Siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku!

Nuha kembali ke rumah Wijaya dengan hanya membawa beberapa pakain dan lainnya yang di perlukan. Saat masuk ke rumah itu ingatan kenangan masa lalu melintas di kepala Nuha. Dulu dia sering sekali datang ke rumah ini, rentangan tangan Prabu dan Diana selalu dia ingat saat menyambutnya datang sebagai sahabat Kenzo. Tapi saat akan lulus kuliah sikap Kenzo berubah padanya, Nuha tidak pernah tahu apa pemicunya dan Nuha tidak pernah mencari tahu sampai saat ini.

"Kau sudah datang. " Diana tersenyum menyambut kedatangan menantunya. merentangkan tangan yang di sambut Nuha lalu mencium pipi.

"Jam berapa Ibu berangkat besok? " tanya Nuha duduk di sebelah Diana sambil meletakkannya di samping.

"Kata Mas Prabu penerbangnya jm 10 pagi, kamu bisa mengantar Ibu besok? " Nuha mengangguk.

"Aku akan siap, Ibu sekarang istirahat ya. Aku antar ke kamar. " Nuha membantu Diana bangkit mengantarnya ke kamar.

"Bawa barangmu ke kamar Kenzo, jangan pernah sungkan karena sekarang kamu istrinya. " kata Diana saat tubuhnya terbaring nyaman di kasur.

"Nuha akan mencoba Bu. "

Setelah memastikan Diana tidur, Nuha kembali ke bawah untuk mengambil tasnya. tapi ia sudah tidak mendapati barangnya di bawah, saat bingung seorang pelayanan mendekatinya.

"Tas nona sudah saya bawa keatas. Maaf tidak minta izin dulu nona, tapi Nyonya memerintahkan saya tadi sebelum nona datang. " kata seorang pelayanan muda, cukup cantik dan ramah.

"Terimakasih, siapa namamu? " tanya Nuha ramah.

"Yuni nona. " jawab Yuni.

"Terimakasih Yuni. "

"Sama-sama nona. Ada yang nona perlukan lagi? " tanya Yuni

Nuha menggeleng cepat. "Tidak, terimakasih. " yuni mengangguk lalu pamit.

Nuha menarik nafas, menatap lantai dimana kamar Kenzo berada. Nuha seperti nostalgia ke beberapa tahun lalu, dimana ia sering sekali bermain di kamar itu. setelah di tinggalkan lama Nuha akan kembali ke kamar itu bahkan tinggal di dalamnya.

Kaki Nuha melangkah ragu, matanya mengerjap, mencoba meyakinkan diri jika semua akan baik-baik saja.

Dan disini lah Nuha berada di kamar milik Kenzo. Mata Nuha menelusuri setiap jengkal ruangan itu, ruangan yang terlihat berbeda dari terakhir Nuha lihat. Tidak ada foto mereka di kamar itu, cat dinding dan tata letak barang semua berubah.

"Kenapa kau disini? siapa yang mengizinkan mu masuk ke kamarku? " suara bariton Kenzo terdengar begitu jelas dari arah belakang Nuha. Pertanyaan Ken seperti sebuah tamparan keras untuk Nuha.

Nuha berbalik, menatap Kenzo yang tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah marah. Sorot matanya menakutkan sangat berbeda sekali.

"Ibu yang menyuruh. " jawab Nuha tanpa beban.Nuha berjalan menuju Clothing Room milik Kenzo, tanpa memperdulikan tatapan tidak suka pria itu.

Sebelum Nuha masuk ke ruangan Pakain dengan gerakan cepat Kenzo mencekal pergelangan tangan Nuha. Nuha yang terkejut memutar badannya dan menatap Kenzo tak kalah dingin.

"Kau, perempuan tak tahu malu. Aku tidak suka ada yang masuk ke kamarku dan dengan sesuka hati berkeliaran disini. " bentak Kenzo dengan rahang mengeras.

Nuha menyentak kasar tangan Kenzo yang menggenggam nya sangat erat. Dengan kesal Nuha berkata. "Jangan menyentuhku, kau memang berhak tapi aku tidak mengizinkannya! " kata Nuha menantang."Dan masalah kamar ini, jika kau tidak suka aku disini kau bisa komplain pada ibumu, paham. "kata Nuha masuk ke dalam untuk menaruh pakaiannya yang tidak seberapa itu.

Kenzo mengerang kesal, dengan dada kembang kempis Kenzo keluar dari kamarnya menuju ke kamar Ibunya.Hampir saja Kenzo khilaf masuk. begitu saja, untung ia ingat jika ibunya sedang sakit.

Kenzo menarik nafas pelan, mencoba menenangkan hati bicara dengan Ibunya.

