Bab 4 Hilangnya Lakas

Brak... ! Brak... ! Brak... !

"Mereka tidak ada disini !" suara keras dari arah istana.

"Cari ditempat lainnya, mungkin mereka bersembunyi !" sahut suara lainnya.

"Geledah tempat ini ! Jangan biarkan mereka pergi !" teriak pria berjubah hitam.

Tampak segerombolan orang-orang berpakaian serba hitam datang menyergap ke istana milik Lakas.

Namun, Lakas yang mereka cari tidak ditemukan keberadaannya di istana miliknya.

"Coba cari dikamarnya !" ucap pria bertopi runcing berwarna hitam.

Sejumlah orang lalu berlarian ke kamar Lakas untuk mencarinya disana.

Brak... !

Mereka mendobrak masuk ke dalam kamar Lakas.

Ruangan kosong dengan lampu temaram yang meneranginya serta tanpa perabotan didalamnya terhampar luas dihadapan mereka.

Orang-orang berjubah serba hitam itu bergerak cepat saat memasuki ruangan kamar milik Lakas.

Sekejap saja cahaya didalam ruangan kamar berubah terang benderang, terdengar dentang jam dinding berbunyi nyaring.

Teng... ! Teng... ! Teng... !

Suasana berubah mencekam, saat orang-orang berpakaian serba hitam dengan sorot mata berkilat-kilat merah masuk ke dalam ruangan kamar tidur milik Lakas.

"Cari ditempat peti matinya !" ucap seorang pria dengan gigi taringnya yang terlihat saat dia berbicara.

"Baik, kami akan memeriksanya", sahut salah satu dari mereka cepat.

"Pergilah !" perintah pria dengan gigi taringnya itu sambil mengangkat salah satu tangannya ke atas.

Sret... Sret... Sret... Beberapa orang berpenampilan serba hitam bergerak cepat ke arah sebuah peti mati yang tergeletak ditengah-tengah ruangan.

Sesaat mereka berdiri menghadap ke arah peti mati didepan mereka.

Tampak keraguan diwajah mereka ketika mereka ingin membuka peti mati tersebut.

Salah satu dari mereka mengangguk ke arah rekannya, memberi kode pada yang lainnya, untuk membuka peti mati di depan mereka.

"Apa perlu kita memberi hormat terlebih dahulu sebelum membuka peti mati ini ?" ucap salah seorang dari vampir itu.

"Ada etikanya untuk membuka peti mati, kita tidak tahu apakah pangeran Lakas di dalamnya atau tidak", sahut pria berdasi kupu-kupu hitam sambil menggeram pelan.

"Kita akan segera mengetahuinya setelah melihat isi di dalam peti mati ini", kata pria bermata merah.

"Kita ketuk dulu peti mati milik pangeran", sahut dari lima orang berpakaian serba hitam itu.

"Ya...", sahut mereka kompak.

Pria berdasi kupu-kupu hitam lalu berjongkok tepat disisi peti mati di depannya.

Diketuknya peti mati sebanyak tiga kali ketukan yang berbeda.

Tuk..., ada jeda sesaat kemudian dia melanjutkan ketukannya dengan suara berirama... Tuk... Lalu terakhir ketukan ketiga...Tuk...

Pria berdasi kupu-kupu hitam itu lalu membuka penutup peti mati di depannya.

Tampak tubuh Lakas berbaring damai di dalam peti mati itu.

"Apa dia benar-benar pangeran Lakas ?" tanya salah satu dari lima berpakaian serba hitam.

"Sudah lima hari belakangan ini, pangeran Lakas tidak memenuhi undangan kaisar untuk datang ke istananya", sahut salah satu dari vampir itu.

"Apa kita bangunkan dia ?" tanya pria berdasi kupu-kupu hitamnya.

"Bukankah ini telah larut malam ?" sahut seorang lainnya.

Pria dengan topi runcing berwarna hitam langsung bergerak mendekat ke arah peti mati milik Lakas.

