"AAAAAA.... " Sendu berteriak kencang saat dirinya membuka mata dan melihat seorang pria dengan topi dan masker hitam, sedang terbaring di sampingnya. Pria itu tak lain adalah Alex.
Alex membuka perlahan matanya. Suara teriakan Sendu menusuk sampai ke selaput gendang telinganya. Dia lalu duduk dan menatap ke arah Sendu. Sendu menutup kepalanya dengan selimut.
Alex membuka masker dan topinya. Mata sendu langsung membulat setelah mengetahui jika laki-laki yang satu tempat tidur dengannya pagi ini adalah Alex, suaminya.
"Tuan sedang apa di sini?" tanya Sendu dengan ekspresi terkejut.
Alex pun tak menjawabnya, dia menarik bantal guling dari tangan Sendu dan kembali tidur. Dia sangat lelah setelah menghajar pak Brama semalam. Dan sepanjang malam, dia juga tidak bisa tidur, karena terus memandang wajah Sendu yang tertidur pulas di depannya.
Melihat Alex tidak menjawabnya, membuat Sendu berpikir yang tidak-tidak tentang pria berwajah Korea tersebut. Dia mengira jika Alex sudah mengambil haknya atas diri Sendu. Membuat Sendu marah, lalu mengambil bantal dan mulai memukuli Alex secara bertubi-tubi.
"Tuan sudah apa kan saya? Apa Tuan sudah.... Ah, Tuan jahat sekali... Tuan jahat... Tuan apakan saya, jawab Tuan... "
Alex tak tahan lagi karena Sendu terus saja berisik. Dia pun akhirnya bangun dan memegang wajah Sendu dengan kedua tangannya. Membuat gadis desa itu pun langsung terdiam.
"Kamu bisa diam nggak? Aku ngantuk. Mau tidur." ucap Alex.
"Baik Tuan..." Sendu mendadak jadi jinak.
Alex mengangguk kan kepalanya, kemudian kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Sendu hanya bengong melihat pria aneh yang ada di hadapannya saat ini.
Namun pandangannya tiba-tiba saja tertuju kepada jam yang di dinding kamar hotel. Matanya membulat sempurna karena sudah jam 8 pagi. Dia sudah sangat terlambat untuk masuk kerja.
Mati saya, pak Brama pasti akan marah.
Sendu langsung memakai kerudungnya dan berjalan keluar kamar hotel. Kepalanya masih terasa sedikit pusing. Mungkin efek obat tidur yang pak Brama berikan semalam.
Setelah berada di luar hotel, dia langsung mencari halte bus. Tapi sayangnya, dia tak tahu ada dimana ia sekarang ini.
Sendu pun akhirnya bertanya pada beberapa orang yang ada di halte. Mereka mengatakan jika lokasi saat ini dengan kontrakan Sendu lumayan jauh. Harus naik bus dua kali.
Sendu lalu duduk dan tertunduk lesu di kursi halte. Sesekali dia memegang pelipisnya. Sendu mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Namun yang terakhir dia ingat hanyalah pak Brama menyuruhnya mengambil berkas di dalam mobil, setelah itu Sendu samar-samar. Dia tak tahu apa yang terjadi. Sampai pagi saat membuka mata, yang ada justru pak Alex di sampingnya.
Apa Tuan Alex sudah....
Sendu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tak mau berpikir yang tidak-tidak. Lagi pula saat bangun tadi, dia melihat jika dia dan Alex masih memakai baju. Itu artinya, tak terjadi apa-apa diantara mereka.
Tak lama menunggu, bus pun tiba. Sendu langsung naik. Bus itu kemudian membawa Sendu pada pemberhentian berikutnya. Setelah itu, Sendu akan berpindah Bus untuk kembali ke kontrakan.
Sementara di kamar hotel, Alex masih tertidur tak tahu jika Sendu sudah pergi meninggalkan dirinya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Alex pun membuka mata perlahan dan meraih ponselnya. Dia langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Halo... " ucap Alex.
"Gilang, kamu gimana sih? Mama kan suruh kamu temani mama hari ini. Kamu lupa lagi?" ucap seorang wanita dari dalam telepon.
"Astaga ma. Gilang lupa. Sorry... sorry." suaranya terdengar lesu.
"Hmm... kamu pasti di hotel lagi? Iya kan?" tebak wanita itu.
"Iya ma..." jawab Alex jujur.
"Astaga, perempuan mana lagi sih Lang...?"
"Ma... ma... ini nggak seperti yang mama pikirkan."
"Nggak seperti yang mama pikirkan gimana? Masa iya kamu di hotel dengan seorang perempuan cuma main ular tangga?" cetus wanita paruh baya tersebut yang ternyata adalah mamanya Alex. Mama Gita.
"Ya udah, Gilang ke sana sekarang ya? Mama tungguin... "
"Ya udah, cepat... " wanita itu menutup telepon Alex.
Alex meletakkan ponsel nya di atas tempat tidur. Dia kemudian mengamati sekitar kamar. Dan baru dia sadari, jika Sendu sudah tidak ada lagi di sana. Dia ditinggal begitu saja oleh Sendu.
Alex tersenyum simpul...
Sendu....
...****************...
Sendu berlari masuk ke dalam gedung tempat dia bekerja. Sesampainya di dalam, dia langsung menuju ruang coffe break untuk absensi finger.
"Kamu telat Sendu?" tanya Siska.
"Maaf ya, saya ketiduran. Telat bangun." Jawab Sendu. Siska hanya memperhatikan Sendu dari atas hingga ujung kaki.
Siska yang kemarin sempat melihat Sendu dan Alex di dekat bank sampah pun mulai menaruh rasa curiga kepada Sendu. Dia mulai menduga jika Sendu punya hubungan spesial dengan Alex, atasan mereka.
"Kamu kenapa Sis?" tanya Sendu yang merasa jika Siska sedang menyelidikinya.
"Enggak, nggak ada apa-apa." jawab Siska.
"Ya udah, bikinin pak Bos kopi. Dia udah tunggu dari tadi." Pintar Siska.
"Loh, emangnya pak Bos belum dibikinin kopi. Kan OG lain ada." Sendu mencari alasan, padahal dia takut kalau harus bertemu pak Brama.
"Ya elah, kamu kayak nggak tau aja pak Bos. Dia kan cuma mau minum kopi bikinan kamu Sendu." kata Siska lagi.
"Ya udah deh, aku bikini sekarang ya..." ucap Sendu. Dia pun mengambil gelas dan mulai meracik kopi hitam untuk pak Brama.
Setelah kopi jadi, Sendu langsung mengantarkannya kepada pak Brama. Dia mengetuk perlahan pintu ruangan pak Brama.
"Permisi pak, saya mau antar kopi." ucap Sendu lirih.
Pak brama diam tak merespon Sendu. Tidak pernah-pernahnya pak Brama bersikap dingin begitu pada Sendu. Sendu terus masuk dan meletakkan kopi di atas meja pak Brama.
"Ini pak kopinya."
"Jam berapa sekarang? Kamu telat datang ke kantor?" tanya pak Brama to the point.
Sendu langsung menundukkan kepala dan terdiam. Dia sudah menebak jika pak Brama pasti akan memarahinya.
Tapi aneh sekali, padahal baru semalam pak Brama mengajaknya makan malam dan bersikap manis padanya, tapi sekarang malah berubah. Padahal dia hanya telat satu jam saja. Itu pun tidak di sengaja.
"Maaf pak, saya terlambat bangun."
"Kamu ingat semalam kamu kemana?" tanya pak Brama penasaran.
"Yang saya ingat, saya mengambil berkas bapak. Setelah itu saya tidak ingat pak." ucap Sendu polos.
"Bagus kalau begitu."
"Bagus apanya pak?" tanya Sendu.
"Tidak... tidak ada. Sendu, karena kamu sudah terlambat. Gaji mu bulan ini saya potong lima persen." ucap pak Brama yang membuat mata Sendu membesar.
Sudahlah gaji hanya 30 persen, dipotong lagi 5 persen. Tinggal 25 persen saja berarti.
Sendu kemudian berjalan keluar dari ruangan pak Brama dengan perasaan sedih. Dia membuang nafas kasar seraya menahan air mata agar tidak tumpah.
Gini amat ya kerja sama Bos yang tidak punya perasaan?
Sendu berjalan kembali ke ruang coffe break. Sampai di sana, barulah dia menangis sejadi-jadinya. Sendu terisak pilu. Hatinya sakit namun tak ada yang tahu. Tak juga Alex.
Alex keluar dari dalam hotel dan langsung menuju rumahnya. Dia sudah punya janji dengan wanita yang sudah melahirkannya itu, Mama Gita namanya.
Mamanya Alex yang meski sudah berumur namun masih sangat cantik dan energik. Sangat terlihat jelas jika dia adalah istri dari pengusaha yang kaya raya. Sebab tampilan juga wajahnya, begitu mahal dan terawat.
"Nah... ini dia. Ditungguin dari tadi." ucap Mama Gita begitu melihat anak laki bungsunya itu, sudah tiba di depan rumah.
"Gilang mandi dulu ya ma." kata Alex.
"Cepatan, mama nggak enak sama orang karna udah janji akan datang."
"Siap bos. Tungguin ya ma."
Alex pun langsung masuk dan segera menuju ke kamarnya, untuk mandi.
Begitu Alex sampai di kamar, dia langsung membuka pakaiannya. Namun tiba-tiba saja Sendu melintas dalam pikirannya.
Tuan sedang apa di sini?
Tuan sudah apa kan saya? Apa Tuan sudah.... Ah, Tuan jahat sekali... Tuan jahat... Tuan apakan saya, jawab Tuan...
Alex tertawa pelan...
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
NOTES : KARYA ASLI, DILARANG KERAS PLAGIAT ATAU MEMALSUKAN DENGAN SENGAJA. PENJARA DAN DENDA MILYARAN RUPIAH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Dewi Soraya
ni knp crtanu lemot y.msak m cwek lemah aj alex mengalah.hadeh klo kyk gni kpn slsainy
2025-04-13
0
jumirah slavina
cerita'y menarik tp karakter Sendu bikin sedikit spaneng😅😅😅
2025-03-13
1
jumirah slavina
sudah mulai jatuh lope ya Lex😍🤭
2025-03-13
1