Bab 3

"Pak sidik, ada istri dan anak anda diruang tunggu, baik pak."

Begitu girang hati pak sidik di jenguk oleh istri dan anaknya, walaupun baru 2 hari tapi pak sidik sangat merindukan kedua perempuan kesayangannya.

"Assalamualaikum ayah"

Ucap putri dengan air mata yang berlinang hingga membasahi pipinya yang cantik itu.

Tangis ketigannya pun menyatu hingga siapapun yang melihatnya pasti sangat empati pada keluarga kecil ini.

"Ayah sehat? alhamdulillah ayah sehat, putri sehat? Sehat ayah. Alhamdulillah ayah senang mendengarnya."

"Oiya ayah sudah sarapan belum? Belum mah, sarapan disini jam 09 mah, kebetulan sekali mama bawain ayah sarapan pagi, aku masak sayur kesukaan ayah loh dengan ikan bakar pake sambel mata, wah.. Makasih yah mah."

Pak sidik sangat bersyukur punya keluarga yang harmonis, damai seperti ini, walaupun keluarga mereka terbilang sederhana namun mereka saling menerima satu sama lain saling support, hal-hal seperti inilah yang pak sidik selalu rindukan pada saat berada dilapas.

"Maaf pak sidik waktu jenguknya sudah habis, mah, putri, ayah masuk dulu yah kalian jaga diri baik-baik, jangan lupa shalat yah, iya ayah."

Hati putri begitu tak karuan melihat ayahnya berada didalam jangkar besi itu, namun apalah dayanya putri, putri tak bisa apa-apa selain berdoa pada yang maha kuasa.

"Mah kita pulang, ayo nak."

Tak ingin rasanya ibu dewi berpisah pada sang suami, namun semua hanya bisa diangan ibu dewi, lagi-lagi ibu harus pasrah dengan semua keadaan yang sekarang ia hadapi.

Dalam perjalanan pulang putri terus saja hanyut dalam pikirannya sendiri, putri berpikir keras apa kira-kira yang harus putri kerjakan saat ini agar ia bisa menghasilkan uang, supaya bisa melanjutkan studynya kejenjang kuliah, mengingat putri yang sekarang ini putri sebentar lagi naik kekelas 3 SMA.

Dalam lamunan putri ia tak sengaja melihat toko kue yang didalamnya beragam macam kue, terbesit dalam pikirannya apa ia harus belajar bisnis dari sekarang?

Namun pikiran putri terhenti seketika, karna ia sudah sampai dirumahnya.

"mah, iya put? Putri mau belajar bikin kue mah, kenapa kok tiba-tiba putri mau belajar bikin kue? Yah.. pengen aja mah, iya... nanti kalo bahan kuenya sudah ada mama ajarin bikin kue yah, kalo begitu putri belli bahannya deh mah sekarang."

Ibu dewi terdiam ia bingung harus jawab apa agar tidak mengecewakan hati putri.

"Mah kenapa diam? Putri nanti mama yang cari bahannya yah Tapi tidak sekarang. kenapa mah, uang mama kurang yah?"

"Sayang dengerin mama, untuk ajarin putri bikin kue kita harus kumpul dulu uangnya, karena bahan dan alat untuk bikin kue mahal sayang, jadi putri harus bersabar yah, mama janji akan ajarin putri bikin kue."

"Maafin putri yah mah, karena keinginan putri mama jadi ribet. Tidak papa put, oiya kalo boleh tau apa yang sedang putri pikirkan kenapa tiba-tiba mau belajar bikin kue? mah, putri mau belajar bisnis putri mau jual kue agar putri bisa kuliah."

Begitu bangga ibu dewi memiliki putri, putri dengan umurnya yang sekarang, sudah begitu dewasa seakan-akan ia tau bagaimna kehidupan sesungguhnya.

"Iya sudah sekarang sudah dzuhur kita shalat dulu yah, iya mah tapi putri mau ganti baju dulu yah mah, iya, mama tunggu yah. Iya mah."

