JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho

Sesampainya di rumah, Aga berubah menjadi lebih ceria. Anak itu tidak lagi murung seperti tadi pagi ataupun saat dijemput dari sekolah.

Aga langung menghampiri kakeknya yang berada di dapur dan bercerita bahwa tadi dia bertemu om ganteng. Tidak hanya itu, Aga dengan antusiasnya berkata bahwa pm itu mau jadi ayahnya.

Tentu saja Pramono langung mengerutkan alisnya sambil melihat ke arah putrinya. Meminta penjelasan dari cerita panjang nan penuh semangat dari Aga.

" Sayang, ayok ganti baju dulu abis itu makan ya. Ughh belepotan sekali anak ibu habis makan ice cream."

" Tapi Aga belum selesai celitanya sama Tatek."

Dara tersenyum, tampaknya Aga memang berantusias akan hal yang baru ia temui. Dara berpikir itu hanya sementara saja, tapi siapa sangka kalau kejadian itu akan terus teringat di kepala Aga nantinya.

" Nanti lagi ya, sekarang cucu kakek bau keringet nih. Jad ceritanya dilanjutin nanti kalau udah bersih dan wangi ya."

Aga mengangguk dengan antusias, ia lalu pergi ke kamar dengan patuh untuk mengganti pakaiannya. Bayangan wajah pria tadi terus menempel pada mata Aga. Dan lagi-lagi dia menanyakan tentang siapa pria itu kepada Dara.

Dara sungguh tidak ingin Aga tahu lebih banyak perihal Kaivan, sehingga dia hanya mengatakan bahwa Kaivan itu adalah teman lamanya. Teman semasa SMA nya dulu.

" Ooo jadi Om ganteng tadi temen Ibu?"

" Iya dan om itu rumahnya jauuuh, jadi tadi Aga hanya kebetulan saja bertemu." Dara mencoba menjelaskan kepada Aga tentang keberadaan Kaivan.

" Yaah, nda bisa jadi ayah Aga dong." Aga berucap dengan nada lesu. Padahal ia tadi sangat bersemangat, tapi Dara tidak ingin membiarkan hal itu. Ia jelas tidak mau jika Aga berharap.

Dengan ini Dara mencoba memikirkan kembali untuk menghubungi Davka. Bagaimanapun pria itu adalah ayah biologisnya Aga, meskipun hingga saat ini Davka sama sekali tidak pernah berperan sebagai ayah barang seujung kuku pun.

Sebagai suami, dia mengabaikan istrinya sejak mengandung, DNA puncaknya membiarkan istrinya melahirkan sendirian tanpa pendampingan. Dan sebagai seorang ayah, dia mengabaikan Aga selama dalam kandungan hingga dilahirkan ke dunia ini. Bahkan yang mengadzani Aga adalah Pram dan bukannya Davka.

Hancur lebur hati Dara saat mengetahui bahwa selama ini dia dan Aga diabaikan itu karena Devka memiliki wanita lain. Semua cerita itu terbuka ketika teman-teman Dara yang bekerja di tempat yang sama membukanya.

" Huuhft."

Dara mengusap wajahnya kasar. Rasanya sungguh enggan untuk kembali berhubungan dengan pria itu, tapi melihat Aga yang begitu menginginkan sosok ayah membuat membuatnya harus berpikir ulang. Tapi, sebuah pertanyaan muncul dalam kepala Dara, akankah pria itu mau menemui Aga. Atau sementok-mentoknya menelpon dan berkata " Hay Aga, ini ayah!", sepertinya itu pun akan sulit.

" Ibu, ibu tenapa?"

" Eeh, Ndak kok. Ndak kenapa-kenapa, ya udah yuk keluar, kakek pasti udah nunggu Aga buat makan siang."

Aga berlari lebih dulu menuju ke luar kamar. Pra, sudah menyambut Aga lalu menaikkan cucunya itu di atas kursi. Mereka makan siang bertiga dengan pemikiran masing-masing. Terlebih Pram, dia masih membutuhkan penjelasan dari apa yang cucunya katakan tadi.

" Apa kamu ketemu mantan suamimu?" Pram langung bertanya saat Dara membereskan piring-piring yang sudah selesai digunakan. Ia juga segera mencucinya agar sang ayah tidak lagi mengerjakan sesuatu setelah makan.

" Nggak Pak, aku nggak ketemu dia."

" Lalu yang diceritakan Aga tadi siapa?"

" Kaivan, Kaivan Sandy Abinawa. Kami ketemu nggak sengaja di mini market. Tadi Aga sedikit murung, gurunya cerita kalau dia nggak mau main dan selalu sendirian. Jadi aku izin pulang cepet dan jemput dia. Kami mampir di mini market untuk membeli es, tapi siapa sangka malah ketemu Kaivan. Dan Aga tiba-tiba bilang ke Kaivan untuk jadi ayahnya. Haaah, pusing aku Pak."

Pram tidak bisa berkata-kata, ia terlalu terkejut dengan cerita yang disampaikan oleh putrinya. Ditambah ucapan cucunya tadi yang berkata om ganteng mau jadi ayahku, itu langung membuat kepalanya berdenyut.

Ia tentu tahu mengapa Dara menjauhkan diri dari keluarga Abinawa. Bahkan Pram rela menjual rumahnya yang ada di Jakarta dan pindah ke Malang. Semua alasan yang Dara ucapkan sangat masuk akal sehingga ia juga setuju akan ide Dara untuk meninggalkan kota dimana ia dilahirkan dan dibesarkan itu.

" Udah Pak jangan dibahas dan kalau Aga cerita nggak usah ditanggapi, nanti pasti lupa sendiri."

Agaknya Dara benar-benar tidak tahu bahwa putranya itu memiliki daya ingat yang bagus. Aga tidak akan lupa hanya karena tidak pernah membahas suatu peristiwa. Anak itu bahkan akan mengingat jauh lebih baik dari pada anak-anak lainnya. Maka dari itu perihal pertemuannya dengan Kaivan pasti akan terus terngiang di benaknya.

" Tatek, talau Om ganteng tadi temen Ibu, belalti Tatek tenal dong?"

Nah baru saja tadi dibicarakan, sekarang Aga sudah menanyakan kembali perihal Kaivan. Ini sungguh akan jadi hal yang tidak mudah dilewatkan begitu saja oleh Aga.

" Eh, ehmm kenal sih. Tapi Kakek udah lupa Ga, soalnya udah lama anggap ketemu," jawab Pram penuh dengan pengalihan.

" Ooh begitu, om itu ganteng lho Tek, pasti talau jadi ayah Aga coco. Ibu kan tantik jadi pas talau sama om ganteng itu. Tasihan tan nggak punya temen. Semua temen Aga, ibunya pasti ada temennya. Temalin pas piknik juga semua ada ayahnya, aga doang yang ndak ada ayahnya. Dan cuma Ibu yang ndak punya temen."

Mendengar semua ucapan Aga membuat Pram trenyuh juga. Yang dimaksud teman ibu itu adalah suami. Tidak ada sosok ayah di dalam rumah, Aga menyebut pria yang ia lihat bersama ibu-ibu dari rekan sekelasnya itu 'teman', rasanya Pram ingin menangis.

Aga, cucunya yang baru berusia 4 tahun itu jelas masih sangat membutuhkan sosok ayah. Aga hanyalah sepeti anak kecil lainnya yang ingin bermain dengan ayahnya.

Terkadang Pram mengeluh dan mempertanyakan, mengapa putrinya harus mengalami nasib pernikahan yang sama seperti dirinya. Dara yang sejak remaja kehilangan kasih sayang ibunya karena ibunya memilih pergi disaat Pram terpuruk, kini ia harus ditinggal suaminya saat Aga bahkan masih sangat kecil.

" Ya Allah, kesalahan apa yang sudah hamba perbuat sehingga putri hamba harus mengalami kegagalan dalam berumah tangga. Sudah dari muda dia berusaha keras, mengapa hingga saat ini dia juga masih terus bekerja keras bahkan dengan hati dan mental yang jatuh. Apa mungkin jika dulu kami tidak meninggalkan Jakarta ... nggak, nggak boleh begitu. Nggak boleh berandai-andai. Semua memang sudah terjadi. Nasi telah jadi bubur, yang perlu dilakukan adalah membuat bubur itu menjadi enak untuk dimakan."

Pram hanya mengusap kepala cucunya karena dia tidak bisa menanggapi ucapan Aga. Biarlah semuanya bejalan seperti ini saja. Mungkin benar kata Dara, nanti Aga akan lupa sendiri semua yang dikatakan.

TBC

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Haaahhhhh.... kasian banget hidup Dara....😥😥😥😥😥

2024-12-26

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kalau udah menyangkut perasaan anak apa lgi yg model kritis kek si Aga ini emang sedikit ribet.. kudu ektra sabar dan kecerdasan buat menanggapinya.. krn setiap jawaban utk oertanyaanya pasti akan muncul oertanyaan lain sebelum dia mendapatkan apa yg dia mau dan terpuaskan...

2024-09-25

1

Erna Masliana

Erna Masliana

ngapain...gak usah..

2024-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2 JAYO 02: Pasangan Lucknut
3 JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4 JAYO 04: Cari Dia
5 JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6 JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7 JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8 JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9 JAYO 09: Curiga Terus
10 JAYO 10: Aku Serius
11 JAYO 11: Nda Mau Pulang
12 JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13 JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14 JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15 JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16 JAYO 16: Diatas Angin
17 JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18 JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19 JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20 JAYO 20: Yak Ketemu!
21 JAYO 21: Om nya Selem
22 JAYO 22: Cih! Alesan
23 JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24 JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25 JAYO 25: Sentuh Hatinya
26 JAYO 26: Laah Ini Orang
27 JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28 JAYO 28: Kesaksian
29 JAYO 29: Sebuah Ide
30 JAYO 30: Aga Nda Kenal
31 JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32 JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33 JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34 JAYO 34: Kecolongan
35 JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36 JAYO 36: Tidak Berubah
37 JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38 JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39 JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40 JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41 JAYO 41: Daftar Hitam
42 JAYO 42: Rendi Membujuk
43 JAYO 43: Malu Pasti
44 JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45 JAYO 45: Yaah Dikunciin
46 JAYO 46: Tck Tck Tck
47 JAYO 47: Tahap Lanjutan
48 JAYO 48: OTW Cucu
49 JAYO 49: Paling Tahu
50 JAYO 50: Huwaaaaaa
51 JAYO 51: Sakit
52 JAYO 52: Diamankan
53 JAYO 53: Berkat Kamu
54 JAYO 54: Sudahi Saja
55 JAYO 55: Maafkan Saya
56 JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57 JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2
JAYO 02: Pasangan Lucknut
3
JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4
JAYO 04: Cari Dia
5
JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6
JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7
JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8
JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9
JAYO 09: Curiga Terus
10
JAYO 10: Aku Serius
11
JAYO 11: Nda Mau Pulang
12
JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13
JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14
JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15
JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16
JAYO 16: Diatas Angin
17
JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18
JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19
JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20
JAYO 20: Yak Ketemu!
21
JAYO 21: Om nya Selem
22
JAYO 22: Cih! Alesan
23
JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24
JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25
JAYO 25: Sentuh Hatinya
26
JAYO 26: Laah Ini Orang
27
JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28
JAYO 28: Kesaksian
29
JAYO 29: Sebuah Ide
30
JAYO 30: Aga Nda Kenal
31
JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32
JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33
JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34
JAYO 34: Kecolongan
35
JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36
JAYO 36: Tidak Berubah
37
JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38
JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39
JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40
JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41
JAYO 41: Daftar Hitam
42
JAYO 42: Rendi Membujuk
43
JAYO 43: Malu Pasti
44
JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45
JAYO 45: Yaah Dikunciin
46
JAYO 46: Tck Tck Tck
47
JAYO 47: Tahap Lanjutan
48
JAYO 48: OTW Cucu
49
JAYO 49: Paling Tahu
50
JAYO 50: Huwaaaaaa
51
JAYO 51: Sakit
52
JAYO 52: Diamankan
53
JAYO 53: Berkat Kamu
54
JAYO 54: Sudahi Saja
55
JAYO 55: Maafkan Saya
56
JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57
JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!