🌸 Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya🌸
🌺Jangan lupa like, komen dan vote🌺
💝Di tunggu kritik, saran serta masukannya untuk membangun karya yang lebih baik lagi💝😘🙏
Tiga bulan sudah Aisyah dan Gus Aham resmi menjadi suami istri.semua tetap pada hidup masing-masing.
Meskipun Aisyah melakukan kewajibannya, tapi itu hanya sebatas menyiapkan air mandi, baju, makanan dan keperluan dhohir saja. untuk keperluan atau kebutuhan batin?, jangan di tanya. sejauh ini mereka tetap tidur terpisah, mesra hanya di hadapan keluarga. dibalik semua itu mereka hidup dalam dunianya masing-masing. Gus Aham dengan pekerjaannya, dan Aisyah dengan kehidupan nya sebagai pengurus pondok milik Abah dan Ummi.
Bukan tanpa sebab Aisyah setuju mengurus pondok Abah dan Ummi. selain agar Ummi bisa sedikit beristirahat dari rutinitas pondok yang begitu padat, Aisyah juga membutuhkan itu sebagai pengalihan dan penghibur diri saat merasa kacau dengan pernikahannya.
Yach, Aisyah hanya seorang wanita. memiliki perasaan, mengharapkan di cintai atau setidaknya di hargai. baginya, meskipun dari awal sudah ada perjanjian dengan suaminya, tapi sebagai seorang istri, sebenarnya dalam hati dia menangis pilu.
Terkadang, dia ingin di perlakukan layaknya seorang istri pada umumnya. mendapatkan hak nya baik itu dhohir maupun batin. bukan hanya di perlakukan lembut di hadapan keluarga saja. dia mengharapkan lebih, dapat melakukan kewajibannya sebagai seorang istri seutuhnya. tapi mungkin itu hanya sebatas angan-angan nya saja.
jadilah Qur'an sebagai pelampiasan dan obatnya.
Setiap kali merasa ingin berhenti yang terlintas hanya, ibunya, Abah dan Ummi. setiap kali merasa tak sanggup, ayat-ayat suci itu yang menenangkan dan menjadi sandaran nya, meminta untuk dikuatkan iman, Islam dan di jaga syahwatnya.
"Nduk., gimana?!, udah di pakai?", tanya Ummi saat Aisyah membantu Ummi mengupas kunyit dan jahe untuk jamu Abah.
"Negatif, mi", jawab Aisyah menunduk. tak sanggup dia melihat reaksi Ummi nya yang terus menerus menanyakan sudah hamil belum?!,.
Kalau hanya sekedar bertanya mungkin tidak masalah, tapi Ummi selalu memberi Aisyah tes pack setiap bulannya. setiap kali Aisyah belum haid pada tanggal tertentu setiap bulan, Ummi pasti datang dan memberi nya tes pack. berharap menantunya memberi kabar bahagia karena telat haid.
Aisyah tau, Ummi pasti kecewa dengan jawaban nya, tapi apa yang bisa dia perbuat?!,. putra nya saja tidak pernah menyentuh Aisyah sedikit pun. bagaimana bisa hamil?. tidak perduli Aisyah bersolek seperti apa?!, memakai baju apa?!, Gus Aham tidak akan pernah tertarik untuk menyentuhnya. jangankan menyentuh, melirik pun tidak.
"Oalah nduk, belum ya?!". ucap ummi. nada bicaranya terdengar agak kecewa. Aisyah menunduk.
"Gimana kalau besok, kamu sama mas mu mulai promil?!, di dokter Priyo spesialis kandungan itu loh!!", ucap Ummi. kali ini terdengar bersemangat.
Aisyah menghela nafas berat. promil seperti apapun kalau tidak ada hubungan antara suami dan istri, bagaimana bisa hamil?", pikirnya. di raihnya kedua tangan Ummi, lalu dengan tenang Aisyah menatap nya.
"Ummi, mungkin memang belum waktunya. Allah belum berkehendak, atau mungkin memang Aisyah belum di izinkan hamil, karena Allah ingin Aisyah fokus membantu Ummi mengurus pondok dulu. di ambil hikmahnya saja ya Ummi". ucapnya pelan dan penuh kelembutan karena takut melukai perasaan mertuanya. Ummi terdiam.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Malam menunjukkan dirinya, jam 10.23 menit tepatnya. Gus Aham baru saja memasuki rumah, langkah nya terhenti ketika melewati ruang makan. Ummi memanggilnya, dan Gus Aham segera menghampiri Ummi yang terlihat sibuk mengaduk jamu bercampur madu untuk Abah.
