Tek... Tek... Tek..
Langkah kaki bu Nindy dan suaminya berjalan menuju ruang tengah. Tiba disana, dilihatnya putri bungsunya yang tengah asyik memainkan ponselnya sambil memakan popcorn yang ada di atas meja.
"Yurii " Panggil bu Nindy kepada putri bungsunya itu, sambil meletakkan sebuah bungkusan pizza di atas meja.
Mendengar namanya disebut, Yuri langsung menoleh kepada papi dan maminya serta menghentikan aktifitasnya itu.
"Eehh..Mami papi sudah pulang dari bogor" katanya tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya. Ia pun segera menyalami kedua orang tuanya itu.
"Sayang.., apa kamu sudah mengerjakan sholat isya? "
"Sudah dong papi. Kaka saja tuh yang belum"
"Memang kakak kamu dimana? "
"Ada di kamar kali mam, biasa lagi baku telfon dengan pacarnya yang super duper manja itu"
"Iihh...sotoy banget sih kamu. Kk kan sudah sholat" sahut Isman menghampiri Yuri dan mapinya dengan raut wajah yang sedih.
"Tapi telfonan kan? " ucap adiknya nggak mau kalah.
"Sudah-sudah. Lebih baik kalian makan pizza ini !
Mendengar itu, Yuri pun langsung membuka bungkusan pizza tersebut.
"Wow, kelihatannya enak mam. Yuri makan yah.."
Bu nindy dan suaminya hanya tersenyum melihat putri bungsunya itu. Sementara Isman masih berdiri dan menunjukkan raut wajah galaunya.
"Hei kak.., ekspresi wajah kk galau benar, kenapa? apa kaka di putusin oleh Claudy?
"Bukan itu. Claudy akan ke paris besok lusa untuk melanjutkan kuliahnya disana. Bagaimana kakak nggak sedih jadinya" ucapnya sembari duduk menopangkan dagunya di tangannya
"Nak, Sebenarnya ada yang pengen mami dan papi omongin ke kamu"
"Apa itu mam? "
"Mami dan papi barusan pergi ke rumah saudara sahabat ibu, di Depok. Niat-nya ingin menjodohkanmu dengan anaknya yang bernama Kharisma"
"Apa mam? Mami dan papi kan tahu, kalau aku itu punya pacar. Aku nggak mau lah ninggalin Claudy"
Yurii hanya diam mendengar percakapan orangtua dan saudaranya itu. Karena di dalam keluarga mereka, tidak ada yang boleh ikut campur jika tidak ada urusan yang berkaitan dengan dirinya.
"Isman..., Papi dan mami rasa kamu itu nggak cocok dengan Claudy. Dia itu gadis manja dan suka berfoya foya"
"Masak aja nggak bisa, apalagi ngurusin kamu. Berbeda dengan Risma, dia itu baik, sopan dan pintar masak lagi. Dia benar benar calon menantu idaman mami"
"Aku nggak mau mengkhianati Claudy mam, papi. Aku sangat sayang dan cinta dengannya"
"Ya, kami tahu kalau kamu sangat mencintai dia. Pertanyaannya adalah, apakah dia mencintai kamu?"
"Ya jelas lah papi.., buktinya dia nggak pernah menduakan aku"
"Baiklah nak, kalau benar dia mencintai kamu, kita datangin rumahnya besok untuk melamarnya"
"Mana bisa begitu sih pi. Aku harus menelfon Claudy terlebih dulu untuk membicarakan ini"
"Kalau begitu telfon sekarang! " ucap papinya tegas.
Isman hanya mengangguk dan segera menelfon Claudy.
Beberapa detik kemudian, Claudy pun menjawab telfon dari Isman.
"Halo sayang.., ada apa? tumbeng telfon lagi. Apa kamu masih kangen denganku? "
"Iya, aku slalu kangen denganmu sayang. Oh ya, aku ingin tanya, kamu beneran cinta sama aku kan? kamu serius kan sama aku? "
"Ya iya lah sayang, aku serius dan cinta kepadamu"
"Kalau begitu, besok aku dan orangtuaku akan datang ke rumahmu untuk melamar kamu"
"Apa sayang? kamu lagi mimpi yah. Aku kan mau ke paris untuk melanjutkan kuliahku. Apa omonganku tadi kurang jelas? Aku nggak mau menikah sekarang, perjalanan dan karirku masih panjang. Aku nggak mau mengakhiri masa mudaku dengan menjadi ibu rumah tangga. Lagian aku juga belum siap untuk menikah muda" ucap Claudy panjang lebar
"Tapi sayang..,
"Tidak. Pokoknya aku belum siap untuk menikah. Sudah dulu yah. By..." Claudy pun menutup telfon dari Isman.
Pak Arnold yang mendengarnya cuma menggelengkan kepalanya.
"Kamu dengarkan Isman, apa kata Claudy. Dia itu tidak mau menikah denganmu"
"Bukannya tidak mau mam, cuma waktunya saja yang terlalu mepet. Claudy kan juga butuh waktu, Belum lagi ia harus melanjutkan kuliahnya"
"Banyak wanita diluar sana yang sudah menikah, tapi masih bisa kuliah. Dan pelajaran mereka juga tidak terganggu"
"Tapi mam..."
"Tidak ada tapi tapian, papi sudah terlanjur menjodohkanmu dengan Risma. Jadi kau harus menerima perjodohan ini" ucap papinya tegas.
Isman tak bisa berkata apa apa lagi, jika ia terus terus membantah, bisa bisa ia di cap sebagai anak durhaka oleh kedua orangtuanya. Dan Isman nggak mau mendengar ucapan itu. Ia lebih memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, di banding harus berdebat dengan kedua orangtuanya.
Pagi harinya, keluarga pak Arnold berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi bersama.
"Papi, mami. Bentar lagi kan aku ujian nih. Jika nilai aku bagus, mami papi mau berikan aku hadia apa? "
"Udah, kamu belajar aja dulu. Soal hadiah pasti mami kasih. Asalkan nilai kamu bagus"
"Mana mungkin nilainya bisa bagus, dari tahun ke tahun nilainya sama aja tuh" sahut Isman
"Ih kaka apaansih, sotoy banget. Seandainya kakak juga pintar, pasti skripsi kk sudah di terima. Tapi apa? sudah 3 tahun, skripsi kk slalu gagal.
"Ihh dasar ni bocah. Tahu apa kamu tentang skripsi, kuliah aja belomm"
"Nanti juga tahu kok ( ucapnya sambil ngelihatin jam tangannya ) Ya sudah mam, papi. Aku berangkat dulu. ( sambil menciumi punggung tangan keluarganya ) Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam"
Setelah Yuri berangkat ke sekolah, pak Arnold lalu melanjutkan pembicaraan yang tadi malam.
"Isman. Bagaimana? papi nggak bisa menunggu pacarmu itu lama lama. Papi dan mami sangat mendambakan kehadiran seorang cucu"
Mendengar itu, Isman jadi keselek gara gara perkataan ayahnya.
"PAPI ADA ADA SAJA, BELUM NIKAH SUDAH MENGINGINKAN CUCU"
"Apakah papi dan mami nggak bisa menunggu 4 tahun lagi?" memelankan suaranya sambil menunggu jawaban dari kedua orangtuanya.
"Apa? 4 tahun itu sangat lama. Mami papi juga sudah tua. Apakah kamu rela membuat kami menunggu sesuatu hal yang tidak pasti?"
"Maksud mami apa ?"
"Apakah kamu yakin bahwa Claudy tidak akan menduakanmu disana? Dia itu wanita cantik tapi juga matre. Pasti banyak cowok cowok yang dia manfaatin disana. Sekarang kamu lihat fhoto ini!" (memperlihatkan fhoto yang ada di layar ponselnya)
Isman pun segera melihat fhoto wanita itu. Wanita yang berjilbab biru yang mempunyai wajah yang manis, gigi ginsul, hidung mancung, mungil dan berkulit sedang. Nggak putih dan nggak hitam juga. Yah, mirip Nabila JKT 48 gitu. 😊😊😄
"Apa wanita ini yang mami dan papi ingin jodohkan kepadaku? "
"Ya. Bagaimana menurutmu?
"Lihat disini saja aku sudah nggak suka pi, apalagi melihatnya secara langsung. Dia sangat beda dengan Claudy yang Cantik, putih, bersih, apalagi Claudy adalah seorang model yang terkenal. Pokoknya sangat bedalah dengan dia"
"Nak.., seorang laki laki yang baik itu hanya membutuhkan istri yang sholeha, bukan istri yang cantik dan terkenal. Jadi mami mohon terimalah Risma sebagai calon istrimu"
Isman tak tahu harus bilang apa, dia nggak mau menantang ucapan kedua orangtuanya. Dan dengan berat hati, Isman pun menerima Risma sebagai calon istrinya. Kedua orangtuanya pun sangat senang mendengar itu.
BERSAMBUNG..🌹🌹
Sepulang dari kantor, Isman segera bersiap siap mengantar Claudy ke bandara. Setelah memakai jam tangan AC nya, ia pun bergegas keluar dari kamarnya, berjalan santai layaknya pria cool dan berpenampilan yang menawan. Isman mempunyai tinggi badan 172 dan berat badan yang ideal. Kulit putih, manis, ganteng, hidung yang mancung, dan bibir yang merah. Benar benar pria yang ferfect yang banyak di kagumi dan di sukai oleh cewek cewek.
"Ismann..." panggil papinya dari jarak yang sedikit jauh. Isman pun segera menghentikan langkahnya dan melihat ke arah papinya itu, tanpa berkata apa-apa.
"Kamu mau kemana ?"
"Mau mengantar Claudy ke bandara pi" jawab Isman santai.
"Tidak bisa ! Papi telah mengatur pertemuanmu dengan Kharisma malam ini. Jadi kau harus menemui dia pukul 08 malam ini"
"Loh, papi nggak bisa gitu dong. Aku harus mengantar Claudy ke bandara karena aku telah berjanji kepadanya. Lagian aku sudah menerima perjodohan itu dan akan menikahinya, otomatis aku akan melihatnya setiap hari. Jadi izinkan aku bertemu dengan Claudy untuk terakhir kalinya"
"Baiklah. Papi akan membatalkan pertemuanmu dengan Risma malam ini. Tapi pernikahanmu akan papi percepat, kalau perlu minggu ini"
"TERSERAH PAPI SAJA, KAN DARI DULU KEINGINAN PAPI SLALU INGIN DI PENUHI"
Itu yang dikatakan Isman dari dalam hatinya. Namun ia tak berani mengeluarkan kalimat itu. Ia hanya bisa untuk diam, karena hanya diam yang bisa membuatnya aman.
Isman pun mengantar Claudy ke bandara bersama dengan supir Claudy. Sampai di bandara, pak supirlah yang mengatur semua keberangkatan nona mudanya itu.
"Sayang, kamu hati hati yah disana, jaga kesehatan dan jangan lupa makan. Kabari aku jika kamu sudah sampai" ucap Isman sangat perhatian kepada Claudy.
"Pasti sayang, aku pasti akan mengabarimu. Btw, tadi malam kok kamu dan keluargamu tiba tiba ingin melamar aku sih. Ada apa ?"
"Anu sayang, eeehh.. itu..orangtuaku...
"Permisi nona, pesawat akan segera berangkat. Diharapkan agar nona segera masuk dan naik ke dalam pesawat" ucap pak supir memotong pembicaraan Isman.
