Doa Mengubah Segalanya

Doa Mengubah Segalanya

bab 1

Keluar kamu pak sidik...!

Pak sidik yang bersantai di dalam rumah pun merasa heran mengapa banyak warga di depan rumahnya.

"Ada apa yah? Mengapa semua warga nampak seperti marah pada saya, seruh pak sidik."

Ibu dewi, istri pak sidik pun yang tengah menyiapkan hidangan makan siang di dapur pun ikut kaget mendengar warga yang sudah mengepung rumahnya.

" ayah ada apa ini? Kamu tunggu sebentar di sini saya kedepan, ibu ikut yah." seruh ibu dewi ngotot.

"Ini nih pelakunya bapak-bapak, iya... Betul pak sidik lah yang mengambil semua hasil panen kami, jika pak sidik tidak mengembalikan semuanya maka jangan salahkan kami jika kami berbuat kasar."

Dengan suara lantang warga meneriaki pak sidik tampa rasa kasihan dan ibah sedikit pun dari mereka.

"maaf bapak-bapak tapi saya tidak paham maksud kalian saya tidak mengambil sepeser pun hasil panen kalian." seruh pak sidik membela diri.

" Alla... tidak usah pura-pura tidak tau." jawab pak dewa dengan ketus.

"Mana ada maling ngaku maling, kita seret saja ke kantor polisi, jangan, jangan bawa suami saya kekantor polisi berikan suami saya kesempatan untuk membuktikan kalo bukan suami saya yang menculik." ucap ibu dewi.

"Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan bu dewi, sumuanya sudah jelas, semua bukti sudah terkumpulkan." seru pak dewa yang menambahkan.

"Tidak, saya berani bersumpah bukan saya yang mengambil hasil panen kalian, saya tidak mungkin memberikan makanan haram pada keluarga saya, saya memang miskin tapi saya tidak perna mencuri." ucap pak sidik.

Namun apapun yang keluar dari mulut keduanya tak mampu meredakan amarah para warga.

"Kami kesini tidak mau mendengarkan ceramah dari kamu pak sidik, kami kesini mau mengambil semua hak kami yang sudah kamu culik. Cepat kembalikan semuanya sidik!!!" seruh warga menggertak.

" Apa yang harus saya kembalikan sementara saya tidak mengambil hasil panen kalian." ucap pak sidik lagi.

"Aaaa seret..." teriak warga.

Mereka pun menyeret pak sidik dengan paksa, hingga sampai di kantor polisi. Di kantor polisi pak sidik pun tak bisa mengelak semua bukti tertuju padanya, entah siapa yang melakukan semua ini, namun pak sidik hanya pasrah pada sang maha kuasa, pak sidik hanya bisa berharap semuanya bisa terbalaskan.

Tangis ibu dewi pun tak bisa terbendung lagi melihat sang suami yang begitu ia cintai berada dalam sangkar besi dengan kesalahan yang tak perna ia lakukan.

"Ma maafkan ayah, ayah tidak bisa lagi melindungi kalian ayah tidak bisa lagi mencari nafkah untuk kalian, tidak papa mama janji akan mengeluarkan ayah dari sini, ini bukan salah ayah." seru ibu dewi pada sang suami.

" Percuma ma, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan, semua bukti tertuju pada ayah, kita tidak bisa apa-apa, ayah pasrah, ayah iklas menjalankan ini semua." ucap pak sidik dengan air mata yang bercucuran di pipinya.

"Ma aku titip putri anak kita yah, kamu jaga dan rawat ia, sekolahkan dia setinggi-tingginya hingga ia tak mendapat hinaan seperti ayah sekarang ini. Ia yah, mama janji apapun yang mama akan lakukan untuk putri, putri akan terus melanjutkan sekolahnya, mama akan buktikan pada dunia yah." ucap ibu dewi dengan tegas.

"Terima kasih mah, ayah lega sekali dengarnya, lakukan yang terbaik untuk anak kita yah! Sekarang mama pulang putri pasti sudah pulang sekolah, dia pasti mencari mama sekarang. ayah baik-baik yaa disini mama akan sering-sering datang menjenguk ayah."