Keduanya ketempat tujuan masing-masing, putri yang pergi bersih-bersih terlebih dahulu sedangkan ibu dewi langsung ambil air wudhu saja, karena ibu dewi merasa bahwa pakaian yang ia kenakan masi dalam keadaan bersih.

"Mah aku sudah, ayo shalat, ayo."

Putri dan ibu dewi memulai shalatnya secara berjamaah, mereka shalat dengan begitu khusyuk.selesai menunaikan shalat tak lupa mereka mengangkat kedua tangannya meminta ampunan dan rahmat pada yang maha kuasa dengan kerendahan hati mereka.

Seusai berdoa ibu dewi menggenggam tangan putri dengan memberinya sedikit nasehat.

"Putri dunia begitu cepat berputar nak, jangan perna sia-siakan waktumu untuk hal yang tidak berkepentingan, mama dan ayah ini kan sudah tua, bisa saja besok atau nanti mama di ambil kembali oleh Allah SWT."

" Ibu tidak boleh bilang seperti itu, putri jadi takut dengarnya, pokoknya ibu harus janji jangan perna tinggalkan putri sendirian yah mah, kalo sampai itu terjadi putri akan marah besar sama ibu." ucap putri dengan suguhan air mata.

" Sayang putri harus buka pikiran putri yah, jika semua ini keinginan mama, mama tidak akan mau pergi meninggalkan putri, tapi ada yang lebih berkuasa dari pada kita nak, tidak akan kubiarkan mama meninggalkan putri. Aku akan minta pada tuhan agar tidak mengambil mama saya, jika Allah tidak mengabulkan putri akan marah pada Allah.

" Sayang, tidak boleh seperti itu. Allah akan murka pada kita, percayalah dibalik semua ujian yang diberikan pasti ada hikmah dibalik semuanya yang penting kita harus sabar kita harus iklas yah."

"Kita adalah ciptaannya jadi kita harus iklas apapun yang dikehendakinya, setiap manusia pasti ada ujiannya percayalah, tapi mama putri tidak mau kehilangan mama, kalo mama pergi putri sama siapa? Ayah juga dipenjara putri sendiri mah."

Ibu dewi menenangkan putri dengan memeluknya. "Sudah sayang, jangan nangis yah putri harus jadi anak yang kuat."

" Mama janji yah jangan tinggalkan putri sendiri, mama harus janji sama putri tidak ada yang boleh pisahkan kita, mama akan menunggu ayah keluar dari penjara, mama akan melihat putri menikah, punya anak, dan banyak lagi. Iya sayang sudah yah!"

Untuk kedua kalinya ibu dewi menangkan anaknya dengan pelukan berharap hati putri bisa tenang, dan benar saja setelah mendapat pelukan hangat dari mama putri jadi lebih tenang rasanya.

"Mah putri laper nih, ada yang bisa dimakan nggak mah? bahannya sudah habis sayang dibikin untuk sarapan, tapi ada telor mau? Mau mah, telor saja tidak papa, bentar yah mama bikinkan, putri bantu yah mah, boleh sayang."

Setelah mendapat persetujuan dari mamanya putri merasa sangat senang, tampa mengulur waktu putri langsung beranjak dari kursinya menyusul mamanya didapur, mereka pun memasak masakan yang sederhana menggunakan bahan seadanya saja, walaupun seperti itu ibu dewi dan putri sudah merasa bersyukur sekali karena mereka masi bisa makan tampa harus meminta.

" Emmm putri suka deh, mah resepnya apa sih? Masakan mama itu selalu enak tau." ucap putri memuji masakan mamanya.

" Kamu itu yah masi kecil sudah pintar gombal, ihh putri serius tau mah, iya, iya... Bagus deh kalo putri suka, resepnya apa yah mah? apa yahhh? Ih mama jail deh, hhhhh mama cuman bercanda kok."

" Mama sayang yang paling cantik sedunia resep masakannya apa yah? Resep makanan agar tetap enak itu adalah cinta, jika seseorang memang dengan cinta pasti makanan yang suguhkan enak, dan orang memakannya pun bahagia."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!