...
"Kamu benar-benar menyusahkan!!!" gerutu Arlan saat mengangkat tubuh Sinta dengan pakaian nya dan pakaian sinta yang penuh dengan muntahannya.
Arlan meletakkan tubuh Sinta di ranjang kamarnya, karena dia berencana untuk mengerjainya, jika dia bangun dia akan sangat syok sudah berada dikamar Arlan dengan pakaian yang sudah di gantikan olehnya.
Arlan berniat untuk mengganti pakaian Sinta, tapi setelah dirinya membersihkan diri.
"Sebaiknya aku mandi dulu." Arlan menuju kamar mandi dan membuka semua pakaiannya yang sudah kotor, dia mulai menyalakan shower dan mulai membasahi tubuhnya.
Arlan terkejut saat melihat Sinta yang tiba-tiba berada dikamar mandi.
"Wow... Kamu benar-benar sexy..." Sinta dengan langkah terhuyung mendekati Arlan yang sudah basah dan polos.
"Sinta, jangan bertingkah, atau kamu tahu konsekuensinya" ucap Arlan yang kini menarik handuknya untuk menutupi tubuhnya bagian bawah.
"Sinta...!!" teriak Arlan. saat Sinta justru berjalan mendekatinya dan berdiri di bawah shower yang masih menyala.
Kini mereka berdua sudah basah kuyup oleh air shower yang mengaliri keduanya.
"Maaf" ucap Sinta saat memeluk tubuh Arlan.
"Untuk apa?" Tanya Arlan yang kini membalas pelukannya.
"Karena aku tidak mau menjadi istri seorang polisi" Jawab Sinta yang membuat Arlan terdiam.
"Aku menyukai polisi gadungan itu, tapi aku tidak menyukai profesinya. Kamu tahu, kamu sangat mirip dengannya, aku yakin, dia juga memiliki tubuh menggairahkan sepertimu" Sinta mengalungkan tangannya di leher Arlan, berjinjit dan mendekati bibir Arlan.
Aroma alkohol masih tercium dari mulut Sinta, Arlan mengeratkan pelukannya di pinggang Sinta, Arlan tahu jika Sinta juga menyukainya, hanya saja dia adalah seorang polisi, itu yang memberatkannya, terlebih saingannya adalah sahabatnya sendiri yang berprofesi sebagai pengusaha muda yang sukses, jelas Arlan kalah telak.
"Jadi Sinta, apa kamu menyukai Arlan? Atau Jayden?" Tanya Arlan saat melepaskan pelukannya.
"Aku menyukai keduanya, bukankah tidak apa-apa, dan kau... Aku lebih menyukaimu"
Arlan tersenyum bahagia saat mendengar ucapan Sinta dalam keadaan mabuk, itu berarti adalah sebuah kejujuran
Sinta dan Arlan kembali berpelukan menikmati setiap keberss dan rasa yang tercipta dari kebersamaan keduanya itu.
"Damn it!!!!" Umpat Arlan saat dia melihat Sinta kembali tertidur dalam pelukannya, kini Arlan harus membopong tubuh Sinta yang sudah basah kuyup dengan handuknya dan meletakkan kembali di ranjangnya.
"Jangan salahkan aku yang harus mengganti pakaianmu! Jangan menyusulku lagi, aku harus berendam air dingin karena ulahmu! Kamu benar-benar gadis yang tidak bertanggung jawab" omel Arlan pada Sinta yang sudah tertidur.
Arlan kembali ke kamar mandi untuk berendam di air di dingin semalaman karena ulah Sinta.
.
Paginya
"Aaaaaaaa....!!!!" Sinta berteriak dengan sangat keras.
Arlan yang kini berada di dapur tersenyum geli mendengarnya, Arlan membuka celemeknya dan berjalan menuju kamarnya.
Disana Sinta terlihat sangat kacau, dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, Sinta melihat Arlan mendekat padanya.
"Kamu?! Kenapa kamu ada disini?" Tanya Sinta pada Arlan, sepertinya Sinta sama sekali tidak ingat kejadian semalam.
"Ini rumahku, dan ini kamarku" jelas Arlan
"Apa?!!! Tapi kenapa aku bisa ada disini? Dan lagi kenapa aku... Aku.... Bisa memakai pakaian seperti ini?" Sinta tidak mau menatap wajah Arlan, karena sekarang wajahnya begitu merah.
"Menurutmu?" Tanya Arlan santai.
"Aku... Aku tidak tahu" Sinta mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Arlan
"Apa kamu tahu kamu telah melakukan pemerkosaan padaku semalam?" Arlan menangkup wajah Sinta untuk menatap wajahnya.
"Bagaimana mungkin?! Aku tidak ingat, dan lagi aku tidak merasakan apa-apa pada s*langkanganku" jawab Sinta dengan polosnya.
Wajah Arlan memerah mendengar ucapan Sinta yang begitu vulgar.
"Itu karena aku melakukannya dengan pelan" bisik Arlan
"Tidak mungkin!!" Sinta menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan menunjukkan pada Arlan bahwa tidak ada bercak darah disana.
"Lihat tidak ada bercak darah disini" Ucap Sinta sembari menunjuk seprei di bawahnya.
Arlan mengalihkan pandangannya dari Sinta, yang tidak sadar jika tubuh kini terlihat jelas karena dia hanya memakai kemeja putih milik Arlan, tanpa apapun lagi selain itu yang membungkusnya, karena memang tidak ada pakaian dalam wanita di kamarnya atau bahkan di rumahnya.
"Pakai ini, atau kita akan melakukannya lagi" ucap Arlan sembari menutup lagi tubuh Sinta dengan selimut lagi.
Kali ini wajah Sinta yang terasa terbakar, dia baru sadar apa yang sudah dia lakukan.
"Dengar, kita melakukannya dikamar mandi, aku yakin kamu mengingatnya" Arlan berbohong agar Sinta semakin merasa tersudut.
Sinta mencoba mengingat semua nya semalam, dia membelalakkan matanya saat mengingat dirinya masuk kedalam kamar mandi dan kemudian memeluk Arlan, hingga mereka basah kuyup, setelah itu dia lupa apa yang terjadi.
"Apa... Apa benar kita melakukannya dikamar mandi?" Tanya Sinta memastikan lagi.
"Tentu..." Jawab Arlan dengan senyuman kemenangan di wajahnya.
"Sungguh?"
"Iya..."
"Lalu?"
"Lalu apa?" Arlan bingung dengan pertanyaan ambigu dari Sinta.
"Apa yang kamu mau dariku?" Tanya Sinta.
"Aku mau kamu bertanggung jawab dan menikahiku"
"Apa?!"
------------
hayoo loh Sinta tanggung jawab 😝
jangan lupa tap jempolnya 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Mery Kawi
hahaha Arlan cerdas sekalleee
wkwkwk
2022-07-18
0
Anna Aqila 🏚️ 🌺
bukanya kebalik y 🤣🌠🌠🌠
2021-08-13
0
Khanzara Aca
bisa2nya tidur di bwah shower pingsan x yaa?? 😏
2021-06-11
0