DILARANG JATUH CINTA
"Valeda, Mama mau kamu segera menikah."
Valeda menahan diri agar tidak tersedak mendengar perkataan Nyonya Emely yang tiba-tiba, di saat mereka tengah duduk bersama untuk makan malam.
Hari itu, Valeda meluangkan waktunya untuk makan malam bersama Tuan Suherman dan Nyonya Emely, setelah bujukan hebat dari ibunya itu. Sebenarnya, masih banyak yang ingin dia lakukan di sisa hari itu.
Yah, karena takut durhaka sama orangtua, akhirnya Valeda setuju saja untuk makan malam bersama. Tapi, kenapa pembicaraannya jadi merembet ke pernikahan?
"Val masih kecil, Ma," tolak Valeda.
Nyonya Emely meletakkan sendok dan garpu dengan hati-hati. Matanya memandang anak perempuannya lurus-lurus. "Dua puluh dua tahun itu, sudah cukup untuk menikah," ujar Nyonya Emely. "Dulu, Mama menikah di usia dua puluh tahun. Mama membantu Papa kamu untuk sukses seperti sekarang. Tapi, kamu sendiri malah nggak punya pacar."
"Ma, zaman dulu dan sekarang itu, berbeda," sanggah Tuan Suherman. "Lagipula, Valeda baru saja lulus kuliah."
"Apalagi yang kita tunda, Pa?" Nyonya Emely masih keras kepala dengan keputusannya. "Anak kita ini cantik, pintar, bahkan mendirikan perusahaannya sendiri. Tidak ada yang kurang, kecuali pasangan. Mama tidak pernah mendengar gosip apapun tentang dia."
"Dan itu buat Mama khawatir?" sela Tuan Suherman sambil tertawa pelan.
"Bukannya bagus kalau Val nggak pernah ada gosip miring? Posisi Papa dan Mama juga jadi enak, kan? Punya anak gadis yang bisa jaga diri," jawab Valeda, sekaligus bangga akan dirinya sendiri yang tidak mudah tergoda dengan laki-laki.
"Pokoknya minggu depan kamu harus makan siang dengan anak kenalan Mama," putus Nyonya Emely sepihak.
"Minggu depan Val ada meeting penting, Ma! Rumah sakit Val mau rekrut dokter-dokter baru. Val harus hadir di sana." Valeda teringat dengan e-mail yang sekretarisnya kirimkan tadi sore. Yah, bukan minggu depan banget, sih... Tepatnya tiga hari lagi. Tapi Valeda tidak sepenuhnya bohong, kan? Malas banget kalau harus ikut kencan buta begitu.
"Ada Celine yang bisa gantikan kamu untuk urusan itu," sahut Nyonya Emely.
Valeda melirik ke arah Tuan Suherman, meminta bantuannya. Namun, Tuan Suherman hanya melemparkan senyuman kecut. Tuan Suherman sendiri tahu, watak Nyonya Emely sama dengan watak anaknya, sama-sama keras kepala. Meja makan ini bisa jadi medan tempur kalau Valeda terus menghindari Nyonya Emely.
Yah, sepertinya Valeda memang harus ikut kencan buta yang ibunya atur. Kalau ditolak, bisa-bisa darah tinggi Nyonya Emely kumat.
"Iya. Minggu depan Val ketemu sama anak teman Mama," Valeda menyerah dan melanjutkan makan malamnya.
"Lalu, ke mana ketiga kakak laki-lakimu?" tanya Nyonya Emely.
"Val terlalu sibuk dengan mall yang baru Val buka. Val nggak sempat berkabar sama kakak-kakak," jawabnya cuek. Sebenarnya bukannya Valeda membenci ketiga kakak laki-lakinya, namun mereka tidak terasa seperti keluarga bagi Valeda.
Sejak kecil, ketiga kakaknya diajarkan untuk selalu bersaing dan memperebutkan posisi pertama. Mereka bersaing secara sengit dan terlalu fokus pada tujuan Nyonya Emely. Bisa dikatakan, Valeda termasuk anak yang beruntung karena dilahirkan sebagai perempuan. Fokus Nyonya Emely tidak terarah pada Valeda. Dia bebas bersekolah di mana saja dan mengambil studi yang dia minati.
Ajaibnya, Valeda memiliki kemampuan yang sama dengan Tuan Suherman dalam pengembangan bisnis dan motto hidup. Valeda melampaui kakak-kakaknya dengan cepat dan mudah tanpa usaha berarti.
Valeda Abhiyan Suputri, di usia kedua puluh dua tahun, telah menyelesaikan gelar magister. Pendiri sebuah rumah sakit swasta dengan tabungan yang Valeda buat selama dia kuliah di Amerika. Lalu, dengan penghasilan dari rumah sakit, Valeda dapat mendirikan sebuah mall megah di pusat kota.
Oke, oke. Tuan Suherman juga ambil bagian. Ayahnya memegang tiga puluh persen saham di perusahaan Valeda. Tanpa Tuan Suherman, teman-temannya tidak akan tertarik menanam saham di tempat Valeda. Itulah pentingnya relasi.
