Bab 2 Cornelia

Brak... !

Seseorang terlempar hingga jatuh tersungkur tepat diatas meja bar dimana Lakas berada saat ini.

Praaang... !

Gelas minuman yang tadi habis dipakai oleh Lakas jatuh pecah saat laki-laki gempal itu terbaring diatas meja bar didepannya.

Sontak pandangan Lakas berubah cepat.

"Cih...", gumamnya sembari memicingkan kedua matanya lalu menggeram pelan.

Laki-laki gempal mengadu kesakitan sembari berusaha bangun.

"Aduh... ?!" ucapnya sambil memegangi lengannya yang robek berdarah.

Lakas menggeram semakin kuat saat darah tercium dari lengan laki-laki gempal.

"Sssshhhh... ?!" desahnya dengan mendengus kasar.

Nobel melirik tajam ke arah Lakas, dan segera bertindak cepat.

"Apa kau baik-baik saja ?" tanya Nobel sembari menggertakkan gerahamnya.

Nobel membalut luka berdarah dari lengan laki-laki gempal dengan kain saputangannya.

"Cepatlah berdiri !" kata Nobel.

Laki-laki gempal mengangguk cepat lalu mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih, maaf telah mengganggu ketenanganmu", ucapnya lalu bangkit berdiri.

"Tidak perlu sungkan...", sahut Nobel dengan menarik nafas dalam-dalam saat aroma darah tercium kuat dari lengan laki-laki itu.

Tiba-tiba terdengar suara lantang dari arah lain.

Tampak seorang laki-laki berdiri, seraya menatap marah kepada laki-laki gempal itu.

"Hai, penipu ! Kembalikan hutang-hutangmu ! Kalau tidak kami tidak akan melepaskan anak perempuan ini !" bentaknya kasar.

Laki-laki gempal langsung berlari kembali ke arah laki-laki berpakaian serba oranye itu sambil mengayunkan pukulannya ke arah laki-laki itu.

Bruk... !

Pukulan keras langsung mengenai tepat ke arah pipi laki-laki berpakaian serba oranye itu hingga dia terjatuh.

Laki-laki gempal terus menghajarnya hingga babak belur.

"Hai, kau ! Hentikan !" teriak seorang laki-laki sambil berlari.

Muncul sejumlah orang berpakaian serba hitam dari arah ruangan lainnya sembari menodongkan senjata api ke arah laki-laki gempal yang sedang menghajar rekan mereka.

Sret... !

Sesuatu melesat kilat saat tembakan dilesakkan dari senjata api ke arah laki-laki gempal itu.

Peluru yang telah ditembakkan hancur tak tersisa sebelum mengenai tubuh laki-laki gempal yang menjadi target.

Senjata api langsung berubah meleleh dari tangan laki-laki yang akan menyerang laki-laki gempal.

Tiba-tiba Lakas telah berdiri tepat dihadapan sejumlah orang berpakaian serba hitam sembari menatap tajam ke arah mereka.

Sorot matanya tajam dan terkesan sangat dingin.

Lakas menggeram pelan sambil menggerakkan kepalanya ringan lalu mencekik leher laki-laki dihadapannya dengan salah satu tangannya, hingga tubuh pria itu terangkat naik.

"Ehk... ?!" pekik laki-laki itu sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Lakas yang mencekik kuat dilehernya.

Sedetik kemudian...

Brak... !

Tubuh laki-laki itu terlontar keras hingga keluar bar.

Sejumlah orang berpakaian serba hitam langsung menyerang Lakas dan mengeroyoknya kompak ketika melihat rekannya dihajar habis-habisan oleh Lakas.

Mereka tidak terima rekannya berhasil dilumpuhkan dengan mudah sehingga mereka membalas Lakas dengan menyerangnya secara membabi buta.

Lakas berkelit cepat, menghindar gesit saat mereka mengeroyoknya.

Tidak butuh waktu lama, sejumlah orang-orang berpakaian serba hitam langsung jatuh tumbang setelah Lakas membalas serangan mereka.

Lakas tersenyum menyeringai hingga gigi taringnya terlihat, sedangkan sorot matanya menatap tajam serta berkilat-kilat merah.

"Se-setan... !" ucap sebagian orang berpakaian serba hitam yang masih tersisa sadar saat melihat ke arah Lakas yang berubah menyeramkan.

Mereka berlari berhamburan menuju keluar bar.

Namun, sayangnya Lakas tidak membiarkan mereka pergi begitu saja setelah melihat sosoknya yang menyeramkan.

Lakas langsung membalikkan badannya ke arah mereka lalu mengarahkan kekuatannya hingga sebagian dari mereka tidak dapat kabur dari bar.

Tubuh mereka terangkat naik ke udara saat kekuatan elemen angin dari diri Lakas muncul untuk menahan mereka pergi.

Nobel langsung bertindak cepat, dia melompat tinggi ke arah orang-orang berpakaian serba hitam yang melayang diudara oleh kekuatan ghaib milik Lakas.

"Lupakan ingatan kalian tentang kejadian malam ini !" ucap Nobel.

Nobel segera mengayunkan telapak tangannya ke arah kepala mereka hingga berasap hitam.

Sedetik kemudian, tubuh orang-orang berpakaian serba hitam itu jatuh lunglai ke bawah dan tak sadarkan diri.

Nobel tersenyum tajam dengan sorot mata membias merah.

Sejurus kemudian, seluruh ruangan bar minuman mendadak berubah gelap gulita.

Udara dingin menyusup lembut ke dalam ruangan bar yang hening dan berubah mencekam.

Sesuatu bergerak cepat seperti berlari kearah luar bar.

"Siapa ?" ucap suara Lakas didalam ruangan gelap lalu mengejar keluar.

"Hati-hati, tuan !" sahut suara Nobel.

Tampak kilatan sinar cahaya menyorot terang dari dalam ruangan bar yang berubah gelap keseluruhannya.

Lakas bergerak cepat bagaikan angin ke arah luar bar.

Mengejar seseorang yang berlari kabur dari bar setelah perkelahian terjadi disana.

"Hai, kau !" teriak Lakas.

...***...

Tiba-tiba langkah kaki Lakas terhenti cepat.

Lakas berdiri termenung saat menghadap ke arah depan.

Cahaya bulan langsung bersinar terang dari atas langit yang telah berubah redup.

Udara malam yang dingin terus menusuk tulang.

Seorang anak perempuan yang masih kecil berdiri tepat dibawah siraman sinar cahaya bulan yang meneranginya.

Anak kecil itu menatap lembut ke arah Lakas.

Sorot mata anak perempuan itu terlihat berbinar-binar seperti cahaya bulan, sangat cantik dan mempesona, namun, ketakutan tidak dapat dia sembunyikan dari pandangannya ketika anak itu memandang Lakas yang berdiri tak jauh darinya dan menatapnya.

Cahaya bulan menerangi Lakas dan anak perempuan kecil itu saat mereka saling berpandangan.

"Siapa kau...", sapa Lakas.

Anak perempuan kecil itu langsung beruraian air mata setelah Lakas menyapanya.

Menangis tersedu-sedu sedangkan tubuhnya gemetaran.

Lakas berjalan pelan ke arah anak kecil itu, berhati-hati agar anak itu tidak ketakutan padanya, tapi anak perempuan itu segera melangkah mundur ketika Lakas mencoba mendekatinya.

"Jangan takut...", ucap Lakas.

Anak perempuan kecil itu tidak bersuara, dia terus melangkah mundur sedangkan kedua tangannya yang terarah kedepan bergetar hebat saat Lakas menghampirinya.

"Baiklah..., aku tidak akan mengejarmu lagi...", ujar Lakas mengalah.

Lakas tersenyum simpul sembari berjongkok tak jauh dari anak perempuan kecil itu.

"Lihat ! Aku tdak mengejarmu lagi, jangan takut !" bujuknya lembut.

Tiba-tiba tangisan anak perempuan kecil itu pecah, dia menangis tersedu-sedu sembari mendekap lengannya erat-erat.

Wajahnya yang cantik bersemu merah, sangat menggemaskan sehingga membuat Lakas tak berdaya saat melihatnya.

"Kemarilah ! Mendekatlah padaku ! Jangan takut !" bujuk Lakas.

Perlahan-lahan Lakas mendekati anak perempuan kecil itu lalu memeluknya dengan pelukan hangat.

Tangisan anak perempuan itu semakin bertambah kencang ketika Lakas mendekapnya, untuk menenangkannya.

"Jangan makan aku, tuan besar !" ucap anak perempuan kecil itu dengan memohon pada Lakas.

Lakas tertegun diam ketika dia mendengar permohonan dari anak perempuan kecil dalam pelukannya itu, untuk memberinya ampunan serta rasa belas kasihan.

"Aku tidak akan memakanmu, untuk apa aku harus memakanmu ?" sahut Lakas berbisik lembut.

Lakas melepaskan pelukannya dari tubuh anak kecil itu lalu menatapnya lekat-lekat, wajah anak perempuan dihadapannya itu.

"Kau sangat lucu, siapa namamu ?" tanya Lakas ramah.

"Cornelia...", sahut anak perempuan kecil itu sambil menggosok kedua matanya pelan.

"Cornelia... ?" tanya Lakas.

"Ya...", sahut anak perempuan kecil itu sembari menganggukkan kepalanya.

Lakas tersenyum lembut sedangkan pandangannya berubah teduh pada anak perempuan kecil bernama Cornelia.

"Nama yang indah...", puji Lakas.

Anak kecil itu tidak mejawab ucapan Lakas.

"Dimana ibumu dan ayahmu ?" tanya Lakas pada Cornelia.

Cornelia masih menggosok matanya lalu menjawab pertanyaan Lakas padanya.

"Aku tidak punya ibu dan ayah lagi...", sahut Cornelia.

Lakas semakin tertegun diam ketika Cornelia mengatakan tentang ayah dan ibunya jika mereka tidak ada, dan ternyata anak kecil perempuan itu tidak punya orangtua lagi.

"Apa kau punya rumah ?" tanya Lakas yang masih tertegun sambil berdiri tegak.

"Tidak...", sahut anak kecil itu.

Cornelia menggeleng pelan kemudian mendongak ke atas, ke arah Lakas yang berdiri didepannya.

"Apa kau ingin ikut bersamaku ?" tanya Lakas.

"Kemana, tuan besar ?" ucap Cornelia.

"Pulang ke istanaku...", sahut Lakas sembari mengulurkan tangannya ke arah Cornelia.

"Apa kau punya istana besar seperti cerita dongeng ?" tanya Cornelia lugu.

"Ya, aku punya istana besar seperti dongeng", sahut Lakas.

"Aku akan ikut denganmu, tuan besar", ucap Cornelia sembari membalas uluran tangan Lakas kepadanya.

Kedua tangan mereka saling bersentuhan lalu saling menggenggam erat, Lakas tersenyum lembut sambil berkata.

"Mari kita pulang, Cornelia... !" ajak Lakas pada anak perempuan kecil bernama Cornelia.

Episodes
1 Bab 1 Lakas
2 Bab 2 Cornelia
3 Bab 3 Tersentuh
4 Bab 4 Hilangnya Lakas
5 Bab 5 Kaisar Vampir
6 Bab 6 Darah Milik Cornelia
7 Bab 7 Kerinduan Dihati Gadis Kecil
8 Bab 8 Kesan Pertama Dari Nobel
9 Bab 9 Bukan Hal Penting Tapi Menyesakkan
10 Bab 10 Kerinduan Yang Tersimpan
11 Bab 11 Siksaan Berat
12 Bab 12 Gadis Itu Tumbuh Remaja
13 Bab 13 Hadiah Ulang Tahun
14 Bab 14 Pertemuan Itu
15 Bab 15 Miliki Aku Malam Ini
16 Bab 16 Ucapan Di Pagi Hari
17 Bab 17 Kau Sudah Mengerti
18 Bab 18 Aku Mencintainya
19 Bab 19 Munculnya Pangeran Yosua
20 Bab 20 Arti Kejujuran Vampir
21 Bab 21 Festival Bulan Purnama
22 Bab 22 Tragedi Terjadi Di Festival
23 Bab 23 Menghapus Ingatan
24 Bab 24 Kejadian Ditaman Sekolah
25 Bab 25 Kabar Untuk Kaisar Vampir
26 Bab 26 Yosua Yang Marah
27 Bab 27 Serum Anti Vampir
28 Bab 28 Bangkit Dari Kubur
29 Bab 29 Berita Tersebarkan
30 Bab 30 Mengintai
31 Bab 31 Target Selanjutnya
32 Bab 32 Berhasilnya Misi
33 Bab 33 Bahaya Datang
34 Bab 34 Jejak Tertinggal
35 Bab 35 Insting Lakas Bekerja
36 Bab 36 Datangnya Kelima Utusan
37 Bab 37 Bepergian Melalui Peti Mati
38 Bab 38 Tertangkap
39 Bab 39 Waktu Yang Terasa Singkat
40 Bab 40 Aroma Sangit
41 Bab 41 Sebuah Pilihan
42 Bab 42 Hukuman Bagi Sang Pangeran
43 Bab 43 Ke Istana Kaisar Vampir
44 Bab 44 Apapun Yang Terjadi
45 Bab 45 Trisula Pelindung
46 Bab 46 Apa Yang Harus Kulakukan
47 Bab 47 Kau Adalah Jiwaku
48 Bab 48 Guratan Luka
49 Bab 49 Berhasil Kabur
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Lakas
2
Bab 2 Cornelia
3
Bab 3 Tersentuh
4
Bab 4 Hilangnya Lakas
5
Bab 5 Kaisar Vampir
6
Bab 6 Darah Milik Cornelia
7
Bab 7 Kerinduan Dihati Gadis Kecil
8
Bab 8 Kesan Pertama Dari Nobel
9
Bab 9 Bukan Hal Penting Tapi Menyesakkan
10
Bab 10 Kerinduan Yang Tersimpan
11
Bab 11 Siksaan Berat
12
Bab 12 Gadis Itu Tumbuh Remaja
13
Bab 13 Hadiah Ulang Tahun
14
Bab 14 Pertemuan Itu
15
Bab 15 Miliki Aku Malam Ini
16
Bab 16 Ucapan Di Pagi Hari
17
Bab 17 Kau Sudah Mengerti
18
Bab 18 Aku Mencintainya
19
Bab 19 Munculnya Pangeran Yosua
20
Bab 20 Arti Kejujuran Vampir
21
Bab 21 Festival Bulan Purnama
22
Bab 22 Tragedi Terjadi Di Festival
23
Bab 23 Menghapus Ingatan
24
Bab 24 Kejadian Ditaman Sekolah
25
Bab 25 Kabar Untuk Kaisar Vampir
26
Bab 26 Yosua Yang Marah
27
Bab 27 Serum Anti Vampir
28
Bab 28 Bangkit Dari Kubur
29
Bab 29 Berita Tersebarkan
30
Bab 30 Mengintai
31
Bab 31 Target Selanjutnya
32
Bab 32 Berhasilnya Misi
33
Bab 33 Bahaya Datang
34
Bab 34 Jejak Tertinggal
35
Bab 35 Insting Lakas Bekerja
36
Bab 36 Datangnya Kelima Utusan
37
Bab 37 Bepergian Melalui Peti Mati
38
Bab 38 Tertangkap
39
Bab 39 Waktu Yang Terasa Singkat
40
Bab 40 Aroma Sangit
41
Bab 41 Sebuah Pilihan
42
Bab 42 Hukuman Bagi Sang Pangeran
43
Bab 43 Ke Istana Kaisar Vampir
44
Bab 44 Apapun Yang Terjadi
45
Bab 45 Trisula Pelindung
46
Bab 46 Apa Yang Harus Kulakukan
47
Bab 47 Kau Adalah Jiwaku
48
Bab 48 Guratan Luka
49
Bab 49 Berhasil Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!