"Kencan kedua kali ini, kamu tidak boleh buat masalah!" seru Nyonya Emely. Dia menghempaskan diri ke atas sofa sambil memijit keningnya. Sofa empuk andalannya itu, memang sering dia gunakan untuk menenangkan diri. Tapi, sepertinya tidak akan berfungsi kali ini.
Nyonya Emely begitu syok dengan laporan temannya yang mengatakan bahwa Leo telah dibuat marah oleh Valeda. Bahkan, temannya tidak lupa untuk melaporkan keterlambatan Valeda datang ke restoran tempat mereka berjanji.
"Ma, anak kita tidak salah sepenuhnya," Tuan Suherman duduk di sebelah istrinya sambil meletakkan secangkir teh herbal hangat. "Tenanglah, minum dulu tehnya."
"Benar, Ma," Valeda ikut membela diri. "Leo mengkritik Val sejak pertama kami bertemu. Bahkan dia berteriak kasar pada Val." Valeda balas melaporkan Leo.
"Tidak usah dibahas lagi," Tuan Suherman membantu Nyonya Emely memijit keningnya. "Kamu harus rileks, Sayang. Kita akan jalan-jalan ke luar negeri. Aku tidak mau pergi sendiri tanpa kamu."
"Tapi aku tidak bisa meninggalkan Valeda dalam keadaan seperti ini, Pa," jawab Nyonya Emely.
"Memangnya, Val kenapa, Ma?" Valeda tidak mengerti dengan pembicaraan Nyonya Emely.
"Kamu harus punya pacar. Harus ada orang yang menjaga kamu, Val. Mama akan tenang selama pergi ke luar negeri."
Valeda menelengkan kepalanya. "Mama terlalu khawatir," jawab Valeda. "Mama pergi hanya seminggu. Jangan membesarkan masalah!"
"Malam ini, kamu harus bertemu dengan calon kedua!" putus Nyonya Emely.
Valeda menghela nafas panjang. Tuan Suherman mengedipkan mata, meminta Valeda untuk menyetujui saja apa mau Nyonya Emely.
"Iya," jawab Valeda singkat, memilih untuk tidak berdebat.
"Setelah ini, kamu masih ada kerjaan?" tanya Tuan Suherman.
Valeda melirik jam tangannya. "Masih ada beberapa urusan." Valeda meraih tehnya dan meneguknya sampai habis. "Papa, Mama, Val pergi dulu. Nanti malam Val kirim pesan kalau sudah mau tidur," ujar Valeda sambil salim kepada kedua orangtuanya.
"Hati-hati di jalan, Nak," pesan Tuan Suherman.
"Malam ini, jangan sampai terlambat lagi," Nyonya Emely ikut berpesan ketika Valeda salim.
"Iya, Ma," Valeda menyilangkan jarinya di belakang punggung.
Valeda masih merasa beruntung karena Nyonya Emely tidak begitu marah padanya. Valeda mempunyai pembelaan karena sifat Leo yang mendominasi dan temperamental. Darah tingginya akan sering kambuh jika mempunyai menantu seperti Leo.
Kris yang menunggu Valeda di depan rumah, langsung membukakan pintu mobil ketika Valeda muncul dari balik pintu rumah Tuan Suherman. "Pulang sekarang, Non?" tanya Kris saat Valeda masuk ke mobil.
"Kita mampir ke restoran ayam langganan Celine dulu. Aku mau belikan makanan enak untuk anak karyawanku yang sakit," jawab Valeda.
Kris mengangguk dan menutup pintu mobil. Lalu dia berlari kecil menuju pintu kemudi. Kris sangat pandai mengemudikan mobil. Valeda merasa nyaman, bahkan mengantuk saking jagonya Kris. "Nona sudah punya alamat karyawan yang mau dikirimi makanan?"
Valeda memeriksa smartphone-nya sejenak. "Celine memberi alamatnya tadi siang," jawab Valeda. "Ah, ini dia! Akan aku kirim ke kamu. Kamu yang urus seperti biasa, oke?"
"Siap, Non!" jawab Kris bersemangat. Dia sempat melirik Valeda yang duduk di belakang sebelum membuka mulut. Kris harus memastikan bahwa atasannya ini tidak sedang bad mood.
Valeda duduk kalem sembari memainkan smartphone-nya. Entah permainan apa yang kali ini dia coba untuk mengisi waktu luang.
"Nona, Nyonya Emely memerintahkan saya untuk mengantar Nona ke restoran malam ini," ujar Kris perlahan.
Valeda mengangkat cepat kepalanya, kaget dengan perkataan Kris. "Apa? Kenapa?"
"Mmm, mungkin memastikan bahwa Anda tidak akan terlambat lagi," Kris beralasan.
"Lalu, kenapa kamu setuju, Kris? Kamu bekerja untukku, bukan untuk ibuku," protes Valeda kesal. "Kamu harusnya memihakku, bukan menjadi mata-mata ibuku!"
"Bukan begitu, Nona," sanggah Kris. "Saya hanya ingin yang terbaik untuk semuanya. Saya hanya akan memastikan Nona Val tiba di restoran tepat waktu. Berapa lama Nona berhadapan dengan calon yang ditunjuk Nyonya Emely, itu terserah pada Nona."
