Kebahagiaan Untuk Kharisma
Tek... Tek... Tek..
Langkah kaki bu Nindy dan suaminya berjalan menuju ruang tengah. Tiba disana, dilihatnya putri bungsunya yang tengah asyik memainkan ponselnya sambil memakan popcorn yang ada di atas meja.
"Yurii " Panggil bu Nindy kepada putri bungsunya itu, sambil meletakkan sebuah bungkusan pizza di atas meja.
Mendengar namanya disebut, Yuri langsung menoleh kepada papi dan maminya serta menghentikan aktifitasnya itu.
"Eehh..Mami papi sudah pulang dari bogor" katanya tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya. Ia pun segera menyalami kedua orang tuanya itu.
"Sayang.., apa kamu sudah mengerjakan sholat isya? "
"Sudah dong papi. Kaka saja tuh yang belum"
"Memang kakak kamu dimana? "
"Ada di kamar kali mam, biasa lagi baku telfon dengan pacarnya yang super duper manja itu"
"Iihh...sotoy banget sih kamu. Kk kan sudah sholat" sahut Isman menghampiri Yuri dan mapinya dengan raut wajah yang sedih.
"Tapi telfonan kan? " ucap adiknya nggak mau kalah.
"Sudah-sudah. Lebih baik kalian makan pizza ini !
Mendengar itu, Yuri pun langsung membuka bungkusan pizza tersebut.
"Wow, kelihatannya enak mam. Yuri makan yah.."
Bu nindy dan suaminya hanya tersenyum melihat putri bungsunya itu. Sementara Isman masih berdiri dan menunjukkan raut wajah galaunya.
"Hei kak.., ekspresi wajah kk galau benar, kenapa? apa kaka di putusin oleh Claudy?
"Bukan itu. Claudy akan ke paris besok lusa untuk melanjutkan kuliahnya disana. Bagaimana kakak nggak sedih jadinya" ucapnya sembari duduk menopangkan dagunya di tangannya
"Nak, Sebenarnya ada yang pengen mami dan papi omongin ke kamu"
"Apa itu mam? "
"Mami dan papi barusan pergi ke rumah saudara sahabat ibu, di Depok. Niat-nya ingin menjodohkanmu dengan anaknya yang bernama Kharisma"
"Apa mam? Mami dan papi kan tahu, kalau aku itu punya pacar. Aku nggak mau lah ninggalin Claudy"
Yurii hanya diam mendengar percakapan orangtua dan saudaranya itu. Karena di dalam keluarga mereka, tidak ada yang boleh ikut campur jika tidak ada urusan yang berkaitan dengan dirinya.
"Isman..., Papi dan mami rasa kamu itu nggak cocok dengan Claudy. Dia itu gadis manja dan suka berfoya foya"
"Masak aja nggak bisa, apalagi ngurusin kamu. Berbeda dengan Risma, dia itu baik, sopan dan pintar masak lagi. Dia benar benar calon menantu idaman mami"
"Aku nggak mau mengkhianati Claudy mam, papi. Aku sangat sayang dan cinta dengannya"
"Ya, kami tahu kalau kamu sangat mencintai dia. Pertanyaannya adalah, apakah dia mencintai kamu?"
"Ya jelas lah papi.., buktinya dia nggak pernah menduakan aku"
"Baiklah nak, kalau benar dia mencintai kamu, kita datangin rumahnya besok untuk melamarnya"
"Mana bisa begitu sih pi. Aku harus menelfon Claudy terlebih dulu untuk membicarakan ini"
"Kalau begitu telfon sekarang! " ucap papinya tegas.
Isman hanya mengangguk dan segera menelfon Claudy.
Beberapa detik kemudian, Claudy pun menjawab telfon dari Isman.
"Halo sayang.., ada apa? tumbeng telfon lagi. Apa kamu masih kangen denganku? "
"Iya, aku slalu kangen denganmu sayang. Oh ya, aku ingin tanya, kamu beneran cinta sama aku kan? kamu serius kan sama aku? "
"Ya iya lah sayang, aku serius dan cinta kepadamu"
"Kalau begitu, besok aku dan orangtuaku akan datang ke rumahmu untuk melamar kamu"
"Apa sayang? kamu lagi mimpi yah. Aku kan mau ke paris untuk melanjutkan kuliahku. Apa omonganku tadi kurang jelas? Aku nggak mau menikah sekarang, perjalanan dan karirku masih panjang. Aku nggak mau mengakhiri masa mudaku dengan menjadi ibu rumah tangga. Lagian aku juga belum siap untuk menikah muda" ucap Claudy panjang lebar
"Tapi sayang..,
"Tidak. Pokoknya aku belum siap untuk menikah. Sudah dulu yah. By..." Claudy pun menutup telfon dari Isman.
Pak Arnold yang mendengarnya cuma menggelengkan kepalanya.
"Kamu dengarkan Isman, apa kata Claudy. Dia itu tidak mau menikah denganmu"
"Bukannya tidak mau mam, cuma waktunya saja yang terlalu mepet. Claudy kan juga butuh waktu, Belum lagi ia harus melanjutkan kuliahnya"
"Banyak wanita diluar sana yang sudah menikah, tapi masih bisa kuliah. Dan pelajaran mereka juga tidak terganggu"
"Tapi mam..."
"Tidak ada tapi tapian, papi sudah terlanjur menjodohkanmu dengan Risma. Jadi kau harus menerima perjodohan ini" ucap papinya tegas.
Isman tak bisa berkata apa apa lagi, jika ia terus terus membantah, bisa bisa ia di cap sebagai anak durhaka oleh kedua orangtuanya. Dan Isman nggak mau mendengar ucapan itu. Ia lebih memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, di banding harus berdebat dengan kedua orangtuanya.
Pagi harinya, keluarga pak Arnold berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi bersama.
"Papi, mami. Bentar lagi kan aku ujian nih. Jika nilai aku bagus, mami papi mau berikan aku hadia apa? "
"Udah, kamu belajar aja dulu. Soal hadiah pasti mami kasih. Asalkan nilai kamu bagus"
"Mana mungkin nilainya bisa bagus, dari tahun ke tahun nilainya sama aja tuh" sahut Isman
"Ih kaka apaansih, sotoy banget. Seandainya kakak juga pintar, pasti skripsi kk sudah di terima. Tapi apa? sudah 3 tahun, skripsi kk slalu gagal.
"Ihh dasar ni bocah. Tahu apa kamu tentang skripsi, kuliah aja belomm"
"Nanti juga tahu kok ( ucapnya sambil ngelihatin jam tangannya ) Ya sudah mam, papi. Aku berangkat dulu. ( sambil menciumi punggung tangan keluarganya ) Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam"
Setelah Yuri berangkat ke sekolah, pak Arnold lalu melanjutkan pembicaraan yang tadi malam.
"Isman. Bagaimana? papi nggak bisa menunggu pacarmu itu lama lama. Papi dan mami sangat mendambakan kehadiran seorang cucu"
Mendengar itu, Isman jadi keselek gara gara perkataan ayahnya.
"PAPI ADA ADA SAJA, BELUM NIKAH SUDAH MENGINGINKAN CUCU"
"Apakah papi dan mami nggak bisa menunggu 4 tahun lagi?" memelankan suaranya sambil menunggu jawaban dari kedua orangtuanya.
"Apa? 4 tahun itu sangat lama. Mami papi juga sudah tua. Apakah kamu rela membuat kami menunggu sesuatu hal yang tidak pasti?"
"Maksud mami apa ?"
"Apakah kamu yakin bahwa Claudy tidak akan menduakanmu disana? Dia itu wanita cantik tapi juga matre. Pasti banyak cowok cowok yang dia manfaatin disana. Sekarang kamu lihat fhoto ini!" (memperlihatkan fhoto yang ada di layar ponselnya)
Isman pun segera melihat fhoto wanita itu. Wanita yang berjilbab biru yang mempunyai wajah yang manis, gigi ginsul, hidung mancung, mungil dan berkulit sedang. Nggak putih dan nggak hitam juga. Yah, mirip Nabila JKT 48 gitu. 😊😊😄
"Apa wanita ini yang mami dan papi ingin jodohkan kepadaku? "
"Ya. Bagaimana menurutmu?
"Lihat disini saja aku sudah nggak suka pi, apalagi melihatnya secara langsung. Dia sangat beda dengan Claudy yang Cantik, putih, bersih, apalagi Claudy adalah seorang model yang terkenal. Pokoknya sangat bedalah dengan dia"
"Nak.., seorang laki laki yang baik itu hanya membutuhkan istri yang sholeha, bukan istri yang cantik dan terkenal. Jadi mami mohon terimalah Risma sebagai calon istrimu"
Isman tak tahu harus bilang apa, dia nggak mau menantang ucapan kedua orangtuanya. Dan dengan berat hati, Isman pun menerima Risma sebagai calon istrinya. Kedua orangtuanya pun sangat senang mendengar itu.
BERSAMBUNG..🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Anjar Real
good
2021-05-08
0
Driva Ratnasari
semangat ya nulisnya... ceritanya seru... boomlike deh buat karya kamu ini...
Numpang promote juga ya
kalau sempat ke karya ku juga ya guys... terimakasih..
SEMANGAT... JAGA KESEHATAN KALIAN...
2020-12-21
0
zyfha
awalan yg keren
2020-12-12
0