Terjerat Perjodohan
Suara ponsel berdering dengan begitu nyaringnya, membuat seorang pria yang masih bergelut dengan tidurnya harus terbangun. Tangannya meraba-raba di mana letak ponselnya.
Setelah mendapatkan apa yang di carinya. Pria itu sedikit membuka matanya dengan setengah tersadar. Rasa kantuknya masih membelenggunya. Namun, dia tahu siapa yang berani mengganggu tidurnya itu.
"Ya, ibu. Kenapa menelpon ku di pagi buta seperti ini?" Suara seraknya menyapa seseorang yang sangat di hormatinya.
"Dasar anak nakal! Kemarin adalah ulang tahun ibumu, kenapa Kamu tidak pulang, huh!" Suara wanita paruh baya terdengar kesal dari seberang telepon.
Seketika bola mata pria itu melebar. Dia terlupakan dengan ulang tahun ibunya. Namun dia juga tahu jika dirinya pulang, pasti ibunya ini akan menjodohkannya pada sembarang gadis.
"Ibu, maafkan Aku. Aku masih ada pekerjaan di Prancis. Lusa aku pasti akan pulang. Kalau begitu, ibu mau kado apa nanti, biar aku belikan untukmu, ibu?" tanya pria itu dengan tenang. Dia tidak ingin terpancing dengan omelan ibunya.
Namun di seberang telepon, ibunya sudah mengomel tak mau tahu.
"Pokoknya ibu mau Kamu pulang sekarang, Lian! Atau Kau akan melihat ibumu ini sakit!" ancam ibunya.
Telepon langsung terputus, membuat pria itu berdecak dengan tingkah ibunya yang akhir-akhir ini terus merengek memintanya pulang.
"Gadis mana lagi yang akan kau jodohkan denganku, ibu?" gumam pria berparas tampan itu dengan menghela nafas berat. Dia lalu menghubungi asistennya untuk menghandle pekerjaannya.
Mendengar ancaman ibunya, mengharuskan pria berparas tampan itu menuruti perintah dari ibu tercintanya.
***
Julian Alexander, seorang CEO berparas tampan yang memiliki perusahaan yang begitu maju.
Sayangnya, hingga usianya yang menginjak 35 tahun, Alex sama sekali tidak tertarik pada seseorang perempuan. Dia lebih fokus membangun perusahaannya agar menjadi perusahaan nomor satu di beberapa negara.
Tak ayal, ibunya mengkhawatirkan tentang jodoh putranya itu. Di usianya yang semakin menua, Nyonya Diana menginginkan putranya membina sebuah rumah tangga dan memiliki momongan.
Namun, sayangnya putranya begitu anti dengan yang namanya perempuan. Hingga beberapa kali Diana menjodohkan Alex dengan anak gadis para teman-temannya. Tetap saja semua yang di lakukannya gagal.
Kali ini Diana telah memiliki seorang gadis pilihannya yang akan Dia jodohkan dengan putranya. Diana yakin kali ini dia tidak akan gagal. Dia sudah mengantisipasi jika Alex menentang perjodohannya nanti.
Di mansion, Diana sudah mondar-mandir menunggu kepulangan putranya. Dia tahu putranya pasti akan pulang dengan ancamannya tadi. Namun, walaupun begitu, Diana tetap saja takut jika ancamannya tadi tak mempan untuk putranya.
"Nyonya, tenanglah, Tuan muda Alex pasti akan pulang," ucap seorang gadis manis dengan wajah yang begitu luwes.
Diana menatap sejenak ke arah gadis itu, kemudian menghampirinya. Diana menggenggam tangan gadis itu untuk mengurangi rasa cemasnya.
"Tania, katakan jika kamu benar-benar akan memegang janji yang sudah kita sepakati. Kamu akan menikah dengan putraku!" Diana menatap gadis bernama Tania dengan tatapan penuh harap.
Tania tersenyum kemudian mengangguk pelan. "Nyonya tenang saja. Saya bukan orang yang suka melanggar janji. Tapi apa Nyonya yakin ingin menjodohkan putra Nyonya dengan Saya? Nyonya tahu sendiri jika Saya hanya anak dari pembantu Nyonya. Dan bagaimana jika putra Nyonya akan memberikan penolakan nantinya seperti yang dilakukannya dalam perjodohan sebelumnya?"
