NovelToon NovelToon

Empat Sekawan

Allena

Derum motor sport berhenti di depan rumah minimalis berlantai dua , ke tiga nya turun dari motor dan berjalan masuk .

Sudah tak aneh kalau ketiga nya bebas berlalu lalang di rumah Allena. Ya rumah Allena .

"bi tuan putri belum turun?" tanya Neo mencolek bibi muda yang bekerja di rumah Allena

"eh Aden , belum den " jawab nya menyelip kan rambut nya ke samping telinga,

"bibi makin cantik aja." gombal Neo , mengedipkan matanya ,

zevan dan Sean meringis ngeri , melihat keduanya.

"Neo gue duluan ke atas , Lo kalo mau ngapel di sini si gak papa , yuk van," seru zevan berjalan lebih dulu.

Neo sontak berlari mengejar kedua temannya , tangan nya melambai ke arah bibi dan memberikan ciuman jarak jauh. Yang mana membuat bibi salah tingkah di buatnya.

"gila Lo. Makin gencar aja godain bi Ina di kejar dia baru nyaho!" Sean menggeplak kepala Neo ,

"ce ilah , bercanda doang gue, biar kagak datar datar banget kayak temen Lo noh," menunjuk zevan.

Zevan melengos tak menanggapi, di antara ke tiga nya zevan lah yang paling irit bicara , bahkan senyum saja bisa di bilang jarang.

Ceklek!

Pintu di buka zevan , kedua temannya mengikuti dari belakang ,

"heh masuk kamar cewek gak ijin dulu!" galak Allena berdecak pinggang , untung dia sudah memakai baju nya lengkap.

"nape si pagi pagi ngomel ngomel, kuy lah keburu siang." ajak Neo mendudukan pantat nya di kasur Allena,

Allena mendengus kasar , menatap ketiga teman nya yang dengan bebas duduk di kasur.

"sabar ! Dandan dulu." ketus nya duduk di kursi rias.

Tangan lincah nya memoles make up tipis , mengenakan rangkaian scincare nya dan terakhir lipbam pink muda , membuat kecantikan seorang Allena makin terpancar,

"jangan tebel tebel kayak ondel ondel ntar." celetuk zevan yang menatap intens Allena.

"iya"jawab Ale, berbalik dan jalan ke arah ke tiganya.

"kuy lah!" seru nya , Sean dan Neo yang memainkan ponsel langsung terbangun.

"bjirrr bidadari dari mana nih?" seru Sean mengucek matanya , menatap Ale dari atas hingga bawah berulang kali.

"mata Lo bidadari," mengusap wajah Sean kasar.

"Ale Ale berani Lo ya , muka gue jadi jelek nih" murka Sean menatap nyalang ke arah Ale,

dengan kasar Neo dan zevan ikut mengusap dan mengacak ngacak wajah serta rambut Sean. Ketiga nya lari sebelum Sean mengamuk.

"yaaaa , brengsek Lo semua."teriak nya kencang , mengacak rambut nya.

"hahahaha"Ale tertawa kencang.

"lucu banget"zevan mencubit hidung mancung Ale,

"lici bingit" tiru Neo menipiskan bibir nya meledek ucapan zevan.

Plak plak cup.

Sean menggeplak pundak zevan dan Neo , dan mencium pipi Ale .

"sakit bego" bengis Neo menatap Sean yang berjalan di belakang ketiganya ,menuruni tangga.

"sarapan dulu non," ucap bi Imah , bibi sekaligus orang tua untuk Ale.

"di taman aja bi , bareng mereka. Bibi makan aja bareng yang lain, dahh!" Ale melambaikan tangannya ,

bi Imah mengangguk menatap ke empat remaja tersebut.

"boncengan Ama gue aja le," Neo menarik tangan Ale , memasangkan helm nya.

Tanpa banyak drama ke empat nya pergi meninggalkan kawasan rumah elit , menuju taman kota .

"pegangan" Neo menarik tangan Ale menaruh nya di perut.

Ale mengeratkan pegangannya saat motor sport itu melaju cepat,

hampir mamakan waktu 30 menit. Ke tiga motor itu berhenti di parkiran yang di sediakan di samping taman.

baru jam 7 pagi , keadaan di taman sudah ramai pengunjung , ada yang berolahraga , senam atau sekedar nongkrong.

"sarapan dulu,"ajak zevan , ketiganya manut mengikuti, bubur menjadi pilihan ke empat nya.

"mang 4 porsi ya , duduk di sana." Sean menunjuk meja yang di duduki teman temannya ,

"siap a "

"Ale Lo siap lawan anak SMA sebelah?" tanya Neo mengunyah kerupuk yang ada di meja .

"jih siap lah , kapan gue gak siap coba?" dengan nada tengil Ale menjawab.

"gue denger denger si , dia juara terus main skateboard nya." bukan nya Neo meragukan kemampuan dan kemahiran Ale , namun waspada harus tetap ada kan.

"kalah menang biasa si , ya kalau gue menang ni ya , Lo turutin kemauan gue dan kalo gue kalah gue turutin kemauan Lo gimana?," tantang Ale ,

"oke deal ya, noh zevan sama Sean saksinya." tangan keduanya bersalaman deal,

"awas Lo Neo siap siap jadi sasaran empuk Ale," bisik Sean di telinga neon , menatap Ale yang juga menatap ke duanya sinis ,

"makan," titah zevan yang sedari tadi mendengarkan ketiganya .

Mereka makan tanpa mengeluarkan suara.

Sorak sorak ramai penonton begitu Ale and the gang masuk ke arena permainan ,

dengan tengil nya Neo melambaikan tangan

"aaaaa ka Neo " sorak para cewe cewe di bangku penonton,

"malah tebar pesona Lo," memiting kepala Neo di keteknya ,

"ka Sean jangan!!!" seru penonton .

Ale dan zevan menghela nafas malas , drama sekali.

"wooow Allena and the gang selamat datang !" sambut Miko menepuk tangan

di belakang nya ada tiga temannya yang juga menyambut kedatangan Allena .

"Yoi brooo" seru Ale berjabat tangan.

"kuy lah mulai" ajak Ale , menatap Jia yang akan menjadi lawan nya kali ini.

"kuy"seru semuanya ,

Ale dan Jia berjalan membawa skateboard nya ,

sorak penonton menggema saat Ale menerampilkan kebolehannya bergaya di atas papan ber roda itu.

"anjirrr dia yang maen gue yang ngerasa keren!" seru penonton

"beeeuh bukan maen emng si Ale" tambah penonton yang lain.

"Ale sayang ku pokus,"seru Sean

Plak

"jangan teriak bego Lo bisa ganggu konsentrasi dia"galak zevan melotot ,

"hehehe iya iya " ringis Sean , Neo memelet meledek Sean.

jari tengah Sean acungkan di depan neo.

Brakk

ketiganya berdiri saat melihat Ale jatuh dari skateboard nya ,

dan bernapas lega saat Ale kembali bangun , baru satu kali ia terjatuh berbeda dengan Jia yang sudah ke tiga kali nya,

menit silih berganti 2 menit lagi permainan usai ,

Prittt

prok prok prok ,"waaw boleh juga main Lo , keren si kapan kapan latihan bareng boleh ?"Jia menghampiri Ale ,

"boleh , chat aja kapan mau nya ," jawab Ale menerima jabatan tangan Jia ,

gak ada hadiah ya memang keduanya main biasa , menunjukan kebolehan masing masing lah simpelnya.

di tempat nya Neo meringis pasrah kalau habis ini dirinya akan di jadikan bulan bulanan Allena ,

"kerennn makin lihai,"zevan memeluk Ale , di ikuti Sean dan Neo ,

keempat nya berpelukan , sorak penonton masih silih bersahutan , kebanyakan teman teman sekolah dan orang orang yang tidak Ale kenal entah itu alumni sekolahan atau yang baru masuk.

"ohhohoho Yoi dong , siapa dulu pelatih nya " seru Ale memeluk zevan erat , ya zevan yang melatih Ale.

"Neo i'm coming" seru Ale mengejar Neo yang berlari dan menjadikan Sean temeng untuk nya .

"sabar sabar oke gue ngaku kalah , gue turutin deh mau nya Lo" seru Neo di balik punggung Sean menghindari cubitan maut dari Ale,

"mampus Lo"seru zevan dan Sean berbarengan dan Ale yang tertawa.

"yok cabut , matahari udah makin tinggi." ajak zevan merangkul Ale, menghirup aroma yang menenangkan jiwa nya.

Aroma tubuh Ale seakan candu untuknya.

****

See you ❤️

kejahilan Allena.

 Ke empat nya meninggalkan area taman kota. motor melaju kencang,

  "ke mall dulu gak si?," ucap Ale di balik helm,

  "ayo,"jawab Sean zevan dan Neo serempak saat motor mereka berjalan sejajar.

  "let's goooo"teriak Ale kencang ,

    zevan yang membonceng Ale tersenyum di balik helm nya .

 angin kencang menabrak tubuh mereka , tapi tak membuat kegembiraan mereka sirna.

  Anak motor emang gitu ya,,😁

  "yok turun"zevan memarkirkan motornya di parkiran mall, di ikuti dua motor di belakang nya.

 "tolongin zev, nyangkut" pinta Ale,

    zevan manut membantu Ale membuka helm nya ,Ale menatap wajah serius zevan , lucu wajahnya, hidung mancung, mata tajam namun jika menatap nya maka pancaran mata itu akan melembut, halis nya yang sedikit tebal , bibir nya menurut Ale sangat seksi ,begitupun dengan sebagian wanita yang melihat zevan akan mengatakan itu , dan jangan lupakan setitik tahi lalat di bawah mata nya.

"udah, sekalian beli helm ya, ini udah rusak kyaknya," ucap zevan menyimpan helm di atas motor nya .

 "thank you, boleh? " ucap Ale tersenyum senang ,

  "iya " jawab zevan mencubit gemas pipi Ale. Membuat sang empunya meringis tapi gak sakit wleee.

  "heyyyy buruan Napa malah senyum senyum di situ"teriak Neo , menatap kedua nya yang masih asik tersenyum di parkiran , sedang kan dia dan Sean sudah sedari tadi menunggu di depan mall.

 "hehehe ayo"ajak Ale menarik tangan zevan, keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan,

mungkin jika ada yang melihat akan mengira mereka adalah sepasang kekasih.

  "mau beli apa?" tanya Sean merangkul bahu Ale , mereka berjalan ber iringan , mata Ale menatap ke Sanan ke mari.

   "ada deh, ini misi pertama buat Neo"seru nya menggerlik jahil ke arah Neo yang berjalan di samping Sean.

  "jangan aneh aneh Lo le, awas aja." peringat Neo tak Ale gubris , malah meledek memeletkan lidah nya.

 "gue cium Ampe mampus baru tau rasa Lo," sinis Neo. Tangan nya menyayat lehernya memperagakan bahwa ucapan nya tak main main.

  "wleee siapa takut," zevan menutup mulut Ale , yang memberontak mencubit perut zevan .

 "sukurin"seru Neo menatap Ale puas,

 "Lo juga" sentak Sean mendorong bahu Neo.

Mereka berdua kalau tidak di pisahkan bisa bisa seisi mall hancur, dan zevan tak mau itu terjadi.

 "haaaah tangan Lo bau zev, kira kira napah." Ale bernafas lega, menghirup oksigen sedalam dalam nya ,

Telapak tangan zevan hampir menutupi seluruh wajahnya.

  zevan mencium tangan nya wangi ko bau dari mana nya?.

  langkah kaki Ale berhenti di depan minimarket yang selalu ramai pembeli.

 "nah , gue mau Lo beliin gue pembalut , yang warna biru ke tua tua an, inget yang ada sayap nya , gak boleh salah." perintah Ale semangat,

  " gila Lo , le malu gue lah , anjir bener gak ada yang lain?," protes Neo , ketar ketir kan Lo.

  Sean dan zevan tertawa , ada aja memang kelakuan Ale.

 "no no no , itu doang kalo Lo berhasil bawa apa yang gue perintah tadi , berarti Lo lolos, buruan Sono." dorong Ale , neo berjalan lesu , mengacungkan jari tengahnya ke arah Ale.

  Neo meringis malu mau di taruh di mana muka nya , "Allean awas aja Lo , tunggu pembalasan gue" gerutu Neo saat dirinya sudah masuk ke dalam minimarket.

Sedangkan Ale di luar tertawa puas,

 "yok tunggu di sana , minum yang dingin dingin enak nih" tanpa rasa kasihan Ale berjalan ke arah stand penjual minuman.

  Tentu saja Sean dan zevan mengekori di belakang nya , mengikuti langkah kaki princess Allena.

"mbaaa tiga ya , jus mangga" pesannya di depan penjual jus,

memang sudah menjadi kebiasaan Allena dan teman temannya, mereka hanya akan membeli makan dan minuman yang di jual di stand stand terbuka , bukan di dalam restoran .

menurut Ale , dia bisa menolong para pedagang kaki lima daripada bos bos restoran yang penghasilannya sudah pasti jauh lebih besar.

"siap ka , di tunggu ya" tersenyum ramah ,

"okey" Ale berjalan ke arah Sean dan zevan yang sedang asik memainkan ponsel nya ,

mendudukan pantat nya di samping kursi zevan,

zevan menatap sekilas ke arah Ale dan kembali pokus memainkan game di ponsel nya.

Ale iseng mencolek pinggang Sean dan kembali berpura pura melamun.

"cek , jangan mulai deh le," Sean berdecak kesal , konsentrasi nya terganggu ,

"apa ? Gue diem aja ko"kilah Ale, mengerucutkan bibir nya .

"*males deh kalo udah main game pasti pada pokus banget , kayaknya kalo ada gempa juga gak bakalan pada ngeluh," gerutu Ale dalam hatinya*.

"silahkan kak minumannya," menaruh jus pesanan Ale di atas meja yang sudah di sediakan ,

"thank you mba, kembalian nya ambil aja," seru Ale , memberikan uang pecahan 100 ribu ,

"wah terimakasih Kaka ," seru penjual jus tersenyum senang .

Ini yang ia suka , mereka akan tersenyum senang dan Ale ikut senang pastinya.

"he em sama sama " jawab nya tersenyum senang ,

zevan menatap Ale yang masih tersenyum , meminum jus nya tanpa menawari dirinya ataupun Sean.

"ini punya kamu semua lea?," tanya nya menunjuk dua cup jus mangga , yang menggugah selera nya.

"he em , kenapa mau ? Beli sana siapa suruh pada anteng main game," cetus nya semakin sengaja menyeruput jus mangga nya.

"sruuuuut,, beeeuh mantep adem nya hilang rasa hausss seketika," meragakan iklan yang mengusap lehernya ,

tanpa babibu Sean menarik satu cup jus mangga nya , menyedot nya rakus.

"Sean punya gue itu ikh" rengek Allena. Menunjuk jus nya yang tinggal separuh.

"nanti gue ganti , pelit banget Lo"acuh Sean terus menyedot jus nya hingga tandasss.

Zevan meneguk Saliva nya , "buat gue ya lea?"pinta zevan , Allean mengangguk ,

"iya , minum. Gue emang beliin buat kalian ko,"seru Allena , memainkan ponselnya ,

zevan mengangguk menyedot jus yang sedari tadi seakan melambai lambai minta di minum oleh nya ,

"enak , seger" ucap nya , menghabiskan jus mangga nya .

Di dalam minimarket Neo melirik ke arah tak rak yang menyediakan pembalut,

"yang mana si banyak banget , biru ke tua tua an tu kayak apa si?" menggaruk kepalanya bingung , di depannya banyak sekali warna dan merek pembalut.

kaki nya terus melangkah , mengitari rak rak,

beberapa pembeli wanita memperhatikannya ,

"mas cari apa?" tanya wanita cantik menghampiri Neo.

"anu mba cari pembalut"cicitnya malu, wajah nya sudah bersemu merah ,

"duh malunya" batin Neo berucap.

"oh , buat pacar nya ya , sosweet nya," celetuk pembeli yang lain ,

ada sekitar 4 orang wanita dewasa di sana , dan Neo satu satunya pria.

Mereka tersenyum lucu menatap Neo , bahkan ada yang senggol menyenggol.

"hehe iya mba, tolong cariin dong," ucap nya , tersenyum salah tingkah.

"boleh , merek apa maunya?," tanya salah satu nya.

"mmm gak di kasih tau , clue nya warna biru ke tua tua an terus ada sayap nya. biar bisa terbang kali ya.?"Neo mengingat ngingat ucapan Allena ,

"hahah mas nya ada ada aja," ke empat wanita itu tertawa lucu,

Neo menunduk tersenyum malu.

"nih yang ini kali mas," wanita cantik tadi menyodorkan bungkusan pembalut ke depan Neo,

mata Neo berbinar senang ," thank you mba mba cantik," seru nya , mengambil dan memeluk pembalut ukuran sedang.

"hahaha iya mas , sama sama, bye bye" seru ke empat nya , Neo menghadang jalan mereka .

"eits tunggu , nama nya siapa?" tanya Neo , mengulurkan tangannya,

"Ica mas"

"Wina"

"Sindi"

"ana"

"gue Neo" ucap Neo menjabat tangan satu persatu ,

"mmm boleh minta tolong gak , buat bayarin ke kasir ?" tanya Neo menatap satu persatu ,

"boleh , sekalian kok," jawab Anna yang sedari tadi meladeni Neo.

"wah makasih ya mba Anna ,ini uang nya kembaliannya buat kalian jajan deh," seru Neo memberikan uang merah ,

"wah thanks mas" jawab Anna yang di dorong ke tiga temannya menuju kasir ,

"haaaah untung nya gue gak jelek jelek amat ya , masih ada lah yang mau nolongin hahaha" gumamnya berjalan mengikuti ke empat wanita dewasa tadi, yang Neo perkirakan sudah pada bekerja.

***

See you ❤️

Pesona seorang Neo

basecamp

Ke empat nya meninggalkan area mall , setelah 4 jam bermain dan berkeliling di dalam nya,

mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Allena yang menjadi basecamp favorit.

"mami ada di rumah lea" tanya zevan saat keduanya sudah sampai di depan rumah Allena .

"ada tuh mobil nya udah ada, tumben ya jam segini udah di rumah," jawab Allena , ke empatnya berjalan memasuki rumah bergaya minimalis tersebut.

Mami Allena yang melihat ke empat remaja itu berseru ,

" aaa anak anak mami " seru nya merentangkan tangan menunggu Allena and the gang ke arah nya.

"mamiiiii" seru empat remaja tersebut berlari ke arah mami yang berdiri di dekat sopa.

"abis dari mana nih , kumel kumel banget,"mami mengeratkan pelukan kebersamaan mereka ,

mami Allena seakan menjadi ibu kedua untuk zevan sean dan Neo ,

mami tipikal orang tua gaul , dan sangat bisa berbaur dengan anak remaja seperti empat orang yang sedang memeluknya.

"dari mall mi, noh anak bungsu mami makan es cream aja belepotan kayak bayi,"seru Neo menunjuk Allena yang memang wajahnya kucel,

Allena melotot tajam hendak memukul Neo , namun Neo bersembunyi di belakang tubuh mami,

"wleee" melemtekan lidah nya meledek Allena,

"awas Lo lampu neon," seru Allena menunjuk wajah Neo garang,

yang mana terlihat lucu di mata mami dan juga ke tiga temannya,

"mami dari mana, libur gini tetap kerja ya?," tanya Sean saat ke tiganya duduk di sopa , tidak dengan Allena dan Neo yang malah saling mengejar.

