Acara pun selesai. Sebelum bubar, Bapak Kepala sekolah menyuruh kita semua saling bersalaman satu sama lain agar kita saling memaafkan dan sekalian salam perpisahan.
Di suasana ini kami semua menangis, soalnya ini salah momen dimana kita terakhir saling bertemu.
disaat semua saling bersalaman, ada momen dimana aku pun akhirnya bersalaman dengan Ritha, dia matanya sedikit sembab karena habis menangis. tapi aku hanya berkaca-kaca sih, malu lah soalnya kalo cowok sampai nangis gitu hehe.
"Hai Tha?"
"Eh Nabil, Hai."
"Em. Tha, Maafin aku ya kalo selama ini ada salah-salah kata dari aku atau kesalahan lain gitu."
"Ah kamu memang pernah gitu ngomong sama aku?"
Jawab Ritha sambil sedikit tertawa.
"Iya sih ya ngobrol aja belum pernah selama tiga tahun, tapi kan nggak tahu takutnya ada salah dari aku Tha, namanya juga manusia pasti ada lupanya."
"Hmmm iya Bil, aku becanda ko barusan, iya aku juga minta maaf ya kalo aku ada salah."
"Iya Tha aku maafin ko. Eh Tha?"
"Iya..Apaan Bil?"
"Engga Tha engga jadi."
"Lah bisa gitu, ko jadi kaya orang bingung gitu Bil? bener kata Dendra ya kamu ini hmmm."
"Emmm Dendra udah bilang kan tadi Tha?"
"Oh ituuu, kenapa kamu ga langsung aja sih Bil padahal biasa aja sama aku."
"Mana berani ah Tha."
"Hmm dasar. Yaudah gini aja Bil, nanti habis ini aku tunggu kamu di sana ya. (Sambil menunjuk ke arah batu besar dekat tendanya Ritha) Soalnya kalo sekarang waktunya sebentar, pasti habis ini kita semua juga disuruh masuk ke dalam tenda."
"Hmmm. Yaudah nanti aku ke sana deh ya temuin kamu."
"Yaudah kalo gitu, sekarang aku mau ke tenda dulu ya, jam 22:15 aku tunggu kamu disana, jangan lupa!"
"Ok Tha siap. Makasih ya."
"Iya Bil sama-sama, sampai jumpa nanti ya. Assalamualaikum."
"Iya Tha waalaikumsalam."
Aku gak tau yg aku rasakan saat ini, bahagia, degdegan, takut, semuanya menjadi satu. Aku terus berdoa dalam hati semoga aku ga salah ngomong dan semuanya sesuai dengan yang aku harapkan.
Setelah itu, aku langsung pergi ke arah tendaku bersama teman-teman yang satu tenda denganku. soalnya bapak Kepala sekolah menyuruh semua muridnya untuk masuk ke tenda dan langsung tidur, jangan ada lagi ada yang diluar tenda, kecuali mau buang air atau keperluan lainnya.
Aku masuk ke tenda yang lumayan besar dan diisi oleh 10 orang di tendaku. Di dalamnya ada Dendra juga sahabatku, kira-kira sih ada 100 lebih siswa yang ikut acara ini. Dan tenda ada 15, termasuk tenda guru-guru.
Setelah semua orang masuk ke dalam tenda, Bumi perkemahan menjadi hening dan sepi, sisa suara api unggun yang mulai mengecil apinya. Udara tambah dingin karena tempat ini berada persis dibawah kaki gunung gede pangrango, di ketinggian 1130 Mdpl.
"Hei. Jadi ga Bil?." Tanya Dendra
"Jadi Dend, tadi aku sudah bilang pas maaf-maafan sama dia. Katanya Ritha nunggu aku jam 22:15 di balik batu sana."
"Ohh. Yaudah bentar lagi dong, sekarang sudah jam 22:10. yaudah siap-siap gih sana, kamu bawa pop mie, cemilan, sama minuman. juga termos ku nih. bawa aja semua biar nggak bolak balik sama ketauan guru."
"Oke Dend bener juga, kalo pop mie dan cemilan ada ko aku. Aku pinjem termosnya aja."
"Yaudah nih pake aja."
"Ohh iya. Nanti kalo ada guru, aku bilang aja kali ya mau kencing atau buang air besar"
"Nah itu tumben pinter."
