Kenyataan

Hampir 30 menit menunggu. Semua nampak canggung saling memandang satu sama lain. Sebenarnya keluarganya sangat enggan untuk menunggu. Tetapi tatapan dingin Devid membuat semua bergidik ketakutan. Bagaimana tidak, ia tatapannya sangat tajam bahkan seperti hewan buas, yang haus akan darah. Terlihat sangat mengerikan hingga semua keluarganya tunduk padanya.

Mungkin akan terlihat aneh, keluarga takut dengan anaknya. Karena sifat keras kepalanya, dan dia uang menguasai harta Oma Maurent, yang sekarang masih terbaring sakir.

Hanya satu yang berani melawannya yaitu adik bungsunya bernama Alan. Yang saat ini hanya terdiam, bersandar di sofa dengan ponsel di tangannya. Seolah ia tidak menggubris, semua keluarga yang berkumpul di sana. Alan laki-aki yang berbeda dari semua saudaranya. dia tidak mau di atur dan selalu acuh tak acuh pada semua orang. Dia masih kuliah semester lima.

Devid hanya diam melihat adiknya meski terkadang ia sangat kesal dengan ulahnya yang tidak pernah menghargai kakaknya.

"Kenapa dia lama sekali!!" Ucap Devid dengan nada kesalnya sudah menunggu terlalu lama.

"Pelayan!! Cepat panggil wanita itu untuk keluar!" Bentak Devid pada pelayan yang berdiri di belakangnya.

"Baik tuan!" jawab pelayan itu yang sudah mulai ketakutan.

Belum sempat pelayan itu naik ke tangga. Mereka melihat Salsa, di lantai atas dengan hentakan kaki ringan menuruni anak tangga, penampilannya kini membuat semua mata melebar tak percaya menatapnya. Benar-benar sangat mengagumkan. Dia terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih yang pas di tubuh mungilnya. Wajahnya terlihat lebih cantik dengan balutan make up mahal yang terpoles di wajahnya. Rambut yang lebih tertata rapi.

Semua mata menatapnya kagum. Bahkan yang semula menatapnya sebagai Salsa yang kumel kini berubah jadi seorang putri yang berada di depannya.

Devian adik ke dua dari Devid tak henti menatap kekagumannya gadis cantik di depannya. Matanya berbinar seketika melihat ia begitu cantik dan wajahnya sangat polos.

"Kak Devid benar-benar beruntung mendapatkan gadis cantik seperti dia" Batin Devian.

Alan yang semula sibuk dengan ponselnya. Ia melirik acuh pada gadis di depannya. ia menepuk pundak Devian yang duduk di sampingnya. " Dia siapa?"

Devian mendekatkan wajahnya, dan berbisik

"Dia calon istri kak Devid.." Jawab Devian lirih pada Alan.

"Dari mana kak Devid dapat gadis secantik dia. Bahkan dia terlihat sangat polos. Apa dia yakin menikah dengan gadis kecil itu" Bisik Alan pada Devian.

Devid hanya senyum semringai menatap semua tercengang dengan penampilan cantik dari Salsa. Ia menunjukan pada semua orang jika pilihannya sangat tepat. Ia lebih memilih gadis di bawah umur karena dengan mudah ia dapat di bohongi. Hanya dengan rayuan gombal dan iming-iming uang semua akan berjalan mulus.

"Maaf tuan lama!!" Ucap pelayan menundukan badannya di depan Devid.

Salsa hanya menundukkan, kepalanya tak berani menatap semua keluarga Morgan yang terlihat sangat tak suka padanya.

"kenapa kamu menunduk. Angkat kepalamu dan tunjukan pada mereka jika kamu pantas berada di keluarga Morgan!!" Ucap tegas Devid tegas. Ia bersandar dengan santainya di sofa dengan ke dua kaki menyilang.

Salsa mengehela napas beratnya. Ia mulai mengumpulkan semua keberaniannya mendongakkan kepalanya, menatap ke depan. Ia mencoba untuk tersenyum meski sebuah senyuman yang terpaksa tak bisa senyum lepas seperti biasanya.