Pintu kamar di buka, memperlihatkan Diana yang sedang berbaring dengan mata tertutup. Kenzo tidak enak hati membangunkan ibunya, yang pasti ibunya perlu istirahat banyak. Kenzo menggeleng cepat lalu menutup pintu itu lagi. Mengurungkan niat bicara dengan ibunya.

*

Pukul 8 malam

Berbagai macam masakan terhidang di atas meja makan. Seperti sebuah perayaan, keluarga Wijaya berkumpul tanpa terkecuali. Kenzo duduk bersebelahan dengan Nuha, diapit oleh Damar yang tepat berada di kursi sebelah kiri. Di samping Dama ada Disa tentu saja. Mereka kembar yang tak terpisahkan.

"Makan malam kita kali ini bukan untuk memulai drama baru. Daddy hanya ingin menyambut kedatangan keluarga yang baru masuk ke dalam rumah ini. Sekaligus Daddy ingin kebersamaan kita diingat terus karena setelah ini jarak akan memisahkan kita. " Prabu memecah malam yang dingin dengan sambutan hangat, meskipun wajah putra sulungnya tidak menyiratkan kebahagiaan tapi Prabu tidak mempermasalahkan itu.

"Nuha." panggil Prabu, menatap gadis yang kini sudah menjadi menantunya. Nuha pun mengangguk menampilkan senyum terbaiknya.

"Bertahanlah meski apapun yang terjadi, Ayah percaya kau bisa. Kami sebagai orang tua tidak akan ikut campur urusan kalian, jika kau tidak kuat. Ayah yang akan melepaskanmu dari dia. "Prabu menunjuk Kenzo dengan dagu. Prabu bicara lembut tapi tegas, menatap putra sulungnya yang seperti tidak suka dengan momen ini.

"Tentu Yah. " jawab Nuha dengan ketenangan yang entah darimana didapatkannya. dan itu mengusik Kenzo.

"Kalau begitu kita mulai makan malam ini. " kata Prabu.

Semua orang mengambil makanannya masing-masing, Nuha tidak berniat melayani Kenzo. Mereka seperti orang asing, bahkan sangat asing sampai tidak ada sedikitpun keramahan di wajah mereka.

Diana yang memperhatikan sejak tadi hanya bisa menghela nafas pelan. Semoga setelah kepergiannya, mereka bisa lebih terbuka.

Makan malah selesai dengan lancar, tidak ada drama yang terjadi. Semua orang kembali ke kamar masing-masing tapi tidak dengan Kenzo, ia pergi entah kemana saat selesai memastikan ibunya istirahat dan meminum obatnya. Meskipun ada Prabu tetap saja Kenzo yang pertama memastikan Ibunya. Terkadang Prabu mengira Kenzo itu titisan suami Diana di masa lalu.

*

Di sebuah club malam yang cukup ramai, Kenzo memesan sebuah ruang VVIP. Ia menelepon dua sahabatnya sejak SMP untuk menemaninya.

"Wahh, ada apa dengan sahabat kita ini. Seperti lo lagi suntuk Brow! " ujar Kevin Alandra kusuma, putra dari pengusaha terkenal Kusuma Wijaya.

Wira terkekeh pelan, Dokter muda pemilik rumah sakit Angkasa sejahtera itu juga salah satu sahabat terbaik Kenzo. Selain setia, Wira juga memiliki perawakan tinggi dan sangat tampan, bahkan tidak sedikit wanita yang rela menyerahkan kehormatannya pada dokter muda itu. Akan tetapi Wira hanya setia pada satu wanita yaitu Rumi, istri yang di nikahi Wira satu tahun yang lalu meski tanpa persetujuan keluarga.

"Lo buat gue dalam masalah brow, Rumi sedang ngambek dan lo nyuruh gue kesini. Keterlaluan! " ucap Wira.

Kenzo menatap tajam dua sahabatnya yang kini sudah duduk di depannya. Bukannya menghibur mereka malah meledak dan berkeluh kesah.

"Diam saja, gue nyuruh kalian kemari bukan untuk membuat gue tambah beban. " kat Kenzo sambil menenggak habis minuman yang di pesannya.

"Wahhh parah ni anak, lo minum lagi. Bukannya lo udah berhenti minum? gue jadi curiga. " kata Wira

"Lo lagi ada masalah brow? gak mau cerita nih? " tanya kevin.

Kenzo menggeleng pelan, matanya mulai terlihat memerah pertanda jika ia sudah minum banyak.

"Temani saja gue disini. " kata Kenzo.

Wira dan Kevin menghela nafas panjang, jika sudah seperti ini pasti masalah sahabatnya sangat amat besar. Tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa, cukup menunggu sampai Kenzo kau terbuka sendiri pada mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!