Menikah Dadakan Dengan Mantan

Menikah Dadakan Dengan Mantan

1. Batal nikah

Hari ini hari yang paling Kavilla dalam hidupnya, ia sangat-sangat menantikan dimana dirinya akan dipersunting oleh laki-laki tampan pujaan hatinya Sadeva Luis, bahkan kini riasan sudah memenuhi wajahnya, bahkan hampir selesai semuanya tinggal memasang riasan di kepalanya saja.

Ibunya datang sambil memohon, padahal wanita inilah yang paling setuju pernikahan nya bersama Sadeva, kenapa sekarang ibunya meminta untuk di batalkan. Ini gak lucu sama sekali loh dan satu lagi, dimana kakak yang selalu mencintainya dan mendukungnya, ia tak nampak batang hidungnya.

"Kavilla, ibu mohon ya. Batalkan pernikahan kamu dengan Sadeva, dia tidak boleh menikah denganmu hari ini. Ibu mohon ya Kav?" wanita paruh baya itu memohon pada-nya.

Apa maksud dari semua ini bahkan sebentar lagi ijab qobul akan diucapkan.

"Cerita pelan-pelan Bu, a--ku benar-benar tidak tau apa maksud dari ucapan ibu. Apalagi ibu menyuruh ku untuk membatalkan pernikahan ku saat ini?" ya enggak maulah acara nikahnya batal, apalagi ia sangat mencintai Sadeva calon suaminya yang akan menghalalkan dirinya sebentar lagi.

"Ibu mohon , pikirkan lagi Kavilla. Kakakmu sedang menderita jika kamu tak membatalkan pernikahan ini Kav!"

"Berikan alasan yang jelas Bu? Kenapa aku harus membatalkan pernikahan impian ini. Enggak Bu, enggak mau. Pokoknya aku akan berangkat sekarang, apalagi sopir kak Sadeva sudah ada." Ungkapnya memang benar sopir itu telah menunggunya di dekat mobil.

Meski ibunya memohon ia tak akan mengiyakan, di tambah lagi dengan alasan kakaknya menderita sekarang. Jelas-jelas tadi malam sangat bahagia sekali menyambut hari esok adiknya akan menikah dengan Sadeva teman kerjanya.

Dalam perjalanan ia sangat resah dan gelisah, tidak ada bapak dan ibu yang menemainya. Hanya sopir Sadeva saja yang ada, itupun tanpa adanya percakapan sampai di salah satu jalan ternyata harus mengantri di area pom bensin.

"Pak, masih lama kah?" tanya Kavilla sambil menatap ponselnya yang menunjukkan pukul 08.37 yang artinya ia sudah terlambat sekarang, padahal ijab qobul seharusnya terjadi tepat pukul 08.30 tujuh menit yang lalu sedangkan sekarang dirinya tengah antri dengan sopir di pom bensin, sebab bahan bakar mobil tersebut habis, jika di paksakan datang pasti akan tetap sama tidak bisa datang tepat waktu.

"Iya non, sebentar ya." Terlihat sopir itu berbicara pada salah satu petugas pom bensin, entah percakapan apa yang sedang mereka obrolkan.

Padahal jelas-jelas di belakang tidak ada antrian mobil yang di sebelahnya barulah ada antrian khusus sepeda motor memang panjang sekali sampai ujung jalan bahkan depan ruko-ruko.

'Ya Allah, bagaimana ini? Kenapa pernikahan ku tidak lancar sesuai dengan angan-angan ku." Sedih bukan main, mau berlari dan pesan taxi online tapi mobil dan sopir ini di persiapkan oleh calon suaminya, ia harus menghargainya meski harus menunggu antrian lama ini.

Pantas saja tadi ibunya menyuruhnya untuk membatalkan pernikahan, apa ini maksudnya? Padahal ijab qobul akan diadakan di salah satu gedung impiannya bersama Sadeva yang telah merajut kasih sejak 2 tahun silam itu.

Kavilla Arzalilla nama yang cantik kan seperti wajahnya, meski berbeda sekali dengan kakaknya yang terlihat tak secantik dirinya, sekarang usianya sudah pas yaitu 25 tahun.

Sekitar satu jam lebih barulah dapat antrian setelah itu mereka menuju ke gedung yang sudah di persiapkan jauh-jauh hari, nampak sepi dan tidak ada tamu yang datang, tentu saja siapa yang akan datang saat pengantin wanitanya tidak datang.

Namun ....

Suara mc terdengar nyaring di dalam gedung, pasti sudah di gunakan oleh pasangan pengantin lainnya, ia merasa tak sanggup acara pernikahan impiannya hancur sia-sia lantaran ia terlambat dan tidak mendengarkan kata ibunya untuk membatalkan pernikahannya tadi, namun sayup-sayup ia mendengar mc memanggil nama pengantin.

