Dua minggu kemudian
Seorang wanita, tampak sedang membersihkan pintu kaca sebuah ruangan meeting, yang sebentar lagi akan digunakan untuk rapat para petinggi perusahaan.
Dia harus bekerja dengan cepat. Jika tidak, dia pasti akan diomeli oleh Pak bos yang super duper semuanya harus serba perfect.
"Sendu, cepat!" kode seorang wanita seraya menunjukkan jam di tangannya kepada gadis yang bernama Sendu itu.
Sendu pun memberikan kode 'OK' Dengan jarinya. Yang menandakan pekerjaannya sudah beres semua.
"Gimana? Air mineral udah kamu atur di atas meja semua?" tanya seorang pria berpakaian jas lengkap dengan sapu tangannya.
"Sudah Pak." jawab Sendu.
"Ya sudah, kamu boleh pergi sekarang." ucap pria itu, yang ternyata adalah manager di perusahaan tempat Sendu bekerja.
Ya, Sendu sudah bekerja di perusahaan itu sejak dua minggu yang lalu.
Pasca insiden di Vila beberapa waktu yang lalu, Sendu akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak di ibu kota. Meski pun hanya menjadi seorang office girl saja.
Ia kembali teringat kejadian malam itu. Saat dirinya melarikan diri dari Alex. Laki-laki yang sudah memberikannya mahar berupa sebuah cincin emas. Cincin yang sampai saat ini masih ia pakai di jari manisnya. Sekaligus menjadi pengingat, jika ia adalah istri dari seorang pria yang bernama Gilang Ahmad Wijaya itu. Sebab pernikahan mereka sah secara agama.
Sendu lalu meneguk segelas air putih yang di ambilnya dari dispenser kantor yang memang sangat jarang di pakai.
"Capek banget ya?" sapa seseorang.
Sendu langsung menoleh ke belakang. Ternyata Pak Bos. Pria tampan dan kaya tapi sangat cerewet seperti wanita itu, sudah berdiri di belakangnya. Namanya Pak Brama.
"Eh, Pak.." ucap sendu.
Pak Brama lalu mengambil air putih di dispenser. Dia lalu meneguk nya di depan Sendu.
"Kenapa tidak minum air mineral saja Pak?"
"Minum di gelas jauh lebih puas ketimbang minum di botol. Iya kan?" ucap Pak Brama seraya mendekatkan wajahnya kepada Sendu.
Sendu mengepalkan jari tangannya. Dia sudah bersiap-siap, kalau saja tiba-tiba Pak Brama melakukan tindakan senonoh padanya. Tinjunya sudah siap mendarat ke wajah pria genit itu.
"Pak, para petinggi GAW Group sudah tiba." ucap wanita yang tadi berbicara dengan Sendu. Dia Siska. Sekretaris pribadi Pak Brama.
"Saya pergi dulu ya." Kata Brama kepada Sendu.
Pak Brama langsung keluar ruangan coffe break dan berjalan menuju ruang meeting bersama Siska.
Rapat kali ini memanglah sangat penting. Karena semua petinggi perusahan hadir. Dari setingkat manager, direktur, bahkan sampai pemilik GAW Group itu sendiri, hadir pada rapat tersebut.
Biasanya kalau sudah mengadakan rapat dengan para petinggi perusahaan seperti itu, ada masalah perusahaan yang sangat genting yang harus segera di selesaikan.
"Wah, ganteng banget ya?" ucap salah seorang OG yang ada di dekat Sendu.
"Iya, denger-denger sih, dia itu putra mahkotanya GAW Group."
"Serius? Beruntung banget ya kalau bisa nikah sama dia. Hidup pastinya terasa mudah semua. Banyak duitnya. Ngga bakal habis tujuh turunan."
Kedua OG itu pun lalu cekikikan berdua. Mereka sedang membayangkan sesuatu yang sulit dijangkau akal sehat. Pemilik perusahan jatuh cinta sama OG? Yang benar saja. Emang drama di channel satu untuk semua?
Sendu tak mau ambil tahu celotehan kedua temannya itu. Dia lebih memilih memikirkan uang sewa kontrakan bulan ini yang akan dia dapat dari mana, kalau dia tidak di bayar penuh oleh Pak Bos.
Ya, Sendu terhitung masih magang di perusahan, jadi gajinya tidaklah sama dengan gaji OG yang lain. Masa percobaan dia hanya dibayar 30 persen saja dari gaji sebenarnya. Dan masa percobaan itu berjalan selama tiga bulan lamanya.
Sendu membuang nafas kasar sambil menggosok-gosokkan jari-jarinya pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Dia sempat berniat akan menjual maharnya, namun hatinya tidak tega. Dia merasa mahar itu sangatlah berharga. Jadi dia memutuskan untuk menyimpannya saja.
Saat sendu sedang melihat-lihat cincin ditangannya, para petinggi perusahaan pun lewat. Mereka langsung menuju ke ruang meeting. Tanpa Sendu sadari, ternyata ada sosok yang ia kenal dalam rombongan petinggi perusahaan tersebut. Siapa dia?