"Hmmm, mulai pintar kamu ngomong, ya?" sindir Valeda.
Kris hanya menjawabnya dengan senyuman. Valeda menjadi semakin malas mengikuti kencan buta seperti ini, apalagi sekarang ditambah dengan mata-mata baru Nyonya Emely.
"Kris, kamu punya ide, bagaimana caranya lepas dari perjodohan yang Mama atur?" tanya Valeda.
"Satu, membuktikan pada Nyonya Emely bahwa semua pilihannya tidak berbobot. Dua, secepatnya mencari pacar. Tiga, sewa orang untuk pura-pura jadi pacar Nona," jawab Kris dengan lancarnya.
Valeda terbahak mendengar jawaban Kris yang jujur. Kejujuran Kris memang harus diacungi jempol. Kris jarang berbohong bahkan di saat dia harus berbohong sekalipun. "Kamu kebanyakan nonton sinetron, Kris!" ejek Valeda.
Kris ikut tertawa pelan. Dia merasa lega karena atasannya ini kembali ceria hanya dengan jawaban seperti itu. Kris berharap sepenuh hati, agar nanti saat makan malam, nona mudanya tidak akan mengalami kesulitan untuk kabur.
Akhirnya, waktu makan malam yang dihindari Valeda, tiba. Malam sangat cerah, berbeda dengan suasana hati Valeda yang mendung. Bahkan hujan lebat.
Kris benar-benar mengantar Valeda ke tempat perjanjian tepat waktu. Bahkan lebih awal sepuluh menit. Valeda masuk ke dalam restoran dengan langkah diseret.
"Selamat malam, Nona! Terima kasih sudah datang ke restoran kami," sapa seorang pelayan di meja penerima tamu. Kali ini pun, Nyonya Emely memilihkan restoran bintang lima yang luar biasa mewah. Dan kali ini pun, Valeda merasa keindahan restoran itu tidak membuatnya bahagia bisa makan di sana.
"Saya sudah pesan meja, atas nama Valeda," jawab Valeda tanpa berbasa-basi.
Pelayan itu memeriksa buku tamu di hadapannya. "Silakan lewat sini, Nona," ujarnya setelah menemukan nama Valeda di buku tamu.
Valeda berjalan mengikuti pelayan di depannya dalam diam. Dia memandang kosong ke arah depan, sampai akhirnya tiba di meja yang sudah Nyonya Emely pesan.
Pelayan itu menarik kursi untuk Valeda. Valeda baru menyadari bahwa kandidat kedua dari ibunya belum datang saat ini. Dia duduk sendirian di sana.
"Apa Anda menunggu seseorang?" tanya pelayan tadi.
Valeda menimbang sejenak, apakah dia akan memesan makan sekarang, atau menunggu anak teman Nyonya Emely datang dulu. "Saya akan pesan nanti. Tolong bawakan wine rekomendasi restoran ini."
"Baik," jawab pelayan itu, lalu undur diri.
'Hmm, aku yang datang awal,' pikir Valeda, dan dia memutuskan untuk menunggu sejenak.
Sepuluh menit berlalu. Valeda sudah hampir menghabiskan gelas wine pertamanya. Dia melambai ke arah pelayan untuk memesan sesuatu untuk di makan.
"Bisa saya bantu?" tanya pelayan ber-nametag Lina.
"Tolong menunya," pinta Valeda.
Sebuah buku menu langsung tertera di hadapan Valeda. Valeda sempat melemparkan pandangan ke arah pintu masuk, mengecek apakah ada tanda kedatangan dari kandidat kedua pilihan Nyonya Emely. Tapi nihil.
Valeda memutuskan untuk memesan makanan duluan. Dia tidak begitu peduli dengan tanggapan laki-laki yang akan datang nanti.
Begitu awalnya pemikiran Valeda. Ternyata, sampai makanan yang dipesan Valeda datang pun, anak teman Nyonya Emely tidak kunjung datang.
'Baguslah!' pikir Valeda senang. Dia sudah menyerah sejak kencan buta pertama. Ternyata yang kedua malah berjalan mudah.
Valeda menikmati makan malamnya dengan tenang. Dia bahkan terhanyut dalam musik klasik yang dilantunkan seorang pianis di tengah restoran itu. Wine yang dia pesan menjadi berkali-kali lipat enaknya setiap kali Valeda meminumnya.
"Maaf?"
Satu kata dan semuanya berubah. Valeda mendongak, melihat seorang laki-laki jangkung membungkuk di sampingnya. "Ya?"
"Nona Valeda?" tanya laki-laki itu.
"Benar," jawab Valeda singkat. Dia sudah mempunyai firasat bahwa laki-laki itu adalah kandidat kedua.
"Maaf aku terlambat," ujar laki-laki itu sambil menyodorkan sebuah kotak berpita emas ke atas meja. "Ini permintaan maaf dariku."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Amie chie
mending sma abrah aja
2021-02-07
0
Efan Zega
pilih kris atau abrah aja,,,dr kalangan biasa aja biar bs bantuin usaha u val
2021-01-28
0
Brown
kok aku ngerasa Kris akan berjodoh dengan valeda y?
2021-01-27
0