"Ah si anjir, ngeselin hmmmm."
"Hahaha yaudah sana gih mumpung guru-guru lagi pada di dalam tenda, gapapa kecepetan sedikit mah."
"Oke Dend do'ain ya."
"Hmmm siap semoga lancar sahabatku ini"
"Amiiin makasih Dend."
"Iya Bil sama-sama, sudah Sana gih!"
Aku pun beranjak perlahan sembunyi-sembunyi sambil membawa tas lumayan sedang dan nggak terlalu besar, yang isinya sudah aku siapkan. Dan akhirnya aku berhasil sampai dibalik batu besar yang di bawahnya terdapat sungai yang sangat jernih dan suara aliran air yang begitu membuat hati terasa tenang.
Disaat aku sedang melamun sambil memikirkan apa yang harus aku katakan nanti, Tiba-tiba Ritha mengagetkan ku dari belakang.
"Hayo. Malem malem malah ngelamun, ih."
"Astaghfirullah, kaget Tha aku, kirain siapa."
"Hmmm kamu kira aku hantu gitu?."
"Bukan, takutnya siapa gitu selain kamu"
"Tenang aja kayanya di sini nggak ada orang yang tau ko Bil, soalnya kan batunya juga besar banget ini."
"Hmm iya sih. Oh iya kamu mau pop mie Tha aku bikinin ya?"
"Waduh persiapan banget."
"Iya kan udaranya dingin masa ngobrol ga bawa apa-apa nanti bosen."
"Ah bisa aja, yaudah terserah kamu Bil."
Aku pun menyeduh kan pop mie dan susu hangat agar bisa menemani di saat kita ngobrol nanti.
"Tha?"
"Iya Bil?"
"Kamu apa kabar?"
"Apaan sih Bil aku kan di sini baik-baik saja sama kamu? Hmmm lucu ih kamu ini."
"Emmm bingung aku, iya sih ya."
"Ada aja kamu ini baru juga ngomong udah bingung gitu hmmm. Udah kamu minum dulu deh biar rileks sampe pucat banget kamu."
"Hmmm yaudah."
Akupun minum sedikit susu hangat yang baru saja ku seduh.
"Aww, masih panas Tha"
"Ih dasar, iya lah orang baru aja diseduh. Lucu banget ih kamu Bil, haha."
"Hmmm."
"Kamu mau ngomong apa sih sampe kamu ajak aku berdua kaya gini?"
"Hmmmmm, jadi gini Tha."
"Iya apa Nabil?"
Ritha malah mendekatkan mukanya kepadaku. Rupanya dia senang sekali becandain aku yang lagi gugup kaya gini.
"Ah, tuh kan jadi lupa."
"Masa lupa, haha."
"Lagian malah di becandain. Hmmm."
"Yaudah yaudah aku diem deh, ayo kamu ngomong, pelan-pelan aja ya ngomongnya biar tenang"
"Emmm. Kamu bener mau pesantren?"
"Iya Bil, orang tuaku menyuruh aku untuk masuk pesantren. Aku kan anak perempuan satu-satunya, aku juga anak bungsu, kakak ku ada tiga, cowok semua. Dua udah nikah yang satu lagi masih kuliah. Jadi papaku nyuruh aku masuk pesantren. Katanya sih biar aman dan nggak begitu khawatir sama pergaulan anak-anak sekarang. Mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya, makanya khawatir sekali"
"Ohh gitu ya, dimana emang Tha?"
"Di daerah sukabumi kota Bil gak jauh ko"
"Oh syukur deh, kirain jauh banget"
"Engga Bil soalnya kan kalo deket gitu, orang tuaku juga gampang kalo mau nengok."
"Oh gitu Tha, berarti kita nggak bakal ketemu lagi dong ya?"
"Emang kalo kita nggak ketemu lagi kenapa ayo?"
Hatiku nggak karuan harus bilang apa dengan pertanyaan Ritha yg ini. Apa aku langsung bilang yang sebenarnya atau gimana.
"Nggak tahu ah aku bingung ngomongnya."
"Jangan Bingung atuh, ayo pelan-pelan ya, pasti aku dengerin ko."
"Hmmm. Aku nggak tahu Tha harus mulai darimana. Tapi yang aku rasain sekarang aku gamau gitu jauh dari kamu."
