Bab 5 : Kesalahan

"La, nyobain mie punya lo dong, " Ucap Mila yang sudah menyendok mie dari piring milik Laras.

"Dikit aja Mila! Itu kebanyakan ish! " Omel Laras.

"Ini masih dikit La, kalo banyak itu satu piring gue abisin" .

"Serah lo ah! kesel gue lama-lama sama lo! " kesal Laras yang kembali menyuapkan mie nya ke mulut.

"Yaudah kalo gitu" Ucap Mila mengedikkan bahunya acuh.

          Dari arah lain, Azzyra datang dengan membawa nampan yang berisi kan makanannya sendiri. Seperti biasanya ia datang dengan raut wajah tak bersahabat. Cuek dan judes.

        Mila menatap Zyra dengan cepat, setelah itu ia menatap ke arah meja yang berada tak jauh dari tempat nya. Sementara Laras ia masih disibukkan dengan mie ayam nya. Dari meja sebrang sana diisi oleh siswi yang bisa dibilang musuh dari Mila dan juga Azzyra.

       Mila memicing kan matanya kala Sheila, ketua kumpulan siswi narsis itu . Sheila tengah menatap Azzyra dengan senyum miringnya. Mila semakin memicingkan matanya, merasa aneh dengan gelagat Sheila.

Dan benar saja! Sheila menjulurkan kaki nya menghalangi jalan yang akan dilalui oleh Azzyra.

'Prang! '

     Suara piring dan gelas yang terjatuh dan langsung pecah seketika. Dan kejadian itu membuat seisi kantin menoleh ke arah nya. Mila dan Laras pun langsung berdiri dari tempat duduk nya kala melihat Azzyra. Keduanya menatap kaget. Bukan hanya keduanya, tapi seluruh siswa-siswi yang berada didalam kantin tersebut.

"Aaaa!! Panas panas! " Jerit Sheila panik.

     Dengan wajah datar nya Azzyra menatap Sheila yang dikerubungi teman-temannya tanpa minat. Ada yang mengipasi kaki, mengelap, dan berteriak heboh sendiri. Pemandangan yang cuku menganggu untuk Azzyra.

         Benar! Azzyra tidak jatuh tersandung oleh kaki Sheila,tapi ia sengaja menjatuhkan nampan miliknya tepat diatas kaki Sheila.

"Lo apa-apaah sih! Lo sengaja hah mau bikin gue  celaka? " Bentak Sheila yang sudah berdiri dihadapan Azzyra.

"Maksud nya apaan lo berlaku kayak gitu sama Sheila? " Tanya satu orang lagi yang berada dibelakang Sheila.

       Ketiga orang itu menatap Azzyra dengan tatapan penuh kebencian. Seolah tidak terintimidasi dengan tatapan mereka, Azzyra lebih memilih mengabaikan ketiga nya.

"Dasar anak pungut! Gak pernah diajarin sopan santun ya lo sama orang tua?!" Teriak Sheila dengan keras menghentikan langkah kaki Azzyra.

        Azzyra mengepalkan tangan nya erat, bersamaan dengan mata nya yang menutup erat. Azzyra membuka matanya dan berbalik kembali menghadap Sheila yang tengah menatap angkuh kearahnya. Senyum miring tercetak jelas diwajah Sheila.

"Lo bilang apa?" Tanya Azzyra berusaha setenang mungkin.

"Telinga lo masih berfungsi kan? Gak mungkin lo gak denger teriakan gue! " Sinis nya.

"Sekali lagi! "

"Apa? Lo mau apa hah? " Ucap Sheila seakan menantang Azzyra.

"Sekali lagi lo ngomong gue pastiin mulut lo gak akan mampu bersuara lagi" Ancam Azzyra dengan tatapan mengintimidasi.

"Lo bisanya cuman ngegertak doang Zyra! Gak pernah ada bukti sama sekali" Tentri, salah satu teman Sheila mencibir nya.

"Namanya juga cewek aneh! Cuman omong doang" tambah yang lainnya.

"Lo denger kan Azzyra? " Tanya Sheila dengan tatapan yang meremehkan.

'Plak!! '

      Satu tamparan mulus mendarat tepat diwajah Sheila. Kepala Sheila tertoleh kesamping akibat tamparan yang kuat. Tamparan yang keras yang sesuai dengan suara yang dihasilkan. Meninggalkan bekas luka kemerahan diwajah mulus milik Sheila. Kaget dengan tamparan diwajah nya, Sheila menatap tak percaya kedepan. Dengan satu tangan memegang wajah nya yang perih.