"Aku akan memeriksanya !" ucapnya dingin.

Sorot matanya yang berkilat-kilat merah tampak menyeramkan rupanya.

Pria itu lalu berjongkok cepat disisi peti mati milik Lakas.

Tampak bibirnya komat-kamit merapalkan mantra khusus lalu muncul api merah disekitar peti mati itu.

"Kita bangunkan pangeran Lakas, kalian segeralah bersiap-siap !" perintah pria bertopi runcing hitam itu kepada rekannya yang lainnya.

"Baik... !" sahut mereka berlima kompak.

Api yang mengelilingi peti mati milik pangeran Lakas mulai bergerak berputar cepat, saling mengeluarkan asap hitam yang berhubungan satu dengan lainnya.

Asap hitam mulai merambat naik ke arah tubuh pangeran Lakas yang berbaring di dalam peti mati itu.

Tiba-tiba tubuh pangeran Lakas berangsur-angsur menghilang lenyap, serentak kelima orang berpakaian serba hitam tersentak kaget dan segera berdiri.

"Dia tidak ada disini !" ucap salah seorang dari lima vampir itu kebingungan.

"Apa dia melarikan diri ?" tanya rekan vampir lainnya.

"Tidak mungkin pangeran Lakas kabur dari istana vampir, dia salah satu pangeran terkuat yang dimiliki oleh ras vampir darah murni", sahut vampir bertopi runcing.

"Tapi dia sudah lima hari tidak menjawab undangan kaisar vampir, menandakan pemberontakan bagi kaisar", kata vampir bermata biru muda.

"Apa kita laporkan saja hilangnya pangeran Lakas ini pada kaisar ?" tanya vampir bertubuh kurus.

"Sebagai pengikut setia pangeran Lakas, haruskah kita mengkhianatinya", sahut vampir bermata biru muda.

"Tapi kita mengabdi pada kaisar vampir", ucap vampir bermata kucing.

"Kita akan cari dia sebelum melaporkan hilangnya pangeran Lakas kepada kaisar vampir", sahut vampir berdasi kupu-kupu hitam itu.

Keempat dari vampir langsung menoleh kepada vampir berdasi kupu-kupu hitam itu.

"Sama saja kita juga melakukan pemberontakan terhadap kaisar tanpa melapor terlebih dahulu", ucap vampir bertopi runcing hitam.

"Apa kita laporkan saja pada kaisar vampir kalau pangeran Lakas sedang tidak ada di istananya", sambung vampir bertubuh kurus.

"Ambil rosario hitam ini ! Lalu telanlah ! Kita tidak mungkin mengkhianati klan vampir karena kita adalah golongan mereka !" ucap vampir bertopi runcing hitam itu.

Rekan-rekan vampirnya terdiam saat vampir bertopi runcing warna hitam itu membagikan rosario hitam kepada mereka.

"Dengan memakan rosario hitam ini, kita dapat terhindar dari bencana besar yang mungkin saja datangnya dari kaisar vampir karena kita berbohong padanya", kata vampir bertopi runcing hitam itu.

Keempat vampir langsung menelan rosario hitam tanpa ragu-ragu lalu terdiam.

"Ketika kaisar vampir menyadari kepergian pangeran Lakas maka kita bisa segera bertindak cepat untuk melindungi diri kita dengan memakan rosario hitam ini, kaisar vampir tidak akan bisa menghukum kita atas kelalaian kita", kata vampir bertopi runcing hitam.

Keempat vampir langsung mengangguk kompak.

"Mari kita pergi sekarang !" ucap vampir bertopi runcing hitam itu memberi perintah.

"Baik !" sahut keempat vampir itu serentak.

"Bersikaplah seolah-olah pangeran Lakas masih ada di istananya sampai vampir lainnya memberitahukan pada kaisar akan perginya pangeran dari istana ini", ucap vampir bertopi runcing hitam itu sebagai pemimpin mereka.

