudara," perintah Nyonya Emely.

Valeda cuma mengangguk saja, karena tidak yakin bisa memenuhi perintah Nyonya Emely. Ketiga kakaknya itu tidak di dalam jangkauannya. Sudah tiga bulan lebih Valeda tidak melihat mereka. Valeda juga tidak mau menghubungi mereka duluan. Bahkan, untuk makan malam seperti ini saja, mereka tidak ada waktu.

"Setelah ini, kamu langsung balik ke apartemen kamu?" tanya Tuan Suherman.

Valeda manggut-manggut sambil menyelesaikan suapan terakhirnya. Steak buatan Nyonya Emely memang paling enak! Rasanya Valeda bisa nambah seporsi lagi, tapi Valeda mengurungkan niatnya karena harus jaga body.

"Sekali-sekali, menginaplah di sini," kata Nyonya Emely.

"Iya, Ma. Kalau Val punya waktu senggang, Val akan menginap. Tapi untuk saat ini, Val ada banyak pekerjaan. Apalagi, apartemen Val lebih dekat dengan kantor. Val jadi bisa punya waktu istirahat lebih banyak." Valeda melipat kembali serbet yang ada di pangkuannya. "Val sudah selesai."

"Hm, ya sudah, hati-hati di jalan," jawab Tuan Suherman. Nyonya Emely hanya mengangguk saat Valeda menoleh padanya.

Valeda berjalan cepat menuju halaman depan rumah, di mana mobilnya terparkir sejak dua jam yang lalu. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berkilau, yang dia dambakan sejak sekolah dulu. Begitu masuk ke mobil, Valeda langsung memasang handsfree di telinga kirinya.

"Celine, resume yang kemarin sudah siap?" tanya Valeda begitu suara seorang perempuan terdengar dari seberang.

"Sudah. Aku taruh di atas meja ruang kerja di apartemenmu," jawab Celine. "Kamu sudah selesai makan malam?"

"Baru aja."

"Hmmm, lebih cepat dari perkiraanku. Aku pikir, Nyonya Emely bakalan nahan kamu buat menginap."

Valeda tertawa pelan. Celine memang sudah hafal dengan kebiasaan keluarga atasannya itu. Bagaimana tidak, Celine sudah berteman dengan Valeda sejak SMP. Awalnya, mereka berteman karena strata keluarga mereka setingkat. Namun, lama-lama, Valeda merasa cocok dengan Celine. Celine tidak protes waktu diajak manjat pagar sekolah untuk bolos kelas sejarah. Lalu, dia juga tidak protes waktu Valeda minta diet karena berat badannya yang berlebih. Celine tipe orang yang penurut. Jadi, Valeda putuskan untuk menjadikan Celine sebagai tangan kanannya.

Terbukti sekarang, pekerjaan yang Valeda limpahkan ke Celine, beres sesuai tenggat waktu. Celine tidak mengeluh walau Valeda minta lembur karena ada masalah di kantor. Pokoknya, Celine itu karyawan terbaik yang Valeda punya.

"Cel, ada kabar buruk."

"Kabar apa?" tanya Celine cepat.

Valeda menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. "Mama nyuruh aku ikut kencan buta."

"Hah!?" Celine terdengar cengak.

"Kencan buta, Cel!" ulang Valeda tidak sabar.

"Hahahahaha!" Celine malah terbahak. Sebal sekali Valeda mendengar dia tertawa bahagia begitu.

'Aku sumpahin kamu keselek, Cel!' batin Valeda.

"Uhuk, uhuk!" Celine beneran keselek.

"Hahahaha!" giliran Valeda tertawa. "Ngetawain orang, sih! Kualat kamu!"

"Maaf, maaf," jawab Celine. "Tapi, Nyonya Emely ada benarnya juga."

"Maksudnya?"

"Kamu sudah mencapai semua keinginan hidupmu. Sekarang kamu tinggal panen hasil, kan? Memang sudah waktunya kamu punya pacar," jelas Celine.

"Sebel, deh, ngomong ama kamu!" Valeda langsung menutup telepon.

***

Terpopuler

Comments

Amie chie

Amie chie

nyimak

2021-02-07

0

NHikmah

NHikmah

tertarik aku 😍 diksinya bgs, rapi👍

2021-01-28

1

Dini Parwati

Dini Parwati

paling nti sama dokter jadianya dojter muda tampan dan kaya raya jga yg sedang menyamar.

2021-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Titah Mama
2 2. Memulai Hari
3 3. Kencan Pertama
4 4. Perkara Pertama
5 5. Kencan Kedua
6 6. Perkara Kedua
7 7. Kencan Ketiga
8 8. Perkara Ketiga
9 9. Siasat
10 10. Eksekusi
11 11. Pesan Masuk
12 12. Senja (Daniel's POV)
13 13. Melihatnya (Daniel's POV)
14 14. Teman Baru
15 15. Makan Malam
16 16. Alibi
17 17. Harap-harap Cemas
18 18. Pemenang
19 19. Sederajat
20 20. Syarat
21 21. Perkenalan
22 22. Wangi
23 23. Api Unggun
24 24. Senyuman
25 25. Membeku
26 26. Lucas
27 27. Lucas (2)
28 28. Bangga
29 29. Desiran
30 30. Waktu
31 31. Dress Up
32 32. Mengambil Hati (1)
33 33. Mengambil Hati (2)
34 34. Gagal
35 35. Tidak Mengerti
36 36. Tertarik
37 37. Sesak
38 38. Kebetulan
39 39. Kotor
40 40. Alasan
41 41. Menyerah
42 42. Take and Give
43 43. Mengalihkan Isu (1)
44 44. Mengalihkan Isu (2)
45 45. Guratan
46 46. Ingatan
47 47. Kampus
48 48. Bersinar
49 49. Cuti
50 50. Sahabat
51 51. Gali
52 52. Tidak Wajar
53 53. Kebun Binatang
54 54. Tertangkap
55 55. Kali Pertama
56 56. Kacau
57 57. Gontai
58 58. Rahasia
59 59. Rival atau Cinta
60 60. Takut
61 61. Kemungkinan
62 62. Usaha
63 63. Bersama
64 64. Akhir Kontrak
65 65. Dulu
66 66. Pengganggu
67 67. Maju
68 68. Kejutan
69 69. Alur
70 70. Amarah
71 71. Kebencian
72 72. Panik
73 73. Saksi Mata
74 74. Air Mata
75 75. Pengakuan
76 76. Jalan
77 77. Akhir
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Titah Mama
2
2. Memulai Hari
3
3. Kencan Pertama
4
4. Perkara Pertama
5
5. Kencan Kedua
6
6. Perkara Kedua
7
7. Kencan Ketiga
8
8. Perkara Ketiga
9
9. Siasat
10
10. Eksekusi
11
11. Pesan Masuk
12
12. Senja (Daniel's POV)
13
13. Melihatnya (Daniel's POV)
14
14. Teman Baru
15
15. Makan Malam
16
16. Alibi
17
17. Harap-harap Cemas
18
18. Pemenang
19
19. Sederajat
20
20. Syarat
21
21. Perkenalan
22
22. Wangi
23
23. Api Unggun
24
24. Senyuman
25
25. Membeku
26
26. Lucas
27
27. Lucas (2)
28
28. Bangga
29
29. Desiran
30
30. Waktu
31
31. Dress Up
32
32. Mengambil Hati (1)
33
33. Mengambil Hati (2)
34
34. Gagal
35
35. Tidak Mengerti
36
36. Tertarik
37
37. Sesak
38
38. Kebetulan
39
39. Kotor
40
40. Alasan
41
41. Menyerah
42
42. Take and Give
43
43. Mengalihkan Isu (1)
44
44. Mengalihkan Isu (2)
45
45. Guratan
46
46. Ingatan
47
47. Kampus
48
48. Bersinar
49
49. Cuti
50
50. Sahabat
51
51. Gali
52
52. Tidak Wajar
53
53. Kebun Binatang
54
54. Tertangkap
55
55. Kali Pertama
56
56. Kacau
57
57. Gontai
58
58. Rahasia
59
59. Rival atau Cinta
60
60. Takut
61
61. Kemungkinan
62
62. Usaha
63
63. Bersama
64
64. Akhir Kontrak
65
65. Dulu
66
66. Pengganggu
67
67. Maju
68
68. Kejutan
69
69. Alur
70
70. Amarah
71
71. Kebencian
72
72. Panik
73
73. Saksi Mata
74
74. Air Mata
75
75. Pengakuan
76
76. Jalan
77
77. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!