"Assalamualaikum Ummi", ucapnya lalu meraih tangan Ummi dan mencium nya.
"Baru pulang?",
"Iya, mi..
"Kurangi main-main mu le!, atur lebih banyak waktu bersama istrimu", ucap Ummi lembut, tapi suaranya terdengar getir. Gus Aham paham, ada yang sedang dipikirkan Ummi. buru-buru Gus Aham meraih kedua tangan ibunya.
"Ummi, ada apa?", di tatapnya kelopak mata Ummi yang mulai terlihat garis halus di sekitar nya. ada bekas air mata di sana.
Ummi menghela nafas berat "ndak apa", jawabnya singkat.
"Ummi...!!, rengeknya karna Ummi tidak mengatakan yang sebenarnya. Ummi menatap Gus Aham, air matanya jatuh lagi. membuat Gus Aham merasakan sakit di dadanya, sakit melihat Ummi nya menangis.
"Kamu cepet masuk kamar le!!, takut Abah mu kesini, tau kamu pulang malam. malah jadi rame", perintah Ummi. Ummi segera berlalu meninggalkan Gus Aham menuju kamarnya sambil membawa jamu untuk Abah. Sesekali terlihat tangan Ummi menyentuh matanya untuk membersihkan sisa air mata yang masih mengembang disana. hingga ummi menghilang di balik pintu, barulah Gus Aham pergi ke kamar nya.
Pintu kamar terbuka, Aisyah yang sedang mengaji menghentikan aktivitasnya lalu menutup Qur'an dan menaruh diatas meja.
Bergegas dia ke kamar mandi, menyiapkan air untuk suaminya dan segera mengambil kan handuk.
"Airnya sudah siap Gus", ucapnya menghampiri suaminya lalu mengulurkan handuk di tangannya. Gus Aham terdiam.
"Seharian ini, apa yang terjadi sama Ummi?", tanyanya.
"Ndak ada. seperti biasa, Ummi nyimak hafalan, dan ngajar tajwid di kelas MI". jawab Aisyah.
"Ada hal lain yang buat Ummi sedih?, aku baru pulang, tapi ndak sengaja lihat Ummi nangis di ruang makan. dan aku rasa itu berhubungan dengan kamu". selidik nya. Aisyah terdiam, ingat pembicaraan sore tadi di meja makan bersama Ummi.
"Kamu ngadu apalagi?". tanya Gus Aham. Aisyah menatap suaminya. apa yang harus dikatakan nya?, haruskah dia jujur tentang pembicaraan nya dengan Ummi yang sangat menginginkan kehadiran bayi di antara mereka?".
"Ummi adalah batas kesabaran ku. melukai Ummi baik fisik ataupun hatinya, jangan harap mendapat ampunan ku". ucapnya penuh penekanan.
"Ayo jujur!!. apa yang kamu adukan ke Ummi lagi hari ini?!. sampai Ummi menangis?", bentaknya.
"Jawab Aisyah!..," bentaknya sambil meremas kedua pundak Aisyah. matanya tajam penuh kebencian. Aisyah menatap kedua manik suaminya, tak terasa air matanya terjun bebas membasahi hidung dan kedua pipinya.
"Apa hukumannya, bagi orang yang menyakiti Ummi?", tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari kedua manik hitam milik suaminya.
"Jangan harap hidup bahagia di sisa akhir waktu menuju kematian". jawab Gus Aham pelan tapi penuh penekanan. aisyah menelan ludahnya kelu.
"Orang yang menyakiti Ummi, ada di depanku". jawab Aisyah.
Gus Aham sedikit bingung. "di depanku?"...., bukankah itu bearti dirinya sendiri??..., di tatapnya lagi Aisyah, berpikir bahwa Aisyah membodohi nya. wajahnya menyiratkan pertanyaan.
"Iya., njenengan yang menyakiti Ummi. bukan aku, bukan orang lain. tapi njenengan sendiri". ucapnya.
Aisyah berjalan menuju lemari nya, membukanya dan mengambil sesuatu dari laci yang ada di dalam lemari itu. lalu berjalan ke arah suaminya dan melemparkan semua yang di bawanya ke ranjang suaminya.
"lihat itu!!!, ucap Aisyah. Gus Aham melihat begitu banyak jenis dan merek tes pack di ranjangnya. ada yang sudah terbuka bekas di pakai dan ada yang masih terbungkus rapi.
🌺TO BE CONTINUED 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Nengsulastri
sedih dan haru
2021-03-29
1
Sharla Ali Wafa
hebat aisyah jgn terlalu lemah,,ta'at sama suami emang harus tapi jgn mau di tindas
2020-12-18
1