Deg.

Jantungnya berdegup kencang, ia tak salah dengarkan?

Setelah memastikan pendengarannya tidak salah, ia mulai masuk ke dalam gedung mewah impiannya dengan pengantin wanita bukan dirinya, sepasang pengantin itu berdansa dengan penuh cinta, terlihat dari sorot matanya.

"STOP." Teriak Kavilla dengan lantang, semua tamu yang hadir langsung menoleh ke sumber suara nyaring tersebut.

"Kav, sayang? Kamu datang?" tanyanya kebingungan dan ketakutan, padahal dalam pelukannya ada seorang wanita yang tak lain adalah kakaknya Kavilla, dengan gaun yang hampir sama seperti yang ia kenakan.

"Menjijikkan, sejak kapan hubungan kalian?" menahan agar air matanya tidak turun, namun air matanya mendadak turun tanpa permintaannya.

"Maaf sayang, aku yang seharusnya marah disini. Kenapa kamu datang terlambat Kav, bukannya pernikahan kita akan di lakukan jam setengah sembilan, lihatlah ini pukul berapa?"

Jam terlihat jelas di mata Kavilla, sudah jam 10 lebih, yang seharusnya sudah acara resepsi.

"Kamu membuatku menunggu dan malu, apa kamu tidak mencintaiku lagi. Sampai-sampai kamu tak datang tepat waktu Kav, ayo kita lanjutkan pernikahan kita sayang," hendak mendekati Kavilla namun tangannya di peluk erat oleh Inara sambil menggelengkan kepalanya.

"Seharusnya aku yang tanya disini? Dan aku gak sudi nikah dengan kamu, penghianat. Kenapa bisa-bisanya kakakku yang menjadi pengantin wanita nya, dan satu lagi. Kenapa ponselmu sulit di hubungi?" sambil memperlihatkan ponselnya yang banyak kali menghubungi dan mengirimkan pesan untuk Sadeva namun tidak ada balasan.

"Aku tidak membawa ponsel sayang, maafkan aku sayang. Maaf,"

Kavilla tersenyum kecewa, disaat begini tidak ada yang membelanya atau mendekati dirinya, sumpah demi apa. Kemana kedua orang tuannya, ia mencari sosok mereka yang ternyata sedari tadi menonton dan bersikap biasa-biasa saja.

Kemudian ia mendekati kedua orang tuanya untuk mencari pembelaan namun ... .

"ibu, ini tidak benarkan? Kenapa kak Inara yang menjadi pengantin wanitanya dan kenapa kakak yang bisa menikah dengan kak Sadeva, jelas-jelas aku pengantinnya hari ini Bu. Kenapa Bu?"

Plak.

"Bikin malu, sudah ibu bilang untuk membatalkan pernikahan demi kakakmu. Apa sampai sini kamu tidak tau malu, bisa-bisanya aku membesarkan putri yang tak tau malu, kakakmu dan Sadeva saling cinta. Apa kamu tidak paham dengan maksud ibumu yang memohon dari tadi pagi, hah?" kesalnya berapi-api.

Ayahnya tidak membela justru menatap Kavilla dengan tatapan kecewa, apalagi ayahnya sampai geleng-geleng kepala.

"Ayah." Ingin mencari pembelaan namun ayahnya menyuruh untuk diam.

"Diamlah, kamu membuat ayah malu Kavilla. Lihatlah ini," menunjukkan rekaman dari ponselnya.

Terlihat wajah Kavilla sedang berada di sebuah hotel dengan pria hidung belang, Kavilla menggelengkan kepalanya dan semua itu tidak benar sama sekali, ia tak pernah pergi kesana bahkan model bangunan dalam hotel saja ia tak tau, apalagi sampai masuk.

"Ayah, itu tidak benar. Aa--ku tidak pernah pergi kesana yah, ayah. Aku mohon percayalah padaku yah." bersujud di bawah kaki sang ayah.

Bug.

Ayahnya kecewa dengan putri yang teramat ia cintai, keluarganya menuduhnya yang tidak-tidak, bahkan dari sekian banyak pengunjung tidak ada yang membelanya, mereka justru mencecar kata-kata yang begitu menyakitkan untuk Kavilla.

"Putrimu berkata jujur." Suara bariton terdengar menggema.

...BERSAMBUNG....

...Hallo selamat datang di karya baru emak, setelah sekian lama cuma PHP karya, kali ini emak benar-benar comeback to rumah pertama dan rumah dimana emak nyaman dan betah, setelah beberapa bulan hilang 😁...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!