Kriiinnnnggggg.....
Bunyi bel istirahat adalah moment yang paling di tunggu semua murid. Sasaran utama mereka adalah kantin. Tak terkecuali Vanka yang mulai beranjak dari kursinya, tapi sebuah tangan kekar menghentikan pergerakannya.
"Apaan sih lo pegang-pegang" protes Vanka lalu menghempaskan tangan Nicky kasar.
"Kamu mau kemana?" tanya Nicky datar.
"Terserah gue dong, jangan mentang-mentang lo sudah berhasil masuk sekolah disini lo bakal bebas ngekang gue. Urus hidup lo" ucap Vanka dengan sorot mata jengahnya, ia ingin menyusul Talita yang tertegun di depan pintu menyaksikan aksi mereka berdua.
"Kamu harus makan bersama saya. Kamu tidak boleh makan sembarangan, saya sudah bawa bekal sehat dari rumah" ucap Nicky tegas, membuat Vanka berbalik dan menatap Nicky tak percaya.
"Cihh...gue udah gede ya, gak usah lebay urusin hidup orang. Pacar gue aja gak pernah se-lebay itu" sahut Vanka tersenyum sinis dan melanjutkan langkahnya merangkul Talita yang masih melongo melihat drama itu.
Kamu harus makan bersama saya
****
Vanka dan Talita membawa napan masing-masing menuju meja paling pojok kanan. Vanka sedikit merenggangkan kursi dan duduk disana, ia sudah tak sabaran menyantap mie ayam dan jus jeruk kesukaannya.
"Van, kok lo tadi galak banget sama siapa tuh, anak baru?" tanya Talita membuka pembicaraan.
"Nicky maksud lo?"
"Ya, Nicky ganteng" sahut Talita tersenyum centil
"Ck, cowok gitu emang pantes di kasarin. Hobi kok ganggu hidup orang" cibir Vanka sembari mengarahkan garpu yang terisi mie ayam kearah mulutnya, tapi tertahan oleh sesuatu. Vanka tersentak saat sebuah tangan kekar merebut garpu yang ia pegang dan menghempaskan kedalam mangkuk begitu saja.
Vanka menoleh kearah sosok yang hampir membuatnya kehilangan kesabaran.
"Jangan makan sembarang, makan bekal yang saya bawakan" ucap pria itu, yang tak lain adalah Nicky.
Vanka geram, ia menggerbak mejanya. Beberapa pasang mata menyaksikan keributan mereka. Kini mata Vanka tengah beradu tajam dengan mata sayu milik Nicky.
"Harus berapa kali sih gue bilang sama lo? jangan ganggu hidup gue. Gue gak perlu perhatian dari lo, suka-suka gue lah mau makan apa aja. Yang penting gue suka dan gue kenyang" bentak Vanka menegadah menatap tajam Nicky yang lebih tinggi darinya.
"Ikut saya ke kelas, kita makan bersama" ucap Nicky masih mempertahankan ekspresi datarnya, ia meraih tangan Vanka dan menariknya agar ikut bersamanya.
"Eh, apaan sih lo. Lepasin gak!" erang Vanka berusah menarik tangannya, tapi tenaga Nicky jauh lebih besar dari dirinya.
Talita dengan susah payah meneguk mie ayam yang sudah terlanjur masuk dalam mulutnya. Drama apakah ini? Drama korea kah?
Nicky terus menarik tangan Vanka menuju kelas. Ia tak perduli ada banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Vanka memukul-mukul punggung Nicky, berharap pria itu dapat melepaskannya. Di saat moment tak terlupakan itu berlangsung, ada satu tangan yang mengarahkan kamera ponselnya untuk megambil gambar mereka berdua.
Nicky melepaskan tangan Vanka saat gadis itu telah berhasil ia dudukkan di kursinya. Vanka menatap tajam dengan mata sedikit berair karena menahan kesal. Pergelangan tangannya sedikit merah karena genggaman Nicky yang kuat.
Nicky turut duduk di samping Vanka. Nicky mengeluarkan kotak bekal berwarna putih dari dalam ranselnya. Ia membuka penutup bekal itu, ada sandwich dengan beraneka sayur disana. Nicky juga mengeluarkan sebotol susu dari samping dalam ranselnya. Vanka menatap sinis pria yang disampingnya, apakah pria ini benar orang waras?
Nicky meraih satu sandwich dari kotak bekalnya. Lalu mengarahkan pada mulut Vanka agar gadis itu memakannya.
"Jangan nangis, cepat makan" suruh Nicky dengan ekspresi datar.
"Gue gak sud...." ucapn Vanka terpotong dengan masuknya ujung sandwich dalam mulutnya. Mau tak mau Vanka menggigitnya dan mencoba mengunyah dengan malas.
Kok enak ya? tapi nih cowok gak racunin gue kan? atau mau pelet gue?
"Saya hanya ingin kamu sehat, tidak ada niatan buat kamu mati" ucap Nicky seakan-akan membaca pikiran Vanka.
Vanka membulatkan matanya, bagaimana pria itu bisa tahu apa yang ia pikirkan.
"Lo gak makan?" tanya Vanka mengalihkan pembicaraan.
"Saya akan makan kalau kamu mau menyuapi saya juga" sahut Nicky tanpa beban.
Modus
Nicky terus menyuapi Vanka, gadis itu pasrah saja. Dari pada ia tak makan, mending terima saja keadaan ini. Vanka mulai merasa iba pada Nicky yang tak menyentuh sedikitpun makanannya. Vanka meraih satu sandwich dari kotak bekal di samping Nicky.
"Jangan salah paham, gue cuma gak mau lo sakit perut gara-gara gue. Gue cuma baik sama lo buat sementara" ucap Vanka menyodorkan sandwich di tangannya, sedangkan matanya lurus kedepan.
Nicky tersenyum simpul, ia menerima suapan dari Vanka. Tapi saat Nicky membuka mulutnya, Vanka sengaja mendorong sandwich di tangannya agar masuk banyak ke mulut Nicky. Alhasil, mulut Nicky penuh sampai sedikit menggembung di pipinya, Vanka melirik Nicky dan mengulum senyumnya.
Rasain lo, emang enak gue kerjain. Hihi
****
Jam pulang sekolah akhirnya tiba juga. Vanka benar-benar jenuh harus duduk berdampingan dengan pria aneh itu. Vanka bergegas memasukkan semua buku ke dalam ranselnya. Vanka tak mau kalau Nicky mengikutinya sampai gerbang dan bertemu dengan Daniel.
"Talita! Gue duluan" ucap Vanka pada Talita yang masih mengemasi bukunya.
"Oke"
Vanka langsung ngacir meninggalkan kelas. Vanka sesekali menengok kearah belakang, kalau saja pria itu mengikutinya.
Aman
Vanka mengelus dadanya setelah tak mendapati pria yang ia maksud. Vanka mengalihkan kembali pandangannya kedepan.
"Saya antar pulang" ucap Nicky yang tiba-tiba sudah berada di samping Vanka
Vanka tersentak kaget, ia sedikit menjauhkan dirinya pada Nicky. Selain tak waras, ternyata dia juga ghaib.
"L-lo?" Vanka tercekat.
"Kamu pulang bersama saya" ucap Nicky seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celananya.
"Gue gak mau. Gue sudah di jemput pacar gue" sahut Vanka sinis.
Nicky langsung memepetkan tubuh Vanka pada tembok. Vanka tersentak, ia menatap Nicky yang menatapnya tajam.
"Kamu milik saya. Kamu pacar saya, bukan pacar orang lain" tegas Nicky penuh penekaan.
"L-lo gak berhak ngelarang gue. Pacar gue Daniel, bukan lo" sahut Vanka sedikit takut.
"Saya menyayangi kamu. Kamu gak boleh bersama orang lain" ucap Nicky mulai sendu.
Vanka langsung mendorong kuat tubuh Nicky sampai pria itu hampir terjatuh, ia langsung berlari sekencang mungkin meninggalkan Nicky.
Nicky berdiri tegak, ia menatap nanar Vanka yang telah berlari jauh darinya.
Kamu akan jadi milik saya. Saya gak mau di tinggal sendiri lagi, cukup Vanya yang pergi. Kamu harus tetap disini, jadi kekasih saya.
Vanka terus berlari sampai ia keluar dari gerbang. Vanka menghampri Daniel yang sudah menunggu dengan bersandar di depan mobilnya.
"Loh, Sayang. Kamu kenapa? Kok lari?" tanya Daniel heran melihat Vanka dengan napas naik-turun.
"Gapapa kok, aku cuma lari dari Talita. Abisnya dia maksa minta temenin ke Mall, aku gak mau aja" sahut Vanka asal.
"Ohh. Yaudah, ayo pulang" ucap Daniel tanpa rasa curiga, lalu merangkul Vanka untuk masuk kedalam mobil.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata telah mengawasi mereka dari dalam mobil berwarna silver. Pria itu segera menjalankan mobilnya, ketika mobil Daniel bergerak meninggalkan gerbang utama SMA Merah putih.
Saya akan selalu mengawasi kamu, Vanka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Maya🐣
kalau di bikin Filem pasti seru nih
2020-11-26
1
세린정국
nicky formal kek pebisnis cara bicaranya suka saya cara bicara kek gituu
2020-08-14
3
Sumiy Bunga Lestari
Baper saya bacanya😄..Semangat nulisnya thor 😍
2020-06-28
0