Putra Angkat Keluarga Wijaya
Kenzo duduk diantara orang tua dan dua adiknya. Ruang tamu yang biasanya di penuhi kehangatan dan canda tawa kini berubah menegangkan saat suara penolakan Kenzo mendominasi.
"Tolong Mom, selain itu pasti akan Kenzo lakukan. " Kenzo menolak dengan lantang permintaan Ibunya. Ibu yang sudah membesarkannya tanpa pernah membedakan dirinya dan kedua adiknya.
"Tidak." Diana bersikeras. "Mommy tidak pernah meminta apapun padamu Ken. Kali ini saja Ken. "
"Atau kau ingin Mommy.. "
"Mom." Kenzo mengerang frustasi. Ia menyugar kasar rambutnya hingga berantakan.
"Mommy selalu menuruti keinginan mu Ken, bahkan saat kau ingin meninggalkan mommy dulu. Mommy tidak protes meski kepergian mu membuat dunia Mommy runtuh. " Diana mulai ber'akting, wajah sedihnya akan membuat Ken semakin tidak bisa menolak.
"Atau kau ingin mommy mu ini mati dulu, baru..."
"Stop Mom, hentikan! " bentak Kenzo. baru kali ini Kenzo meninggikan suaranya yang membuat semua orang terkejut.
"Ken, apa apaan kau ini. Beraninya kau meninggikan suaramu pada ibumu Ken. " bentak Prabu. Sejak tadi Prabu diam karena istrinya, tapi ia tidak ada bisa diam jika istrinya di bentak meski oleh putranya sendiri.
Kenzo terdiam menyadari kesalahannya, dadanya kembang kempis. Saat itu juga Kenzo berlutut di depan Ibunya, memohon maaf sedalam-dalamnya.
"Maafkan Ken, Mom, Ken tidak sengaja. " Tangisan Ken membuat Diana merasa bersalah. Selama ini Diana tidak pernah melihat Ken menangis, itu karena Diana tidak pernah membiarkannya.
Kepala Ken yang kini berada di pangkuannya Diana elus dengan sayang."Tidak Ken, jangan menangis. Mommy hanya ingin kau bahagia. tolong kali ini jangan tolak Mommy. "
Kenzo mengangkat kepalanya, menatap ke dalam mata ibunya yang penuh dengan cinta kasih.
"Tapi Mom.. "
Diana bangkit, jalan ke kamarnya diikuti Prabu di belakangnya. Diana tidak bisa melihat kesedihan di mata putra sulungnya itu. Karena itu akan membuat dirinya lemah.
Kenzo semakin prustasi, rasa bersalah karena sudah membentak ibunya menyeruak di dalam hatinya. tapi Kenzo benar-benar tidak bisa melakukan permintaan Ibunya. Sementara Kenzo larut dalam fikiran nya, Damar dan Disa saling menatap. Mereka merasa kasihan pada kakak mereka itu. belum genap sebulan kakaknya di rumah tapi ia sudah mendapatkan masalah yang besar dari Ibu mereka.
"Keputusan semua ada di tangan kakak. tapi seingatku Mommy memang tidak pernah meminta apapun dari kakak, ya dari kita juga. tapi semoga kakak tidak mengecewakan Mommy." ucap Damar.
" Kaka sangat ingin mengabulkan permintaan Mommy, Damar. Tapi kenapa harus dia? "
"Rahasia Tuhan tidak ada yang tahu kak, mungkin memang jodoh kakak itu Kak Nuha. "ucap Disa.
Kenzo menatap adik kesayangannya, Satu-satunya anak perempuan di keluarga Wijaya yang harus Kenzo jaga dengan segenap jiwa dan raga.
" Tidak ada hal yang seperti itu Disa. Dari mana kamu belajar itu? kamu itu masih kecil. tidak usah memikirkan jodoh. "kata Kenzo memperingatkan adiknya.
Disa mengerucutkan bibirnya, tidak Terima jika ia masih dianggap anak kecil. " Disa sudah 22 tahun kak. "protes Disa.
Kenzo menggeleng. " Bagi kakak, kamu tetap Princess kecil kakak. "
Disa tersenyum malu lalu berhambur ke pelukan Kenzo. Meski dia mengatakan ia sudah besar, tatap saja ia akan manja jika sudah bersama Kenzo.
"Kalian selalu membuat aku iri. " protes Damar.
"Ck, kamu itu laki-laki. Harus tahan banting, jangan baper. " kata Kenzo saat Disa sudah menarik diri dari pelukan Ken.
ucapan Kenzo membuat Disa tertawa senang. Kakak kembarannya itu selalu kalah jika sudah ada Kenzo di belakang Disa.
"ok, kembali ke Kak Silvia. Kenapa kakak tidak mau menikah dengannya? "
"Tidak ada alasan. " jawab Kenzo
Disa dan Damar menghela nafas berat bersamaan. Karena jawaban itu sudah beberapa kali mereka dengar, dan mereka, Bosan.
**
Keesokan harinya, di sebuah rumah sederhana terlihat seorang wanita berusia sekitar 25 tahun tengah sibuk menata tanaman di depan rumahnya. Wanita itu baru kembali sekitar 5 bulan yang lalu, wanita cantik dengan tinggi sekitar 165 cm dengan warna kulit kuning langsat, berambut hitam pekat membuat siapapun yang menatapnya pasti terpesona. Begitupun dengan wanita paruh baya yang kini sedang berdiri memperhatikannya. Siapa lagi kalau bukan Diana, ia berjalan mendekati wanita itu dengan senyum tersungging di bibir indahnya yang mulai terlihat tanda penuaan.
"Nuha? " tanya Diana
"Iya." jawab Nuha sambil menyeka peluh yang menetes di dahi.
Setengah terpaku Nuha akhirnya sadar lalu dengan ramah mempersilahkan Diana masuk ke dalam rumahnya.
"Silahkan Bu. " Diana mengangguk sambil menyambut keramahan Nuha dengan senyum.
"Lama tidak bertemu, kau semakin cantik. " puji Diana tulus.
"Ibu juga masih sangat cantik, Paman tidak ikut? " tanya Nuha sebagai tanda basa-basinya.
Diana menggeleng sambil tersenyum. "Tidak, dia sedang berada di pesawat. Ada pekerjaan di luar negeri yang tidak bisa di wakilkan. " jawab Diana
"Oh." Nuha mengangguk tanda mengerti."Ibu tunggu sebentar, Nuha siapkan teh. "Nuha bangkit, berlaku ke dapur dengan cepat membuatkan teh. membawakan beserta camilan.
" Silahkan Bu. "Nuha meletakan nampan berisi teh dan kue di depan Diana. " Ibu apa kabar? "
Diana mengangguk, ia mengambil cangkir berisi teh itu dan menyeruput nya pelan. "teh kamu selalu enak. " puji Diana
"Terimakasih Bu. "
"Kabar Ibu Baik. Kamu bagaiamana kabarnya nak? "
"Alhamdulillah baik Bu. " jawab Nuha
"Kamu tahu Kenzo kembali? " Nuha mengernyit, terkejut akan pertanyaan Diana.
Tapi itu hanya sementara, setelahnya Nuha menjawab. "Ya, aku tahu. "
"Sempat bertemu? " Nuha menggeleng.
"Ohh, sayang sekali. kalian harusnya bertemu. "
"Maaf Bu, tanpa mengurangi rasa hormat pada ibu. tujuan ibu sebenarnya apa? " tanya Nuha to the point
Diana berdeham lalu menjelaskan niatnya menemui Nuha. "Ibu ingin kamu menikah dengan Kenzo. Kalian... "
"Maaf Bu, bukan bermaksud tidak sopan karena memotong ucapan Ibu. tapi aku tidak paham maksud ucapan Ibu. "
Diana sedikit menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Nuha. menggenggam tangan Nuha lalu mengelus nya lembut.
"Kepulangan Kenzo pasti ada alasannya. Maafkan Ibu, tapi Ibu sudah mendengar tentang gagalnya pernikahanmu. Maka dari itu Ibu memberanikan diri untuk menemuimu nak. Kenzo dia.... "
"Tolong di perjelas Bu? Via tidak bisa mengerti maksud Ibu. " Nuha sejujurnya tahu, tapi tentunya Nuha syok dengan tujuan Diana datang ke rumahnya.
"Ibu ingin melamar kamu untuk Kenzo. ini hanya bentuk penyampaian saja, jika kamu setuju ibu akan membawa Kenzo beserta keluarga besar Ibu untuk melamar mu. "
"Apa Ibu sudah memikirkan ini sebelumnya? jika ia, seharusnya Ibu memikirkan nya lebih lama." ucap Nuha.
"Tapi nak...",
" Nuha tidak bisa menerima lamaran Ini Bu, Nuha tidak mungkin dengan Kenzo. maaf. "tolak Nuha. Apapun alasannya Nuha akan tetap menolak.
sejujurnya Nuha dan Kenzo sempat bertemu di sebuah pameran lukisan yang baru saja diadakan seminggu lalu. Tatapan Kenzo yang begitu dalam menyiratkan rasa jijiknya kepada Nuha membuat Nuha memutuskan untuk tidak akan pernah bertemu dengan Pria itu. Bahkan Nuha bersumpah akan pergi sejauh mungkin jika bisa.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments