"Ibu, apa kamu serius? Menikah dengan Tania?" tanya Alex dengan nada tidak percaya.
Diana mengangguk mantap. "Ya, Lian. Ibu sudah memutuskan. Kamu akan menikah dengan Tania. Aku sudah berjanji padanya."
Alex menghela napas panjang. Dia tahu ibunya bisa bersikeras dan tidak akan membatalkan keputusannya. Namun, dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia tidak mencintai Tania. Dia bahkan tidak pernah menganggap Tania sebagai seorang wanita.
"Ibu, aku tidak bisa. Aku tidak mencintai Tania," jawab Alex dengan suara yang datar.
"Cinta bisa dipelajari, Lian. Dan aku yakin kamu akan mencintai Tania. Dia gadis yang baik dan pekerja keras. Dia juga sangat menyayangimu," jawab Diana dengan penuh keyakinan.
Alex terdiam. Dia tidak bisa membantah lagi. Ibunya memang sudah terlanjur memutuskan. Dia hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa dia akan dipaksa menikah dengan Tania.
"Kapan?" tanya Alex dengan nada pasrah.
"Minggu depan," jawab Diana dengan senyum lebar.
Alex tercengang. "Minggu depan? Ibu, itu terlalu cepat!"
"Tidak ada waktu lagi, Lian. Kau harus segera menikah. Aku sudah menyiapkan semuanya," jawab Diana dengan tegas.
Alex menghela napas panjang. Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dia dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.
"Ibu, aku mohon. Beri aku waktu untuk berpikir," pinta Alex.
"Tidak ada waktu untuk berpikir, Lian. Kamu harus menikah minggu depan," jawab Diana.
Alex terdiam. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Ibunya sudah memutuskan. Dia hanya bisa pasrah menerima kenyataan pahit ini.
"Baiklah, Ibu. Aku akan menikah minggu depan," jawab Alex dengan nada pasrah.
Diana tersenyum lebar. "Bagus, Lian. Aku senang kamu mau mengerti."
Alex hanya bisa menggeleng kepala. Dia tidak mengerti mengapa ibunya bersikeras memaksanya menikah dengan Tania. Dia merasa hidupnya akan hancur jika harus menikahi wanita yang tidak dicintainya. Apalagi anak seorang pembantu.
Tania yang mendengar percakapan mereka hanya bisa terdiam. Dia merasa bersalah karena menjadi penyebab Alex tidak bahagia. Dia juga merasa tidak pantas untuk menjadi istri Alex.
"Alex, aku minta maaf," ucap Tania dengan suara yang lirih.
Alex menatap Tania dengan tatapan dingin.
"Jangan berbicara denganku!" ketus Alex dan segera melangkah pergi.
Tania hanya menghela nafas panjang. "Nyonya lihat sendiri kan, bahkan Alex sama sekali tak menyukaiku," ucap Tania.
"Itu karena Lian belum mengenalmu, Nia. Aku yakin kalau Lian sudah mengenalmu, Dia akan jatuh cinta padamu."
"Baiklah, Nyonya. Tapi jika dalam enam bulan Tuan Alex tidak juga mencintaiku, Nyonya tahu kan apa yang akan ku lakukan?"
"Iya-iya, Nia. Aku yakin Alex pasti akan menyukaimu. Tapi selama kalian menikah, kau juga harus bersikap seperti wanita anggun di depannya agar dia bisa menyukaimu," tandas Nyonya Diana.
Tania terdiam sembari menghela nafasnya. 'Hanya enam bulan, aku pasti bisa melakukannya,' batin Tania.
"Baiklah, Nyonya. Kalau begitu aku akan kembali bekerja," ucap Tania.
"Ya, tentu. Lagipula pekerjaanmu sangat penting. Asalkan satu Minggu lagi kau harus benar-benar siap menjadi menantuku." Nyonya Diana terkekeh.
Tania mengangguk. Dia lalu keluar dari kamar Diana.
Tania menggelengkan kepalanya ketika mengingat penampilannya sekarang. "Rasanya aku ingin melepaskan dress ini dari tubuhku. Benar-benar sangat tidak nyaman," gumam Nia.
Tiba-tiba langkah Nia terhenti ketika melihat Alex menghampirinya. Dia lalu memasang wajah anggun dengan senyuman manis di wajahnya.
"Kau pasti sengaja bukan, membujuk Ibuku agar aku menikahimu?" tuduh Alex. Dia menatap tak suka pada Nia.
