2. mahar

Deg.

suara bariton itu membuat Kavilla merasa tak asing dengan suara tersebut pernah mengenali suara tersebut namun itu sudah sangat lama.

Ia menoleh ke sumber suara.

"Putrimu benar, ia tidak pernah pergi ke hotel. Saya mengawasinya saat bekerja dan bahkan memastikan ia pulang dengan selamat. Anda tau bukan bahwa Kavilla tidak pernah keluar setelah pulang bekerja, berbeda sekali dengan putri pertama anda yang keluar hingga tengah malam." sambungnya.

Deg.

Kedua orang tuanya Kavilla pucat saat ketahuan bahwa ia sangat memanjakan putri pertamanya dan menyudutkan putri keduanya.

"Ka--mi tidak melarang anak-anak muda untuk keluar dan mengekang mereka secara berlebih. Bebaskan pak, tanpa melarang mereka," menyenggol lengan suaminya.

Namun suaminya mendadak mengangguk dan bersemangat membual.

"Iya benar tuan, kami memang membebaskan mereka tapi kami juga punya alasan tersendiri untuk menjaga putri-putri saya agar pergaulannya di kalangan orang-orang baik, bukan seperti Kavilla ini yang lancang keluar masuk hotel seperti ini." Tetap menyudutkan Kavilla.

Dimana hati nurani sebagai orang tua mereka ini, kenapa justru tak membela putrinya ini justru terus menerus menyudutkan dirinya.

"Ck, kalian ini. Saya sangat menyesal datang di sini, di acara gak penting dan membosankan," ungkapnya kesal.

"Tuan, saya mohon jangan ya. Walau bagaimanapun pengantin di atas panggung karyawan bapak yang paling bagus kinerjanya setelah saya pensiun dari perusahaan anda tuan." memohon layaknya orang lemah.

Sungguh keluarga penuh drama.

"Nak, kamu ini kenapa sih." Mamanya langsung berdiri juga untuk menenangkan sang putra yang terlihat kesal sekali, tidak membela siapa-siapa.

Malvin Ra Yuan, nama yang unik seperti parasnya yang yang tampan namun ada perpaduan cantik dari mamanya.

"Terserah kalian beralasan apa, ucap saya benar dan tidak ada yang salah. Jika tidak suka, silahkan besok buat pengunduran diri saja untuk kedua putrimu dari perusahaan saya, bikin malu perusahaan saja," duduk dengan kesal.

"Saya mohon jangan tuan, saya mohon. Putri saya yang berama Inara sedang dalam karir puncaknya, jangan ya tuan. Tuan, jika ingin memecat, pecat Kavilla saja. Ia tak memiliki kemampuan seperti kakaknya, lebih baik Kavilla mengalah saja. Dari pada membuat rugi perusahaan tuan muda Malvin." saran yang bagus bukan.

Lagi pula selama ini Kavilla di terima kerja sebab ayahnya pernah berkerja di perusahaan tersebut sampai pensiun, jadi memasukkan kedua putrinya di sana sangatlah mudah bukan, asal tidak membuat kekacauan. Karena hari ini ada masalah dan Kavilla membuat kekacauan dan buat malu,jadi ia di kambing hitamkan saja sekalian, biar semua orang tau putri keduanya tak sesempurna putri pertamanya yang pintar dan cantik.

"Benar juga, akan saya pertimbangkan." Hendak pergi tapi sang mama menghentikannya.

Kavilla menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang barusan ia dengarkan. Bisakah ia memberontak dan meminta keadilan, dimana keadilan untuk orang-orang tertindas macam dirinya. Kenapa di negri ini penuh dengan orang-orang penjilat yang tak tau malu yang bisanya hanya mengambinghitamkan orang lain.

Wajah sembabnya tak menutupi kecantikannya, bahkan sangking cantiknya banyak wanita di luaran sana iri dengan wajahnya Kavilla, sebenarnya ia perempuan cerdas dan bijaksana, namun ia tak memberontak dan lainnya karena ada sebab juga.

"Nak, kenapa kamu bersikap begini. Bukannya dulu kamu dan Kavilla pernah berpacaran saat SMA dulu?" bisiknya pada sang putra.

Ia menatap dengan mata ekor elangnya.

"Lantas, kenapa?" sumpah mode cuek dan galak Malvin masih sama seperti saat dulu SMA.

Kavilla ingat betul seperti apa tempramental Malvin saat menjadi kekasihnya, ia sering semena-mena dan seenaknya sendiri, meski Malvin ketua OSIS tak seharusnya bersikap begitu bukan.

"Nikahi dia nak!"

"Apa? Tidak ma, dan itu tidak mungkin juga." tegasnya.

Namun mamanya tak habis akal, ia kemudian berjalan ke arah pembawa acara dan merebut mik tersebut, Malvin ingin menghentikan aksi g1la mamanya namun terlambat.

"Perhatian,karena pengantin baru ini telah selesai acaranya dan kebetulan sekali akan bersambung dengan pengantin baru lainnya, maka untuk para hadirin dimohon tidak meninggalkan gedung ini." memberikan mik tersebut ke pembawa acara.

Para tamu terkejut dong, siapa pengantin selanjutnya sementara di sini hanya ada pengantin baru yang berbahagia dan juga calon pengantin wanita yang sendirian tanpa di pedulikan orang-orang di sekitarnya, mereka berbisik-bisik membicarakan Kavilla yang tidak-tidak, telinga Kavilla merasa panas mendengar gunjingan mereka.

"Siapa yang menikah?" bisik-bisik para tamu lain.

Malvin tidak habis pikir, mamanya ini kenapa. Dan satu hal, siapa pengantin baru yang disebut mamanya dan penghulu juga sudah datang, ia memiliki firasat yang tidak sedap.

"Malvin, kemarilah." mamanya mengulurkan tangannya dan Malvin tentu saja masih di landa kebingungan dengan sikap mamanya namun sedetik kemudian ia sadar bahwa mamanya juga menarik tangan Kavilla.

Mereka sama-sama di atas panggung.

"Saya, akan menikahkan kalian berdua sekarang, dan untuk pak Jaya, silahkan keatas dan nikahkan putri bapak dengan putra saya." Sembari tersenyum.

Jaya shock begitu juga dengan Mulan, bagaimana tidak. Padahal sudah membuat rencana matang demi Inara, kenapa sekarang gadis sialan itu malah mau menikah dengan Malvin, tidak bisa. Ia tak setuju jika Kavilla menikah dengan Malvin , bukannya sama saja langsung dapat harta karun bernilai miliaran dollar.

"Ma." Malvin ingin menolak tapi tidak bisa, bagaimana caranya.

"Diamlah," tegasnya.

Apa-apaan ini, barusan terbebas dari Sadeva dan dengan dramanya kini justru ia terperangkap dengan mantan tengilnya.

Mulan mendekati Bianca dan berkata.

"Maaf nyonya, sepertinya putri saya Inara baru saja menikah. Bukannya tidak baik jika kakak beradik di nikahkan di hari yang sama, bukannya sama dengan mendoakan salah satunya gagal dalam pernikahan?" berharap berhasil ucapannya, apalagi Bianca ini terkenal baik pasti ucapannya di dengar.

Akhirnya ibu yang sudah membesarkan dirinya membela begini, tak apa-apa tidak bisa menikah dengan Sadeva dan setidaknya ia terbebas dari Malvin.

"Benar juga, tapi sayangnya saya tidak mau mendengar ucapan anda, yang terpenting putra saya dan Kavilla menikah." tidak bisa diganggu gugat.

Mulan mulai kesal saat usahanya sia-sia.

'Sialan, kalau Kavilla menikah dengan tuan muda Malvin, artinya derajatnya akan naik dan Inara putri kesayangan ku kalah darinya. Tidak bisa, aku harus menghalangi bapak untuk menikahkan mereka, aku tidak terima Kavilla hidup enak,' Tatapannya begitu tak menyukai Kavilla.

Ia duduk di samping suaminya dan membisikkannya sesuatu.

"Pak, tanyakan maharnya dulu. Kalau bisa ratusan atau bahkan miliaran pak, enak sekali mereka mau merebut acara putri tercinta kita Inara." Baiknya.

Jaya menganggukkan kepalanya.

"Maaf sebelumnya, nyonya Bianca. Masalah mahar, saya minta 1 m untuk menikahkan putri kedua saya, dan juga sebagai kompensasinya sebab acara putri saya Inara jadi terganggu," tidak tau malu justru membela putrinya yang jelas-jelas telah merebut semuanya dari putri keduanya.

Kavilla melebarkan matanya, tak percaya dengan apa yang ia dengar, bapaknya minta mahar sebanyak itu? Buat apa coba.

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!