PART 02

Sepulang dari kantor, Isman segera bersiap siap mengantar Claudy ke bandara. Setelah memakai jam tangan AC nya, ia pun bergegas keluar dari kamarnya, berjalan santai layaknya pria cool dan berpenampilan yang menawan. Isman mempunyai tinggi badan 172 dan berat badan yang ideal. Kulit putih, manis, ganteng, hidung yang mancung, dan bibir yang merah. Benar benar pria yang ferfect yang banyak di kagumi dan di sukai oleh cewek cewek.

"Ismann..." panggil papinya dari jarak yang sedikit jauh. Isman pun segera menghentikan langkahnya dan melihat ke arah papinya itu, tanpa berkata apa-apa.

"Kamu mau kemana ?"

"Mau mengantar Claudy ke bandara pi" jawab Isman santai.

"Tidak bisa ! Papi telah mengatur pertemuanmu dengan Kharisma malam ini. Jadi kau harus menemui dia pukul 08 malam ini"

"Loh, papi nggak bisa gitu dong. Aku harus mengantar Claudy ke bandara karena aku telah berjanji kepadanya. Lagian aku sudah menerima perjodohan itu dan akan menikahinya, otomatis aku akan melihatnya setiap hari. Jadi izinkan aku bertemu dengan Claudy untuk terakhir kalinya"

"Baiklah. Papi akan membatalkan pertemuanmu dengan Risma malam ini. Tapi pernikahanmu akan papi percepat, kalau perlu minggu ini"

"TERSERAH PAPI SAJA, KAN DARI DULU KEINGINAN PAPI SLALU INGIN DI PENUHI"

Itu yang dikatakan Isman dari dalam hatinya. Namun ia tak berani mengeluarkan kalimat itu. Ia hanya bisa untuk diam, karena hanya diam yang bisa membuatnya aman.

Isman pun mengantar Claudy ke bandara bersama dengan supir Claudy. Sampai di bandara, pak supirlah yang mengatur semua keberangkatan nona mudanya itu.

"Sayang, kamu hati hati yah disana, jaga kesehatan dan jangan lupa makan. Kabari aku jika kamu sudah sampai" ucap Isman sangat perhatian kepada Claudy.

"Pasti sayang, aku pasti akan mengabarimu. Btw, tadi malam kok kamu dan keluargamu tiba tiba ingin melamar aku sih. Ada apa ?"

"Anu sayang, eeehh.. itu..orangtuaku...

"Permisi nona, pesawat akan segera berangkat. Diharapkan agar nona segera masuk dan naik ke dalam pesawat" ucap pak supir memotong pembicaraan Isman.

"Baiklah. Sayang, aku pergi dulu. Sampai ketemu lagi. Ummma" satu ciuman mendarat ke bibir Isman.

"Ya, jaga dirimu baik baik." ucap Isman sambil memeluk erat Claudy, lalu melepaskannya.

MALAM HARINYA

Isman pulang ke rumah dengan wajah yang sudah mengantuk. Ia pun segera masuk ke dalam kamarnya dan tertidur pulas.

Keesokan paginya, Isman terbangun dan segera melihat jam pada alarmnya.

"Astaghfirullah..sudah pukul 08 pagi, dan aku tidak melaksanakan sholat subuh. Segitu nyenyak tidurku hingga aku tidak menyadari alarmku berbunyi"

Sehabis mandi, ia pun segera keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah menuju ke ruang dapur.

"Sayang.., kamu sudah bangun ?" ucap maminya yang tengah asyik memotong sayur sambil menontong tv di ruang dapur.

"Iya mam. Maaf yah, aku kesiangan. Jadinya nggak sholat deh"

"Ya mau di apalagi. Yang penting jangan keseringan, nanti kamu lalai"

"Baik mam. Btw hari ini aku akan ke kampus untuk mengurus skripsi aku yang nggak kelar kelar. Semoga aja skripsi aku kali ini di terima. Karena aku sudah nggak sabar pengen sarjana"

"Aamiin. Mudah mudahan yah. Kalau gitu, kamu makan dulu. Sudah tersedia sebungkus nasi kuning di atas meja. Tadi adikmu yang memesan itu"

"Baik mam"

Selepas makan, Isman pun berpamitan kepada maminya dan segera beranjak ke kampusnya.

"Hai broo" panggil sahabatnya yang sedang duduk di taman kampus.

Isman pun segera menghampiri sahabat seperjuangannya itu, dan duduk di sampingnya.

"Muka lu kusut benar broo, apa lu sedih di tinggal Claudy ?"

"Iya sih, tapi ada yang lebih sedih lagi"

"Haaa.., apaan ?

