🌸 Terimakasih untuk like dan dukungan nya🌸
🌺Jangan lupa like, komen dan bantu vote untuk menghasilkan karya yang lebih bagus ya!!🌺
💝 Pastinya di tunggu kritik, saran serta masukannya 💝🙏😘
"Kamu bilang ke Ummi seperti itu, supaya Ummi maksa aku untuk ngajak kamu kan?!!,." selidiknya pada Aisyah setelah Ummi pamit dari kamar mereka.
"Saya Nlndak bilang apa-apa sama Ummi, Gus". jawabnya tegas.
"Saya bahkan bilang, kalau saya mau di pondok saja". ucap Aisyah menyambung perkataannya.
Gus Aham menarik nafas sebal dan mengusap kasar wajah nya.
"Yang harus kamu ingat!!!, pernikahan ini hanya sebatas bakti kita pada orang tua masing-masing. aku ingin Ummi tenang, bahagia dan kamu sebatas menjalankan amanah dari kakek mu. tidak lebih dari itu, jadi..., jangan mengharap lebih.", jelasnya penuh penekanan.
"Tetap seperti yang aku katakan di awal kita ta'aruf dulu. kita bersikap layaknya pasangan suami istri normal hanya ketika bersama keluarga atau di depan Abah dan Ummi". ucapnya mengingatkan.
Aisyah hanya mengangguk.
Dulu. dipikir Aisyah, asal sudah ada ikatan pasti lama kelamaan akan tumbuh rasa. ibarat pepatah Jawa "withing tresno jalaran Soko kulino" yg artinya "cinta datang karena terbiasa".
Terbiasa melewati hari bersama,
terbiasa sholat bersama, ngaji bersama, berbagi beban bersama. walaupun awalnya hanya sebatas teman, tapi lama-lama akan tumbuh rasa juga.
Tapi mungkin, itu hanya sebatas angan-angan dan pemikiran nya sendiri. kenyataannya, suaminya tidak menginginkan semua ini. bukan tidak menginginkannya, tapi lebih tidak menginginkan sebuah ikatan. dia terbiasa bebas dan sendiri.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Gus Aham mencium kening Aisyah, lalu Aisyah mencium punggung tangan suaminya sebelum berangkat keluar kota. bukan tanpa sebab mereka melakukan adegan romantis itu, tapi karena Ummi ikut mengantar Gus Aham sampai depan pintu.
"Mi. Aham berangkat dulu", pamitnya lalu mencium tangan Ummi. Ummi mencium kening Gus Aham. Ya, bagaimanapun walau sudah menikah Gus Aham tetap putra kesayangannya.
"Hati-hati di jalan, sholat jangan lupa!!, makan dan minum yang teratur. terakhir.., cepat pulang ya le..!!, jangan mampir kemana-mana. ingat!!, istrimu nunggu kamu di rumah". pesan Ummi sambil sesekali melirik Gus Aham dan Aisyah bergantian. Aisyah hanya tersenyum simpul.
"iya mi.", jawab Gus Aham.
Kang Mu'idz segera memasukkan koper Gus Aham ke dalam mobil. meskipun Gus Aham bawa mobil sendiri, tapi tetap semua di siapkan kang Mu'idz. mulai dari mengelap mobil, mengecek tekanan udara pada ban mobil, mengecek rem, gas, sampai memasukkan dan menata barang-barang yang akan di bawa setiap keluarga ndalem saat akan pergi.
Ya. kang Mu'idz, dia abdi ndalem sejak umur 14 tahun. berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi semangat nya untuk belajar di pondok sangat tinggi. Ummi yang meminta Abah untuk membawa kang Mu'idz tinggal di ndalem.
Awalnya, Ummi hanya ingin mencari teman untuk Gus Aham sewaktu kecil, karna waktu itu kedua kakaknya, Gus ma'adz dan Gus Irfan sedang mondok di Lirboyo dan Sarang. sedang Ummi, mulai sibuk mengurus pondok setelah Mbah yai "tindak" (meninggal) dan mulai hamil adik Gus Aham, Gus Fahim.
Ummi kurang ada waktu untuk menemani Gus Aham yang waktu itu usianya baru memasuki 10 tahun. akhirnya saat Ummi mendengar cerita kang Mu'idz, Ummi meminta Abah untuk membawa kang Mu'idz ke ndalem. Ummi memperlakukan kang Mu'idz seperti putranya sendiri. setiap kali Ummi membeli baju untuk putra-putra nya, kang Mu'idz pasti dapat jatah juga. tidur pun kang Mu'idz punya kamar sendiri, bukan berbaur dengan kang-kang ndalem lainnya. semua kebutuhan kang Mu'idz di penuhi, terutama kebutuhan kang Mu'idz dalam hal belajar. seperti kitab, buku, nadhoman dan kebutuhan kang Mu'idz lainnya. itu sebabnya, kang Mu'idz selalu ta'dhim, mengagungkan, menghormati dan mengabdi kepada keluarga Ummi dan Abah.
Kang Mu'idz berjalan sambil sedikit membungkuk kan badannya sebagai bentuk ta'dhimnya pada keluarga ndalem.
"Mobilnya sudah siap Gus". ucapnya pelan. Gus Aham hanya mengangguk.
"Aham pamit ya, mi?, assalamualaikum.", ucapnya lalu segera berjalan menuju mobil, membuka pintu dan masuk ke dalam. Gus Aham menutup pintu, mulai menyalakan mesin mobil dan berjalan perlahan, sambil melambaikan tangannya ke arah Ummi dan Aisyah sebelum menghilang di balik gapura ndalem.
Kang Mu'idz hendak undur diri, tapi Ummi menahannya.
"Umurmu sudah 35 lho, idz", Ummi memulai pembicaraan setelah mengajak kang Mu'idz duduk di kursi teras ndalem, tapi seperti biasa.nkang Mu'idz akan memilih duduk di lantai sebagai rasa ta'dhimnya pada Ummi.
"ayo toh, duduk di atas. biar ummi enak ngomongnya". titah Ummi. barulah kang mu'idz duduk di kursi, tetap dengan sifat tawadhu'nya. sedikit membungkuk dan menunduk.
"Kamu ini sudah umur 35. ibumu, wes bola-bali matur ke Ummi, minta nyariin jodoh buat kamu. lha kamu sendiri piye??.., sudah ada pandangan belum?, ada santri putri yang kamu taksir ndak?". Ummi langsung pada intinya.
"Dulu ada Ummi, tapi sudah nikah. jadi belum ada kepikiran lagi". jawabnya polos
"Cah ayu yang bagaimana to idz?!, yang kamu harapkan jadi istri?, coba ngomongo ke ummi. siapa tau Ummi ada pandangan, jadi nanti di kenalin sama Ummi, trs ta'aruf. kalau perlu Ummi sama abahmu yang ngelamar ne".
"Ndak neko-neko Ummi, asal faham agama, berbakti dan ngerti sama orang tua. itu saja". terangnya
"Mm..., Ummi bergumam.
"Yowes. kalau Ummi sudah ketemu cah ayu seng cocok, nanti Ummi panggil lagi ya!!, sekarang Ummi masuk dulu".
"Injih Ummi", jawab kang Mu'idz lalu mencium tangan Ummi.
Ummi menghampiri Aisyah yang sedang bermain dengan putri kakak iparnya. Khodijah namanya, tapi biasa di panggil Ning Dija. putri dari kakak pertama suaminya, Gus ma'adz dan Ning Nafis. anak berusia 6 tahun itu tampak pandai menghafal surat-surat pendek di simak Aisyah, sambil sesekali bermain tebak-tebakan makhorijul huruf (tanda baca dalam Al-Qur'an). sesekali juga mereka bercanda, Dija tertawa sampai menggelatakkan tubuhnya di atas karpet atau di pangkuan Aisyah.
Ummi duduk di kursi dekat Aisyah dan Dija.
"Nduk...", Ummi memangil Aisyah. seketika Aisyah menoleh dan mendekat ke arah Ummi.
"Nduk, menurut mu kang Mu'idz dengan Kamila cocok Ndak?", tanya Ummi tiba-tiba
"Cocok ndak nya, ya kang Mu'idz dan mba Kamila harus di temukan Ummi. biar mereka ngobrol, kenalan. baru tau cocok ndak nya", jawab Aisyah.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 kang mu'iydz melamun saat mencuci mobil Abah dan Gus ma'adz?, membuat kang-kang yang sedang membersihkan halaman sekitar ndalem menegur nya.
"Kang, bar di timbali ibu kok nglamun. ono opo to kang?", (kang, setelah di panggil Ummi kok nglamun. ada apa kang?). tanya salah satu dari mereka.
"Ndak ada apa-apa". jawab kang mu'idz sambil tersenyum.
Menikah, belum terpikirkan olehnya. dulu.., ada seorang gadis yang sangat dia kagumi, menjadikan dia istri itu inginnya. tapi gadis itu sekarang sudah menikah, apalagi gadis itu terlihat bahagia. dan pastinya, suaminya adalah orang terhormat, sangat serasi..., seorang hafidz Qur'an dinikahi seorang Gus. yach... gadis yang dikagumi kang Mu'idz adalah Aisyah.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
🌺TO BE CONTINUED 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
vita viandra
oalch kang... jelaz angel lw dch ma gus za.. mundur alon alon....
2021-12-06
0
PENULIS ISTIMEWA
Like untuk author yang cantik, jangan lupa dikasih jarak setiap melakukan percakapan..
2020-09-21
0