Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya mereka sampai juga di Jakarta. Keluarga Isman terlebih dulu mengantar paman Kharisma ke rumah barunya.
Pak Arnold segera membuka pintu rumah itu dan masuk ke dalamnya, diikuti pak Ali dan keluargannya. Kharisma dan pamannya sangat takjub dengan rumah baru itu. Rumah yang sederhana, dengan 2 petak kamar, 1 petak kamar mandi serta ruang dapur dan ruang tamu. Mungkin bagi kalian rumah itu biasa biasa saja, tapi bagi Kharisma dan pamannya itu sudah lebih dari cukup.
"Pak Ali, ini rumah barunya. Semoga bapak suka dengan rumah ini"
"Makasih ya pak Arnold. Saya nggak bisa berkata apa apa lagi, kecuali mengucapkan terimakasih"
Butir butir air mata mulai berjatuhan di pipi Pak Ali. Kharisma berulangkali mengucapkan ucapan terimakasih kepada kedua mertuanya itu. Baru kali ini mereka menempati tempat tinggal yang layak. Mengingat rumahnya dulu yang sudah tidak layak lagi untuk di tempati.
"Paman Ali, aku telah menyimpang beberapa buah buahan, cemilan dan minuman di kulkas. Kalau paman lapar, tinggal ambil saja di kulkas" ucap Yuri bersemangat.
Ya Allah.. semua Keluarga suamiku sangat baik. Tapi mengapa ia sangat berbeda ?
"Makasih ya untuk kalian semua"
Setelah selesai, mereka kemudian berpamitan untuk pulang. Kharisma yang merasa sedih, memeluk pamannya itu erat erat, sebelum meninggalkannya.
"Paman jangan sedih, Kharisma akan slalu mengunjungi paman nantinya. Kharisma pamit dulu. Assalamu alaikum.."
"Waalaikum salam"
Setelah berpamitan, mereka kemudian menuju ke rumah orangtuanya. Sampai disana, Isman segera meminta izin kepada kedua orangtuanya, untuk bergegas ke apertemen.
"Loh, kok buru buru sih. Masuk dulu atuh.."
"Maaf ya mam, ini sudah malam. Kami harus segera pulang" ucapnya sambil bersalaman kepada mami dan papinya
"Baiklah. Hati hati di jalan, dan ingat jaga istrimu baik baik!
Isman hanya tersenyum mendengar nasihat bu presnya.
"Mami, papi, Yuri. Kami berangkat dulu. Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam" ucapnya bersamaan
Sampai di Apartemen, Isman lalu mempersilahkan Kharisma untuk masuk. Kharisma dengan cepat melangkahkan kakinya dan duduk di atas sofa.
1 menit, 2 menit, 5 menit tak ada sahutan obrolan dari mereka. Mereka sama sama tegang dan terdiam.Hingga 10 menit kemudian, Kharisma lalu membuka mulutnya untuk berbicara.
"Aku akan membuat teh hangat. Apa kau juga mau di buatkan ?" ucap Kharisma mencoba membuka suaranya
"Tidak. Tidak perlu !"
Tak ada ekspresi dari wajahnya. Ia asyik menatap layar ponselnya itu sambil tersenyum. Kharisma bagai orang asing yang berada di samping suaminya sendiri. Apa salahnya sih, melihat sekilas pada diriku.
Ia pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruang dapur. Ia begitu takjub dengan ruangan itu, karena fasilitas di ruangan itu sangatlah lengkap. Ia lalu membuka kulkas yang berukuran besar yang mempunyai 2 pintu. tampak Buah buahan, sayur sayuran dan minuman tertera disana. Aku seperti berada di hotel bintang 5. Pikir Kharisma.
5 menit kemudian, Kharisma kembali bergabung dengan suaminya sambil membawa secangkir teh hangat dan roti bakar. Ia kembali duduk di tempatnya semula, sambil menikmati teh hangat buatannya.
"Kharisma? " panggilan Isman membuat Kharisma menghentikan aktifitasnya itu. Kharisma menatap dalam dalam mata suaminya itu. Entah apa yang ingin dikatakan laki-laki yang ada di hadapannya itu.
