Pengabdian (Karena Mu)
"Pertunjukan sudah berakhir..., ucap Gus Aham seraya menarik spring bed bagian bawah.
"Kamu tdr disini aku di atas, ucapnya lagi. Aisyah mengangguk.
Dari awal saat mereka mulai ta'aruf, berulang kali calon suaminya mengatakan bahwa pernikahan ini hanya untuk menyenangkan Ummi nya,
tidak lebih. Aisyah setuju, dia menikah pun juga karena "manut", menurut ... ingin membahagiakan keluarga nya, apalagi pernikahan ini sudah di atur sedari mereka kecil.
Terlebih keluarga besar Aisyah dari dulunya adalah "abdi" dalem dari pondok yg di miliki sesepuh dan keluarga besar Gus Ahmad Abdilah Aham al-Maliki, suaminya.
Oleh karena nya, si Mbah dari Gus Aham ini sebelum meninggal berpesan untuk terus "nyambung" silaturahim dengan keluarga besar "tangan kanan" nya Mbah yai yg tak lain adalah keluarga besar Aisyah.
Aisyah menatap sekeliling kamar pengantin nya. kamar itu sangat luas, ada ranjang pengantin ukuran no.1,dua buah lemari yg berjejer rapi di sebelah kiri tempat tidur dan ada juga rak buku, dimana kitab-kitab salaf dan beberapa buku, seperti pengetahuan bisnis dan otomotif tersusun rapi di sana.
Disebelah kanan tempat tidur terdapat meja rias yg tidak jauh dari meja belajar dan set sofa tamu, juga sebuah laptop dan beberapa map. tidak lupa kamar mandi yg satu ruangan dengan kamar suami nya.
"Kamu bisa gunakan lemari itu untuk menyimpan baju-bajumu. selain itu,semua aku pakai. untuk peralatan mandi sudah di siapkan juga. peralatanmu ada di rak kamar mandi yg berwarna pink, yang biru itu punyaku.dan..., jangan pernah naik ke loteng, itu tempat kerjaku, privasi!. aku tidak suka ada orang yang masuk, terlebih saat aku tidak ada. Aisyah mengangguk angguk mendengar penjelasan suaminya.
"Ok. karena kamu tamu disini, aku persilahkan kamu untuk membersihkan diri terlebih dahulu di kamar mandi. ucap Gus Aham
Aisyah mengangguk,cepat cepat dia berdiri dan masuk kamar mandi. badannya begitu lelah setelah seharian terus berkeliling mengikuti kedua mertua dan suaminya untuk menyapa para tamu di acara pernikahannya.
Aisyah berendam sesaat untuk merilekskan tubuhnya. pikirannya terpaku dengan pemikiran "apa yang akan terjadi berikutnya?"... "apakah akan ada malam pertama?".., sedikit bergidik dia memikirkan hal itu, tapi sudahlah, kalaupun terjadi juga tak mengapa, bukankah mereka kini telah sah?.
Aisyah segera keluar kamar mandi begitu selesai membasuh diri. dibukanya perlahan pintu kamar mandi itu, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada Gus Aham di sana. setelah di rasa memang tidak ada sosok suaminya di sana baru dia benar-benar keluar.
Selesai Aisyah mengganti pakaian dia hendak melaksanakan sholat isya, tapi pandangan nya tertuju ke arah tangga loteng. di dekatinya tangga itu sambil memanggil suaminya.
"Gus.saya sudah selesai siram (mandi), Monggo (silahkan) kalau njenengan (anda/kamu) ngersa'aken siram (ingin mandi), saya siapkan airnya geh (ya)?." tapi Aisyah tidak mendapat jawaban.
"Gus..., panggil nya lagi berpikir mungkin suaranya tidak terdengar jadi Aisyah memanggilnya lagi, tapi tidak juga terdengar sahutan dari loteng.
"Gus..., Gus Aham!!..., kali ini dia sedikit mengeraskan suaranya ada sedikit rasa khawatir di balik suara lembutnya, tapi suami nya berpesan untuk tidak naik ke loteng.
Di tengah ke khawatiran nya, Aisyah menoleh ke sekitar. sedikit terpaku dengan baju yang berserakan di atas kasur suaminya, Aisyah mendekati nya lalu membereskan nya. sejenak terdiam sebelum mendengar suara ketukan pintu.
"Tok...
"Tok...
"Tok...
"masuk!!,. jawabnya.
terlihat pintu terbuka, wajah awet muda nan rupawan ibu mertua dan kakak iparnya terlihat. ibu mertua dan kakak iparnya, yang dulu menjadi Bu nyai dan "Ning" nya. pembimbing sehari-hari nya dalam menghafal dan memahami isi kitab suci Al-Qur'an, terlihat begitu sumringah dan bahagia menghampiri santrinya yang kini resmi menjadi menantunya.