"heheh iya , ngecek restoran bentar tadi,"jawab mami tertawa melihat tingkah putrinya.

Tangan zevan melingkar di perut mami , menaruh kepalanya di pundak ternyaman menurut zevan, matanya terpejam menikmati elusan lembut di rambutnya ,

batin zevan sedih , ia rindu pelukan dan elusan dari seorang ibu , mama nya tak pernah mau memeluk bahkan sekedar menanyakan kabar nya saja enggan.

Sean ikut memeluk mami tak mau kalah

"aaaakh mami tolong ," Allena berteriak kencang ,

mami Sean dan zevan menoleh ke arah Allena, "neooo" seru mami lantang .

Melihat Allena yang tertidur di lantai dengan Neo di atas nya menduduki perut Allena,

"biarin mi aku lagi bales dendam Sama ni bocah," seru Neo terus menggelitik perut dan pinggang Allena yang terbaring di bawahnya,

mami mengusap dada sabar, zevan bangun mendekati keduanya yang masih asik bergulat.

"Neo bangun gak Lo ," menarik belakang kaos Neo , yang mana membuat Neo tercekik.

"aaa lepas zev,"ringisnya, membiarkan Allena lolos dari kukungan nya .

Zevan melepaskan Neo saat Allena sudah duduk di samping maminya.

"mi tega banget Neo ha ha ,"adu Allena menghirup udara sedalam dalam nya.

Mami mengusap dan merapihkan rambut kusut Allena , tangannya dengan telaten mengusap wajah putrinya menggunakan tisu basah.

"makasih mami ku sayang,"Allena memeluk mami dan mencium pipinya.

"iya , sama sama ," balasnya , "udah pada makan belum?,"tanya mami saat semuanya sudah duduk di sopa.

"udah mi sebelum pulang ke sini , tapi jadi laper lagi," jawab Neo merebahkan badannya di sopa panjang ,

zevan dan Sean melirik sebal ,"dasar perut karung," celetuk Sean ,

bugh

bantal sopa melayang dan pas mengenai wajah julid Sean , siapalagi pelakunya sudah pasti Neo.

"makan tuh bantal, hahaha," Neo tergelak kencang.

Tentu saja Sean tak terima , langsung bangkit dan memukulkan bantal bertubi tubi ke badan Neo.

Allena tergelak senang menyemangati Sean yang sekarang membekap muka Neo menggunakan bantal sopa.

Mami menggeleng ikut tertawa dengan zevan yang masih bergelayut manja di pundaknya.

"udah udah , yuk kita makan udah jam 4," lerai mami , rambut Neo sudah acak acakan.

"hiks mi, sakit badan aku"rengek Neo memeluk mami,

"iya cup cup cup , nanti minta urutin sama bi Ina ya,"seru mami yang mana membuat tiga orang di belakang nya tergelak , jelasss bibir Neo mengerucut macam bebek.

"jangan lah miii , bisa bisa keperjakaan aku hilang,"rengek nya ,

mami dan yang lain tertawa berjalan ke dapur ,

mami senang senang saja anak anak manja padanya , tak jarang salah satu di antara mereka curhat sampai lupa waktu entah itu tentang sekolah , pertemanan , atau orang tua masing masing.

Semuanya sudah duduk di meja makan , hidangan makan sore kali ini sungguh menggugah selera Allena.

"waaah tumis cumi pedesss, tumis kangkung, mantep ini sih bikin gak mau berhenti makan." dengan semangat Allena menyendok nasi dan lauk pauknya.

"makan makan leee gak usah sungkan , habisin."seru Sean mulai menyuapi makanan nya,

Neo makan dengan lahap beberapa kali nambah nasi , begitu juga dengan zevan,

"mantep" seru zevan saat nasi di piringnya sudah habiss.

mulutnya , dan tertawa malu."hehehe kelepasan." ucapnya menutup tangan di mulutnya.

