Part 2. Murid baru

Pagi yang cerah, seluruh anggota keluarga Radeya tengah sibuk dengan sarapannya masing-masing. Seperti tidak ada yang kurang di antara mereka.

"Bi, bangunin Verrel Bi entar dia telat," perintah Widya saat Bi Inem asisten rumah tangga mereka meletakkan buah di meja makan.

"Nggak usah ma, entar juga turun sendiri," tegur Martin sambil menikmati makanan di depannya.

Bi Inem mengangguk dan kembali berjalan ke arah dapur.

Di meja makan, Farhan sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya dan Martin dengan tuxedo yang dikenakannya.

Sedangkan, di tempat lain tepatnya di lantai 2. Di kamar itu masih terdapat seorang pemuda yang menatap wajahnya di depan cermin, pancaran matanya menerawang jauh dan tersenyum kecut kala mengatakan selamat pagi untuk dirinya sendiri. Pemuda itu adalah Verrel Aryanka Radeya.

"Selamat pagi Verrel, siap untuk buat ulah lagi hari ini, uhm?" hardiknya untuk diri sendiri.

Setelah mengatakan itu Verrel memakai sepatu hitamnya, serta menyambar tas dan kunci motornya yang ia letakkan asal tadi malam.

Verrel melangkah keluar dari kamarnya, dan memilih untuk menunggu Farhan pergi terlebih dahulu barulah dia melangkahkan kakinya menuju tangga.

"Pa, ma Farhan berangkat dulu yah," pamit Farhan setelah meneguk habis minumannya.

"Iya, hati-hati yah, Han. Ingat belajar yang rajin jangan seperti Verrel," sahut Martin yang di iringi tawa mengejek diakhir kalimatnya.

Farhan mengangguk.

"Pa, jangan gitu ih," kata Widya.

Martin hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali melanjutkan aksi makannya.

Martin tahu bahwa Verrel sedang memperhatikannya dari lantai atas, makanya ia dengan sengaja mengucapkan kalimat itu.

"Ya udah, Farhan pamit yah ma, pa," ujar Farhan sambil mencium punggung tangan Widya dan Martin secara bergantian. Tak lupa pula ia mencium puncak kepala Widya.

"Iya, hati-hati ya nak," ujar Widya dengan lembut.

Farhan mengganguk.

Farhan berjalan menjauh dari meja makan, ia sempat mendongakkan kepalanya ke arah Verrel dan tersenyum yang hanya di balas ekspresi datar oleh pemuda itu.

Setelah Farhan benar-benar sudah tak terlihat, barulah Verrel melangkahkan kakinya ke arah meja makan. Bukannya Verrel ingin makan bergabung dengan mereka, BUKAN!! Verrel hanya ingin bertemu dengan mamanya.

Verrel tersenyum tipis ke arah Widya, "Selamat pagi ma," sapa Verrel.

Verrel berjalan ke arah mamanya yang sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya.

"Iya sayang, selamat pagi," sahut Widya lembut dengan senyum hangat keibuannya.

"Jam segini baru bangun, mau jadi apa kamu?" hardik Martin tanpa menoleh ke arah Verrel.

"Baru bangun? Liat nih Verrel udah lengkap di katain baru bangun," balas Verrel dingin.

Martin meletakkan sendoknya asal, merasa kesal karena anak bungsunya ini lagi-lagi menyahut ucapannya.

"Udah, Nak. Jangan di masukkin ke hati. Tau sendirikan papa kamu gimana?" ujar Widya dengan lembut sembari menepuk bahu Verrel untuk menenangkannya.

Verrel mengangguk.

Martin melotot ke arah istrinya yang membela Verrel, "Ma, mama kok nyalahin papa sih? Kan Verrel yang salah kurang ajar sama Papa," sentak Martin.

Verrel mendelik mendengar sentakan papanya, "Makanya Verrel di ajar dong pa," sahut Verrel.

Widya memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut mendengar perdebatan dua orang laki-laki yang sangat berarti di hidupnya.

"Udah- udah, masih pagi udah debat gini pusing mama!" geram Widya menatap keduanya secara bergantian.

"Ya udah, Verrel sarapan dulu yah," bujuk Widya.

"Nggak ma, Verrel nggak laper. Verrel langsung berangkat aja yah," balas Verrel dengan senyum tipisnya.

Widya mengganguk.