         Membuat seluruh siswa yang berada didalam kantin semakin terfokus kearah nya. Semuanya hanya menonton, tak ada yang berani menegurnya sama sekali. Bahkan ada yang mengabadikan nya lewat smartphone masing-masing.

"Sekali lagi lo ngomong kasar sama Zyra, gue bakal lakuin hal yang lebih dari sekedar tamparan buat lo! Termasuk kedua kacung lo itu! " Bentak Mila tepat dihadapan wajah Sheila.

"Maksud lo apa nampar gue anj! " Bentak Sheila balik.

      Mila menatap nyalang pada Sheila yang semakin emosi padanya. "Gue gak suka lo ngerendahin Azzyra dihadapan gue ***!"

        Suasana didalam kantin semakin memanas akibat Mila yang menampar Sheila. Azzyra yang masih diam ditempatnya, menatap tubuh Mila yang membelakanginya dengan tatapan kaget.

🍁🍁🍁

"Sekarang kalian jelaskan! Sebenarnya apa yang terjadi? " Tanya Dewi, seorang guru muda yang bertugas di ruang BK pada ketiga orang yang tengah ia interogasi.

"Ayo jawab, kalian tidak ada yang mau menjawab? " Tanya nya sekali lagi.

      Sementara ketiga gadis yang ditanya pun hanya duduk dengan acuh. Terutama Azzyra yang hanya mendengus dan mengedarkan pandangan nya kesekeliling arah mengabaikan tatapan menuntut dari Dewi.

"Dengar! Ibu sudah tidak tau lagi apa yang harus ibu katakan kepada kalian. Kalian sudah sering bertemu dengan ibu disini terutama kalian, Mila, Sheila. Sudah sering ibu peringatkan pada kalian untuk mengubah perilaku buruk kalian. Ibu perhatikan semakin hari kalian berdua semakin tidak bisa diatur! Kalian harus ingat, kalian itu sudah kelas dua belas. Kelas tertinggi dimasa sekolah ini, harusnya kalian fokus belajar! Bukannya terus-terusan mencari masalah! Kalian itu perempuan! " Ucap Dewi memberi wejangan pada ketiganya.

"Azzyra,," panggil Dewi dengan menolehkan kepalanya melirik Azzyra.

"Tolong jelaskan sama ibu, kalian ada masalah apa? "

"Bisa anda tanyakan pada pelaku" Jawab Azzyra seadanya.

"Siapa? "

"Sheila"

"Apa! Kenapa malah gue yang lo sebut! Kan lo yang salah" Ucap Sheila tak terima.

"Jelaskan Sheila! " Dewi menatap Sheila menuntut penjelasan.

"Saya liat Sheila mau jahatin Azzyra bu! Dia dengan sengaja menjulurkan kaki nya supaya saat Azzyra datang, dia tersandung. Dan waktu itu yang jatuh nampan yang dibawa Azzyra, bukan Azzyra nya yang jatuh. nampan nya jatuh diatas kakinya bu. Terus Sheila mencaci Azzyra, ya saya gak terima dong temen saya digituin sama dia. Yaudah saya tampar aja eh dia balik nampar saya bu! " Jelas Mila menggebu-gebu.

"Benar Sheila? "

"Enggak bu! Mereka bohong " Tukas Sheila.

"Mila benar bu" Tambah Azzyra membenarkan pernyataan dari Mila.

        Dewi menghembuskan nafasnya, memijit pangkal hidung nya sendiri. Sejujurnya wanita paruh baya itu sudah lelah dengan kelakuan ketiga gadis itu. Tapi,  apa boleh buat? Dia sendiri adalah guru BK dan sudah menjadi tugasnya untuk menegur juga membimbing murid yang bermasalah menjadi jera dan berubah.

"Sheila, hal yang kamu lakukan adalah tindakan yang tidak benar. Bagaimana jika orang yang akan kamu sandung itu jatuh dengan posisi yang berbahaya? Jika sampai bermasalah apa kamu akan tanggung jawab Sheila?. Jika kamu mempunyai masalah dengan Azzyra, selesai kan secara baik-baik . Ajak Azzyra bicara, selesaikan dengan kepala dingin. Bukan dengan cara kotor seperti itu. Kamu paham Sheila? " Tanya Dewi pada Sheila yang dijawab anggukan lemah oleh nya.

Kemudian matanya beralih menatap Mila, "Dan kamu Mila. Tindakan kamu yang seenak nya menampar Sheila juga tidak benar!. Jangan kamu main hakim sendiri, ibu tau kamu membela teman kamu tapi bisakan dengan cara yang baik? Seperti menegurnya atau lebih baik kamu datang melapor pada ibu, Mila ini bukan kali pertama kamu melakukan aksi kekerasan disekolah, kamu bisa dihukum. "

"Saya gak akan kayak gitu kalo bukan orang nya yang mulai!. Saya main hakim sendiri juga pilih-pilih orang bu! " Ucap Mila membela dirinya sendiri.

"Kamu tetap salah Mila! Bukan seperti itu untuk menegur! "

"Sudah lah, orangtua kalian sudah ibu panggil. Setelah ini ibu harap kalian jera dan ini kali terakhir ibu melihat kalian diruang BK. " Ucap Dewi final tanpa memperdulikan ekspresi anak didik nya yang sudah menatap kaget kearahnya.

"Ibu manggil orangtua kita kenapa gak bilang dulu?!" Ucap Mila setengah menjerit. Orangtuanya datang kesekolah?. Mungkin jika ia sendiri yang membuat onar itu tidak jadi masalah, tapi lain hal nya dengan saat ini. Ia belum siap melihat pertengkaran lagi.

"Apa itu harus Mila? " tanya Dewi.

"Kenapa ibu manggil orangtua saya bu?" Tanya Sheila yang tak mendapatkan jawaban dari Dewi.

"Dari pihak saya, siapa yang ibu panggil? "Ucap Azzyra yang kembali membuka suara setelah beberapa saat lalu.

"Seperti nya itu Kakak kamu, karena ibu hanya menemukan kontak dari wali sementara kamu. " Jawab nya.

      Azzyra menghembuskan nafasnya lega. Ternyata Ziko yang dimaksud Dewi, Untunglah bukan orang lain.

🍁🍁🍁

      Azzyra keluar dari ruang BK berdampingan dengan Ziko. Ia adalah orang terakhir yang keluar dari ruangan tersebut setelah Sheila dan Mila. Tetap dengan wajah yang datar ia berjalan berdampingan Dengan Ziko. Sedari tadi Ziko sudah menampilkan raut wajah yang berubah-ubah. Terkadang kesal, marah, dan masam.

"Kia, kenapa bisa banyak gitu catatan nama kamu di BK? Astaga! Abang sampai gak nyangka. Siapa yang suka datang ke sekolah buat jadi wali kamu? Orangtua kamu? " Tanya Ziko yang langsung mendapat respon dari Azzyra.

    Azzyra menolehkan kepalanya sesaat setelah mendengar kata 'Orangtua' keluar dari mulut Ziko.

"Gak pernah sekalipun Kia minta mereka buat datang! Jadi jangan nanya gitu lagi sama Kia" Jawab Azzyra dengan tegas.

"Ya terus siapa lagi Kia? "

"Orangtua nya Nathan" Ucapnya dengan santai.

"Untunglah kalo gitu, orangtua si tengil itu sudah berapa kali datang ke sekolah buat ngurus kamu? "

"Gak tau"

🍁

'Papa sudah bilang sama kamu! Jangan bela anak itu! Dia bukan saudara kamu !'

  

         Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang tengah membentak dari koridor didepannya . Meski terdengar pelan, tapi suara itu masih terdengar dengan jelas hingga ketelinga Azzyra dan Ziko.

       Mengacuhkan suara perdebatan itu, Azzyra dan Ziko berjalan mendekati koridor didepannya. Tujuannya hanya satu, dan tentu saja untuk pulang. Bukan untuk menguping.

'Tapi Pah,, "

'Jangan lagi membela nya! Dia cuma bisa ngasih kita kesialan, Gara-gara dia kamu jadi ikut bermasalah disekolah! '

'DEG! '

      Azzyra menghentikan langkahnya tepat dihadapan kedua orang yang tengah berdebat itu. Tubuhnya membeku seketika kala melihat seorang tengah membelakanginya.

       Ziko yang berada disamping nya pun tak memiliki reaksi yang tak berbeda jauh. Dirinya membeku ditempat. Ziko dilanda kebingungan yang sangat besar, entah apa yang harus ia lakukan saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!