Diana tersenyum. "Kamu tenang saja, Nia. Aku sudah punya rencana agar Lian mau menikah denganmu. Jika pernikahan ini berhasil, Aku menyerahkan tugas selanjutnya padamu. Aku yakin Kamu adalah gadis yang tepat untuk putraku. Aku sudah mengetahui bagaimana sifatmu sejak kecil. Dan ibumu sudah ku anggap seperti adikku sendiri."
Tania terdiam sejenak. Awalnya memang dia tidak ingin masuk dalam perjodohan yang di lakukan oleh Diana. Tapi Diana terus saja meyakinkannya agar Tania mau menikah dengan putranya. Keduanya juga memiliki sebuah perjanjian kesepakatan yang mereka rahasiakan dari semuanya.
"Tapi, Nyonya. Bagaimana jika nanti Saya gagal membuat...."
"Jangan bilang gagal dulu. Kamu belum mencobanya. Lagipula Kamu gadis yang begitu manis, pasti Lian akan menyukaimu lambat laun."
Tania hanya bisa menghela nafas panjang dan mengangguk. Lagipula Tania juga sangat berhutang budi pada keluarga Diana.
"Ibu, aku pulang!"
Diana yang menderanya pun langsung berbinar. Dia tahu putranya tidak akan berani menentangnya. Diana pun langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedikit kesal.
Sementara Tania yang berdiri tak jauh dari Diana pun menoleh ke arah suara. Terlihat seorang pria berparas tampan berjalan memasuki ruang keluarga dan melewatinya.
"Maaf karena aku melupakan ulang tahun Ibu." Alex langsung memeluk Diana. Dia lalu memberikan sebuah kotak kecil kepada ibunya.
"Hanya ini yang ku dapatkan di jalan tadi. Semoga ibu menyukainya," lanjut Alex.
"Kau ini memang dasar anak nakal! Kau baru mau pulang dengan ibu harus mengancam mu terlebih dahulu!" Diana bersikap ketus.
"Ayolah, ibu. Maafkan putramu ini," rengek Alex. Dia menaik turunkan kedua alisnya berusaha untuk menggoda ibunya agar memaafkannya.
"Ibu akan memaafkanmu asalkan kamu mau menikah dengan gadis yang ibu jodohkan padam, Lian!"
Alex memijat pelipisnya mendengar ucapan ibunya. Lagi-lagi tentang perjodohan, membuat Alex benar-benar tidak tahu harus mengelak bagaimana lagi.
"Tapi, Bu. Alex masih ingin mengejar mimpi Alex memperkenalkan perusahaan Alex pada dunia. Dan itu akan terwujud sebentar lagi."
"Apa kamu mau melihat ibumu mati dulu, baru kamu akan menikah, Lian?!"
"Bu!"
"Apa! Terus saja kamu membantah ibumu ini." Diana berpura-pura menangis walaupun sebenarnya dalam hatinya begitu jengkel pada putranya itu. Tapi kali ini dia tidak ingin gagal. Dia akan membuat perjodohan ini berhasil.
"Ibu hanya ingin melihatmu menikah, Lian. Apa ibu salah? Ibu sudah semakin tua. Dan lihatlah usiamu. Usiamu sudah terlalu matang untuk menikah. Ibu ingin di hari tua ibu bisa menimang cucu, yaitu anak-anakmu, Lian!"
Alex menghembuskan nafas panjang. Kali ini dia sulit untuk beralasan lagi. Kali ini ibunya membawa-bawa kematian, dan itu membuatnya tak nyaman.
"Tapi aku belum mempunyai kekasih, ibu. Bagaimana Lian bisa menikah?"
Diana langsung tersenyum menatap putranya. "Kau tenang saja, Lian. Ibu sudah memiliki jodoh untukmu."
Alex memutar bola matanya. "Kali ini gadis mana lagi, ibu?"
"Tidak perlu jauh-jauh. Ibu sudah mendapatkannya. Lagipula Kamu juga mengenalnya." Diana lalu berjalan melewati Alex menuju Tania yang sedari tadi berdiri tak jauh dari sana.
Diana menggenggam tangan Tania dan membawanya ke hadapan putranya.
"Kau akan menikah dengan Tania, Lian. Kamu masih ingat dengan Tania, kan? Tania ini anak bibi Mali," ucap Diana.
Tania menunduk di hadapan Alex. Dia sedikit malu menatap wajah Alex yang begitu rupawan. Dia tak pernah menyangka jika anak majikannya akan setampan ini, membuat nyalinya menciut jika harus menikah dengan Alex.
Alex langsung membola mendengar ucapan ibunya. Dia tak habis pikir dengan pola pikir ibunya yang menjodohkannya dengan anak seorang pembantu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments