JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah

Aga masih sibuk bercerita kepada kakeknya perihal darma wisata yang dilakukannya beberapa waktu yang lalu. Antusias anak itu belum usai dalam menceritakan tempat yang dikunjungi. Terlebih hewan-hewan yang ia lihat itu diceritakan satu per satu kepada kakeknya.

" Bagus lho Tek, bulungnya tantik, warna warni, ada yang ketil ada yang besaaal. Ughh Aga pengen kesana lagi, ada halimau juga."

Pram tersenyum sambil berkata iya, oh, waah setiap cucunya bercerita. Tapi sungguh ia merasa senang karena Aga terlihat bahagia setelah darma wisata kemarin.

" Ayoo udah ceritanya, sekarang saling sama Kekek, kita harus let's go ke sekolah." Setelah libur sudah dua hari Aga kembali ke sekolah. Dara sudah menyiapkan keperluan Aga.

" Iya Ibu, ini juga udah siap tok," ucap Aga sambil menenteng tas sekolahnya.

Setiap hari jika tidak ada keperluan Dara akan mengantar putranya. Dan ketika pulang dia Aga akan dijemput ojek langganannya yang memang Dara pinta untuk khusus menjemput Aga. Ayahnya yang memiliki keterbatasan pada kaki membuat Dara tidak tega jika harus meminta tolong untuk menjemput Aga.

Dengan mengendarai mobil sederhana, Dara berjalan lebih pagi agar tidak terkena keramaian jalanan. Ia juga membekali putranya dengan car seat agar lebih aman dan nyaman dalam berkendara.

Tidak butuh waktu lama untu Dara sampai di sekolah. Ia juga selalu mengantarkan Aga tepat di depan kelas dan menitipkan Aga pada gurunya.

Wajah putranya tidak lagi mendung dan juga tidak bertanya lagi jika ada temannya yang diantar oleh ayahnya.

" Maaf ya Bu Dara, saat kemarin pengambilan rapot saya lupa menyampaikan. Di sekolah beberapa waktu ini kok Mas Aga nya suka sendirian, dan murung."

Degh!

Dara pikir Aga sudah baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Nyatanya di sekolah Aga masih suka menyendiri dan murung, padahal jika di rumah anak itu tidak bersikap demikian. Atau mungkin saja Dara yang tidak tahu. Tapi sejauh ini sepengetahuannya semua berjalan dengan baik.

" Apakah sampai sekarang Aga masih sering begitu Bu Guru?"

" Mohon maaf Bu Dara, sayangnya iya."

" Baik Bu, terimakasih untuk informasinya. Saya akan memberikan afirmasi positif kepada Aga saat di rumah. Saya mohon untuk membantu Aga di sekolah ya Bu."

Dara pamit undur diri, ia sedikit kepikiran dengan putranya. Tapi dara kali ini harus fokus ke pekerjaannya dulu baru nanti jika sudah di rumah ia akan berbicara kepada Aga.

Di sekolah, Aga benar-benar tidak mau bergabung dnegan temannya saat bermain. Dia memilih bermain sendiri di pojokan. Jika ada temannya yang datang, dia menyingkir ke tempat lain yang tidak ada siapapun.

Bu Guru Aga yang bernama Bu Vira yang merupakan wali kelas Aga pun datang mendekat. Ia mengambil tempat duduk di sebelah Aga, dan memeluk anak itu dengan lembut.

" Mas Aga kenapa kok ndak mau main, apa sedang tidak enak badan?" Bu Vira memulai percakapan. Mengambil hati anak-anak itu susah susah gampang. Dan kasus Aga ini memang terkadang sulit tapi bukan berati tidak bisa sama sekali.

" Nda apa-apa Bu Vila, Aga lagi ngga pengen aja." ucap Aga datar tanpa senyum. Namun Bu Vira tidak menyerah. Ia berusaha mengajak salah satu muridnya untuk berbicara. Anak seusia itu butuh untuk di dekati dan terus diajak berbicara agar isi hatinya keluar.

" Aah alhamdulillah kalau Aga nggak sakit. Sebenarnya Aga lagi pengen apa sih, coba bilang ke Bu Vira biar Bu VIra nanti bilang sama ibunya Aga."

Diam, anak itu malah semakin diam dan menutup rapat mulutnya. Dan tidak lama kemudian anak itu meneteskan air mata tanpa bersuara. Bu VIra sedikit terkejut, ia lalu memeluk Aga dan menggendongnya dan dibawa keluar untuk ditenangkan.

Bu Vira tidak bicara lagi dia hanya memeluk Aga dan mengusap punggung anak itu dengan lembut. Bu Vira menunggu hingga Aga selesai dengan tangisnya.

" Hiks, Aga pengen punya ayah sepelti teman-teman Bu vila, Aga ndak punya ayah, Aga juga pengen punya ayah yang bisa antel Aga setolah. Huwaaa!"

Akhirnya tangis yang sebenarnya pun pecah. Sebagai guru, Bu Vira jelas tidak tahu perihal kehidupan pribadi keluarga murid-muridnya. Tapi yang Bu Vira tahu mengenai penjelasan singkat ibunya Aga,bahwa mereka sudah berpisah seja lama.

Bisa guru tersebut simpulkan bahwa Aga sama sekali tidak pernah melihat dan tahu keberadaan ayah kandungnya.

Mendengar hal tersebut dari mulut anak sekecil itu membuat Bu Vitra terenyuh. Ia tidak kuasa menahan air matanya yang sudah hampir jatuh. Namun tentu saja dia harus lebih tegar agar Aga tidak berlarut dalam kesedihan.

" Aga sayang, Nanti Aga pasti akan bertemu dengan ayahnya Aga. Sekarang Aga mainan dulu aja ya. Tuh teman-teman semua nunggu bermain sama Aga. Teman-teman pasti sedih kalau lihat Aga nangis."

Tidak ada sahutan dari anak itu, tapi Bu Vira tetap kembai membawa Aga untuk masuk ke kelas. Alhasil seharian dikelas mood Aga tetap tidak pulih sama sekali.

Teeeeeet

Jam pulang sekolah pun tiba, Bu Vira terkejut saat melihat Dara menjemput Aga, karena biasanya Aga dijemput saa tukang ojek langganan. Mungkin mengetahui mood putranya yang masih buruk, Dara memutuskan untuk izin lebih awa dari tempatnya berkerja.

" Maaf ya Bu Vira kalau hari ini Aga sedikit moody," sesal Dara.

" tidak apa-apa Bu Dara, namanya juga anak-anak. Mungkin saat ini Aga memang sedang butuh perhatian lebih dari Ibu."

Dara mengucapkan terimakasih, ia lalu menggendong Aga untuk pulang. Bisa ia lihat bahwa mata putranya itu sembab, dan Dara tahu kalau Aga baru saja menangis. Tapi Dara tidak ingin menanyakan hal tersebut, terlebih Aga masih terlihat diam saja.

Melihat sebuah mini market di samping jalan, Dara memutuskan untuk menghentikan mobilnya. Ia lalu mengajak Aga untuk turun. Sudah lama dia tidak memberikan ice cream untuk Aga karena memang dirinya membatasi sang putra mengonsumsi makanan manis termasuk ice cream. Tapi kali ini dia akan memberikan toleransi.

" Aga boleh ambil ice cream, bebas mau yang mana aja. Tapi cuma boleh satu."

Mata bocah 4 tahun itu berbinar, tanpa berkata apapun lagi ia langung memilih ice cream yang ia inginkan. Setelah itu ia berjalan menyusuri setiap sisi yang ada dalam mini market tersebut. Dan Dara juga sekalian untuk membeli barang keperluan di rumah yang sudah habis. Tapi sebelumnya ia sudah mengatakan kepada Aga untuk mencarinya jika selesai memilih ice cream yang ia inginkan.

Aga terus berjalan sambil bernyanyi, tanpa sadar tubuhnya menabrak seseorang. Aga melihat dari bawah ke atas, dan ia takjub melihat pria itu. Pria tampan dan juga keren bagi mata Aga.

" Eeh maap ya Om, Aga nda sengaja."

" Nggak apa-apa Nak, Om juga nggak kenapa-kenapa kok. Mana orang tuamu?"

Pria itu berjongkok dan membantu Aga mengambil Ice cream yang terjatuh. Dengan senyuman manis dari pria itu membuat Aga juga ikut tersenyum.

" Om ganteng, mau jadi ayah Aga nda. Aga nda punya ayah. Oh iya Ibu Aga tantik lho Om."

" Hahaha, anak ini lucu."