Alan mengerutkan keningnya. "Hah terlalu kecil!!" Gumam Alan membuat semua mata tertuju padanya.

Alana menaeik sudut bibirnya tipis, beranjak berdiri pergi dari dengan perkumpulan keluarga itu. Bahkan tanpa mengucap salam atau hanya menyapa mereka.

Salsa melihat Alan yang sepertinya tidak suka dengan kehadirannya. Dan pergi begitu saja dengan tatapan sinis padanya.

"Dia sangat tampan, tapi terlihat dingin." Batin Salsa mencengkram erat ujung gaunnya untuk menghilangkna rasa groginya berada di depan keluarga besar Mogan. Wanita yang bukan siapa-siapa harus berada di rumah keluarga kaya.

Ia memainkan bibir bawahnya mengigitnya masuk ke dalam. Ia tidak berhenti memohon, Semoga aku cepat bebas dari tempat ini. Aku tak mau di tempat mengerikan ini bahkan semua tak mau menatapku.

Devid yang melihat tangan Salsa bergetar. Ia beranjak berdiri, memegang gangan slasa erat. Dan segera pwrgi dari ruangan itu.

"Semua selesai kalian boleh bubar" ucap Devid dengan nada datarnya tanpa menatap ke belakang. Ia berjalan menjauh membawa Salsa menaiki tangga dengan langkah semakin cepat. Membuat salsa tak bisa mengimbangi langkah Devid di sampingnya.

"Apa.. kamu gak bisa jalan lebih cepat lagi?" Ucap Devid dengan nada dinginnya.

"Kamu saja yang jalan terlalu cepat" pungkas Salsa yang berani menjawab perkataan Devid yang terkenal dingin itu.

"Sudah sekarang langkahkan kakimu lebih cepat lagi" Ucap Devid melepaskan tangan Salsa. Ia merasa sudah tak terlihat oleh keluarganya. maka tak perlu lagi baginya terus berpura pura untuk bermesraan lagi dengan gadis kecil yang membuat ia memutar mata malas.

Kalau bukan terpaksa ia tidak mau menikah dengannya. Banyak gadis di luar sana yang jauh lebih cantik dan seksi. Tapi tak bisa sepolos dan selugu dia. Apalagi dia gadis yang masih Virgin benar-benar belum di sentuh oleh orang lain. Itu kata ibunya saat mendaftarkan dia.

Devid membawanya masuk ke dalam ruangan khusus untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Bahkan bisa di bilang kantornya di rumah. Ia melepaskan tangan Salsa dan bergegas duduk di kursi kerja. Menyandarkan punggungnya melipat ke dua kaki dengan pandangan terarah pada gadis kecil di depannya.

"Aku ke sini hanya untuk memberi tahu syarat apa saja jika masuk dalam keluarga Morgan" Pungkas Devid memulai pembicaraan lebih dulu. Ia mengeluarkan sebuah dokumen dan melemparnya di atas meja.

Prakkk...

Devid melemparkan sebuah berkas pada Salsa. Itu tidak terlihat seperti berkas. Entahlah...

"BACA!"

"Maksudnya apa? Aku sudah bilang aku tidak mau menikah" Ucap Salsa mencoba menolak.

"Bukannya ibu kamu yang sudah daftarkan kamu padaku. Dan ingat aku sudah melunasi semua hutang ibu kamu. Dan lihat adik kamu masih kecil dan dia juga butuh biaya untuk sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi nantinya. Dan sekarang nasib mereka ada di tangan kamu, terserah sekarang keputusan kamu bagaimana" Ucap Devid dengan tangan memegang bolpoin yang perlahan memainkannya menunggu jawaban dari Salsa.

"Ternyata ibu ..." ia tak bisa melanjutkan ucapannya dan. Tes, air matanya menetes jatuh ke pipinya yang terbalur dengan make up tipis.

"Kenapa ibu gak bilang jika dia punya hutang" gumam Salsa di iringi air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Cepat baca, dan tanda tangan!!" ucap Devid.

Mengernyitkan matanya, melihat Salsa terus menangis.

Hikss.. Hikss..

Brakk..

"Jangan menangis di sini! Aku gak suka!!"

Salsa hanya diam, ia menjawab apa yang di katakan laki-laki di depannya. yang ia pikirkan hanyalan kenapa ia harus menikah dengannya.

Tapi aku tidak mau menikah dengannya. Di jika aku berbohong jika aku sudah tidak Virgin pasti dia menolakku. .

"Sebelumnya maaf tuan jika aku sebenarnya tidak Virgin" ucap Salsa menundukkan kepalanya, mencoba unyuk menutupi kebohongannya.

Devid bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya mendekati Salsa, ia menarik tangan Salsa masuk ke dalam dekapannya. " jika kamu tidak Virgin, bagaimana kalau, aku tes sekarang. Aku akan mencobanya langsung!!" Bisik Devid.

Salsa mendorong tubuh Devid, hingga menyisakan jarak di antara ke duanya " Gak mau!!" ucap Salsa tegas, menatap tajam ke arah Devid.

"DUDUK!!!" Ucap Devid dengan nada tingginya.

Entah dewa apa hang merasukinya, ia tiba-tiba menuruti apa kata Devid dan duduk di depannya.

Brakk..

Gebrakan meja, saat Devid hendak berdiri, ia mengondongkan tubuhnya semakin dekat, hingga ke dua mata mereka tertuju.

"Jika kamu berani berbohong padaku lagi maka tak segan segan aku akan membuat keluargamu hidup di jalanan" ancam Devid.

Salsa hanya diam, menguntupkan bibirnya. Dan hanya bisa menganggum meng-iyakan apa yang di katakan Devid.

"Bawa dokumen itu ke kamarmu baca dan tanda tangan. Dan jika sudah bawa kemari" lanjut Devid.

Salsa yang tak mau terus berada di ruangan bersama lelaki dingin itu. Ia meraih dokumen persyaratan yang di berikan Devid dan mulai melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu tanpa berpamitan pada devid di belakangnya.

Ia terus bergumam tak jelas dengan langkah pelan menuju ke kamar barunya yang tak jauh dari ruangan kerja Devid.

"Benar-benar menyebalkan aku harus menikah dengan orang dingin itu" gumam Salsa dengan punggung tangan menyeka air matanya.

"brukkk.."

"Maaf" Ucap Salsa spontan.

"Punya mata itu buwat lihat jalan ke depan, bukan menunduk ke bawah!!" saut kesal lelaki di depannya dengan nada semakin tinggi.

perlahan Salsa mendongakkan kepalanya menatap seorang laki-laki tak jauh beda dari Devid dia sama sama angkuh dan juga sangat dingin.

"Hello.... bukannya situ juga salah, kenapa malah nyalahin aku!!" Ucap Salsa menarik bibirnya senis. Dengan tatapan seolah menantang ke arah Alan lelaki angkuh di depannya itu.

"Heh.. aku yang punya rumah di sini kenapa kamu yang nyolot" ucap Alan dengan nada semakin tinggi. Tatapannya sangat tajam menatap mata Salsa di depannya.

"Males deh.. ladenin orang dungu kayak kamu" Ucap salsa dengan santainya berjalan menabrak pundak Alan.

"Apa kamu bilang?" Alan semakin marah di buatnya.

Salsa berhenti sejenak membalikkan badannya.

"Dungu!" Salsa menarik kelopak matanya ke atas dan senyum tipis seakan mengejek Alan. Ia terus berjalan pergi tanpa perdulikan Alan yang terus cerocos gak jelas di belakangnya.

"Sialan tu bocah" Ucap Alan terlihat sangat kesal di buatnya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEKARANG LO BENCI, JGN SAMPE LO JDI CALON PEBINOR ABANG LO SENDIRI...

2023-01-07

1

Didik 123

Didik 123

visualnya cakep cakep

2022-09-06

0

azril arviansyah

azril arviansyah

bagus ceritanya

2022-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3 Kenyataan
4 Takut
5 Bertemu Ibu
6 Pura-pura
7 Berantem Masalah kecil
8 Persiapan Pernikahan
9 Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10 Di campakan
11 Kepergok
12 Telur
13 Perseteruan
14 kejahilan Devid
15 Menyebalkan
16 Sifat Jahil Salsa
17 Kedatangan lelaki menyebalkan
18 wanita cantik
19 Teman baru
20 Kecupan
21 Cuaca Buruk
22 Kedinginan
23 Terbangun
24 Akrab
25 Merengkuh
26 Nginggau
27 Terkagum-kagum
28 Kuman
29 Kesal
30 Mepermalukan
31 Di Tinggal
32 Rumah Devid
33 Terbangun dari tidurnya
34 Kelembutan Devid
35 Cemburu
36 Bersiap
37 Mulai Over
38 Mulai ke sekolah
39 Saling Kesal
40 Berdua
41 Pulang bersama
42 Kiss
43 Hal romantis
44 Dea Tiba-tiba datang
45 oma Ingin cucu
46 Tiket bulan Madu
47 Luka Jadi sebuah perasaan
48 Sandiwara
49 Jatuh dalam bathup
50 Kecupan.
51 Salsa Dan Devid.
52 Pesiapan ke acara
53 Sifat Manja Salsa
54 Pasangan Devian
55 Kekesalan
56 menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57 Kekasih Devid
58 Alan membawa Salsa
59 Di paksa untuk haneymoon
60 Kecupan tak sengaja
61 Pesan terkahir ibu Salsa
62 Meninggalkan rumah penuh kenangan
63 Hari baru
64 Salsa & Devid
65 pemberian oma
66 Cemburu
67 Salsa
68 Terus berdebat
69 Part Devian
70 Ke kantor.
71 Salsa & Devid
72 Part Adelina
73 Devid
74 Devian dan Adelina
75 Hujan menggagalkan rencananya
76 Kecupan lembut
77 Perasaan
78 Ungkapan yang tak tersampaikan
79 Genggamlah tanganku
80 Episode 82
81 Berendam bersama
82 Hasrat yang terpendam
83 Obat Pemberian Oma
84 Kebaikan Devid
85 Mulai berangkat
86 ANGELICA
87 Otak mesum Devid
88 Ke khawatiran Devid
89 Kecupan
90 Saling kesal
91 Cari kesempatan
92 Awal pemanasan
93 Gemuruh gairah
94 Episode 96
95 Air mata Devian
96 Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97 Ungkapan perasaan
98 Dinnery
99 Bermesraan
100 Bermain gitar
101 Adelina datang ke rumah
102 Devian Dan Angel
103 Devian part 2
104 Mengigau
105 Hal romantis terganggu
106 Keadaan Angel yang memburuk
107 Adelina ke rumah sakit
108 Permintaan terakhir
109 Hubungan terkahir Devian
110 Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111 Hadiah
112 Bermain
113 Sebuah surat terkahir
114 Sampai di tujuan
115 Kemarahan Devid
116 Bandara
117 Laki-laki itu lagi
118 Berkorban
119 Kelembutan sentuhannya
120 Cinta tak harus bersama
121 Hamil
122 Rencana pulang
123 Kembali
124 Pernikahan
125 Masa lalu tak terlupakan
126 Devian dan Adelina Part 2
127 Persiapan kejutan
128 Kejutan yang menyakitkan
129 Minta maaf
130 Tak sadarkan diri
131 Tersadar
132 Mulai membaik
133 Part Adelina
134 Mencoba mencari kejelasan.
135 Sakit hati Adelina
136 Perencanaan
137 Sifat jahil Salsa
138 Kedekatan Devian dengan Adelina
139 Marah
140 Ada rasa tapi malu
141 Cemburu tanpa sadar
142 Bermesraan.
143 Sebuah kecupan
144 Manja
145 Membuat dia marah.
146 Acting
147 Devid
148 Ingin mengulang kisah lalu
149 Actingnya benar-benar sukses
