bab 2

"Mama makan dulu yah, mama tidak bisa makan put, mah sedikit saja kalo mama tidak makan mama tidak punya tenaga, mama bisa sakit. Mama mau sakit terus ayah kepikiran disana ayah pasti bakal sedih banget kalo tau mama sakit, makan yah mah sesikit saja, mau yah, terima kasih yah nak sekarang ini kamulah satu-satunya penyemangat mama."

Walaupun kesusahan putri membujuk ibu dewi untuk makan yang akhirnya membuahkan hasil.

"Ma, mama istirahat dikamar yah, tapi put ayah kamu.?" ucap ibu dewi dengan penuh kekhawatiran.

"Ayah pasti baik-baik saja disana, mama jangan memikirkan hal-hal negatif yah, besok kita jenguk ayah yah kebetulan putri besok libur sekolah." Ucap putri berniat mengembalikan mood mamanya.

"Iya besok kita jenguk ayah kamu yah, iya mah tapi hari ini mama harus istirahat yang cukup yah, iya sayang jawab ibu dewi dengan senyum bahagia yang terpancar diwajarnya.

Putri membantu mamanya masuk kekamar hingga membaringkannya ke kasur. "Ma putri tinggal yah mau beres dapur dulu, tadi belum sempat putri beresin, iya nak." jawab ibu dewi dengan nada yang pelan.

sambil beberes di dapur putri terus saja bertanya-tanya apa ia ayahnya melakukan hal seburuk itu? Tapi putri sangat mengenal ayahnya, putri percaya kalo ayahnya tidak akan melakukan hal seperti itu. Atau ada yang memfitnah ayah, tapi siapa entahlah putri semakin bingung memecahkan teka-teki yang yang menimpa ayahnya.

"Siapa yah yang tega memfitnah ayah? Benar-benar jahat itu orang, liat saja sampai putri tau pelaku yang sesungguhnya putri akan menyeret dia dipenjara."

Putri begitu marah, hampir saja amarahnya tak bisa dikendalikan gelas yang ia genggam hampir ia lemparkan kelantai.

"Astagfirulllah, hampir saja pecah."

sambil membereskan rumah putri terus saja istigfar agar ia tak lepasan lagi seperti tadi.

Tak terasa jam berputar begitu cepat hingga tak terasa malam pun tiba.

Putri dan ibu dewi melaksanakan shalat magrib berjamaah dengan khusyuk, selepas shalat keduanya berdoa dengan tenang hingga air mata mereka hadir mengiringi doanya yang mereka lantungkan.

Seusai shalat putri dan ibu dewi membaca Al-quran sambil menunggu waktu shalat isya, setelah sholat isya keduanya kedapur kembali untuk menyiapkan makan malam.

"Putri malam ini kita pake lauk telur ceplok kecap aja yah, iya mah, putri keluar belli telurnya di warung bentar yah, iya nak hati-hati yah, iya mah.

Putri pun keluar menuju warung ibu ita, sampai di sana putri tak sengaja bertemu dengan sekumpulan ibu-ibu, yang pas banget lagi ngomongin soal ayah putri yang masuk penjara karena mencuri, tak sengaja putri mendengar pembicaraan mereka.

"Eh nak putri, iya bu, mau belanja yah? Iya bu mau belli telur, ohm kamu belli telur bukan uang pemberian ayah kamu kan itu haram loh."

Putri memilih pergi dan tak menanggapi perkataan ibu-ibunya, sakit sekali rasanya mendengar orang tuanya mendapat hinaan dari warga setempat, tetapi karena putri pada dasarnya anak yang sabar dan tangguh, jadi ia berusaha menahan emosi yang sudah meluap-meluap itu.

"Assalamualaikum mama, Waalaikumsalam put, ini mah telurnya, putri bantu apa nih, tolong iris bawang merahnya dong! baik mah."

Putri dan mamanya begitu menikmati kebersamaannya walaupun ada yang kurang.