Martin tersenyum miring.

Widya tau, Verrel orangnya keras kepala dan sangat susah di atur. Saat Verrel mengucapkan tidak! maka Widya tidak akan membujuk lagi karena Widya tau hal itu merupakan kesia-sian.

Widya hanya berharap Verrel dapat merubah sedikit sikapnya, dan berusaha memenuhi keinginan papanya, agar hubungan keduanya segera membaik. Widya sangat mengharapkan itu.

"Ma, Verrel berangkat," pamit Verrel dengan mencium punggung tangan mamanya dan tak lupa pula dengan puncak kepala Mamanya.

Verrel menatap Papanya, "Woy Pa!" seru Verrel.

Martin mendongak, "Uhm?"

Setelah itu, Verrel melenggang pergi menghiraukan papanya yang melotot ke arahnya.

"Ma, anak itu manggil Papa untuk apa?" tanya Martin kepada istrinya.

Widya menggeleng tidak tahu.

"Verrel ada-ada aja kamu nak," jerit Widya membatin.

####

Verrel mengeluarkan motor sport hitam miliknya dan memakai helm full face-nya. Tak butuh waktu lama Verrel mulai menstater motornya yang akan membawanya membelah kota Jakarta pagi ini.

''Sial,'' umpat Verrel karena lampu merah di depannya dengan terpaksa ia menghentikan laju motornya.

Pemuda bernetra hitam pekat itu menerawang sejauh 50 meter ke depan hingga ia dapat melihat seorang wanita tua yang sedang kesulitan menyebrang jalan.

Dan terlihat pula seorang gadis yang berlari ke arah wanita tua tersebut dan membantu wanita itu untuk menyebrang. Verrel memicingkan matanya untuk melihat siapa gadis yang membantu wanita itu. Verrel sempat tertegun karena gadis itu beda dari yang lain nampak begitu indah dengan balutan hijab putih menutupi kepalanya.

Di Jakarta apa masih ada gadis berhijab seperti itu?

"Siapa gadis itu?" batin Verrel bertanya.

Verrel memfokuskan penglihatan nya mengamati gadis itu. Hingga suara klakson kendaraan di belakangnya membuyarkan lamunannya.

Tak butuh waktu lama, Verrel memakai kembali helm full face-nya dan segera meninggalkan tempat itu.

Di jalan Verrel mengecek arloji miliknya, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 6.55 am. Itu artinya 5 menit lagi gerbang sekolah itu akan ditutup sedangkan jaraknya sekarang dari sekolah masih membutuhkan waktu 15 menit. Verrel melajukan kendaraannya di atas rata-rata untuk mengejar ketertinggalannya. Tak peduli dengan umpatan-umpatan para pengendara lain akibat Verrel yang menyelip kendaraan seperti orang kesetanan.

####

Di tempat lain, seorang gadis yang sedang berada di salah satu angkutan umum, merasa sangat gelisah. Ia tak henti-hentinya menyembulkan kepalanya ke salah satu jendela diangkutan umum itu untuk melihat kendaraan di depannya.

Zahra mendesah berat, "telat 10 menit. Sedangkan jalanan masih macet," gumamnya lirih sambil memperhatikan kendaraan di depannya. Jantungnya berdetak tak karuan, merasa gelisah dengan posisinya sekarang.

"Pak! saya turun di sini aja," ucap Zahra sembari menyodorkan uang 5 ribuan ke sopir angkutan umum tersebut.

Zahra turun dari angkutan umum karena tidak tahan menunggu lebih lama lagi. Lagi pula jarak dari tempatnya sekarang dan sekolah barunya sudah tidak terlalu jauh. Makanya Zahra memutuskan untuk lari saja daripada menunggu angkutan umum yang masih terjebak macet itu.

"Hoosst ..." keluh Zahra ngos-ngosan. Berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya dan menyeka keringatnya yang sudah membasahi pelipisnya.

Dari kejauhan Zahra melihat gerbang sekolahnya sudah tertutup. Zahra mengecek kembali arloji biru miliknya, dan kini jarum jam tersebut menunjukkan pukul 07.15 am. Zahra Langsung membulatkan matanya dan berlari sejadi-jadinya ke arah gerbang tertutup itu.

Zahra menarik nafas dalam dan, "PAK ..." teriak Zahra dengan kedua tangan yang memegang erat gerbang yang menjulang tinggi dengan keadaan tertutup.

"PAK!! PAK SATPAMM!!" teriak Zahra lagi bahkan lebih keras dari sebelumnya. Ia tetap keukeh ingin masuk kesekolah ini, Ia tidak ingin pulang. Apalagi Zahra sebagai murid baru di sekolah ini.

"PAK ... BUKAIN GERBANGNYA DONG," teriak Zahra untuk kesekian kalinya.

Penjaga gerbang sekolah itupun menampakkan dirinya karena merasa terganggu oleh teriakan Zahra, "Apaasih?!!" sarkasnya.

"Kamu udah terlambat 20 menit, itu artinya kamu tidak bisa masuk lagi. Lebih baik kamu pulang!" sarkasnya lagi.

Zahra yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya. Dia tidak ingin pulang dan membuat Raihan kecewa karena telah menyia-nyiakan hari pertamanya.

"Pak ... maafin Zahra. Zahra murid baru di sini. Ayolah pak," paksa Zahra dengan mimik wajah sememelas mungkin berharap orang ini akan kasihan padanya dan membukakan pintu gerbang.

"Benar kamu murid baru?" tanya pak satpam dengan raut wajah mengintimidasinya.

"Iyaa pakkk ... Zahra murid baru," ujar Zahra dengan nada yakin.

"Baiklah, tapi ini pertama dan terakhir kalinya kamu terlambat."

Setelah mengucapkan itu pak satpam membukakan pintu gerbang sekolah. Membuat Zahra tersenyum cerah.

"Murid baru kok terlambat," cibir pak Satpam.

"Hehe. Maaf pak Bono," sahut Zahra dengan nyengir kudanya.

"Ya udah kamu boleh pergi sekarang," suruh pak Bono sambil mengunci gerbang sekolah kembali.

"Eh ... anak itu tau nama saya dari mana?" Seakan tersadar akan kalimat Zahra. Pak Bono menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dari name tag bapak, " pekik Zahra yang telah berlari menjauh dari tempat pak Bono berdiri.

Zahra berlari-lari kecil menyusuri koridor sekolah yang sudah nampak sangat sepi karena jam pelajaran telah berlangsung. Dengan menggenggam kedua tali tasnya ia mencari ruang kepala sekolah menurut instruksi dari Raihan.

"Assalamu'alaikum ... Pak," ujar Zahra terengah-engah karena mengejar waktu.

"Iya, wa'alaikumsalam. Silahkan masuk," sahut pak kepala sekolah sembari mempersilahkan Zahra duduk.

Zahra menarik nafas panjang, "Pak saya Zahra, saya murid pindahan pak dan hari ini adalah hari pertama saya sekolah. Saya mau tanya dimana kelas saya?" tutur Zahra panjang lebar setelah duduk di kursi yang telah di siapkan.

Pria parubaya di depan nya ini berusaha menahan tawa, karena Zahra yang bicara panjang lebar sebelum di persilahkan.

"Hm, kelas kamu di 11 IPA 2," jawab Pak kepala sekolah dengan senyuman tipisnya.

"Oh gitu yah, pak. Kelas 11 IPA 2, makasih pak," ujar Zahra sopan dan langsung meninggalkan ruang kepala sekolah itu.

"Eh tunggu kamu tau letak kelas kamu dimana?" Pekik pak kepala sekolah saat Zahra sudah berlari meninggalkan ruangannya.

"Semoga kamu betah sekolah di sini," lanjutnya.

Zahra kembali berlari mencari kelas yang di katakan Pak Thomas- kepala sekolah.

Dengan nafas Terengah-engah dan hijab yang sedikit berantakan. Zahra terus berlari, "Kak, hari pertama skolah Zahra udah kayak gini. Gimana hari selanjutnya?" Rengek Zahra sesekali mendongak melihat papan yang ada di setiap kelas.

Zahra berjalan menuruni tangga "Ufft ... 11 IPA 2 manasih?" desis Zahra.

Zahra berhenti berlari, gadis itu memilih untuk berjalan saja dengan kepala yang terus mendongak memandang papan di setiap kelas.

#KELAS 11 IPA 2

Zahra tersenyum cerah membaca papan di depan salah satu kelas. Akhirnya kelas yang di carinya ketemu juga.

Zahra menetralkan mimik wajahnya, menyeka keringat dan memperbaiki hijabnya yang terlihat berantakan.

####

"Rel, pulang skolah ngumpul di warkop kuy udah lama nih nggak ngumpul," bisik Daniel yang di balas anggukan persetujuan oleh Deon.

Verrel duduk di bangku kedua dari depan, ada dua baris bangku di samping kanannya. Verrel duduk sendiri dibangku yang seharusnya di tempati 2 orang itu. Sedangkan Daniel dan Deon memilih tempat strategis yaitu duduk di belakang Verrel.

Verrel menatap papan tulis di depannya dengan malas, tidak ada lagi yang bisa di lakukannya selain mendengar ocehan-ocehan dari wali kelas di depannya.

"Rel, woy rel!!" bisik Daniel kembali.

"Dasar budeg!!" umpat Daniel.

Deon meringis mendengar Daniel yang terlihat frustasi.

Verrel yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas dan kembali memfokuskankan penglihatan ke arah papan tulis dengan malas. Entah kenapa Verrel bisa terjebak disituasi ini.

"Jadi, Hukum ke-3 Newton berbunyi ..."

Tokk ... tokk ... tokk ...

Belum sempat ibu tini menyelesaikan kalimatnya, ada seseorang yang mengetuk pintu kelas membuat semua seisi kelas menatap ke arah pintu. Kecuali Verrel yang beralih menatap datar ke arah buku yang di pegangnya. Rasa malasnya begitu mendominasi dalam dirinya.

"Jadi, Hukum ke-3 Newton berbunyi ... tokk ... tokk ... tokk ..." celutuk Daniel, yang membuat seisi kelas menjadi riuh seperti pasar.

"Ehh, bego' malah becanda," imbuh Deon sembari menoyor kepala Daniel.

Zahra yang berdiri di ambang pintu, menatap kesal ke arah Deon dan Daniel. Setelah itu kembali menunduk.

Sempat sempatnya dia bercanda di saat Zahra sedang menunduk merasakan keringatnya menetes dengan derasnya karena merasa takut akan nasibnya yang sekarang. Mungkin itu yang sekarang ada di fikiran Zahra.

"DIAM!!!" bentak Ibu Tini.

"Eluu sihh bego'," keluh Deon

"Rel, ada murid baru noh. Cantik, " bisik Daniel dengan nada menyebalkannya.

Verrel lagi-lagi menghiraukan bisikan unfaedah Daniel, pandangannya tak beralih sedikit pun.

Bu Tini menatap Zahra, "Silahkan masuk," ujar Bu Tini sambil mempersilahkan Zahra masuk yang masih setia berdiri di ambang pintu.

"Anak-anak dia adalah siswi baru di kelas ini," ucap Bu Tini sembari memberi isyarat agar Zahra memperkenalkan dirinya.

Zahra mengangguk.

"Assalamu'alaikum ...," ujar Zahra memberi salam dengan sedikit mendongakkan kepalanya.

Tidak ada yang menjawab salam Zahra semuanya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, mencatat tulisan di papan tulis, mencoret-coret buku, bermain ponsel secara diam-diam dan bahkan ada yang menatapnya tapi dengan tatapan sinis tak berniat membalas salamnya.

"Kak Rai, sekolah ini juga sama kak. Zahra nggak di anggap di sini," batinnya berkecil hati dan semakin menenggelamkan wajahnya.

Hingga tak lama suara berat milik seseorang terdengar dan membuat Zahra bernafas lega.

"Wa'alaikumsalam ..."

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

siapa yg bls salamnya zahra brusan, fix kamu cowo idaman kaum hawaaaa 😂😂😂

2022-01-26

0

Filsa Awaliyah

Filsa Awaliyah

pasti itu suara Varrel yang sadar klo murid baru itu cewek yang sama yg menyeberangkan nenek di jalan tadi

