🌸 Terimakasih bagi yang sudah mampir🌸
🌺 Jangan lupa like, kome dan vote🌺
💝 Ditunggu kritik, saran dan masukannya untuk membangun karya yang lebih baik lagi 💝😘🙏
Gus Aham terdiam. ingat kenapa Ummi mengatakan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan istrinya.
"Selama ini, setiap kali saya telat haid, Ummi pasti datang berkunjung hanya untuk memberikan ini". ucapnya seraya menunjuk semua tes pack yang sudah bercecer di ranjang suaminya.
"Apakah njenengan pernah berpikir bagaimana perasaan Ummi?, perasaan saya?. saat Ummi memberikan itu?!. sambungnya.
"Ummi memiliki harapan lebih, berharap ada kabar gembira yang saya bawa. tapi kenyataan nya antara kita tidak pernah terjadi apa-apa". lanjutnya.
"Haruskah saya mengatakan kepada Ummi yang sebenarnya?!, bahwa kita bukanlah pasangan bahagia yang selalu mereka lihat?!. agar Ummi berhenti berharap?, tanyanya. Gus Aham masih terdiam, pandangan nya hanya tertuju pada tes pack yang berserakan di atas ranjangnya.
"Tidak peduli bagaimana saya bersolek, saya berdandan. tidak peduli saya berpakaian seperti apa?!, bahkan sampai menawarkan diri. kenyataannya tidak akan ada yang berubah diantara kita". ucapnya lalu dengan sigap Aisyah membereskan semua tes pack itu.
Gus Aham memejamkan mata di bawah guyuran shower. awalnya dia ingin berendam, tapi kata-kata Aisyah dan ummi terus berdengung di telinganya. pusing rasanya.....
Bukankah ummi sudah punya cucu?!, dua cucu perempuan dari Gus Ma'adz yang bernama Siti Khadijah Husain al-Maliki, berusia 6 tahun. Siti shofiyah Husain al-Maliki, berusia 3 tahun dan satunya lagi cucu laki-laki dari Gus Irfan yang sekarang mukim di sarang bernama Ahmad habib Hasan al-Maliki.
Pikirnya, tak masalah jika dia dan Aisyah tidak memiliki anak. anak-anak kakaknya cukup untuk menghibur Ummi-nya. "kenapa sekarang jadi runyam seperti ini?!, memaksa dan bahkan menuntut nya untuk segera memiliki anak".
Gus Aham baru keluar kamar mandi. segera dia berganti baju yang sudah di siapkan istrinya di ranjangnya.
Aisyah nampak terlelap memeluk bantal guling. terlihat hidungnya memerah, bibir yang mungil bagaikan strawberry matang itu terlihat sedikit kering, matanya sedikit bengkak dan masih terlihat bulu mata lentik nya yang sedikit basah.
"Mungkin dia menangis hingga tertidur".pikir Gus Aham. Gus Aham menghela nafas dalam.
Perlahan Gus Aham menyibakkan rambut Aisyah yang menutupi keningnya. rambut ikal dengan keriting gantung di setiap ujung helai rambutnya itu menambah cantik parasnya.
"Kamu cantik. hanya saja kamu hadir di saat yang tidak tepat, saat aku belum siap terikat. saat aku masih belum bisa berbagi dengan orang lain". ucapnya pelan.
"Bukan karena ada wanita lain, tapi lebih karena kita berbeda. cara pandang kita berbeda begitu juga dengan cara berfikir kita". ucapnya menghembuskan nafas berat.
"Maaf.....", lanjutnya. lalu mengecup kening Aisyah, membenarkan selimutnya dan segera bergeser ke tempat tidur nya lalu merebahkan diri.
Air mata Aisyah menetes lagi. yach, Aisyah belum tidur. dia memejamkan matanya hanya untuk menghindari pertengkaran lebih lama lagi.
"Jika memang kita berbeda, lalu kenapa tidak mulai kita samakan?!, kita selaraskan agar menjadi sama dan seimbang?!", rintihnya dalam hati.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pagi datang. aisyah yang baru saja pulang dari nyimak hafalan mba-mba pondok segera menuju ruang makan. membantu mba-mba ndalem menyiapkan sarapan.
"Nduk. sini bentar", panggil Ummi yang sudah duduk di ruang sebelah bersama Gus Aham.
Ummi terlihat lebih bahagia pagi ini. entah apa yang di katakan Gus Aham sehingga membuat Ummi tersenyum. aisyah menghampiri Ummi dan Gus Aham.
"Duduk sini", pinta Ummi seraya menepuk-nepuk kursi panjang di samping kirinya. aisyah segera duduk.
"Nduk, Ummi sudah ngobrol sama mas mu. dia setuju untuk promil. mulai besok lusa kamu sama mas mu ketemu dokter spesialis kandungan, ya!", ucap Ummi sambil memegang tangan Aisyah lembut. Aisyah melirik Gus Aham yang duduk di samping kanan Ummi. Gus Aham mengangguk, memberi isyarat untuk menyetujui permintaan Ummi.
"Insyaallah ya, Ummi", jawabnya pelan.
"Kok insyaallah?!. Ning anik, putrane pak Dhe mu baru sebulan nikah lho nduk, tapi Alhamdulillah kemarin sudah positif hamil. lha kalian ini sudah 3bulan lho.....!!, kok yo ndak hamil-hamil?!", protes Ummi.
"Ummi.....
"Ummi, rejeki orang beda-beda. asal sabar insyaallah ada hasilnya". ucap Aisyah memotong perkataan suaminya. ummi terdiam.
"Ummi, Aisyah bantu mba ndalem dulu geh?!. nanti keburu semua pada datang". ucapnya lalu undur diri.
Untuk saat ini Aisyah hanya bisa menghindar. tidak ingin banyak bicara ataupun membahas hal itu, hal yang membuat Ummi nya berharap lebih. Aisyah hanya tidak ingin mengecewakan Ummi dengan serangkaian promil atau apalah itu yang membuat Ummi nya berharap pada hal yang tidak mungkin hadir diantara dia dan suaminya.
Gus Aham menatap punggung Aisyah yang menghilang di balik tirai sutra berhiaskan sulaman benang warna perak itu. dia tau istri nya menghindar sejak pertengkaran semalam, tidak ada pembicaraan ataupun kontak antara mereka. bahkan Aisyah yang biasanya bawel ketika menyiapkan keperluan suaminya, pagi ini hanya diam tanpa kata kecuali, minta izin pamit ke pondok. oleh sebab itu Gus Aham mengatakan bersedia ikut promil kepada Ummi. dia ingin lihat, bagaimana respon Aisyah. apakah akan senang dengan keputusan nya?!".
"Mungkin semalam sudah keterlaluan". pikir Gus Aham.
Selama tiga bulan pernikahan ini. jika Gus Aham sedang marah, Aisyah tidak akan berani berbicara dengan suara keras. dia hanya akan mengangguk dan menjawab dengan suara yang tegas saat membela dirinya. tapi semalam, dia berbicara dengan suara yang lantang bahkan di sertai tangisan. Gus Aham tidak pernah melihat Aisyah menangis seperti semalam. kalaupun menangis untuk pertengkaran-pertengkaran kecil mereka sebelumnya, Gus Aham hanya akan mendengar dia terisak beberapa kali sampai dia mendapati istrinya mengaji lagi untuk menenangkan hatinya.
Semua anggota keluarga telah datang. segera Aisyah dan Ummi bergabung bersama mereka. tak banyak terjadi percakapan di meja makan, karna memang adabnya makan adalah diam, tanpa di selingi pembicaraan.
Selesai Aisyah membereskan meja, dia segera pergi ke kamar. Aisyah harus segera ganti baju lalu pergi mengajar diniyah. begitu masuk kamar Aisyah langsung masuk kamar mandi, keluar dari kamar mandi sudah ganti baju dan segera mengambil kitab yang perlu di bawa sebagai bahan materi untuk mengajar.
"Aisyah ngajar dulu, Gus". ucapnya pada suaminya yang sedang duduk bersandar di ranjang sambil membaca majalah otomotif. Gus Aham meliriknya lalu menutup majalah.
"Siapkan baju untuk ku". ucapnya. Aisyah mengangguk dan segera menuju lemari suaminya. mengambil baju Koko berwarna cream dan sarung berwarna kombinasi hijau, maroon dan cream, tidak lupa dengan ganti pakaian dalamnya. Aisyah meletakkan baju ganti itu di ranjang suaminya.
"Aisyah...", panggilnya ketika tau istrinya buru-buru pergi. Aisyah menghentikan langkahnya, Gus Aham segera menghampiri nya. entah kenapa?!, semenjak pertengkaran semalam, Gus Aham merasa tidak nyaman saat Aisyah terus menghindarinya. Aisyah lebih banyak menunduk dan bahkan diam, membuat nya tidak leluasa menatap paras cantik penuh kelembutan itu. apalagi Aisyah terbiasa cerewet saat menyiapkan segala sesuatu untuk dirinya, dan entah kenapa itu membuat hatinya tidak nyaman.
🌺TO BE CONTINUED 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Kartini
mrembes milli😭
2024-02-10
1
NabiilaZ
nyicil bacaaa😁 semangat🔥
2020-12-05
1
NH
bagus bagus...bahasanya juga enak
2020-12-03
1