Rasanya begitu berat ibu dewi meninggalkan pak sidik, namun ia harus belajar kuat dan belajar menerima semuanya yang tak sesuai dengan keinginan, ibu dewi sama sekali tak perna menyangka jika ia harus ditimpa masalah sebesar ini, tak sanggup rasanya ia memikul beban ini semua.

"Ayah, mama pamit, hati-hati ucap pak sidik." perlahan ibu dewi melepaskan genggaman tangan sang suami, diiringi dengan membalikkan badannya hingga berjalan menuju pintu keluar. ibu dewi pun semakin jauh dari pandangan pak sedik.

"Assalamualaikum, mama... Ayah.. Kemana yah mereka biasanya jam segini sudah dirumah? Apa belum pulang yah?"

Putri yang sudah pulang sekolah mencari titik keberadaan orang tuanya namun tak kunjung ia dapat, dalam pikiran putri mungkin orang tuanya belum pulang dari ladang sehingga ia memilih untuk mandi dan shalat dzuhur terlebih dahulu.

Ibu dewi yang tiba dirumah dengan badan yang lesu dengan mata yang sembab, putri yang baru saja menunaikan ibadah shalatnya pun terkejut melihat kondisi mamanya.

"Astagfirullah mama, ada apa ma? Putri, ayah kamu nak, ada apa dengan ayah ma? Ayah kamu dipenjara nak dia difitnah mencuri hasil ladang warga nak."

Entah petir apa yang menjatuhi putri, perasaan putri sekarang benar-benar sakit bagaikan terkena hempasan petir, sakit sekali rasanya.

"Ma siapa yang tega melakukan ini semua, ayah tidak mungkin melakukan hal seperti itu kan ma? Tidak sayang ayah kamu orangnya jujur dia tidak akan mencuri."

Putri menenangkan mamanya dengan memeluknya berharap mamanya bisa lebih tenang.

"Mama tunggu sebentar yah, putri bikinkan teh hangat dulu, iya sayang."

Dengan segera putri kedapur untuk membuatkan teh hangat untuk mamanya, sejujurnya hati putri benar-benar hancur saat ini, namun melihat kondisi mamanya, putri tak boleh lemah putri harus kuat demi mamanya.

"Ma diminum dulu tehnya ma, supaya lebih tenang. makasih sayang, mama yang sabar yah putri yakin Allah pasti akan membantu kita menemukan jalan keluarnya, karena putri yakin kalo ayah itu tidak bersalah, iya nak mama benar-benar tidak paham lagi mengapa warga tega melakukan ini pada ayahmu nak, padahal selama ini kita selalu bantu warga untuk setiap kesusahannya tapi, apa yang ayahmu dapat."

"Mama yang sabar putri yakin semua akan terbalaskan, ohiya mama belum makan kan? Putri buatkan makanan yah."

"Hmmm." ibu dewi hanya menganggukkan kepalanya saja dan menjawab seadanya pada putri, entah bagaimana perasaan ibu dewi sama sekali tak bisa di gambarkan atau dilontarkan dengan kata-kata, hatinya benar-benar sakit melihat sang suami berada di dalam penjara tampa kesalahan yang tak perna ia lakukan sama sekali.

"Aku harus membuat makanan yang paling enak untuk mama, akan aku usahakan supaya mama kembali tersenyum, Ya Allah izinkan putri menjadi anak yang sukses kelak nanti, izinkan putri mencapai cita-citanya putri, putri harus menjadi cahaya dalam kegelapan kedua orang tuaku. Amiiin."

Putri termasuk anak yang sholeh dan penurut ia tak pernah membantah orang tuanya, selama ini putri menyaksikan sendiri bagaimana kedua orang tuanya mencari nafkah untuknya, rasa kasihan pun terbesik dalam hati putri, ia selalu berdoa jika kelak nanti ia bisa membahagiakan orang tuanya.

Hai semuanya, ini adalah karya pertama saya, saya berharap kalian suka yah mohon di komen sekecil apapun keganjalan dihati para pembaca😊🥰

Jangan lupa like, kome, yah teman-teman

semoga kalian suka🥰

terima kasih..!!😊🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!