"Jadi deh, mah kita makan yuk, iya sayang."

Putri begitu antusias menyiapkan hidangan untuk makan malamnya di meja makan, semua hidangan telah tersedia, saatnya putri dan ibu dewi menikmati hidangannya.

"Mah kita makan yuk, putri lapar nih, iya sayang, em.. enak banget mah, kamu suka? Suka banget mah, syukurlah habiskan semua yah jangan sisakan untuk pagi nanti basi, siap mah." Ucap putri dengan antusiasnya.

Bangga rasanya ibu dewi melihat putri begitu bahagia sekali dan menikmati makanannya walaupun sederhana tapi putri sangat suka pada makanannya.

Walaupun saat ini ibu dewi rasanya tidak berselera, ibu dewi terus saja mengkhawatirkan pak sidik yang sedang berada di pagar besi itu.

Putri yang memerhatikan mamanya menghentikan makannya.

"mah kenapa? kok tidak di makan, mama lagi memikirkan ayahmu nak, mama rindu sama ayahmu, sedang apa yah dia sekarang? Mah ayah pasti baik-baik saja disana, mama jangan sedih yah, kalo mama sedih ayah pasti akan lebih sedih juga, jadi mama harus kuat supaya ayah juga kuat disana, kamu benar put mama tidak boleh lemah, kalo begitu mama makan dong, iya sayang." jawab ibu dewi yang diiringi dengan senyum lebarnya.

Akhirnya makan malam pun selesai, setelah makan putri dan ibu dewi istirahat dikamar masing-masing.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa, kini adzan subuh pun telah berkomandan, ibu dewi bangun lebih awal untuk menunaikan shalat subuh, ibu dewi begitu khusyuk dalam menjalankan ibadahnya, seusai shalat ibu dewi melanjutkan dengan doa hingga tak terasa air mata ibu dewi keluar membasahi pipinya.

Putri yang melihat ibunya dari pintu kamar pun seakan-akan merasakan sakitnya seperti yang ibu dewi rasakan, putri pun berharap suatu saat nanti ia bisa menjadi anak yang membanggakan bisa menjadi anak sukses.

Karena tak kuasa melihat tangisan ibunya, putri pun kembali kekamar sampai dikamar tangis putri pun pecah, hati putri begitu lembut ia tak bisa melihat orang lain menangis apalagi itu adalah ibunya sendiri.

Tok tok tok " Putri bangun nak! kamu tidak lupa kan jenguk ayah hari ini?

Putri yang mendengar suara ibunya, seketika kaget, putri ketiduran dari subuh tidurnya begitu nyenyak karena sudah menangis.

"Astagfirullah jam berapa ini? Iya mah..." Terdengar suara putri dengan dana yang sesikit tinggi.

"Sayang kamu sudah shalat? Sudah mah, cuman tadi putri ketiduran pas sudah shalat. Iya sudah kamu siap-siap yah kita jenguk ayah! Oh iya, putri sampai lupa mah, kalo begitu putri mandi dulu mah, iya sayang, mama mau bikin sarapan dulu, iya mah."

Ibu dewi meninggalkan putri untuk membuat sarapan, ibu dewi masuk kedapur dan memulai memikirkan menu untuk sarapan pagi hari ini, ibu dewi benar-benar memikirkan makanan yang enak, karena rencana dia ingin membagi pada suaminya yang ada di penjara.

"Apa yah yang bagus? Aku tau aku bikin sayur lode kesukaan ayah saja, pasti dia senang deh."

Ibu dewi sudah mulai bertempur didapur dengan berbagai alat senjatanya. Putri yang sudah bersiap mendapat ibunya masi sibuk didapur.

"Astagfirullah mama, belum selesai? Iya nih put bantuin mama yah, baik mah." ucap putri dengan lembut.

Beberapa menit berlalu akhirnya sarapan selesai juga, putri dan mamanya terlebih dahulu sarapan sebelum ke lapas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!