Allena , mami, Sean dan zevan menatap Neo horor ,

"kebiasaan"Allena memukul lengan Neo kencang.

Neo meringis , matanya berkaca kaca.

"huaaaa ayaaaah," tangisnya kencang , Allena melotot kaget.

Mami Sean dan zevan menatap Allena dan Neo dan menepuk kening nya masing masing.

Memang Neo akan menangis jika di jahili terlalu sering apalagi hari ini Neo cukup kelelahan , badannya sakit sakit akibat pergulatan tadi.

"maaf Neo, maafin ya," Allena mengatupkan kedua tangannya memohon ,

neo enggan melihat ke arah Allena , berjalan meninggalkan area dapur ,

"waduh mampus " gumam nya mengejar Neo yang masih terisak.

tiga orang yang masih tersisa di dapur terus melihat ke arah keduanya ,

Allena yang terus meminta maaf tapi tak Neo hiraukan bahkan berkali kali menepis tangan Allena yang menggenggam tangannya,

"ampunnnn"celetuk mami menggelengkan kepalanya lelah ,

"sabar mi, hahah ntar juga Baek lagi," ucap zevan menyeruput minumannya.

Ketiganya meninggalkan meja makan , berjalan kembali ke depan. Masih ada Neo yang terisak lirih dan di peluk Allena.

"heh bayi dugong, cekokin air kobokan lea."celetuk zevan yang duduk di samping Allena , menarik Allena ke pelukannya,

Neo mendelik galak," enak aja , siniii"menarik Allena ,

jadilah tarik menarik di antara Neo dan zevan.

"diam!"bentak Allena , berdiri.

"Sono pada pulang , pulang!" bentak nya , nafas nya menggebu gebu menunjuk ke arah luar,

sean zevan dan Neo menunduk,"maaf lea"seru zevan memegang tangan Allena,

"bodo amat, gue capek , Sono pada balik."Allena berjalan ke arah kamar nya ,

mami sudah sedari tadi masuk ke ruang kerja nya ,

"Lo pada sih,"sentak Sean memarahi kedua temannya.

"ya maaf," jawabnya serempak,

jangan harap mereka pulang. Lihat bahkan ketiganya berlari menaiki tangga mengejar Allena.

Ketiganya tidak akan pulang sebelum di telpon orang tua masing masing ,mau pulang pun untuk apa , di rumah tidak ada orang lain hanya para bibi dan satpam tentunya .

Orang tua mereka sibuk bekerja , jadilah ketiganya menghabiskan waktu di rumah Allena yang di jadikan basecamp ke empatnya.

Baru Alena hendak menutup pintu tapi malah di serbu ketiganya yang nyelonong masuk.

"akhirrrr nya ketemu kasur," seru Sean terlentang di atas kasur ,

kasur di kamar Allena cukup besar bahkan muat jika mereka tidur ber empat di atasnya,

Allena menggertakan giginya geram,

"cuci tangan cuci kaki , ganti baju ." berdecak pinggang di depan tiga lelaki yang asik tidur di kasurnya.

"ntar le," jawab Neo.

"nggak ada ntar ntar , sekarang"seru Allena menarik kasar Neo ,

ketiganya manut, bergantian ke kamar mandi , tak lupa mengambil baju ganti.

Tak aneh , kamar Allena di penuhi barang barang ketiganya , dari mulai baju hingga dalaman ada , dan ada lemari masing masing di sana,

terakhir Allena , mandi dan memakai baju tidur nya ,

"sini bobok cayang"Neo menepuk kasur di samping nya , Allena mencebik tapi tetap berjalan dan merebahkan badannya di kasur.

Semuanya tidur terlentang melihat langit langit kamar , Allena tidur di tengah di antara Neo dan zevan di samping zevan ada Sean,

***

See you❤️

Neo dan allena

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!