Tidak ada bantahan dari keempat vampir itu, mereka tampak patuh mengikuti perintah vampir bertopi runcing hitam itu.

Mereka mengangguk cepat sebagai jawaban setuju atas perintah vampir bertopi runcing hitam.

Kelima vampir lalu pergi dari ruangan tidur milik pangeran Lakas yang telah ditinggalkan kosong oleh sang pangeran.

Tidak ada jejak tertinggal di ruangan tidur itu setelah pangeran Lakas pergi tanpa pesan.

Lakas benar-benar telah pergi meninggalkan istananya, bahkan kepergiannya tidak ada bekas jejak yang tertinggal disini, meski kepergiannya masih menyisakan tanda tanya besar yang menjadi misteri.

Tentu saja, kaisar vampir mencarinya karena pemilihan penerus tahta kekaisaran vampir akan segera dilangsungkan beberapa minggu ke depan.

Namun, kelima vampir yang diutusnya untuk memanggil Lakas telah berjanji untuk tidak memberitahukan tentang perginya sang pangeran dari istananya.

Kaisar memberi waktu bagi seluruh pangeran vampir untuk mempersiapkan diri mereka dalam pemilihan calon kaisar vampir selanjutnya.

Bagi siapa yang mendapatkan gadis dibawah cahaya bulan maka dia akan menjadi penerus tahta kekaisaran vampir dan akan menguasai penuh seluruh kekuasaan kekaisaran vampir yang tiada batasannya itu, menggantikan kaisar vampir yang sekarang ini.

Teng... ! Teng... ! Teng... !

Terdengar suara dentang jam besar dari arah dinding istana memenuhi ruangan istana milik pangeran Lakas yang telah sepi itu.

Suara jam dinding yang terdapat di istana semakin menambah suram suasana istana yang ditinggalkan kosong oleh penghuninya.

Istana vampir milik pangeran Lakas hanya ditempati oleh Lakas, sedangkan Nobel yang berperan sebagai asisten pribadinya harus tinggal menemani sang pangeran untuk melayaninya selama dia terpilih sebagai abdi setia sang pangeran vampir.

Suara burung gagak hitam terdengar sangat dekat ketika kelima vampir bergerak pergi dari istana milik pangeran Lakas.

Tampak dikejauhan sana, tubuh kelima vampir berlompatan terbang diatas pepohonan yang mengelilingi area istana milik Lakas sang vampir.

Udara malam yang dingin semakin mencekam.

Bulan purnama kembali bersinar terang pada malam ini, bahkan pancaran sinar cahayanya sangat kuat bersinar benderang diatas langit.

Suara lolongan serigala terdengar keras dari arah kejauhan, menambah suasana malam yang larut semakin menyeramkan.

Episodes
1 Bab 1 Lakas
2 Bab 2 Cornelia
3 Bab 3 Tersentuh
4 Bab 4 Hilangnya Lakas
5 Bab 5 Kaisar Vampir
6 Bab 6 Darah Milik Cornelia
7 Bab 7 Kerinduan Dihati Gadis Kecil
8 Bab 8 Kesan Pertama Dari Nobel
9 Bab 9 Bukan Hal Penting Tapi Menyesakkan
10 Bab 10 Kerinduan Yang Tersimpan
11 Bab 11 Siksaan Berat
12 Bab 12 Gadis Itu Tumbuh Remaja
13 Bab 13 Hadiah Ulang Tahun
14 Bab 14 Pertemuan Itu
15 Bab 15 Miliki Aku Malam Ini
16 Bab 16 Ucapan Di Pagi Hari
17 Bab 17 Kau Sudah Mengerti
18 Bab 18 Aku Mencintainya
19 Bab 19 Munculnya Pangeran Yosua
20 Bab 20 Arti Kejujuran Vampir
21 Bab 21 Festival Bulan Purnama
22 Bab 22 Tragedi Terjadi Di Festival
23 Bab 23 Menghapus Ingatan
24 Bab 24 Kejadian Ditaman Sekolah
25 Bab 25 Kabar Untuk Kaisar Vampir
26 Bab 26 Yosua Yang Marah
27 Bab 27 Serum Anti Vampir
28 Bab 28 Bangkit Dari Kubur
29 Bab 29 Berita Tersebarkan
30 Bab 30 Mengintai
31 Bab 31 Target Selanjutnya
32 Bab 32 Berhasilnya Misi
33 Bab 33 Bahaya Datang
34 Bab 34 Jejak Tertinggal
35 Bab 35 Insting Lakas Bekerja
36 Bab 36 Datangnya Kelima Utusan
37 Bab 37 Bepergian Melalui Peti Mati
38 Bab 38 Tertangkap
39 Bab 39 Waktu Yang Terasa Singkat
40 Bab 40 Aroma Sangit
41 Bab 41 Sebuah Pilihan
42 Bab 42 Hukuman Bagi Sang Pangeran
43 Bab 43 Ke Istana Kaisar Vampir
44 Bab 44 Apapun Yang Terjadi
45 Bab 45 Trisula Pelindung
46 Bab 46 Apa Yang Harus Kulakukan
47 Bab 47 Kau Adalah Jiwaku
48 Bab 48 Guratan Luka
49 Bab 49 Berhasil Kabur
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Lakas
2
Bab 2 Cornelia
3
Bab 3 Tersentuh
4
Bab 4 Hilangnya Lakas
5
Bab 5 Kaisar Vampir
6
Bab 6 Darah Milik Cornelia
7
Bab 7 Kerinduan Dihati Gadis Kecil
8
Bab 8 Kesan Pertama Dari Nobel
9
Bab 9 Bukan Hal Penting Tapi Menyesakkan
10
Bab 10 Kerinduan Yang Tersimpan
11
Bab 11 Siksaan Berat
12
Bab 12 Gadis Itu Tumbuh Remaja
13
Bab 13 Hadiah Ulang Tahun
14
Bab 14 Pertemuan Itu
15
Bab 15 Miliki Aku Malam Ini
16
Bab 16 Ucapan Di Pagi Hari
17
Bab 17 Kau Sudah Mengerti
18
Bab 18 Aku Mencintainya
19
Bab 19 Munculnya Pangeran Yosua
20
Bab 20 Arti Kejujuran Vampir
21
Bab 21 Festival Bulan Purnama
22
Bab 22 Tragedi Terjadi Di Festival
23
Bab 23 Menghapus Ingatan
24
Bab 24 Kejadian Ditaman Sekolah
25
Bab 25 Kabar Untuk Kaisar Vampir
26
Bab 26 Yosua Yang Marah
27
Bab 27 Serum Anti Vampir
28
Bab 28 Bangkit Dari Kubur
29
Bab 29 Berita Tersebarkan
30
Bab 30 Mengintai
31
Bab 31 Target Selanjutnya
32
Bab 32 Berhasilnya Misi
33
Bab 33 Bahaya Datang
34
Bab 34 Jejak Tertinggal
35
Bab 35 Insting Lakas Bekerja
36
Bab 36 Datangnya Kelima Utusan
37
Bab 37 Bepergian Melalui Peti Mati
38
Bab 38 Tertangkap
39
Bab 39 Waktu Yang Terasa Singkat
40
Bab 40 Aroma Sangit
41
Bab 41 Sebuah Pilihan
42
Bab 42 Hukuman Bagi Sang Pangeran
43
Bab 43 Ke Istana Kaisar Vampir
44
Bab 44 Apapun Yang Terjadi
45
Bab 45 Trisula Pelindung
46
Bab 46 Apa Yang Harus Kulakukan
47
Bab 47 Kau Adalah Jiwaku
48
Bab 48 Guratan Luka
49
Bab 49 Berhasil Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!