"Orangtuaku ingin menikahkan gue dengan anak sahabatnya"

"Teruss..., apa kau menerima itu ?"

"Ya bagaimana lagi. Claudy menolak lamaran gue. Katanya ia ingin fokus kuliah di paris dulu. Seandainya ia mau menerima lamaran itu, pasti gue nggak akan menikah dengan Kharisma"

"Kharisma ? Namanya mirip dengan siswa penerima beasiswa di kampus ini. Oh ya, emang Lu tahu orangnya ? cantik nggak ?" ucap Ifan sambil membuka bungkusan gula gula karet dan memakannya.

"Boro boro tahu, kenal juga nggak"

"Kalau begitu lu harus mengenalnya sebelum menikah dengannya"

"Nanti gue pikir pikir dulu deh. Gue cabut dulu. By.."

Isman pun meninggalkan Ifan dan masuk ke dalam kampus.

Pulang dari kampus, ia lalu memutuskan untuk makan siang di Restaurant Calista.

"Mbakk.. Nasi gorengnya 1 dan es tehnya juga 1" ucap Isman kepada seorang pelayan yang berjilbab.

"Baik tuan. Mohon di tunggu" ucap pelayan itu ramah.

Beberapa menit kemudian, pelayan itu kembali membawakan pesanan Isman.

"Ini tuan. Silahkan dinikmati"

"Makasih ya" ucap Isman sambil menatap pelayan itu sambil tersenyum.

"YA ALLAH, ADEM BANGET RASANYA MELIHAT SENYUMAN LELAKI INI. SUNGGUH INDAH CIPTAANMU YA ROBBII.."

"Mbaakkk.."

"Ehh iya.. sama sama.." ucapnya lalu meninggalkan Isman.

Malam harinya, Isman duduk di sofa sambil ngelamun memegang ponselnya.

"Hei kak, ngelamun mulu. Nanti kerasukan setan lo.."

"Ini.., kk lagi nungguin kabar dari Claudy. Kok belum ada kabar darinya yah"

"Kaka kaya nggak tahu aja, Jakarta ke paris kan sekitar 18 jam. Ya, pasti mantan pacar kk masih ada di pesawat sekarang"

"Eeh..kamu jangan asal bicara dong. Claudy itu masih pacar kk, belum mantan"

"Ya..ya..ya, tapi bentar lagi jadi mantan kan ?"

"Kamu lama lama ngeselin yah. Dah sana, masuk ke dalam kamarmu !" ucap Isman mengusir Yurii. Dan Yurii pun segera bergegas ke kamarnya.

"Ismannn" pangil bu Nindy mendekati Isman

"Iya mam"

"Nih, undangan kamu sudah jadi"

Isman pun segera mengambil dan membaca isi undangan tersebut.

"Ini nggak salah mam. Kok pernikahannya secepat gini sih ?"

"Itu sudah benar kok. Mami dan papi juga sudah bicara dengan pamannya Risma"

"Paman Risma. Emang orangtua Risma kemana mam ?"

"Mereka berdua telah meninggal semasa Risma berusia 10 tahun. Dan sejak saat itu, Risma di asuh oleh pamannya pak Adi"

"Oooh.. Tapi mam, aku nggak mau menikah dengan pesta yang meriah. Pestanya sederhana saja dan cukup keluarga kita dan keluarga Risma yang datang. Satu lagi (ucapnya sambil mengangkat jari telunjuknya) nggak usah pake undangan"

"Kalau itu kemauanmu, jangan tanyakan ke mami. Tanyakan ke papimu secara langsung. Mami mau ke kamar dulu"

"Baiklah mam"

5 Menit kemudian, pak Arnold pun pulang dari kantor, sambil membawa martabak manis. Isman yang melihat papinya pulang, segera menyambutnya.

"Waahh, papi sudah pulang, bawaa makanan apa tuh ? dari wanginya saja sudah enak, apalagi rasanya"

"Ini martabak manis pesanan adikmu"

"Berikan ke aku saja pi, Yuri pasti sudah tidur"

"Baiklah. ( Sambil memberikan martabak itu ke Isman ) Papi ke kamar dulu"

Isman pun memberikan senyuman ke papinya. Kemudian duduk kembali ke sofa sambil menikmati martabak tersebut.

BERSAMBUNG..🌹🌹

Terpopuler

Comments

Nur aisyah

Nur aisyah

knp ga 184 tinggi ny author.itu ideal banget....aktor china bnyak tinggi ny 184

2020-12-12

0

Suci Pratiwi

Suci Pratiwi

bagus banget sih ceritanya kak

2020-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!