"Baiklah. Sayang, aku pergi dulu. Sampai ketemu lagi. Ummma" satu ciuman mendarat ke bibir Isman.
"Ya, jaga dirimu baik baik." ucap Isman sambil memeluk erat Claudy, lalu melepaskannya.
MALAM HARINYA
Isman pulang ke rumah dengan wajah yang sudah mengantuk. Ia pun segera masuk ke dalam kamarnya dan tertidur pulas.
Keesokan paginya, Isman terbangun dan segera melihat jam pada alarmnya.
"Astaghfirullah..sudah pukul 08 pagi, dan aku tidak melaksanakan sholat subuh. Segitu nyenyak tidurku hingga aku tidak menyadari alarmku berbunyi"
Sehabis mandi, ia pun segera keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah menuju ke ruang dapur.
"Sayang.., kamu sudah bangun ?" ucap maminya yang tengah asyik memotong sayur sambil menontong tv di ruang dapur.
"Iya mam. Maaf yah, aku kesiangan. Jadinya nggak sholat deh"
"Ya mau di apalagi. Yang penting jangan keseringan, nanti kamu lalai"
"Baik mam. Btw hari ini aku akan ke kampus untuk mengurus skripsi aku yang nggak kelar kelar. Semoga aja skripsi aku kali ini di terima. Karena aku sudah nggak sabar pengen sarjana"
"Aamiin. Mudah mudahan yah. Kalau gitu, kamu makan dulu. Sudah tersedia sebungkus nasi kuning di atas meja. Tadi adikmu yang memesan itu"
"Baik mam"
Selepas makan, Isman pun berpamitan kepada maminya dan segera beranjak ke kampusnya.
"Hai broo" panggil sahabatnya yang sedang duduk di taman kampus.
Isman pun segera menghampiri sahabat seperjuangannya itu, dan duduk di sampingnya.
"Muka lu kusut benar broo, apa lu sedih di tinggal Claudy ?"
"Iya sih, tapi ada yang lebih sedih lagi"
"Haaa.., apaan ?
"Orangtuaku ingin menikahkan gue dengan anak sahabatnya"
"Teruss..., apa kau menerima itu ?"
"Ya bagaimana lagi. Claudy menolak lamaran gue. Katanya ia ingin fokus kuliah di paris dulu. Seandainya ia mau menerima lamaran itu, pasti gue nggak akan menikah dengan Kharisma"
"Kharisma ? Namanya mirip dengan siswa penerima beasiswa di kampus ini. Oh ya, emang Lu tahu orangnya ? cantik nggak ?" ucap Ifan sambil membuka bungkusan gula gula karet dan memakannya.
"Boro boro tahu, kenal juga nggak"
"Kalau begitu lu harus mengenalnya sebelum menikah dengannya"
"Nanti gue pikir pikir dulu deh. Gue cabut dulu. By.."
Isman pun meninggalkan Ifan dan masuk ke dalam kampus.
Pulang dari kampus, ia lalu memutuskan untuk makan siang di Restaurant Calista.
"Mbakk.. Nasi gorengnya 1 dan es tehnya juga 1" ucap Isman kepada seorang pelayan yang berjilbab.
"Baik tuan. Mohon di tunggu" ucap pelayan itu ramah.
Beberapa menit kemudian, pelayan itu kembali membawakan pesanan Isman.
"Ini tuan. Silahkan dinikmati"
"Makasih ya" ucap Isman sambil menatap pelayan itu sambil tersenyum.
"YA ALLAH, ADEM BANGET RASANYA MELIHAT SENYUMAN LELAKI INI. SUNGGUH INDAH CIPTAANMU YA ROBBII.."
"Mbaakkk.."
"Ehh iya.. sama sama.." ucapnya lalu meninggalkan Isman.
Malam harinya, Isman duduk di sofa sambil ngelamun memegang ponselnya.
"Hei kak, ngelamun mulu. Nanti kerasukan setan lo.."
"Ini.., kk lagi nungguin kabar dari Claudy. Kok belum ada kabar darinya yah"
"Kaka kaya nggak tahu aja, Jakarta ke paris kan sekitar 18 jam. Ya, pasti mantan pacar kk masih ada di pesawat sekarang"
"Eeh..kamu jangan asal bicara dong. Claudy itu masih pacar kk, belum mantan"
"Ya..ya..ya, tapi bentar lagi jadi mantan kan ?"
"Kamu lama lama ngeselin yah. Dah sana, masuk ke dalam kamarmu !" ucap Isman mengusir Yurii. Dan Yurii pun segera bergegas ke kamarnya.
"Ismannn" pangil bu Nindy mendekati Isman
"Iya mam"
"Nih, undangan kamu sudah jadi"
Isman pun segera mengambil dan membaca isi undangan tersebut.
"Ini nggak salah mam. Kok pernikahannya secepat gini sih ?"
"Itu sudah benar kok. Mami dan papi juga sudah bicara dengan pamannya Risma"
"Paman Risma. Emang orangtua Risma kemana mam ?"
"Mereka berdua telah meninggal semasa Risma berusia 10 tahun. Dan sejak saat itu, Risma di asuh oleh pamannya pak Adi"
"Oooh.. Tapi mam, aku nggak mau menikah dengan pesta yang meriah. Pestanya sederhana saja dan cukup keluarga kita dan keluarga Risma yang datang. Satu lagi (ucapnya sambil mengangkat jari telunjuknya) nggak usah pake undangan"
"Kalau itu kemauanmu, jangan tanyakan ke mami. Tanyakan ke papimu secara langsung. Mami mau ke kamar dulu"
"Baiklah mam"
5 Menit kemudian, pak Arnold pun pulang dari kantor, sambil membawa martabak manis. Isman yang melihat papinya pulang, segera menyambutnya.
"Waahh, papi sudah pulang, bawaa makanan apa tuh ? dari wanginya saja sudah enak, apalagi rasanya"
"Ini martabak manis pesanan adikmu"
"Berikan ke aku saja pi, Yuri pasti sudah tidur"
"Baiklah. ( Sambil memberikan martabak itu ke Isman ) Papi ke kamar dulu"
Isman pun memberikan senyuman ke papinya. Kemudian duduk kembali ke sofa sambil menikmati martabak tersebut.
BERSAMBUNG..🌹🌹
Mentari bersinar terik, tegak cahayanya menusuk cita. Pagi pagi sekali, Yuri telah berangkat ke sekolahnya, sementara Isman masih duduk di meja makan sambil memakan buah buahan yang terletak disana.
"Isman.., pernikahanmu dengan Kharisma tinggal 2 hari lagi. Apa kamu tak ingin bertemu dengannya ?" tanya maminya yang membelakangi Isman karena sibuk menggoreng ikan
"Nggak usah la mam" ucap Isman cuek
"Nak.., Kharisma itu seorang gadis yang kuat dan tegar. Ia bekerja untuk memenuhi kehidupan dirinya dan pamannya"
"Ya memang semua orang harus bekerja kan mam ?"
"Maksud mami bukan begitu. Jadi Kharisma itu sudah bekerja semenjak pamannya lumpuh akibat kecelakaan yang ia alami. Sejak saat itulah, Risma menjadi tulang punggung untuk memenuhi hidupnya dan membantu pengobatan pamannya.
Teett..
Bunyi ponsel Isman berdering. Ia segera mengangkat ponselnya dan meninggalkan maminya, yang sedang asyik membahas kehidupan Kharisma.
"Selain baik, dia juga cerdas, orangnya asyik dan jago masak. Mami paling suka memakan sayur lodeh buatannya. Pokoknya Mantap top marketop deh. Mami sangat senang pokoknya. Bagaimana menurutmu nak ?"
"Ismann" panggil maminya 1 kali lagi
Mendengar tak ada sahutan dari anaknya, ia pun segera melihat kebelakang.
"ASTAGAA..., ANAK ITU TERNYATA TELAH PERGI" Gumam bu Nindy menggelenggkan kepalanya.
Di atas mobil, Isman melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Panggilan yang ia terima tadi adalah panggilan dari papinya yang memintanya agar segera ke kantor. Karena jalanan macet, akhirnya Isman memutuskan untuk melalui jalan yang lain, dengan kecepatan yang masih sama.
PRaaatt.. mobil Isman menginjak genangan air, dan ciplakan air itu mengenai pakaian seorang wanita berjilbab, yang berdiri di pinggir jalan. Yah, dia adalah Kharisma.
"Heii, berhenti" teriak Risma yang sangat kesal.
Namun alih alih berhenti, Isman tetap saja melajukan mobilnya dan cuek kepada gadis itu
Risma pun segera memperhatikan plat mobil Isman dari kejauhan.
"DASAR ORANG KAYA, MAUNYA NGAPAIN SAJA. TAPI YA SUDAHLAH, INI SEMUA SUDAH MENJADI KEHENDAK YANG DI ATAS" ucapnya sambil memperhatikan pakaiannya yang kotor.
"TAPI BAGAIMANA INI ? TAK MUNGKIN AKU MEMAKAI PAKAIAN KOTOR SAAT UJIAN. APA YANG MESTI AKU LAKUKAN ? ( ucapnya sambil berfikir)
Sesaat kemudian, ia menemukan ide. Ia lalu bergegas ke rumah sahabatnya yang berdekatan dengan lokasinya saat ini.
"Icaa.." teriak Kharisma berlari kecil saat melihat sahabatnya itu sudah berada di atas motornya.
"Risma.., kok pakaianmu kotor banget sih ?"
"Iya ni, keciprakan mobil tadinya. Apa aku boleh miminjam pakaianmu dulu ?"
"Ya boleh la. Ayo, kita masuk ke dalam !"
Ica pun segera turun dari motornya, lalu masuk ke dalam rumahnya diikuti Kharisma dari belakang.
Setelah mengganti pakaiannya, mereka pun bergegas ke kampus dan mengikuti ujian semester.
"Ahhh..lega.., akhirnya ujian kita hari ini selesai juga" ucap Kharisma senang.
"Kamu sih gampang ngerjainnya, aku ? hampir mau pinsang menyelesaikan ujian itu. Untung aku slalu membawa save care ini" katanya sambil memperlihatkan save care yang ia pegang.
Kharisma hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
"Btw Ris, kamu tahu tidak senior kita yang ganteng itu"
"Yang mana ?"
"Itutuh..yang cool dan cakep itu. Dia itu tipe aku banget. Tapi sayangnya, dia sudah punya pacar. Tapi pacarnya itu sekarang kuliah di paris. Jadi nggak apa apa dong, jika aku pdkt dengannya. Bagaimana menurutmu Ris..?"
"Jodoh sudah di tentukan, kamu jalani saja hidupmu dan jangan ngerusak hubungan orang"
"Tapi belum tentu juga kalau mereka itu akan menikah. Yah, jadi berusaha saja dulu, kalau memang ia bukan jodohku, ya mau di apalagi"
"Terserah kamu saja lah. Yang jelasnya, aku akan slalu mensuportmu"
"Makasih ya Ris" ucapnya memeluk tubuh Risma
"Eeh..Ica' ini sudah jam 11. Aku harus ke restaurant nih"
"Ya sudah, sini aku antar"
"Ah, nggak usah. Nanti ngerepotin lagi"
"Nggak apa apa kok. Yang penting traktirannya ada"
"Ya ela.., okelah"
Mereka berdua pun cus ke restaurant.