"Hmmm, tapi Alasannya apa Bil?, aku belum paham Sumpah"
"Tha, mungkin kamu nggak bakal percaya sebelumnya, kalo aku itu sebenarnya udah suka sama kamu dari kelas satu, tapi aku nggak bisa ngungkapin nya, soalnya aku nggak pernah tau apa itu yang namanya cinta, pacaran dan sebagainya, dan yang aku rasain sekarang aku nggak mau kehilangan, mungkin itu kali ya yang dinamakan cinta?"
"Memang kamu baru pertama suka sama perempuan?"
"Sering sih aku sering kagum sama cewek cantik apalagi baik, hanya sebatas itu aja. Tapi yang aku rasain sama kamu kali ini beda Tha, rasa takut kehilangannya ini yang bikin aku rasa beda. Nih Tha sini deh Tha, lihat ini!"
Aku mengambil sesuatu dari dalam tas.
"Apaan itu Bil?"
(sobekan tulisan tangan Ritha yang aku simpan dan laminating, Kira-kira ukurannya sebesar smartphone. aku dapat saat kita kerja kelompok dulu, saat itu Ritha mengerjakan tugas di buku pelajaran ku).
"Tulisan ini aku simpan waktu kelas dua, waktu dulu kita kerja kelompok, nggak tau kenapa dalam hati aku harus simpen tulisan ini dan suatu saat bisa jadi bukti kalo aku suka sama kamu Tha dari dulu."
"Ya ampun Bil, sampe segitunya. Kenapa kamu nggak pernah bilang aja sih dari dulu?"
"Kan aku sudah bilang Tha kalo aku nggak ngerti sama gitu-gituan apalagi nembak cewek, aku nggak tau gimana caranya."
"Hmmm Oke oke aku paham. Terus alasan kamu suka sama aku kenapa?"
"Em. Jujur sih kamu itu cantik, baik, terus pinter juga, dan kamu tau kan kalo kita di kelas sering lempar-lemparan senyum. Aku gak tau itu artinya apa, yang jelas disaat kamu senyum sama aku, disitu aku selalu merasa nyaman sekali. Dan rasa itu semakin lama semakin besar apalagi sekarang kamu mau ninggalin aku, semuanya semakin terasa Tha"
"Hmmm gitu ya, jujur ya Bil aku juga belum pernah ngerasa jatuh hati benar-benar sama cowok, dulu aku pernah ngerasa suka sama kamu waktu kamu nyanyi di depan kelas, ya mungkin itu kagum juga sih, tapi kamu gak pernah respon, ngobrol aja kita baru kali ini kan?"
"Hmmm"
"Tapi setelah kamu sekarang bilang gini rasa itu mungkin mulai ada lagi Bil. Sebenarnya dari dulu aku selalu nungguin kamu, aku kira kamu biasa aja sama aku, makanya aku diemin aja."
"Hmmm. maafin aku ya Tha coba aja aku jujur dari dulu."
"Gak harus minta maaf Bil, tapi memang terlambat sih semuanya sudah terjadi, dan sebentar lagi juga aku bakalan pergi."
"Yah, jadi gak bakal ada kesempatan yah Tha buat aku?"
"Siapa bilang? aku tanya sama kamu deh, cita-cita kamu kedepan mau jadi apa?"
"Ko jadi cita-cita sih Tha? apa hubungannya?"
"Ada Bil. jawab aja dulu ayo!"
"Hmmm kalo cita-cita sih aku pengen jadi penyanyi, komposer atau pencipta lagu gitu, habis itu yang terakhir aku nikah deh sama kamu."
"Yeee, maen nikah aja dasar."
"Hehe."
"Gini ya Bil, besok kan kita sudah nggak bisa bertemu lagi nih, aku pengen kedepannya kamu bisa buktiin sama aku kalo kamu bisa berhasil sama cita-cita kamu yang tadi kamu bilang."
"Yang nikah sama kamu?"
"Iya itu salah satunya."
"Hah serius Tha?"
"Iya serius, aku tau kamu punya suara bagus, prospek kamu juga pasti bagus kayanya di bidang itu, tapi pesen aku, kamu jangan lupain sekolah kamu, kamu harus serius belajar, buktiin sama aku kalo kamu bisa sukses apapun cita-cita kamu nanti"
"Maksud kamu aku harus sukses dulu baru nikah sama kamu gitu?"