Tap tap tap

Suara langkah kaki mendekat kepada dua pria berbeda usia itu. Sebuah kata maaf terucap dari bibir orang itu perihal putranya yang sedikit sembarangan dalam berjalan. Namun ketika sang pria mendongak, dan mata mereka bertemu, kedua orang dewasa tersebut sama-sama terkejut.

" Kamu, ini anak kamu?"

" Ma-maaf, maafkan saya. Permisi!"

Sraak

Drap drap drap

Dara berjalan cepat bahkan menaruh semua barang yang ia beli. Awalnya ia juga ingin mengembalikan ice cream yang sudah dipegang oleh Aga, tapi tidak ia lakukan. Dara mengambil selembar uang dua puluh ribuan dan berlalu dengan cepat.

" Dara, akhirnya aku menemukanmu."

TBC

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

mungkinkah pria itu masa lalu dara juga tapi sepertinya dia ada rasa untuk Dara

2025-02-09

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Siapa om ganteng ini???

2024-12-25

0

Eli Elieboy Eboy

Eli Elieboy Eboy

𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚒𝚛𝚊𝟸 𝚜𝚘𝚜𝚘𝚔 𝚜𝚒 𝚘𝚖𝟸 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚎𝚗𝚐

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2 JAYO 02: Pasangan Lucknut
3 JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4 JAYO 04: Cari Dia
5 JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6 JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7 JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8 JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9 JAYO 09: Curiga Terus
10 JAYO 10: Aku Serius
11 JAYO 11: Nda Mau Pulang
12 JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13 JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14 JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15 JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16 JAYO 16: Diatas Angin
17 JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18 JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19 JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20 JAYO 20: Yak Ketemu!
21 JAYO 21: Om nya Selem
22 JAYO 22: Cih! Alesan
23 JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24 JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25 JAYO 25: Sentuh Hatinya
26 JAYO 26: Laah Ini Orang
27 JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28 JAYO 28: Kesaksian
29 JAYO 29: Sebuah Ide
30 JAYO 30: Aga Nda Kenal
31 JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32 JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33 JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34 JAYO 34: Kecolongan
35 JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36 JAYO 36: Tidak Berubah
37 JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38 JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39 JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40 JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41 JAYO 41: Daftar Hitam
42 JAYO 42: Rendi Membujuk
43 JAYO 43: Malu Pasti
44 JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45 JAYO 45: Yaah Dikunciin
46 JAYO 46: Tck Tck Tck
47 JAYO 47: Tahap Lanjutan
48 JAYO 48: OTW Cucu
49 JAYO 49: Paling Tahu
50 JAYO 50: Huwaaaaaa
51 JAYO 51: Sakit
52 JAYO 52: Diamankan
53 JAYO 53: Berkat Kamu
54 JAYO 54: Sudahi Saja
55 JAYO 55: Maafkan Saya
56 JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57 JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2
JAYO 02: Pasangan Lucknut
3
JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4
JAYO 04: Cari Dia
5
JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6
JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7
JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8
JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9
JAYO 09: Curiga Terus
10
JAYO 10: Aku Serius
11
JAYO 11: Nda Mau Pulang
12
JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13
JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14
JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15
JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16
JAYO 16: Diatas Angin
17
JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18
JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19
JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20
JAYO 20: Yak Ketemu!
21
JAYO 21: Om nya Selem
22
JAYO 22: Cih! Alesan
23
JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24
JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25
JAYO 25: Sentuh Hatinya
26
JAYO 26: Laah Ini Orang
27
JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28
JAYO 28: Kesaksian
29
JAYO 29: Sebuah Ide
30
JAYO 30: Aga Nda Kenal
31
JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32
JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33
JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34
JAYO 34: Kecolongan
35
JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36
JAYO 36: Tidak Berubah
37
JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38
JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39
JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40
JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41
JAYO 41: Daftar Hitam
42
JAYO 42: Rendi Membujuk
43
JAYO 43: Malu Pasti
44
JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45
JAYO 45: Yaah Dikunciin
46
JAYO 46: Tck Tck Tck
47
JAYO 47: Tahap Lanjutan
48
JAYO 48: OTW Cucu
49
JAYO 49: Paling Tahu
50
JAYO 50: Huwaaaaaa
51
JAYO 51: Sakit
52
JAYO 52: Diamankan
53
JAYO 53: Berkat Kamu
54
JAYO 54: Sudahi Saja
55
JAYO 55: Maafkan Saya
56
JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57
JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!