Setelah Aruna mengantarkan Rain ke sekolah dan Aruna juga langsung menuju lokasi yang sebelumnya sudah di share lock oleh Giselle rekan kerjanya.
Mobil Aruna yang memasuki area parkir yang berada di depan gerbang sekolah.
"Apa memang parkir di luar gerbang sekolah. Apa tidak boleh masuk," gumam Aruna yang melihat di sekitarnya memang banyak mobil parkir dan sebagian mobil yang dia kenal yang mungkin mobil dari kantor.
Aruna yang tidak berpikir panjang dan langsung keluar dari mobilnya. Aruna harus melewati beberapa mobil yang terparkir di depan gerbang sekolah sampai akhirnya Aruna tiba di depan gerbang sekolah yang menjulang tinggi ke atas sana.
"Huhhh benar-benar sangat merepotkan sekali harus parkir di sana," gumam Aruna dengan menghela nafas yang melanjutkan langkahnya.
Tiba-tiba langkah Aruna yang terkesan sangat buru-buru terhenti saat tepat berdiri di depan gerbang sekolah. Kepala Aruna terangkat melihat tulisan yang terpampang besar. SMA Harapan Bangsa.
Aruna terdiam sesaat melihat tulisan itu dan tampak bengong dengan wajah yang sedikit gusar. Entah apa yang dia pikirkan. Matanya juga melihat gerbang yang berwarna hitam itu dengan satpam yang berada di pos tampak fokus pada ponselnya. Pria berkacamata dengan perut yang buncit itu.
Flashback
2017
SMA Harapan Bangsa.
Matahari yang memancarkan sinar di pagi hari yang begitu terik membuat anak-anak SMA Harapan Bangsa mulai berlarian memasuki gerbang sekolah yang meninggi menjulang ke atas itu. Dari kejauhan mereka sudah mendengar bel masuk yang berbunyi begitu keras yang membuat mereka harus berlari dan jangan sampai terlambat.
"Ayo cepat masuk!"
"Cepat!" pak satpam yang berdiri di depan gerbang sekolah itu dengan tangannya yang menyuruh murid-murid agar cepat-cepat masuk ke dalam sekolah karena bel 3 menit yang lalu baru saja berbunyi.
Setelah 5 menit maka pintu pagar akan ditutup dan mohon maaf untuk murid-murid yang datang lebih dari 5 menit maka tidak akan bisa masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran di jam pertama.
Para murid-murid berlomba untuk memasuki gerbang sekolah dan sampai akhirnya sudah tidak terlihat ada murid yang berlari lagi dan pak satpam dengan perut sedikit buncit itu langsung menutup pagar sekolah.
"Pak tunggu!"
Salah satu murid yang ternyata ketinggalan berlari mencegah gerbang tersebut untuk ditutup. Wanita yang berusia 16 tahun itu memakai kacamata dengan rambut yang di kepang dua terlihat panik.
"Pak tolong buka!" pinta wanita berwajah polos dan sangat lugu itu memohon.
"Sudah terlambat, makanya kalau bangun pagi jangan lama-lama. Lihat kamu terlambat dan tidak boleh masuk lagi," pak satpam sepertinya tidak akan memberi kesempatan.
"Tapi saya mohon, pak! Saya ada ulangan harian di jam pelajaran pertama," wanita itu terus saja meminta pertolongan dengan nafas yang masih naik turun. Entahlah dia berlari dari mana yang membuatnya terlihat sangat kelelahan seperti anjing yang ngos-ngosan.
"Tidak-tidak! saya sudah bekerja puluhan tahun di sekolah ini dan saya akan tetap mengikuti peraturan sekolah tanpa pandang bulu!" tegas Pak satpam tersebut yang tetap saja tidak memberikan kesempatan.
Wajah gadis itu terlihat lesu yang putus asa di campur dengan rasa takut yang membuat dia tidak akan bisa mengikuti ulangan harian.
"Baru telat 5 menit. Apa tidak akan memberi kesempatan!" tiba-tiba terdengar suara berat yang membuat wanita dan Pak satpam tersebut melihat ke arah suara tersebut.
Seorang pria tampan berkulit putih dengan tas ransel yang berada di sebelah punggung kirinya.
"Nak, Melvin baru datang juga?" tanya Pak satpam tersebut dengan ramah.
"Bisa di lihat sendiri saya baru sampai," sahut Melvin dengan santai.
"Oh iya benar," sahut pak satpam yang terlihat cengengesan.
"Lalu apa pintunya tidak akan dibuka?" tanya Melvin dengan wajah datar.
"Oh, iya-iya pasti di buka!" pak satpam yang kembali membuka gerbang sekolah tersebut. Gadis yang sejak tadi memohon itu tampak bingung dengan dahi mengkerut.
"Sangat mengikuti peraturan, Lalu kenapa dia datang pintu langsung dibukakan untuknya, tadi aku tidak?"gadis itu membatin kebingungan.
Melvin menghela nafas dan langsung melangkah memasuki sekolah. Langkahnya terhenti dan kembali dan menoleh ke belakang.
"Apa kau akan tetap berdiri di sana?" tanya Melvin
"Oh. I-iya," sahut gadis itu yang sedikit kaget dan buru-buru masuk takut gerbang itu ditutup kembali.
Gadis cupu itu juga langsung berlari melewati Melvin.
"Aruna!" langkah gadis itu terhenti ketika namanya dipanggil. Gadis itu kembali membalikkan tubuh dengan Melvin yang melangkah menghampiri dia sehingga sudah berada di hadapan Aruna.
"Kakak tahu nama saya?" tanya Aruna.
Mata Melvin yang melihat ke arah bed nama yang memang sudah tertulis jelas nama Aruna di sana.
"Oh iya benar," sahut Aruna dengan tersenyum tipis.
"Kau langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih?" tanya Melvin dengan satu alis terangkat.
Aruna yang sangat tahu diri langsung menundukkan kepala, "terima kasih kak!" ucap Aruna.
Aruna kembali mengangkat kepala dan melihat ke arah Melvin.
"Saya masuk kedalam kelas dulu!" ucap Aruna yang langsung pergi.
Melvin hanya melihat kepergian Aruna dengan langkah gadis cupu itu yang berjalan terburu-buru yang membuat Melvin menyunggingkan senyum.
Entah apa yang membuat pria itu tampak tersenyum.
Flashback of.
Aruna mengingat semua apa yang terjadi. Gerbang yang menjulang tinggi dan pak satpam yang terlihat duduk santai itu mengingatkan Aruna pada kejadian masa 8 tahun lalu. Masa SMA Aruna yang sangat berbeda dengan dirinya sekarang. Jika dulu dia cupu dan sekarang dia tampil sangat cantik dan modis.
"Neng, ingin masuk!" Aruna tersentak kaget saat ada yang menegur dia dan ternyata tanpa dia sadari satpam yang sejak tadi duduk itu sudah berdiri di sampingnya.
"Oh iya," jawab Aruna terbata yang melihat Pak satpam itu yang masih sama.
"Benar-benar sangat mengabdi pada sekolah ini," batin Aruna tersenyum tipis yang mengingat kata-kata dulu yang pernah diucapkan satpam itu.
Melihat wanita yang di hadapannya senyum-senyum membuat pak satpam menggaruk-garuk kepala menggunakan jari telunjuknya.
"Neng!" dia kembali menegur dengan melambaikan tangan dan kembali membuat Aruna kaget.
"Oh maaf, saya hanya bertanya apa di dalam benar-benar diadakan syuting?" tanya Aruna.
"Benar! di dalam memang sedang ada syuting," jawab Pak Yanto yang terlihat dari bed nama yang dia pakai.
"Hmmm, saya ada keperluan di dalam, saya bagian dari cru syuting," ucap Aruna.
"Kalau begitu silahkan!" Pak Yanto dengan ramah menyuruh Aruna untuk masuk.
"Makasih!" sahut Aruna tersenyum dengan melangkahkan kaki. Tetapi langkah kaki itu tiba-tiba terhenti dan tersenyum kepada satpam itu seolah ada rasa kagum yang di tunjukkan Aruna dan Aruna kembali melanjutkan langkahnya memasuki sekolah tersebut.
"Apa ada yang salah denganku?" gumam pak Yanto garuk-garuk kepala yang memang mendapatkan tatapan yang sangat aneh membuat dia sendiri juga bingung.
Aruna yang akhirnya menghampiri rekan-rekan kerjanya para kru yang sudah berkumpul dan menyiapkan semua keperluan syuting pagi ini.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Aruna yang memang selalu ramah kepada rekan-rekan kerjanya yang berada di balik layar.
"Pagi," para kru juga menjawab sembari mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
Rain anak yg pinter...
Ooo..Aruna dan Melvin satu sekolah..
2024-08-27
1