"Maksud, Tuan?"
"Jangan berpura-pura tidak tahu. Aku tahu gadis seperti apa dirimu. Kau pasti ingin mengangkat derajatmu kan?" Alex tersenyum sinis. "Berapa banyak yang kau inginkan? Aku akan memberikannya padamu. Kau ingin harta, uang, atau perusahaan?"
Tania masih tersenyum. Dia menggeleng. "Maaf, tapi Saya tidak membutuhkannya, Tuan. Nyonya Diana sudah mengatur perjodohan Kita. Jangan sampai mengecewakannya," ucap Tania kemudian pergi dari hadapan Alex.
Alex menatap kepergian Tania dengan gusar. Rasanya dia ingin sekali menolak perjodohan ini, tapi dia sudah terlanjur menyetujuinya.
***
Minggu berikutnya, Alex dan Tania berdiri di altar, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman mereka. Alex mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya tampak gagah, sementara Tania mengenakan gaun putih yang membuatnya tampak anggun. Namun, di balik penampilan mereka yang sempurna, tersembunyi perasaan yang tidak nyaman.
Alex menatap Tania dengan tatapan dingin. Dia tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya pada Tania. Dia merasa terjebak dalam pernikahan yang tidak adil. Dia tidak mencintai Tania, dan dia tidak yakin dia akan bisa mencintainya.
Tania, yang menyadari tatapan dingin Alex, mengalihkan pandangannya. Dia terus tersenyum dan menyalami para tamu.
Ada beberapa tamu yang tidak Alex kenal. Dia datang dan memberikan selamat kepada mereka. Namun Nia tampak akrab dengan beberapa tamu itu.
"Selamat, Nia. Aku tidak menyangka," ucap seorang pria yang bertubuh tegap dan terlihat sangat tampan. Alex sedikit melirik ke arah Tania dan pria itu.
"Aku juga tidak menyangka," ucap Tania menatap dalam pria itu.
"Ku harap kau tidak akan berubah meskipun kau sudah menikah," sahut pria itu.
"Tentu saja tidak. Terimakasih sudah datang. Nikmatilah pesta pernikahan ini."
Pria itu mengangguk dan segera turun, membiarkan yang lainnya menyalami pengantin.
"Cih, bahkan ada suaminya di sini tapi Dia malah cari perhatian pada pria lain," gumam Alex yang masih bisa di dengar oleh Tania.
"Kau mengatakan sesuatu?" Tania menatap Alex.
Alex langsung menggeleng. "Tidak, kau salah dengar."
Tania mengedikan bahunya dan kembali fokus pada para tamu yang memberikan selamat padanya.
Selama resepsi pernikahan, Alex bersikap dingin pada Tania. Dia hanya berbicara dengan Tania saat benar-benar diperlukan. Dia menghindari kontak mata dengan Tania dan berusaha untuk tidak menyentuh Tania.
Tania berusaha untuk tidak memperdulikan sikap dingin Alex. Dia berusaha untuk bersikap ramah dan menyenangkan, tetapi usahanya terasa sia-sia. Alex selalu tampak tidak tertarik padanya.
"Alex, kau tidak apa-apa?" tanya Tania dengan suara yang lembut.
Alex menatap Tania dengan tatapan kosong. "Aku baik-baik saja," jawab Alex dengan nada datar.
Tania menghela napas panjang. Dia tahu bahwa Alex tidak jujur. Dia bisa merasakan ketidaknyamanan yang terpancar dari Alex.
"Alex, aku mohon. Berbicaralah denganku. Aku ingin tahu apa yang kamu rasakan," pinta Tania.
Alex terdiam. Dia tidak ingin berbicara dengan Tania. Dia tidak ingin membicarakan perasaannya.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan," jawab Alex dengan nada dingin.
Tania terdiam. Dia merasa semakin tidak berdaya. Dia tidak tahu bagaimana dia akan menjalani hidup bersama Alex jika Alex terus bersikap dingin padanya.
"Alex, aku mohon. Beri aku kesempatan untuk mencintaimu," pinta Tania.
Alex terdiam. Dia tidak bisa menjawab. Dia tidak tahu bagaimana dia bisa mencintai Tania.
"Aku tidak bisa menjanjikan itu," jawab Alex dengan suara yang dingin.
Tania terdiam. Dia hanya bisa menghela nafas panjang. 'Sepertinya akan sulit menghadapi pria ini.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments