Bab 5

"Assalamualaikum mama.... lah mama tidak ada, apa belum pulang dari ladang yah?" Tanyanya putri pada dirinya sendiri.

Putri berinisiatif keladang untuk melihat ibunya, dengan segera putri ganti baju kemudian keladang.

Diladang terlihat ibu dewi begitu sibuk memetik semua buah kentangnya.

"Mama..., putri, kamu disini? Iya dong mah putri mau bantu mama, bisa kan yah? Bisa dong sayang, mama juga dari tadi kesusahan." ucap ibu dewi memberi tahu putri.

"Mah buahnya banyak yah? Iya sayang alhamdulillah, semoga kita bisa belli alat untuk bikin kue yah sayang, amin makasih yah mah, iya sayang sama-sama."

Putri dan ibu dewi nampak sangat bahagia memanen hasil ladang mereka, dan setelah 3 jam berlalu selesai juga panennya.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga yah mah, Alhamdulillah MasyaAllah banyak yah nak hasil panennya, iya mah putri sudah tidak sabar nih untuk menjualnya, iya sayang. Bentar yah mama mau telfon pedagang dulu yah, iya mah."

" tut...... Halo? Iya halo pak saya dewi pak istri pak sidik, oh, iya ada apa yah bu dewi? Ini pak saya ada kentang yang baru saya panen saya mau jual sekarang pak tapi sepertinya harus di jemput pegawai bapak, oh iya bu dewi nanti pegawai saya yang jemput. jika mau pulang saja kerumahnya nanti saya kabari untuk bayarannya, iya terima kasih yah pak. sama- sama bu."

"Mah, apa katanya? pak karno bilang sebentar lagi pegawainya datang menjemput kentang kita, Alhamdulillah. kita pulang yukk mah, sayang sebentar lagi yah kita tunggu pegawai pak karno dulu." kata ibu dewi pada putri.

Ibu dewi dan putri memilih istirahat sejenak dirumah kebun miliknya sambil menunggu jemputan kentangnya. Namun anehnya sudah hampir menjelang petang namun tak ada satu orang pun yang datang ambil kentang ibu dewi.

Putri mulai gelisah, ingin bertanya pada mamanya namun tak mau mamanya kepiran, putri tak kuasa memendamnya dan akhirnya ia memutuskan bertanya.

"Mah kok belum datang ya? sabar yah mungkin mereka ada kendala sedikit, coba deh mama telfon balik orangnya, iya sayang tunggu yah."

Dua kali panggilan masuk namun tak ada jawaban dari pak karno. "Nggak diangkat put, gimana yah? kita pulang aja yuk mah udah mau malam, iya udah deh. Jawab ibu dewi memilih mengalah pada anaknya.

Ibu dewi dan putri pun mulai menyusuri jalan menuju rumahnya, dengan berharap mobil yang menjemput kentangnya berpapasan dijalan. Namun alhasil semua hanya harapan mereka saja. sudah hampir sampai dirumah namun tak ada satupun mobil yang ia temui dijalan.

"Mah ini sudah mau sampai rumah, tapi tidak ada mobil pak karno yah mah, sabar yah sayang mungkin pak karno lagi sibuk jadi dia lupa."

Wajah putri begitu masam mendengar mamanya, putri begitu kecewa ia sudah membayangkan malam nanti ia makan enak bersama ibunya, tapi semua gagal.

Ibu dewi yang paham dengan kekecewaan anaknya itu, ibu dewi berusaha menghibur anak gadis tunggalnya itu.

"Putri, malam ini putri mau makan apa? nggak ada mah. Loh kok gitu sih pokoknya malam ini special buat putri, mama masakin makanan kesukaan putri. tapi uangnya dari mana mah? Mama masi ada uang simpanan kok, kita pake aja dulu kan besok kita sudah jual kentang, nggak papa yah mah? Nggak papa dong sayang."

sebenarnya uang itu uang terakhirnya ibu dewi, namun demi menyenangkan anaknya ibu dewi iklas menghabiskan seluruh uang miliknya, dengan berharap besok kentang sudah bisa dijual.

Keduanya pun terus melanjutkan jalannya hingga sampai dirumah.

"Mah, putri ikut kepasar yah, boleh sayang, tapi selesai shalat magrib baru kita kepasar, baik mah. Iya sudah kamu mandi setelah itu kita shalat, siap mah."

Putri melangkah dengan semangat disertai dengan senyum lebarnya hingga memancarkan kecantikan diwajahnya.

"Mah, kita shalat berjamaah yuk, lah mama sudah shalat kirain putri shalat dikamar, tdk. Iya uda deh putri kekamar dulu yah, shalat. iya sayang maaf yah, nggak papa mamaku yang paling cantik sedunia.

Setelah menggombal mamanya, putri langsung lari menuju kamarnya, namun tingkah itu berhasil membuat ibu dewi tersenyum sumringah.

Putri menunaikan shalat magrib dengan begitu kusyuk, setelah shalat putri berdoa dengan sungguh-sungguh dalam doanya putri selalu mengucap semoga suatu saat nanti ia diberi kesuksesan dalam hal apapun itu. Doa putri benar-benar tulus dari dalam hati hingga tak terasa air mata menembus matanya yang indah dan membasahi pipinya.

Diluar sana ibu dewi sudah menunggu putri sejak tadi. "Putri bikin apa sih lama banget, mama.... Datang juga nih anaknya. hehehe putri lama yah mah? Maaf yah mah... Tidak papa sayang, ayo kita berangkat. Kemon mama." Ucap putri dengan senyum full.

Akhirnya mereka pun sudah tiba dipasar karena jarak rumah dan pasar terbilang dekat jadi hanya membutuhkan beberapa menit saja jalan kaki untuk sampai dipasar.

"Mah, mau masak apa? mama mau masak ayam goreng kecap dengan sop ayam, emm baru dengar namanya aja putri udah ngiler banget, apalagi kalo sudah makan. Sabar yah pulang dari sini mama langsung masakin, mama itu adalah malaikat putri, putri janji putri akan jaga mama selamanya. Makasih yah sayang, kamu juga malaikat mama.

Setelah beberapa menit keliling akhirnya semua bahan yang diperlukan rampung, Alhamdulillah akhirnya selesai juga, iya mah alhamdulillah yah, kita pulang yuk! Ayo sayang." Ajak putri pada mamanya yang langsung ditanggapi oleh mamanya.

Mereka akhirnya kembali menyisir jalan menuju rumanya, sepuluh menit kemudian keduanya telah sampai dirumah, dan dengan semangat ibu dewi memulai bertarung didapur yang dibantu oleh putri.

Putri mulai memotong kentang, kol, dan wortel untuk bahan sopnya, sementara ibu dewi sedang memarinasi ayam untuk di goreng sebentar.

diselah kesibukan mereka memasak putri menyelipkan pertanyaan pada mamanya. "Mama... Iya sayang? Mama ada dihubungi pak karno nggak? Oiya mama lupa cek hp sayang bentar mama liat dulu. Iya mah."

"Kok pak karno nggak ngabarin mama yah, kenapa yah ma? Putri khawatir nih, berfikir positif yah sayang, semoga besok pak karno kabarin mama dan membeli kentang kita. Aamiin maa putri sangat berharap banget. Iya sayang kamu yang sabar yah."

Ibu dewi berusaha menenangkan putri yang tengah gelisah. karena pada dasarnya putri anaknya penurut, jadi dia kembali tenang dan melanjutkan masakannya.

"Mah bahan bumbu sopnya apa yah mah? putri lupa. Oiya putri ulek merica, bawang putih, bawang merah, serta penyedap rasa seperti garam dan masako yah. Oke siap mamaku sayang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!