"Ya kita gak tau Bil kedepannya bakal gimana, yang jelas kalo kamu bener-bener sayang sama aku, buktiin sama aku, kalo kamu itu bisa, dan suatu hari nanti kamu jemput aku dengan keadaan yang sudah siap. Sekarang kita aja masih kecil Bil, suatu hari nanti kamu pasti ngerti kok apa yang aku ucapin sekarang"
"Hmmm. Iya aku paham ko Tha, aku juga gamau kita pacaran sekarang. Tapi, apa aku bisa jamin kalo aku udah siap nanti kamu masih setia nungguin aku?"
"InsyaAllah Aku bisa jamin. Soalnya aku baru pertama suka sama cowok sampai sejauh ini. Aku juga belum pernah pacaran Bil."
"Serius?"
"Gak tau kenapa Aku gak pernah mau sembarangan milih cowok. Tapi Aku nggak mau janji dulu ya, soalnya aku yakin nanti di SMA bakalan banyak perempuan yang suka sama kamu. Aku juga belum yakin kalo kamu kedepannya bisa jaga hati kamu."
"Hmm, oke baiklah kalo gitu. Di depan kamu sekarang aku mau janji, aku bakalan lakuin apa yang kamu bilang tadi, kamu harus inget ini, aku bakalan selau setia nungguin kamu Tha."
Sambil kupegang tangannya Ritha, mungkin ini reflek karena aku benar-benar sayang dan aku gamau kehilangan dia.
"Aku tau Bil, kamu itu orang baik dan jujur. Tapi kamu harus tau, kedepan nanti perjuanganmu masih panjang sekali dan pastinya juga banyak rintangan. Kalo kamu suatu saat nggak bisa pegang janjimu, kamu bilang yah! Aku pasti nerima ko, aku gak akan benci sama kamu, biar aku disini juga gak mengharapkan lebih dari kamu."
"Hmmm. Aku pasti bilang apa adanya ko dan bakalan usahain untuk selalu jujur sama kamu. Aku sayang Tha sama kamu."
"Iyaa Nabil. Aku juga sayang ko sama kamu."
Disini kita saling berpegangan tangan sambil tersenyum.
"Yaudah Bil, kita abisin dulu ini mie nya ya, biar ga tegang gini ah suasananya"
"Hmm iya Tha."
Kami pun melanjutkan obrolan hangat sambil makan segelas Pop mie, sekaligus menikmati malam dan suara air sungai di bawah yang ada di balik batu ini.
Setelah mie habis, aku langsung mengeluarkan sesuatu dari tas ku.
"Tha, ini ada tasbih kecil, ini sering aku pakai sehabis shalat, aku mau kasih ini sama kamu biar bisa dipakai di pesantren nanti, biar kamu juga selalu inget sama aku, terus habis shalat kamu do'ain aku juga deh, maaf ya cuma ini yg aku bisa kasih sama kamu."
"Kamu suka bawa ini kemanapun?."
"Iya, ini juga salah satu benda kesayanganku, bapak aku yang kasih ini waktu itu, karena bapak selalu bilang sama aku, di manapun kamu berada pesen bapak cuma satu nak, jangan tinggalin shalat katanya. Terus sambil kasih tasbih ini deh bilangnya."
"Yah, terus kamu nggak punya lagi dong tasbihnya?"
"Nggak papa nanti aku tinggal minta lagi sama bapak"
"Ah kamu, terus aku kasih apa dong buat kenang-kenangan? aku gak bawa apa-apa Bil"
"Gausah Tha, robekan kertas ini sudah cukup ko buat aku biar selalu inget sama kamu"
"Hmmm! oke deh Bil"
Tak terasa waktu pun sudah mau jam 23:30 kita berdua masih ngobrol dan becanda-becanda.
Betapa tenang dan bahagianya aku yang baru pertama kali ngobrol bahkan sampai sejauh ini dengan seorang perempuan, ternyata begini ya yang namanya jatuh cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
parah kamu bilang, macho dikit dong 🤭
2024-10-20
0
Raisa267
Boleh juga idenya
2024-10-16
0
S. M yanie
wkwkwk ini kisah mu thor??? 😂😂😂
2024-10-16
0