2021-09-14

0

fauzanᴸ

fauzanᴸ

lanjut baca

2021-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kediaman Radeya
2 Part 2. Murid baru
3 Part 3. Murid baru kok terlambat
4 Part 4. Fake smile
5 Part 5. Bad Day
6 Part 6. Penasaran
7 Part 7. Perubahan Audy
8 Part 8. Kontrak Konyol
9 Part 9. Cowok Muka Datar
10 part 10. Let's Play The Game
11 Part 11. Stupid Girl
12 Part 12. Waketos
13 Part 13. Gadis Picik
14 Part 14. Desiran Aneh
15 Part 15. Balas Dendam
16 Part 16. Teringat
17 Part 17. Terlambat
18 Part 18. Rasa Pertemanan
19 Part 19. Break Game
20 Part 20. Verrel Kampret
21 Part 21. Tips Pintar
22 Part 22. Cuman Mimpi
23 Part 23. Mall
24 Part 24. Tidak Peka
25 Part 25. Perasaan Farhan
26 Part 26. Maaf!
27 Part 27. LAA TAHZAN!
28 Part 28. Gitar
29 Part 29. Bu Siti
30 Part 30. Perang Dingin
31 Part 31. Move-on
32 Part 32. Bingung
33 Part 33. Zahra sayang Audy
34 Part 34. Adik Durhaka
35 Part 35. Chat, Nggak?
36 Part 36. Jogging
37 Part 37. Mood Verrel
38 Part 38. Upacara
39 Part 39. Salah Paham
40 Part 40. Ketahuan Bolos
41 Part 41. Persiapan Ulang Tahun Sekolah
42 Part 42. Rengek Zahra
43 Part 43. Marahnya Audy
44 Part 44. Daniel dan Deon
45 Part 45. Daniel dan Deon (2)
46 Part 46. Farsya Kabilla
47 Part 47. Zahra, Audy dan Farhan
48 Part 48. Insiden kecelakaan
49 Part 49. Pasar malam
50 Part 50. Kecewanya Kak Rai
51 Part 51. Hindari Kak Farhan
52 Part 52. Munafik
53 Part 53. Verrel kembali
54 Part 54. Watados Daniel
55 Part 55. Kesal
56 Part 56. Genggaman
57 Part 57. Menyebalkan
58 Part 58. Cerianya Zahra
59 Part 59. Tuan muda
60 Part 60. BUGH!
61 Part 61. Senja
62 Part 62. Siapa gadis itu?
63 Part 63. Peluang Untuk Verrel
64 Part 64. Auryn Clarissa Archert
65 Part 65. Mr. Perfect
66 Part 66. Pen
67 Part 67. Kau adalah ...
68 Part 68. Audy bukan Lia
69 Part 69. Sepercik rasa benci
70 Part 70. Usaha Farhan
71 Part 71. Kesal Auryn
72 Part 72. Seujung kuku
73 Part 73. Teori Cinta Deon dan Daniel
74 Part 74. Berhenti!
75 Part 75. Bukan Pacar
76 Part 76. Karena lo babu gue
77 Part 77. Can't take my eyes off of you
78 Part 78. Geram
79 Part 79. Most Wanted
80 Part 80. Pencitraan
81 Part 81. Aku suka sama kamu!
82 Part 82. Cengeng
83 Part 83. Tiga hari lagi
84 Part 84. Kak Rai
85 Part 85. Bugh!
86 Part 86. Anti baper
87 VISUAL
88 Part 87. Isak Auryn
89 Part 88. Penyesalan Auryn
90 Part 89. Yes Or No?
91 Part 90. Boneka Doraemon
92 Part 91. Eskrim
93 Part 92. Rencana Martin
94 Part 93. Songong banget
95 Part 94. Acara ulang tahun STB
96 Part 95. MARGA RULEN
97 Part 96. Angin malam
98 Part 97. Angin malam 2
99 Part 98. Lelaki bertopeng
100 Part 99. LAA TAHZAN ZAHRA!
101 PROMOSI SAC?
102 Part 100. Kalung
103 Part 101. Rindu
104 Part 102. Rindu 2
105 Part 103. FB | Keluarga Rulen
106 Part 104. FB 2| Keluarga Rulen
107 Part 105. RAHASIA!
108 Part 106. Tiga bulan berlalu ...
109 Part 107. Tinggal kenangan 2
110 Part 108. Khawatir
111 Part 109. Janji Zahra!
112 Part 110. ~SELESAI~
113 Hai, Makasih ...
114 GRUB CHAT:-*
115 UPDATE SEQUEL;-)
116 INFORMATION!
117 [RDY'S#3] INFORMATION!
118 INFO SPIN OFF RAGA-CHERRY