"Ris, aku duluan yah. Buru buru soalnya"
"Terus bagaimana dengan traktiran aku ?"
"Aku tadi cuma becanda kok. By..."
Ica pun pergi, sementara Risma berjalan masuk ke restaurant.
Di parkiran, Risma melihat mobil yang tadi pagi membuat pakaiannya kotor.
"ITUKAN MOBIL YANG TADI PAGI. PASTI ORANGNYA ADA DI DALAM"
Risma pun melangkahkan kakinya dan berjalan menuju mobil tersebut.
"IYA BETUL. AKU HAFAL SEKALI DENGAN PLAT NOMORNYA" ucapnya nggak sengaja memegang mobil Isman. Membuat dirinya terkejut mendengar mobil itu berbunyi.
"ASTAGHFIRULLAH"
Isman yang mendengar mobilnya berbunyi, segera keluar dari restaurant.
"Hei, lu ngapain pegang pegang mobil gue. Apa lu mau maling ?" kata Isman sambil menghampiri Kharisma.
"TERNYATA COWOK SENYUMAN ADEM INI PEMILIKNYA. TERNYATA AKU TELAH SALAH MENILAINYA. DIA SAMA SAJA DENGAN COWOK YANG LAIN. KASAR"
"Hei, ngapai bengong" ucapnya meninggikan suaranya.
"Hei, siapa yang mau maling. Gue cuma mengecek plat mobil ini doang. Ternyata memang benar, gara gara lu bawa mobilnya kecepatan, pakaianku jadi terkena ciprakan air. Dan lu sama sekali tidak meminta maaf ke gue"
"Oh, jadi gitu masalahnya. Ya sudah, berapa harga pakaianmu itu ?
DASAR ORANG KAYA YAH
"Lu bener bener yah, ternyata wajah tampan lu itu tak setampan hati lu. Hanya karena lu orang kaya, jadi seenaknya merendahkan gue. Tapi sorry aja, gue orangnya baik. Dan gue nggak butuh uangmu"
"Hei lu itu sudah miskin tapi belagu ya. Apa sih mau lu ?"
"Lu mau tahu mau gue apa ? mau gue adalah-
"ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR" terdengar Bunyi Azan Dhuhur dari mesjit terdekat.
"Husss, gue mau sholat dulu. Nanti masalah ini kita omongin lagi"
"Apaa ? sholat. Apa orang seperti lu masih ingat sholat ? ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Isman.
"KURANG AJAR ! COBA LU LAKI LAKI. SUDAH GUE TONJOK LO" ucapnya geregetan.
Seusai sholat, Isman kembali ke restaurant untuk bertemu lagi dengan Kharisma. Namun, ia sudah tidak menemukannya lagi. Ia pun mencoba bertanya kepada pelayan yang lain.
"Permisi mbak.., teman anda yang resek itu dimana yah ?"
"Maksud tuan siapa ?"
"Itutuh, yang punya gigi ginsul"
"Ohh, dia sudah pulang tuan, ia kemari hanya untuk meminta cuti kepada bos. Permisi tuan" ucapnya berlalu meninggalkan Isman.
"Oh iya. Makasih"
"PASTI DIA TAKUT SAMA GUE. PAKE MINTA CUTI SEGALA LAGI"
Tett...tet...tett.. terdengar bunyi ponselnya berdering, ia segera mengangkat telfon dari maminya.
"Assalamu alaikum mam"
"Waalaikum salam. Sayang, kamu lagi sibuk nggak. Kalau nggak, tolong jemput mami di toko perhiasan melati yah !"
"Emang mami ngapain kesitu ?"
"Ya, mami membeli cincin pernikahan untuk kamu dan Kharisma sayang. Besok lusa kan kalian akan menikah"
"Oh gitu ya man. Ya sudah, tungu sebentar. Aku akan kesitu secepatnya. Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam"
BERSAMBUNG..🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!