Valeda sama sekali tidak berminat mengambil alih usaha yang ayahnya punya. Itu adalah hak ketiga kakak Valeda. Makadari itu, Valeda memutuskan membuat kenyamanan untuk diri sendiri dengan usahanya. Sehingga, tidak ada salah satu dari kakaknya berhak atas apa yang Valeda miliki sekarang.
Hal itu mengundang bermacam-macam tanggapan dari ketiga kakak laki-lakinya. Mereka yang biasa bersaing, tiba-tiba dihadapkan dengan seorang gadis kecil yang lebih hebat dari mereka. Oke, Valeda memang sedikit sombong. Namun, itulah kenyataannya.
"Kamu harus sering-sering bertemu dengan kakak-kakakmu," Tuan Suherman menambahkan di sela makannya.
"Ya, Pa. Nanti Val coba hubungi mereka."
Tapi bohong! Hehehe...
"Akur-akurlah! Bagaimanapun, kalian itu saudara," perintah Nyonya Emely.
Valeda cuma mengangguk saja, karena tidak yakin bisa memenuhi perintah Nyonya Emely. Ketiga kakaknya itu tidak di dalam jangkauannya. Sudah tiga bulan lebih Valeda tidak melihat mereka. Valeda juga tidak mau menghubungi mereka duluan. Bahkan, untuk makan malam seperti ini saja, mereka tidak ada waktu.
"Setelah ini, kamu langsung balik ke apartemen kamu?" tanya Tuan Suherman.
Valeda manggut-manggut sambil menyelesaikan suapan terakhirnya. Steak buatan Nyonya Emely memang paling enak! Rasanya Valeda bisa nambah seporsi lagi, tapi Valeda mengurungkan niatnya karena harus jaga body.
"Sekali-sekali, menginaplah di sini," kata Nyonya Emely.
"Iya, Ma. Kalau Val punya waktu senggang, Val akan menginap. Tapi untuk saat ini, Val ada banyak pekerjaan. Apalagi, apartemen Val lebih dekat dengan kantor. Val jadi bisa punya waktu istirahat lebih banyak." Valeda melipat kembali serbet yang ada di pangkuannya. "Val sudah selesai."
"Hm, ya sudah, hati-hati di jalan," jawab Tuan Suherman. Nyonya Emely hanya mengangguk saat Valeda menoleh padanya.
Valeda berjalan cepat menuju halaman depan rumah, di mana mobilnya terparkir sejak dua jam yang lalu. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berkilau, yang dia dambakan sejak sekolah dulu. Begitu masuk ke mobil, Valeda langsung memasang handsfree di telinga kirinya.
"Celine, resume yang kemarin sudah siap?" tanya Valeda begitu suara seorang perempuan terdengar dari seberang.
"Sudah. Aku taruh di atas meja ruang kerja di apartemenmu," jawab Celine. "Kamu sudah selesai makan malam?"
"Baru aja."
"Hmmm, lebih cepat dari perkiraanku. Aku pikir, Nyonya Emely bakalan nahan kamu buat menginap."
Valeda tertawa pelan. Celine memang sudah hafal dengan kebiasaan keluarga atasannya itu. Bagaimana tidak, Celine sudah berteman dengan Valeda sejak SMP. Awalnya, mereka berteman karena strata keluarga mereka setingkat. Namun, lama-lama, Valeda merasa cocok dengan Celine. Celine tidak protes waktu diajak manjat pagar sekolah untuk bolos kelas sejarah. Lalu, dia juga tidak protes waktu Valeda minta diet karena berat badannya yang berlebih. Celine tipe orang yang penurut. Jadi, Valeda putuskan untuk menjadikan Celine sebagai tangan kanannya.
Terbukti sekarang, pekerjaan yang Valeda limpahkan ke Celine, beres sesuai tenggat waktu. Celine tidak mengeluh walau Valeda minta lembur karena ada masalah di kantor. Pokoknya, Celine itu karyawan terbaik yang Valeda punya.
"Cel, ada kabar buruk."
"Kabar apa?" tanya Celine cepat.
Valeda menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. "Mama nyuruh aku ikut kencan buta."
"Hah!?" Celine terdengar cengak.
"Kencan buta, Cel!" ulang Valeda tidak sabar.
"Hahahahaha!" Celine malah terbahak. Sebal sekali Valeda mendengar dia tertawa bahagia begitu.
'Aku sumpahin kamu keselek, Cel!' batin Valeda.
"Uhuk, uhuk!" Celine beneran keselek.
"Hahahaha!" giliran Valeda tertawa. "Ngetawain orang, sih! Kualat kamu!"
"Maaf, maaf," jawab Celine. "Tapi, Nyonya Emely ada benarnya juga."
"Maksudnya?"
"Kamu sudah mencapai semua keinginan hidupmu. Sekarang kamu tinggal panen hasil, kan? Memang sudah waktunya kamu punya pacar," jelas Celine.
"Sebel, deh, ngomong ama kamu!" Valeda langsung menutup telepon.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Amie chie
nyimak
2021-02-07
0
NHikmah
tertarik aku 😍 diksinya bgs, rapi👍
2021-01-28
1
Dini Parwati
paling nti sama dokter jadianya dojter muda tampan dan kaya raya jga yg sedang menyamar.
2021-01-28
0