Kavilla tak habis pikir setelah kepergian Malvin meninggalkan di jalanan tanpa ada siapa-siapa di jalan.
"Ck, dasar laki-laki labil. Bisa-bisanya nuruni cewek di jalanan yang sepi begini, di tambah lagi ini tempat apa? Atau ... Jangan-jangan ini di kuburan lagi?" menatap kesana kemari berharap tidak ada mbak-mbak berbaju putih terbang sambil menertawakan dirinya, gak lucu.
Namun tak seberapa jauh dari tempatnya di turunkan ia tiba di suatu tempat yang bangunannya menjulang tinggi dan ia ternganga.
Apalagi nuansa tempat ini sama persis seperti film-film horor yang pernah ia tonton sendirian saat dirinya suntuk dan kurang tantangan.
Krik krik krik.
Nnggoongg nnggoongg.
"Selamat datang nona."
"Astaga, bikin jantungan. Sejak kapan kamu ada disini? saya tidak berada di kuburan elit kan sekarang?" ia hampir jantungan.
Ditambah lagi wajahnya terlihat sangat pucat lalu Kavilla berpikir.
"Tidak nona, anda berada di mansion milik tuan muda Malvin!"
"Wajah anda terlalu pucat, apa laki-laki bajingan itu tidak memberi upah dan tidak memberikan makan untuk bawahannya, ck tega sekali jadi orang tak punya rasa empati." ungkapnya kesal padanya.
Andai saja orangnya langsung dengar pasti Kavilla akan langsung terkena hukuman.
Maid tersebut hanya tersenyum, "nona, silahkan," mempersilahkan Kavilla masuk.
Baru kali ini tuan mudanya membawa pulang gadis cantik dan manis di mansion nya.
"Hem." cuek dan sok berani padahal jantungnya tidak bisa di kondisikan, takut bukan main, apakah Malvin sepertinya masih dendam.
Matanya menatap kesana kemari, hawatir dan ia berusaha menghadapi setiap sudut yang ada.
Visual Malvin Ra Yuan, umur 25 tahun. (Zhang Ling He) by pinterest.
Kavilla mengikuti arah maid itu saat menunjukkan arah tempat istirahatnya.
"Silahkan masuk nona, sebentar lagi makan malam sudah siap. Saya permisi nona," dengan sopan ia berpamitan.
Ternyata seperti ini rasanya memiliki orang yang senantiasa bekerja untuknya, namun ... .
"Kira-kira dia pergi kemana ya? Setelah menerima panggilan dari pacarnya?" Kavilla mendadak kepo.
Jika Malvin sudah punya pacar yang sangat di cintainya, berarti dirinya akan bebas tanpa hambatan. Rasa sedih saat di sepanjang perjalanan terbayarkan sekarang, tinggal di sebuah mansion adalah impiannya, tidak hanya tinggal tapi jadi nyonya pemilik mansion adalah mimpinya sejak di bangku SMP lantaran terinspirasi dari beberapa film yang pernah ia tonton dan cerita novel yang pernah ia baca, semenjak saat itu ia ingin tinggal di tempat begini.
Deg.
Padahal barusan ia senang bukan main sampai bermain lompat-lompat di atas ranjang king size, kini ia terdiam sambil merenungkan kehidupannya sekali lagi.
"Kalau aku sudah masuk ke tempat ini? Terus aku gimana?" ia mengacak-ngacak rambutnya.
Tok tok tok.
"Nona, makan malam sudah siap." ucap maid yang tadi mengantarkannya masuk dan istirahat.
"Iya sebentar!" wajahnya tetap gembira.
Tidak dapat di pungkiri bahwa ia sangat bahagia.
"Apakah di mansion ini saya makan sendirian?" berharap begitu, Malvin tidak datang di mansion ini selamanya.
Gak masalah sama sekali, lagi pula Malvin hanya masa lalunya saat masih duduk di bangku SMA dan tidak perlu di kenang kembali.
"Tidak nona!" sambil tersenyum.
"Coba kamu ulangi? Maksudnya?"
Kenapa tidak sesuai angan-angan, padahal dirinya baru saja bahagia loh.
"Iya, tidak sendirian nona. Nyonya dan tuan muda juga sudah ada!"
Kavilla menatap tak percaya.
Dengan pakaian cantik dan sederhana begitu pas saat Kavilla mengenakannya, bahkan kecantikannya saja tidak dapat di pungkiri padahal tidak dandan tebal.
Bianca tersenyum saat melihat Kavilla berjalan mendekatinya, tak lupa ia bersalaman dengan mama mertuanya, sebenarnya ia tidak pernah membayangkan dirinya berada di posisi ini, tapi karena insiden siang tadi membuatnya menjadi begini.
"Bagaimana? Apa kamu menyukainya?" sambil menatap Kavilla lalu ke Malvin.
"Maksudnya nyonya apa?" Kavilla di landa kebingungan.
Bianca. "???" sambi mengedipkan matanya berkali-kali tak percaya dengan yang ia dengar. "Coba ulangi sekali lagi?" memastikan tidak salah dengar.
"Maksudnya nyonya apa?"
"Duduk dulu, sepertinya mama harus menjelaskan panjang lebar disini, siapa kamu dan status kamu apa." menegaskan ketidaksukaannya.
Malvin menatap interaksi keduanya.
"Terserah dia saja ma, kalau mau panggil nyonya. Lagian pantas kok, wanita sepertinya ini memanggil mama dengan sebutan nyonya, layak kan?" diakhiri dengan kalimat mengejek.
"Husss kamu diam Malvin, mama hendak bicara dengan Kavilla bukan denganmu, kamu cukup diam," bicaranya ketus tak suka kalau Malvin justru berbicara begitu.
Padahal jelas sekali dulu mereka begitu sangat baik bahkan terlihat sangat serasi banyak orang disekelilingnya yang tidak menyukai hubungan tersebut antara perbedaan kasta saja.
"Ayo jawab pertanyaan mama?" tatapannya begitu ta jam sekali, sampai Kavilla menelan salivanya berkali-kali, baru juga di interogasi ya harus jawab dong meski posisinya terpojok dan tidak ada yang membelanya.
"Saya, saya Kavilla Arzalilla putri dari bapak Jaya dan ibu Mulan dan baru tadi siang di nikahi putra nyonya Bianca secara siri, lalu sekarang saya berada di mansion ini," memperlihatkan deretan giginya yang bersih dan rapi.
Bianca menepuk jidatnya, bagaimana bisa ada seorang gadis bersikap begini, bukannya cari perhatian malah cari perkara.
"Jadi, taukan apa artinya posisi kamu sekarang di dalam mansion ini?"
Ia mengangguk tapi ragu, tatapan Malvin saja tak kalah ta jamnya seperti mamanya.
"Iya tau!" cicitnya lirih, perutnya terasa perih dan sangat lapar.
KKRRUUKKK.
Menatap ke arahnya dan membuatnya malu bukan main, baru juga sampai tadi sekitar 2 jam yang lalu perutnya sudah sangat lapar.
"Baiklah, kamu segera duduk dengan benar dan ambilah makanan yang kamu sukai, mama meminta beberapa chef tadi untuk memasak makanan kesukaanmu, masih sama kan, gulai ayam?"
Deg.
Kavilla terharu, kedua orang tuanya saja tak tau tapi justru mamanya Malvin tau, makanan kesukaannya apa, siap jadi mertua idaman plus bestie ini.
"iya ma, masih sama, terimakasih ya ma," senang sekali.
Seumur-umur baru sekarang ia bisa bernafas lega dan bahagia, terserah untuk Malvin yang jelas ia ingin membahagiakan dirinya lebih dulu.
"Baguslah, mama pikir sudah beda selera. Hampir saja tadi mama berpikiran yang tidak-tidak tentang kamu Kavilla." Bahagia sekali.
Malvin jarang loh melihat mamanya bahagia dan tersenyum begitu, Kavilla benar-benar menantu idamannya kah, apa tidak ada untuk wanita lain sebagai sosok menantu idaman.
.
BRUGH.
"Aww, apa-apaan sih kamu?" kesalnya.
"RAYUAN APA YANG KAMU PAKAI, SAMPAI MAMAKU KENA PELET KAMU HAH?" berteriak tepat di wajah Kavilla, jarak mereka sangat dekat hanya beberapa centi saja.
Deg.
Di tuduh yang bukan-bukan olehnya siapa takut, hidupnya sudah hancur.
Kavilla tersenyum.
"Mau tau?" justru menantangnya.
"Apa."
"Mendekat lah."
Ingin bermain-main dengan Malvin, dulu Malvin sangat lemah saat ia bisikkan sesuatu di dekat telinganya dan membuat telinganya merah, padahal jelas-jelas Malvin ketua OSIS kala itu bahkan ia terkenal galak dan ketus saat berbicara, entah rayuan apa yang dipakainya sampai-sampai Kavilla mau menerima hubungan yang seharusnya tidak pernah terjalin.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments