Ya Allah, Ana Fi Al-Hubb
♡Ya Allah ... Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu. Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu♡
Terlihat Seorang laki-laki sedang berkutat dengan pekerjaannya saat ini. Ia tengah disibukkan dengan bebarapa dokumen yang harus segera ia berikan kepada pemilik perusahaan ini yang tak lain adalah Papa nya sendiri. Lelaki itu Terus saja fokus memeriksa hingga tanpa ia sadari, seorang wanita paruh baya sudah ada didalam ruangannya.
Wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang tidak peka akan kehadiran dirinya. Ia pun mengucapkan salam. Namun, belum juga anak penerus perusahaan ini peka akan salamnya itu.
Sebegitu fokusnya lelaki tadi hingga tak menjawab salam wanita paruh baya itu, yang tak lain adalah mamanya sendiri. Melihat betapa sibuk anaknya, sang Mama memijit pelipisnya. Pusing melihat tingkah anaknya itu. Karena Tak ada sahutan, wanita paruh baya itu pun mengulangi sekali lagi ucapan salamnya. Ia mengucapkannya sambil memanggil nama anaknya agar anaknya itu tersadar.
"Assalamualaikum, Fadil."
"Wa'alaikumsalam warahmatullah, eh mama. Silahkan duduk ma. Maaf Fadil ...." Ucap Fadil terpotong saat mama mengomelinya
"Itu kan jadinya! kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan. Salam mama yang sebelumnya kamu tak jawab. Bagaimana mau carikan mama mantu kalau gitu." ucap Mama Dahlia seraya berjalan kearah sofa.
"Maaf ma, Fadil lagi buru-buru mengerjakannya. Papa udah minta nih."
"Alasan saja, buru-buru karena pekerjaan cepat. Kalau buru-buru nikah lama. Sampai sekarang pun kamu belum juga memperkenalkan seseorang sama mama. Mau jadi bujangan lapuk dulu baru mencari?"
"Mama ada-ada saja. Lagian aku sudah bosan mendengar setiap hari mama berkata itu terus. Nanti kalau waktunya sudah tiba pasti mama akan kaget sendiri." Ucap Fadil mencandai mamanya.
"Loh kan itu yang terjadi sekarang, ingat nak kamu sudah berumur 27. Sampai kapan kamu mau mempertahankan masa lajangmu. "
"Ma, jodoh tuh tak akan kemana-mana. Lagian Fadil juga sudah ... sudahlah ma, oh ya ma. kak Lisa kapan datangnya?" Tanya Fadil mengalihkan pembicaraan seraya tetap menandatangani berkas-berkas yang berada diatas meja kerjanya.
"Kakakmu pulangnya besok Fa. pokoknya kamu ikutin saran mama ya dan jangan mencoba mengalihkan pembicaraan lain kali lagi."
"Soal itu ... tergantung situasi ma. Ini aku kan lagi kerja, jadi kita bicarakan hal yang lain saja." Senyum kembali terukir di bibir Fadil karena kembali berhasil menghentikan mama Dahlia membicarakan tentang jodoh masa depannya.
"Ya sudah mama pulang saja, lain kali jangan menghindari pembicaraan. Awas!" Ungkap mama Dahlia sebelum meninggalkan ruangan Fadil.
Ya dia adalah Fadil. Muhammad Fadil, ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan juga satu-satunya anak lelaki. Bukannya ia selalu mencoba menghindari pembicaraan tenang jodoh dengan mamanya, hanya saja ia sudah mempunyai seseorang didalam hatinya bertahun-tahun yang lalu.
Saat berusia sebelas tahun, ia tersesat dikebun teh milik keluarganya. Ia menangis sangat keras hingga membuat seorang anak kecil yang lebih muda darinya dapat dengan mudah menemukannya dan menolongnya untuk kembali ke vila keluarganya.
Sejak saat itulah ia tak pernah melupakan wajah anak perempuan berkerudung pink yang telah menolongnya itu.Wajah ayu nan lembut.
Bahkan saat usianya hampir menginjak kepala tiga, wajah anak perempuan itu masih saja sangat jelas dipikirkannya. Memikirkannya pun membuat Fadil ingin segera menemuinya. Tapi apalah daya, saat ini ia belum bisa merencanakan rencana pertemuannya itu dikarenakan banyaknya kerjaan yang harus diselesikan.
Sedang disebuah desa yang terkenal akan perkebunan tehnya yang berkualitas baik, seorang perempuan baru saja telah menyelesaikan tugasnya sebagai guru. Ia guru yang cantik, namun lebih cantik lagi saat lesung pipi yang muncul saat tersenyum.
Yah, Ia adalah Nisya. Anisya Qumairah. Ia telah lama mengabdikan diri mengajar di sebuah sekolah dasar yang berada di Desa Hujo. Desa tempat tinggalnya. Ia sangat senang melihat anak-anak yang antusias belajar. Melihat semangat dan kemauan mereka untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman.
Setelah pulang mengajar terkadang Nisya memilih berjalan kaki melewati perkebunan teh yang begitu indah untuk dipandang. Ia berjalan hanya sekedar untuk mengingat kejadian beberapa tahun silam saat ia menolong seorang anak kecil yang telah tersesat ditengah perkebunan teh keluarganya.
Anak kecil lelaki yang menangis sangat keras seakan tidak dapat kembali ke keluarganya.
Mengingat hal tersebut membuatnya tersenyum sangat lebar.
"Bagaimana keadaanya sekarang, aku harap dia tak pernah tersesat lagi." Ucapnya tersenyum sambil memandang langit biru yang indah itu dan menikmati angin yang menerpa wajahnya yang ayu.
To be continued ....
By Peony_8298
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Tika
hai kak, q disini
2021-03-16
0
Filia
halo kak .. aku mampir membawa like + rate (5). Kutunggu feedbcaknya di 'Aishiteru' ya kak. Arigatou Gozaimazu
2021-02-27
1
xing'er
mampir thor
2021-02-05
0