4. Degupan Jantung

Fadil pun mengetuk-mengetuk pintu kelas 2 A. Didalam kelas itu, terlihatlah seorang wanita cantik berjilbab lebar datang menghampirinya .

"Nisya." Panggil Fadil secara spontan

"Maaf Anda siapa ya?" Tanya wanita yang dipanggil oleh Fadil. Wanita yang dipanggil sama Farid itu pun mengernyit heran.

"Aku Fadil, teman waktu kecil kamu."

"Maaf, mungkin Anda salah mengenali orang.

saya bukan Nisya tapi saya Husnul." Ucap wanita itu yang nyatanya bukan Nisya membuat Fadil tak percaya. Bisa saja kan wanita didepannya ini mau mengujinya karena sudah lama tidak bertemu.

"Hahaha Husnul? kamu pasti Nisya kan? jangan bermain-main lagi Nis. kita tuh udah gede sekarang." ucap Fadil yang tidak bisa menahan tawanya.

Husnul pun semakin bingung dibuatnya. Apa kata-kata yang ia keluarkan tadi kurang jelas? Tapi ia pikir, ia sudah memakai bahasa indonesia yang baik dan benar. Tak lama kemudian, seorang anak perempuan menghampiri Husnul dan menarik pelan baju Husnul, agar Husnul menoleh padanya.

"Bu Husnul ayo lanjut belajar lagi." Ucap seorang anak perempuan

"Iya, Lia balik ke tempat duduk dulu ya," Ujar Husnul agar anak bernama Lia itu mau kembali ke tempat duduknya.

"Maaf, tapi tadi Nisya sudah keluar karena jam pelajarannya telah selesai di kelas ini. Mungkin sekarang dia ada diruang guru. Disana, itu adalah ruang guru. Anda bisa mencarinya kesana." Ucap Husnul seraya menunjuk ke ruang guru

"Maaf, saya tadi tak percaya sama Anda. oh ya terima kasih infonya." Ucap Fadil bergegas pergi ke ruang guru yang tadi sudah ditunjuk Husnul.

Sesampainya disana, saat Fadil sudah hampir mengetuk pintu, ada seorang wanita yang tak kalah cantikknya dengan Husnul tadi handak keluar juga. wanita itu pun dibuat terkejut oleh Fadil.

"Hah, Astagfirullah." Ucap Nisya spontan.

"Eh maaf, Kamu! Kamu kan waktu itu?" Tanya Fadil memastikan. Fadil juga terkejut karena ia tak menyangka akan bertemu dengan wanita yang ada didepannya lagi.

"Ah ya, kita ketemu lagi. Maaf untuk apa Anda datang kesini? apa Anda punya keperluan? Mungkin saya bisa bantu." Tawar Nisya

"Iya, aku sedang mencari seorang wanita namanya Nisya, Anisya qumairah." Ucap Fadil sukses membuat wanita didepannya terkejut untuk kedua kalinya di jam yang sama.

"Oh Nisya, kalau boleh tau Anda siapanya Nisya?" Tanya Nisya sengaja menyembunyikan identitasnya dari Fadil.

"Bukan apa-apanya sih. Saya hanya temannya saja kok tapi saya ingin sekali bertemu dengannya. Nisya ada didalam?" Tanya Fadil sudah tak sabar melihat seperti apa wajah Nisya sekarang.

"Nisya nya lagi mau pergi mengajar."

"Benarkah! Baiklah kalau Anda bertemu dengan dia tolong katakan padanya bahwa teman kecilnya yang bernama Fadil lebih lengkapnya Muh Fadil ingin bertemu dengannya walau sebentar saja." Ujar Fadil sukses kembali membuat Nisya terkejut untuk ketiga kalinya.

Nisya tak menyangka ternyata lelaki yang baru-baru ini membuat masalah, mau menolongnya dan berdiri dihadapannya saat ini adalah Fadil. Teman masa kecilnya.

"Fadil, Ya Allah ternyata dia Fadil." Batin Nisya

"Iya, nanti saya akan memberitauhkan kalau ada orang yang mencarinya." ucap Nisya masih saja belum mau membongkar identitasnya.

Bukannya ia tidak mau membongkarnya sekarang tapi kini ia harus menetralkan degupan jantungnya dulu yang sudah berdetak sangat cepat.

"Terima kasih ya, tolong sekali lagi katakan padanya bahwa saya menunggunya di taman sekolah ini." Ucap Fadil sebelum beranjak pergi.

Fadil pun pergi meninggalkan Nisya. Saat Fadil hampir berbelok ke arah taman tak sengaja ia mendengar seseorang memanggil nama Nisya. Ia pun berbalik ke belakang untuk melihat siapa wanita yang bernama Nisya dan untuk memastikan bahwa Nisya menjelma menjadi wanita baik sepeti harapannya.

"Nisya, Nisya tunggu." Ucap Sami

"Nisya?" Ucap Fadil pelan. Ia pun mengedarkan padanganya mencari sosok Nisya tapi matanya hanya menangkap perempuan yang tadi diajaknya berbicara di depan pintu ruang guru.

Hingga matanya menangkap sosok seorang laki-laki yang terus memanggil nama Nisya yang tertuju pada perempuan yang diajaknya bicara barusan.

"Jadi yang tadi ... perempuan itu adalah Nisya. Mengapa dia tidak bilang kalau dia itu Nisya." Batin Fadil.

Fadil terdiam cukup lama melihat interaksi Sami dan Nisya. Ia baru teringat semenit kemudian kalau Nisya sempat berkata jika Nisya mau pergi mengajar.

"Argh ... kenapa baru sekarang aku bisa mencerna kata-katanya. Mengapa aku jadi sebegitu tak taunya saat dia dengan sangat jelasnya memberikan aku kode. Biasanya aku tak seperti ini. Apa ini faktor degupan jantungku?" Ucap Fadil seraya memegang dadanya.

Fadil pun buru-buru mengejar Nisya yang sedang jalan bersama dengan Sami. Tapi, ia kembali mengurungkan niatnya karena ia tau bahwa Nisya harus segera pergi mengajar. Ia tak bisa menahan Nisya saat ini hanya karena keingintahuannya.

"Nis kata Husnul tadi ada seorang yang sedang mencarimu. Apa kamu sudah bertemu dengannya?" Tanya Saami

"Iya sudah kak. kak aku duluan ya. Aku sudah sampai nih." Ucap Nisya yang sudah sampai dikelas tujuannya

"Iya." Ucap Sami

Sebenarnya Sami penasaran siapa orang yang telah mencari Nisya. Ia makin penasaran saat tau kalau yang mencari Nisya adalah seorang laki-laki. Apalagi ditambah dengan apa yang Husnul katakan kepadanya kalau lelaki tadi adalah teman Nisya, katanya.

Tapi Sami tak mau mencari tau lebih lanjut sama Nisya. Takut kalau Nisya tau perasaannya selama ini kepadanya.

Fadil telah tiba di taman madrasah. Ia sedang duduk disebuah bangku panjang yang terdapat dibawah pohon rindang ditengah taman sekolah itu. Ia bertanya-tanya siapa lelaki tadi yang memanggil nama teman kecilnya itu. Sebagai seorang lelaki, ia sedikit cemburu padanya karena bisa memanggil nama Nisya dan bisa sedikit lebih dekat dengan Nisya-nya. Ia bertekad mulai saat ini Ia akan mengklaim kalau teman masa kecilnya itu adalah Nisya-nya dan akan mendapatkannya.

Di taman, Fadil telah menunggu Nisya selama hampir dua jam lamanya tapi, batang hidung Nisya belum jua muncul-muncul. Akhirnya setelah lama menunggu, Fadil harus pergi lagi karena ia sudah ada janji dengan orang lain saat ini.

Saat Fadil baru beranjak lima menit yang lalu, Nisya baru selesai mengajar. Ia pun pergi ke taman dimana Fadil menunggunya. Namun, sesampainya disana, Nisya tak melihat Fadil lagi. Sekali lagi ia kecewa.

"Katanya tadi ingin menungguku tapi mana? hah, sama seperti 16 tahun yang lalu. Pergi tanpa menungguku lebih lama agar datang menemuinya di kebun teh. " Ucap Nisya yang kembali mengingat 16 tahun yang lalu

*Seorang anak perempuan yang berumur 9 tahun tengah berusaha lari sekuat tenaganya agar cepat sampai di tempat dimana ia sudah berjanji pada seorang anak laki-laki yang berumur 11 tahun yang akan datang menemuinya di kebun teh. Setelah kemarin mereka kembali bertemu.

Ia tak peduli lagi lututnya yang berdarah akibat terjatuh diantara pohon-pohon teh yang Ia pikirkan saat ini adalah ia harus segera bertemu dengan Fadil. dan menepati janji mereka.

"Tunggu aku, Fadil. Tunggu sebentar lagi aku akan sampai." Ucap Nisya

Nisya sudah hampir sampai ditempat tujuannya Namun, sesampainya disana ia tak menemukan siapa-siapa lagi. Ia kecewa. Ia tertunduk sedih dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Fadil mengapa kamu tak menungguku sedikit lebih lama lagi." Ucapnya mulai terisak

Nisya bahkan tak peduli lagi lututnya yang semakin mengeluarkan cairan berwarna merah itu. Tak ada harapan lagi buat Nisya untuk bertemu dengan teman kecil yang baru dikenalnya itu*.

Mengingatnya membuat Nisya merasa kecewa. Untuk menghilangkan kekecewaannya, Nisya pun pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar dari tadi.

Tringgg tringggg, itu adalah suara bel sekolah yang menandakan jam sekolah telah usai. Nisya pun bersiap-siap untuk pulang. Didalam perjalanan, ia bertemu Sami yang menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.

"Nis, kita pulang bareng lagi yuk." ajak sami

"Tidak kak terima kasih. Aku mau berjalan kaki saja." Tolak Nisya halus

Jika Nisya sudah berkata seperti itu, maka sami tak bisa lagi membujuknya walaupun beberapa kali bujukan.

"Baiklah, kalau begitu saya duluan ya Nis." Ucap Sami berlalu pergi.

Di perjalanan pulang, Nisya kembali melewati kebun teh yang terbentang luas. Ia sedang menikmati hembusan angin yang menerpanya dan keindahan alam yang tidak ditemui di kota-kota besar.

Disaat yang sama, Fadil tengah buru-buru kembali ke madrasah lagi untuk bertemu dengan Nisya. Namun, sesampainya disana satpam yang tadi mengatakan kalau Nisya sudah pulang sekitar 9 menit yang lalu.

"Terima kasih pak." Fadil pun berlalu pergi mencari Nisya.

Fadil lantas pergi ke arah yang tadi sudah ditunjukkan oleh Pak Satpam tadi. Beberapa menit berkendara, ia melihat seseorang sedang berjalan kaki menikmati hembusan angin. Fadil pun buru-buru menghentikan laju mobilnya. Setelah keluar dari mobilnya, sekali lagi Fadil memanggil nama Nisya dan kali ini ia tak ragu lagi jika wanita depannya ini adalah Nisya.

"Nisya ... Anisa qumairah." Panggil Fadil sekencang mungkin.

To be continued.

Budayakan vote, like m & krisar sesudah membaca cerita ini ya.

By Peony_8298

Terpopuler

Comments

Tika

Tika

iya🤭

2021-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!