...****************...
"Perusahaan harus bergerak cepat dalam berinovasi. Kalau kita lambat, maka akan di dahului oleh perusahaan-perusahan lain. Dan kalau sampai itu terjadi, perusahan kita akan selalu di anggap plagiat oleh konsumen. Dan saya, saya tidak mau hal itu sampai terjadi. Paham kalian semua?" ucap pemilik GAW Group.
"Paham Pak... " ucap peserta rapat serentak.
Setelah sekitar dua jam, akhirnya rapat pun usai juga. Semua karyawan dan para petinggi perusahaan mulai meninggalkan ruang rapat.
Sendu yang memang bertanggungjawab penuh pada ruangan rapat tersebut pun mulai masuk ke dalam ruangan untuk membersihkan sisa-sisa kue dan buah serta botol air mineral.
Namun tanpa Sendu sadari. Dia sedang diperhatikan oleh seseorang. Seorang pria berjas hitam yang sedang berdiri di dekat pintu ruang rapat. Pria itu terus saja melihat Sendu dan merasa seperti mengenal wanita berkerudung hitam tersebut.
Setelah membersihkan seluruh meja rapat. Sendu kemudian berjalan keluar ruangan sambil membawa kantong berisi sampah botol air mineral dan sampah lainnya.
Sendu terus berjalan turun ke bawah melalui tangga khusus OG. Dia akan membuang sampah, pada tempat yang sudah disediakan khusus oleh perusahaan. Namun lagi-lagi dia tidak menyadarinya, jika dirinya sedang di buntuti oleh seseorang.
Setelah meletakkan kantong plastik berisi sampah tadi ke dalam bank sampah, Sendu pun berbalik hendak naik lagi ke atas. Namun saat dia berbalik dan akan naik ke atas, betapa terkejutnya dia dengan apa yang dia lihat.
Seorang pria memakai jas hitam sedang bersandar di tembok tangga sambil bersedekap kedua tangan di dadanya, seraya melihat ke bawah.
"Astaghfirullah... " ucap Sendu terkejut. Sampai-sampai sapu yang ada ditangannya terlepas dan jatuh ke bawah.
Pria itu mengarahkan pandangannya kepada Sendu. Dari sorot matanya jelas dia menyimpan amarah yang begitu besar kepada Sendu. Amarah yang sudah lama terpendam lama di hatinya. Amarah yang bercampur dengan rasa kecewa dan rasa dikhianati. Itu jelas sangat sakit sekali.
"Tu.. an... " ucap Sendu gugup.
Dia tahu jika pria yang saat ini ada di hadapannya, tidak akan pernah mengampuninya. Karena dia sudah meninggalkan pria itu begitu saja tanpa sepatah kata pun.
Pria itu lalu turun dari tangga dan berjalan mendekati Sendu yang saat ini sedang berdiri gemetaran karena takut.
Pria itu lalu berdiri cukup dekat dengan Sendu hingga Sendu bisa merasakan hembusan nafas serta aroma rokok dan juga alkohol dari pria tersebut.
"Kamu ingat aku Sendu?" tanya pria itu.
Sendu menelan salivanya. Dia sangat ketakutan sekali. Seolah pria yang ada dihadapannya saat ini bukanlah manusia, namun seekor serigala besar yang siap memakannya hidup-hidup.
"Aku.. mencari mu kemana-mana." ucap pria itu lagi sambil mengelus wajah Sendu dengan jari telunjuknya.
Sendu menutup kedua bola matanya. Namun karena sudah tak tahan lagi, Sendu pun mencoba untuk berlari ke arah tangga. Tapi dengan cepat juga pria itu menarik lengan Sendu hingga Sendu berputar 360 derajat menjadi menghadap kepadanya.
Sendu kini berada dalam pelukan pria tersebut. Dan dia tak akan bisa lari lagi. Pria itu tak akan membiarkan Sendu pergi lagi. Dia sangat menantikan saat-saat bersama Sendu. Wanita yang telah dia nikahi dua minggu yang lalu. Sah, secara agama. Artinya, Sendu adalah istrinya, dan dia adalah suami Sendu. Pria itu adalah Gilang Ahmad Wijaya atau Alex....
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Yuk dukung Sendu agar bisa selalu kuat dan tabah dengan cara LIKE DAN KOMENTAR yang banyak ya.... Terimakasih... 😇🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
jumirah slavina
sambil nunggu Setif ma Papa Roland bertengkar., Aku baca ini.,
Thor nama'y mirip keq nama Anak'ku
nama Anak'ku "Gilang Ramadhan"
2025-03-13
1
Ica Warnita
novel cakep bnget tpi kurang cuma 1 aja. coba di ganti sebutan pak jadi tuan psti bakal berasa berkelas tuh cerita.SEMANGAT THOR
2024-12-11
3
🌻Nie Surtian🌻
Bacanya jadi serasa sedang menonton...
Semangat up Thor...💪💪💪
2024-11-16
2