"Kamu tahukan, aku tidak mencintaimu. Dan aku juga tahu, pasti kamu tidak mencintai aku. Kita sama sama terjebak dalam perjodohan ini"
"Ya, kamu benar. Aku memang tidak mencintaimu dan begitupun sebaliknya. Tapi perlahan demi perlahan, aku pasti bisa mencintaimu. Dan kamu juga harus menerima itu. Karena pernikahan bukanlah permainan. Dan aku tak akan main main dengan keadaan ini. Kau adalah suamiku, dan aku adalah istrimu" Kharisma dengan tegas mengucapkan kalimat itu tanpa keraguan sama sekali.
"Aku mana mungkin bisa mencintaimu. Dan aku mana mungkin bisa menghianati kekasihku"
"Tapi kenyataannya, kamu sudah menjadi suami aku" ucapnya dengan ekspresi yang kuat.
"Tidak! jangan pernah berharap bahwa aku bisa menerima dan mencintaimu. Karena cintaku dan kasih sayangku hanya akan ku curahkan kepada Claudy. Dan besok, Aku akan mengurus kontrak pernikahan kita"
"Maksud kamu apa? kontrak pernikahan ? nggak bisa. Aku nggak mau pernikahan ini seperti novel yang sebelum sebelumnya kubaca. Yang Aku mau, kita pertahankan pernikahan ini sampai kita memiliki rasa yang sama, punya anak dan membahagiakan orangtua. Begitu saja"
"Hei.., kamu jangan ngeyel dan bermimpi seperti itu. Pokoknya aku akan tetap pada pendirianku, membuat kontrak pernikahan kita!" ucapnya sembari masuk ke dalam kamar.
Kharisma menghembuskan nafasnya berat. Ada hal kesedihan terpancar dimatanya
Apa yang mesti kulakukan? Mengapa suamiku bersikoko ingin membuat kontrak pernikahan itu? Aku slalu membayangkan bahwa suami yang akan menjadi suamiku itu romantis, penyayang, dan setia. Tapi kenyataannya apa ? Aku malah mendapat suami yang sikapnya persis dengan novel novel yang sering kubaca. Mengapa aku sangat lemah dengan persoalan ini. Aku harus kuat, harus semangat💪💪
Seketika lamunan Kharisma berhenti ketika mendengar suara Isman yang sudah berdiri tepat di sampingnya.
"Ngapai bengon? masuklah ke kamar! biar aku yang tidur disini"
"Apa? apa aku tidak salah dengar. Bukannya kita sudah sah menjadi suami istri. Terus untuk apa kita tidur terpisah? "
"Bagaimana aku bisa tidur dengan orang yang tidak kucintai? Kau tidak ada apa apanya dengan Claudy. Bahkan Claudy lebih pantas bersanding dengan aku. Sedang kau apa? Kau hanyalah seorang pelayang resto yang beruntung dinikahi oleh aku"
Hati Kharisma seketika sakit mendengar ucapan Isman. Tapi ia berusaha tegar untuk tidak menjatuhkan butir butir air matanya itu.
"Ya, aku tahu. Aku hanyalah gadis desa, tidak punya apa-apa, pelayan resto dan kalah cantik dengan Claudy mu itu. Tapi ingat ! Aku adalah istrimu, sedang Claudy sudah jadi mantanmu"
Isman menatap Kharisma tajam tajam, ketika mendengar ucapan Kharisma yang menyebut Claudy adalah mantannya.
"Dia bukan mantanku. Ia masih resmi menjadi pacarku. Dan dia tidak tahu tentang pernikahan ini. Itulah sebabnya, aku akan membuat kontrak pernikahan kita" Isman mengatakannya dengan sangat geregetan. Ingin sekali rasanya ia mencakar wajah wanita yang ada di hadapannya itu.
Kharisma terdiam mendengar ucapan Isman. Sedih menyelimuti hatinya. Tanpa berkata apa apa, ia meninggalkan Isman dan masuk ke dalam kamar. Sampai disana, ia menjatuhkan butir air mata yang dari tadi ia tahan.
Mengapa ini semua terjadi kepadaku? baru saja kami menikah, tetapi mengapa malah seperti ini. Tidak! aku nggak boleh lemah. Aku harus tetap berusaha mempertahankan rumah tanggaku ini. Apapun dan bagaimana pun caranya. Karena bagiku pernikahan ini bukan permainan dan pernikahan bukanlah ajuhan kontrak.
BERSAMBUNG..🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Lia Eka Pratama
ceritanya menarik
2020-12-12
0
Airarusdi
ceritanya bagus. Nggak membosankan
2020-11-23
1
Suci Pratiwi
bagus Thor
2020-11-16
0