"Tha kamu belum ngantuk?"
"Emmm. Lumayan sih, kamu mau balik Bil ke tenda?"
"Kayanya iya Tha, nggak baik juga kan udah malem, takut ada guru patroli kesini."
"Hmmm Tapi Yakin nih udah ga ada yang mau kamu ungkapin lagi? ini terakhir loh."
"Hmm iya ya, Tapi apa ya?"
"Ya nggak tahu atuh hehe."
"Aku mau puas-puasin liatin kamu aja deh, nanti kan pasti kangen."
"Yee genit ya. Dasar."
Tiba-tiba Ritha memegang tanganku dan menatap mataku. Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca dia pun bilang.
"Kamu baik-baik ya Bil nanti. Aku tau kamu itu orang baik, aku nggak akan pernah nagih janji kamu ko untuk selalu setia nungguin aku, karena itu hak kamu."
"Kamu Tha yang baik-baik di sana kamu kan sendirian jauh dari keluarga, kamu harus tahu aku bakalan terus nungguin kamu. Walaupun misalnya ada perempuan yang deketin aku, aku pasti langsung ambil sobekan kertas ini biar aku langsung inget sama kamu, kertas ini bakalan aku bawa kemanapun."
"Ah kamu, aku percaya ko sama kamu, kita jalanin masing-masing aja ya sekarang. Suatu saat nanti kalo memang kita berjodoh, pasti ada jalan ko buat bertemu lagi. Dan kita akan sama-sama lagi lebih dari ini."
"Sekarang aku nggak tahu harus bilang apa lagi, yang jelas aku mau bilang kalo aku sayang banget sama kamu Tha!"
Tiba-tiba Ritha langsung memelukku dan dia menangis nggak tahu apa yang sedang dia rasakan.
"Aku juga sayang sama kamu Bil. Kamu semangat yah selagi kita jauh kita saling berdoa, Mudah-mudahan kita dikasih jalan buat ketemu lagi"
"Emmm. Iya Tha, udah kamunya jangan nangis."
Aku mengusap air matanya. Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan biar dia gak nangis lagi, aku juga berpikir gimana caranya kita ketemu lagi, karena di pesantren nggak mungkin dia pegang handphone, tapi aku percaya sama apa yang dia katakan, kalau ada jalan pasti bakal ketemu lagi.
"Aku juga nggak tahu Bil harus bilang apa, yang jelas malam ini aku seneng walaupun akhirnya harus gini"
"Udah udah jangan nangis lagi ya, kita pasti kuat ko, aku yakin akhirnya kita akan sama-sama."
"Iya Aku percaya kok Bil, makasih ya buat semuanya."
Aku pun membalas pelukannya dengan erat. Rasanya nyaman sekali memeluk wanita yang selama ini aku cintai, aku gak menyangka bisa seindah ini, walaupun akhirnya setelah ini aku bakal ada kesedihan & akan kehilangannya cukup lama.
Aku memegang kedua pipinya dan mengusap air matanya dengan kedua tanganku, aku nggak tega melihat dia menangis seperti ini.
"Udah yah, jangan nangis lagi!"
Ritha hanya bisa mengangguk Sambil tersedu-sedu setelah aku menyuruhnya untuk berhenti menangis.
Aku memeluknya lagi sambil ku usap-usap punggungnya. Kali ini cukup lama.
"Aku nyaman banget Bil. Jangan dilepas dulu ya sampai aku merasa tenang"
"Iya Tha."
Sekitar satu menit lebih dia memelukku tanpa bicara lagi satu katapun.
"Tha, hei?"
"Hehe iya Bil apa? maaf ya soalnya nyaman banget."
"Hmmm dasar kirain tidur."
"Hmmm masa aku tidur sih Bil"
Dia pun melepaskan pelukannya. Dan ku lihat sudah tak nangis lagi, matanya sembab, tapi sama sekali gak merubah kecantikannya. Tangannya pun masih kupegang.
"Oh iya besok pagi sebelum pulang kita ketemu dulu ya Tha sebentar."
"Iya besok kita ketemu dulu, yaudah Aku balik ke tenda ya sekarang, nggak papa kan?"
"Yaudah nggak papa, kamu duluan gih biar aku liatin dari sini"
"Yaudah, selamat malam ya Bil, selamat tidur, jangan lupa mimpiin aku. Dah Nabil sayang Assalamu'alaikum."
"Iya waalaikumsalam."
Aku nggak bisa membalas panggilan sayangnya karena sulit sekali itu terucap dari mulutku.
(mataku pun tak tahan & berkaca-kaca)
Aku melepaskan tangannya perlahan tapi mau apa lagi dia harus balik ke tenda. Akupun menangis dan nggak bisa ku tahan lagi.
Setelah Ritha pergi, aku balik ke tenda. Disini aku melihat teman-temanku sudah tertidur pulas semua termasuk Dendra, namun aku agak sulit untuk tertidur, sesekali air mataku menetes kembali, dan yang aku pikirkan saat ini gimana caranya nanti aku kasih kabar ke dia lewat apa? Aku juga sampai lupa lagi minta no. Handphonenya.
Hmmm tak tau lah aku pikirkan lagi besok sama Dendra.
***
Pagi pun tiba, kita semua siap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Tapi anehnya dari sejak shalat subuh aku tak pernah melihat Ritha sekalipun. Dia kemana?
Temannya yang bernama Zahra juga sama tak ada soalnya cuma dia yang deket sama Ritha, gimana ini?
Mau nggak mau kami semua harus masuk ke bus pariwisata yang terpisah antara perempuan dan pria. Aku disini masih bingung Ritha dimana?
Padahal semalam aku udah bilang sama dia kalau sebelum pulang kita bakal bertemu dulu.
Akupun masuk ke bus paling terakhir karena sambil melihat-lihat ke arah Bis perempuan tapi tetap saja aku tak melihatnya. Kemudian aku duduk bersama Dendra dibangku paling belakang
"Bil? Gimana semalam sukses?"
"Ya gitu lah Dend, aku sudah bilang semua tapi mau gimana lagi apa pun yang aku bilang toh dia bakalan pergi juga Dend, yang ada aku bingung sekarang"
"Bingung kenapa?"
"Bingung gimana ngabarin dia ya? Aku dari bangun tidur gak pernah liat dia lagi."
"Memang kamu gak minta nomer handphone nya?"
"Engga Dend."
"Bego, bego, terus ngapain aja semalem Nabil? Ayo loh ngapain aja semalem ngaku? Jadi curiga aku kamu habis ngapa-ngapain sama dia dibalik batu."
"Dihh apaan sih, ngaco kamu. Semalem Aku cuma bilang aja Dend ngobrol-ngobrol panjang lah gitu, kepo amat kamu ini. Tapi yang jelas aku gak ngapa-ngapain ya inget itu. Aku ga sempet minta nomernya. Pas balik ke tenda aku baru inget. Tapi lagian kan dia juga gak bakal pegang HP Dend kalo di pesantren. Jadi aku rasa gak penting-penting amat sih yaa. Semalem juga aku ajak lagi buat ketemu paginya, tapi dianya malah gak keliatan sama sekali sampe sekarang"
"Hadeuh seenggaknya dia kan masih dirumah bloon. Masa langsung mondok sih dasar bego amat ya ampun aku punya temen ih. Sekarang jadi gak tau kan dia dimana."
"Gimana dong Dend? tolongin!"
"Hmm.. Ampun deh, yaudah tenang-tenang aku punya nomernya Zahra aku tanya deh dan minta nomernya"
"Buset Zahra? Kok bisa punya nomernya dia kamu?"
"Iya kan aku sempet deket sama Zahra"
"Waduhhh baru tau aku. Terus gimana kamu sama dia?"
"Ah males Bil nanti aja nyari cewek lagi disekolah baru kita. Zahra mau nerusin sekolah di jakarta ikut bapaknya. Males aku kalo LDR gitu."
"Si kampret malah nyindir."
"Haha. Orang kenyataannya gitu."
Tak lama kira-kira setelah seperempat perjalanan, Dendra dapat nomernya Ritha dari Zahra.
Akupun langsung kabarin dia dan ternyata dia hilang dari pagi itu sengaja, dia nggak tahan kalau harus ngeliat aku lagi karena kita bakalan berpisah. Setelah sampai disekolah pun dia gak kelihatan, sepertinya langsung pulang saking gak maunya ketemu sama aku lagi.
Dia bilang sih seminggu lagi bakalan berangkat, tapi dalam seminggu ini dia bakalan liburan di rumah uwa nya yang ga jauh dari pesantren tersebut.
Kami cuma bisa kabar-kabaran lewat chat & sosial media, dan dari situ aku sempat tanya sama dia.
"Tha apa kita bener-bener gabisa saling kasih kabar?"
"Gimana ya, paling kalo ada pelajaran komputer atau ada tugas ke warnet aku bisa kabarin kamu Bil lewat email. Itu pun pasti alakadarnya, mending-mending kamu juga online pas aku kasih kabar. Gapapa kan Bil, kamu masih mau kan nungguin aku?"
"Hmmm. Yaudah mau gimana lagi Tha, tapi kalau ada kesempatan langsung kabarin aku ya"
"Iya Bil tenang aja, nggak usah khawatir aku pasti langsung ko kabarin kamu."
Hmm. Sedih sekali rasanya tapi nggak papa yang penting seminggu atau sebulan sekali aku dapat kabar darinya.
Aku menghabiskan masa liburanku hanya dirumah. Aku selalu chat dengan Rita hampir tiap waktu yang semakin kesini semakin dekat dan menjadi mesra, ya kapan lagi bisa kaya gini, waktunya kan hanya dua minggu lagi.
Aku hanya bisa menikmati kemesraan ini, walaupun waktu yang makin hari makin tak terasa untukku.
Di malam senin terakhir, sial sekali aku ketiduran. padahal baru jam sembilan malam. Padahal aku lagi chat untuk terakhir kalinya sama Ritha malam itu.
Aku pun terbangun subuh jam 4 pagi, dan ada pesan terakhir dari Ritha yang sangat menyentuhku.
Bill kamu sudah tidur ya? Selamat tidur yah Nabil ku sayang, mimpi yang indah. Mungkin ini pesan terakhirku sama kamu.
Besok aku sudah harus ke pondok. Kamu sehat-sehat yah di sana, Nanti di sekolah baru, kamu semangat ya belajarnya, kejar cita-citamu sampai suatu saat nanti kamu jemput aku di sini yang akan selalu nungguin kamu.
Kamu kalo mau ngabarin aku, kabarin aja ya lewat email, nanti pasti ada waktunya kok aku bales kabar dari kamu, Jangan sedih yaa sayang, kamu harus terus ceria seperti nabil yang aku kenal, aku bakal pastiin aku disini baik-baik aja.
Kamu nggak usah terlalu khawatir sama aku. Aku bakal selalu percaya sama kamu, dan kamu harus tahu Bil, kalo aku sayaaaaang banget sama kamu dan akan selalu nungguin kamu. Tetap jadi Nabil yang aku kenal ya.
Udah ya Nabil sayang. Assalamu'alaikum.
Aku pun langsung menelponnya, tapi nomernya sudah gak aktif. Panik dan sedih sekali aku pagi itu apa yang harus aku lakukan.
Hingga tak terasa perlahan mataku pun menangis mengeluarkan air mata . Aku hanya tertidur lemas sambil memegang sobekan kertas Ritha yang akan selalu aku bawa kemanapun aku pergi.
Tak lama ada suara ibu memanggilku.
Tok tok tok.
"Bil, udah bangun belum kamu nak? ke mesjid sana bareng sama bapak."
"Iya Bu aku udah bangun ko."
Singkat cerita, Pukul 06:15 aku sedang sarapan sambil nonton tv.
Tiba-tiba di luar ada suara motor, ternyata itu adalah Dendra . Dia sengaja nyamper katanya mau berangkat sekolah bareng.
Aku dan Dendra bakalan masuk di hari pertama di sekolah baru. Di salah satu SMA yang berada di daerah kabupaten sukabumi. Karena aku dan Dendra sudah komit kami bakalan bikin band dan nyari personil lain untuk melengkapi band kami disekolah baru. Jadi aku harus selalu satu sekolah dengan Dendra.
Akhirnya Kita berdua berangkat. Aku dibonceng Dendra pake motor yang di pinjamkan oleh papanya.
Sesampainya di sekolah, Aku rada deg-degan sih maklum lah banyak yang gak aku kenal disini. Aku hanya berkenalan dengan beberapa teman baru, dikelas pun aku nggak bisa jauh dari Dendra berdua terus.
Di sini aku dan Dendra melewati masa-masa orientasi yang cukup seru dan beda banget saat orientasi pas SMP dulu.
Saat menjelang waktu pulang, aku hendak ke parkiran motor bersama Dendra, tak lama kemudian ada yang memanggilku suara perempuan.
Dan benar apa yang di bilang Ritha waktu itu. Baru juga satu hari aku disekolah, sudah ada kakak kelas perempuan yang meminta berkenalan denganku bahkan langsung meminta nomer handphoneku. Namanya Nova, nggak tahu untuk apa dan dengan polosnya aku kasih.
Tadi sih dia ada di kelasku juga, kayanya anggota OSIS soalnya ikut membimbingku saat orientasi. Akupun langsung pamit pulang dan hanya sedikit ngobrol sama dia.
Saat dijalan,
"Wihhh gokil Bil, belum juga sehari udah dapet kakak kelas aja. Mana cakep banget lagi anjir."
"Ah apaan sih. Kali aja dia ada perlu Dend jangan buruk sangka dulu."
"Yaelah, mana ada kakak kelas perlu sama adek kelasnya. Polos amat kamu hmmm."
"Ya kali aja Dend ah jangan suudzon, lagian kalau pun dia chat yang enggak-enggak nggak bakal aku ladenin ko, kan ada Ritha yang jagain hati ini"
"Jiaah. Sekarang Bil kamu bisa bilang gitu, lihat saja seminggu lagi juga bakalan berubah apa yang kamu bilang."
"Ah kamu Dend, terserah ah kalau nggak percaya. Hmmm"
Malam pun tiba, di saat aku mau tidur aku membiasakan melihat sobekan kertas tulisan Ritha, dan itu cukup membuatku tenang juga obat untuk melepas rasa kangen.
Tapi Tiba-tiba ada notif di handphoneku dan aku cek ternyata ada WA dari kaka kelas yang minta nomerku tadi.
"Malem De, udah tidur belum? ini kakak yang tadi diparkiran. Save ya nomer kaka!"
Aku pun membalasnya.
"Iya malem Kak, iya aku save ko, Ini aku mau tidur sih.. Ada apa ya kak?"
"Oh yaudah kalo mau tidur, nggak ada apa-apa ko hehe, maaf deh kalo kakak ganggu ya."
"Hmmm Iya Ka gapapa. Aku tidur duluan ya maaf Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam De."
Aku sengaja rada cuek, nomornya pun gak aku save. Buat apa ah aku juga udah tau tujuannya pasti kemana kalo diterusin.
Memang sih kakak kelas itu sangatlah cantik, kalo Dendra yg jadi aku kayanya udah di sikat sih sama dia. Soalnya kan Dendra nggak karuan kalau melihat yang cantik. Aku sih sudah komit dengan janjiku.
Ya Allah waktu masih lama baru saja sehari godaan sudah ada yang datang. Aku harus kuat aku harus kuat.
Aku selalu membiasakan mengecek email sebelum tidur, kali aja ada kabar walaupun sedikit, tapi ya masih belum ada, aku selalu berpikir Ritha disana lagi apa ya? Apa dia masih inget aku?.
Mudah-mudahan saja dia selalu inget dan menggunakan tasbih yang aku kasih. Karena itu satu-satunya barang yang bisa membuat dia ingat sama aku.
Hari pun berganti ke hari selasa.
Aku di izinkan sama bapak berangkat sekolah menggunakan motor bapakku motor Vespa Super 75.
Bapakku seorang ASN dan bertugas di salah satu kecamatan di kabupaten sukabumi. Dia sudah membeli motor baru kemarin, dan motor lamanya sengaja diwariskan kepadaku. Aku pun kasih kabar ke Dendra kalau hari ini dia tak usah menjemput ku.
Setelah sampai sekolah, aku disambut Dendra di taman dekat parkiran. Ternyata diapun baru saja dapet motor baru Honda CBR 150 dari papanya, maklum dia anak orang berada dan manja, gitarnya dia aja mahal-mahal. Karena papanya seorang pengusaha. Tokonya banyak dan cabangnya pun ada dimana-mana.
"Wow vokalis gua nih udah datang. Tampan sekali kau pake Vespa Bil."
"Apaan ngeledek kamu Dend ,Kamu tuh keren banget motormu, enak banget jadi anak papah ya."
"Sue ah. Oh iya tadi aku ketemu temen-temen baru, ada sekitar empat orang lah. Mereka katanya pulang sekolah ngajakin kita nge jam gitu di studio, kali aja cocok Bil, kita kan mau bikin band jadi butuh beberapa personil kan?"
"Gas Dend udah lama nih ga nyanyi juga hehe."
"Oke Bil gaskeun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Raisa267
Semalem dia peluk-pelukan Dendra. /Joyful/
2024-10-23
0
Raisa267
Mana tempatnya gelap lagi aduh bahaya itu/Grin/
2024-10-23
0
Raisa267
awal doang biasanya tuh /Smile/
2024-10-23
0