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Part 1. Kediaman Radeya
2
Part 2. Murid baru
3
Part 3. Murid baru kok terlambat
4
Part 4. Fake smile
5
Part 5. Bad Day
6
Part 6. Penasaran
7
Part 7. Perubahan Audy
8
Part 8. Kontrak Konyol
9
Part 9. Cowok Muka Datar
10
part 10. Let's Play The Game
11
Part 11. Stupid Girl
12
Part 12. Waketos
13
Part 13. Gadis Picik
14
Part 14. Desiran Aneh
15
Part 15. Balas Dendam
16
Part 16. Teringat
17
Part 17. Terlambat
18
Part 18. Rasa Pertemanan
19
Part 19. Break Game
20
Part 20. Verrel Kampret
21
Part 21. Tips Pintar
22
Part 22. Cuman Mimpi
23
Part 23. Mall
24
Part 24. Tidak Peka
25
Part 25. Perasaan Farhan
26
Part 26. Maaf!
27
Part 27. LAA TAHZAN!
28
Part 28. Gitar
29
Part 29. Bu Siti
30
Part 30. Perang Dingin
31
Part 31. Move-on
32
Part 32. Bingung
33
Part 33. Zahra sayang Audy
34
Part 34. Adik Durhaka
35
Part 35. Chat, Nggak?
36
Part 36. Jogging
37
Part 37. Mood Verrel
38
Part 38. Upacara
39
Part 39. Salah Paham
40
Part 40. Ketahuan Bolos
41
Part 41. Persiapan Ulang Tahun Sekolah
42
Part 42. Rengek Zahra
43
Part 43. Marahnya Audy
44
Part 44. Daniel dan Deon
45
Part 45. Daniel dan Deon (2)
46
Part 46. Farsya Kabilla
47
Part 47. Zahra, Audy dan Farhan
48
Part 48. Insiden kecelakaan
49
Part 49. Pasar malam
50
Part 50. Kecewanya Kak Rai
51
Part 51. Hindari Kak Farhan
52
Part 52. Munafik
53
Part 53. Verrel kembali
54
Part 54. Watados Daniel
55
Part 55. Kesal
56
Part 56. Genggaman
57
Part 57. Menyebalkan
58
Part 58. Cerianya Zahra
59
Part 59. Tuan muda
60
Part 60. BUGH!
61
Part 61. Senja
62
Part 62. Siapa gadis itu?
63
Part 63. Peluang Untuk Verrel
64
Part 64. Auryn Clarissa Archert
65
Part 65. Mr. Perfect
66
Part 66. Pen
67
Part 67. Kau adalah ...
68
Part 68. Audy bukan Lia
69
Part 69. Sepercik rasa benci
70
Part 70. Usaha Farhan
71
Part 71. Kesal Auryn
72
Part 72. Seujung kuku
73
Part 73. Teori Cinta Deon dan Daniel
74
Part 74. Berhenti!
75
Part 75. Bukan Pacar
76
Part 76. Karena lo babu gue
77
Part 77. Can't take my eyes off of you
78
Part 78. Geram
79
Part 79. Most Wanted
80
Part 80. Pencitraan
81
Part 81. Aku suka sama kamu!
82
Part 82. Cengeng
83
Part 83. Tiga hari lagi
84
Part 84. Kak Rai
85
Part 85. Bugh!
86
Part 86. Anti baper
87
VISUAL
88
Part 87. Isak Auryn
89
Part 88. Penyesalan Auryn
90
Part 89. Yes Or No?
91
Part 90. Boneka Doraemon
92
Part 91. Eskrim
93
Part 92. Rencana Martin
94
Part 93. Songong banget
95
Part 94. Acara ulang tahun STB
96
Part 95. MARGA RULEN
97
Part 96. Angin malam
98
Part 97. Angin malam 2
99
Part 98. Lelaki bertopeng
100
Part 99. LAA TAHZAN ZAHRA!
101
PROMOSI SAC?
102
Part 100. Kalung
103
Part 101. Rindu
104
Part 102. Rindu 2
105
Part 103. FB | Keluarga Rulen
106
Part 104. FB 2| Keluarga Rulen
107
Part 105. RAHASIA!
108
Part 106. Tiga bulan berlalu ...
109
Part 107. Tinggal kenangan 2
110
Part 108. Khawatir
111
Part 109. Janji Zahra!
112
Part 110. ~SELESAI~
113
Hai, Makasih ...
114
GRUB CHAT:-*
115
UPDATE SEQUEL;-)
116
INFORMATION!
117
[RDY'S#3] INFORMATION!
118
INFO SPIN OFF RAGA-CHERRY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!