Buru buru Aisyah menyambut ibu mertua dan kakak iparnya itu.
"Ummi, mba. teng nopo dalu dalu mriki? (Ummi, mba. ada apa malam malam kesini?)
"Ummi terlalu khawatir kamu capek nduk. makanya minta mba nemenin kesini, sekalian bawain kamu jamu. biar seger lagi, jadi bisa lanjut tahap selanjutnya geh ummi?!. goda kakak iparnya. Aisyah yang paham pun tersenyum malu begitu juga dengan kakak ipar dan ibu mertua nya.
"Fis.jangan goda adikmu kaya' gitu, nanti jadi nervous. timpal Ummi
"Biar Aisyah ndak terlalu tegang Ummi. ucapnya membela diri. baik Ummi dan Aisyah hanya tersenyum.
"Nduk. Mas mu kemana?, tanya Ummi
"Ngapunten Ummi, menawi teng loteng. (maaf Ummi, mungkin di loteng). jawab Aisyah lembut.
"Kok menawi?, (kok mungkin?). hardik Ummi
"Soale pas Aisyah medal saking kamar mandi Guse mboten wonten.(soalnya pas Aisyah keluar dari kamar mandi Guse ndak ada). jawabnya polos.
"yasudah. kamu ndang istirahat ya nduk, jangan lupa jamu nya di minum biar badannya Segeran, Ummi balik ndalem dulu ya?!,", pesan mertuanya
"injih Ummi (iya ummi). jawabnya, Aisyah mencium telapak tangan Bu nyai yang kini menjadi mertua nya. walaupun telah menjadi menantu, tak membuat Aisyah lantas lupa tata krama dan adab. bahkan Aisyah merasa bersyukur, bahagia dan bangga karena dengan menjadi menantu, Aisyah bisa menjaga, merawat dan mengabdi kepada keluarga Bu nyai nya, seperti Kakek-kakeknya dulu "ngalap berkah".
Selesai sholat dan dzikir Aisyah meraih gelas berisi jamu itu, dengan satu tarikan nafas cepat-cepat ia menghabiskannya.
Dilihatnya jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, tapi Aisyah tak kunjung melihat suaminya turun dari loteng.
"Apa Guse tertidur di atas ya?,, pikirnya. ingin dia mengecek, tapi pesan suaminya tak mengijinkan siapapun naik ke tempat kerjanya itu. khawatir dia tertidur sedangkan dia belum sempat melayani suaminya, baik untuk menyiapkan air mandi, makan dan sebagainya, Aisyah pun terjaga di tengah malam dengan muroja'ah Al-Qur'an nya. hingga tanpa sadar Aisyah tertidur sambil memeluk Qur'an nya.
Suara tarhim berkumandang. pertanda waktu Subuh segera tiba, Aisyah terbangun. dilihatnya tempat tidur suami nya masih tertata rapi. kelopak-kelopak mawar juga masih segar di atasnya. pertanda semalam tidak ada yang tidur di sana. Aisyah terdiam, tiba-tiba suara pintu terbuka
"Ceklek....,
terlihat sosok yang tak asing baginya memasuki kamar.
"Gus.",panggilnya. tapi yang di panggil diam tak menjawab. hanya berlalu dan berjalan menuju kamar mandi. begitu keluar dari kamar mandi Gus Aham mengambil sarung, kopyah dan sajadah.
"Gus.tunggu sebentar geh, saya ikut jama'ah"..pinta Aisyah
"ya,". jawab Gus Aham singkat.
Bergegas Aisyah masuk ke kamar mandi mengambil air wudhu dan segera kembali memakai mukena dan sholat berjamaah.
Aisyah terus melihat suaminya yang sedang membaca Alquran setelah jama'ah.dia ingin bertanya,kemana suaminya pergi semalam?.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
🌺TO BE CONTINUED 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
ALoNa💜
aku mampir🤗
2021-01-17
2
PENULIS ISTIMEWA
Assalamualaikum author yang cantik.
Aku mau kasih Krisan sedikit.
Tiap kalimat percakapan harus menggunakan huruf kapital di awal percakapan. Dan juga dikasih paragraf satu baris agar para pembaca mudah memahami ceritanya..
terima kasih.. Salam dari Abraham dan Asyila ❤️
Wassalamu'alaikum author yang cantik... lanjutkan karyanya, semangat ❤️🤗🤗🤗
2020-09-21
2