150 Kecupan
151 Kemaran Devian tak jelas
152 Takut
153 Kisah Alan
154 Oma?
155 Oma sakit?
156 Part Devian
157 Ke pantai
158 Kemesraan David
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Prolog
2
Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3
Kenyataan
4
Takut
5
Bertemu Ibu
6
Pura-pura
7
Berantem Masalah kecil
8
Persiapan Pernikahan
9
Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10
Di campakan
11
Kepergok
12
Telur
13
Perseteruan
14
kejahilan Devid
15
Menyebalkan
16
Sifat Jahil Salsa
17
Kedatangan lelaki menyebalkan
18
wanita cantik
19
Teman baru
20
Kecupan
21
Cuaca Buruk
22
Kedinginan
23
Terbangun
24
Akrab
25
Merengkuh
26
Nginggau
27
Terkagum-kagum
28
Kuman
29
Kesal
30
Mepermalukan
31
Di Tinggal
32
Rumah Devid
33
Terbangun dari tidurnya
34
Kelembutan Devid
35
Cemburu
36
Bersiap
37
Mulai Over
38
Mulai ke sekolah
39
Saling Kesal
40
Berdua
41
Pulang bersama
42
Kiss
43
Hal romantis
44
Dea Tiba-tiba datang
45
oma Ingin cucu
46
Tiket bulan Madu
47
Luka Jadi sebuah perasaan
48
Sandiwara
49
Jatuh dalam bathup
50
Kecupan.
51
Salsa Dan Devid.
52
Pesiapan ke acara
53
Sifat Manja Salsa
54
Pasangan Devian
55
Kekesalan
56
menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57
Kekasih Devid
58
Alan membawa Salsa
59
Di paksa untuk haneymoon
60
Kecupan tak sengaja
61
Pesan terkahir ibu Salsa
62
Meninggalkan rumah penuh kenangan
63
Hari baru
64
Salsa & Devid
65
pemberian oma
66
Cemburu
67
Salsa
68
Terus berdebat
69
Part Devian
70
Ke kantor.
71
Salsa & Devid
72
Part Adelina
73
Devid
74
Devian dan Adelina
75
Hujan menggagalkan rencananya
76
Kecupan lembut
77
Perasaan
78
Ungkapan yang tak tersampaikan
79
Genggamlah tanganku
80
Episode 82
81
Berendam bersama
82
Hasrat yang terpendam
83
Obat Pemberian Oma
84
Kebaikan Devid
85
Mulai berangkat
86
ANGELICA
87
Otak mesum Devid
88
Ke khawatiran Devid
89
Kecupan
90
Saling kesal
91
Cari kesempatan
92
Awal pemanasan
93
Gemuruh gairah
94
Episode 96
95
Air mata Devian
96
Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97
Ungkapan perasaan
98
Dinnery
99
Bermesraan
100
Bermain gitar
101
Adelina datang ke rumah
102
Devian Dan Angel
103
Devian part 2
104
Mengigau
105
Hal romantis terganggu
106
Keadaan Angel yang memburuk
107
Adelina ke rumah sakit
108
Permintaan terakhir
109
Hubungan terkahir Devian
110
Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111
Hadiah
112
Bermain
113
Sebuah surat terkahir
114
Sampai di tujuan
115
Kemarahan Devid
116
Bandara
117
Laki-laki itu lagi
118
Berkorban
119
Kelembutan sentuhannya
120
Cinta tak harus bersama
121
Hamil
122
Rencana pulang
123
Kembali
124
Pernikahan
125
Masa lalu tak terlupakan
126
Devian dan Adelina Part 2
127
Persiapan kejutan
128
Kejutan yang menyakitkan
129
Minta maaf
130
Tak sadarkan diri
131
Tersadar
132
Mulai membaik
133
Part Adelina
134
Mencoba mencari kejelasan.
135
Sakit hati Adelina
136
Perencanaan
137
Sifat jahil Salsa
138
Kedekatan Devian dengan Adelina
139
Marah
140
Ada rasa tapi malu
141
Cemburu tanpa sadar
142
Bermesraan.
143
Sebuah kecupan
144
Manja
145
Membuat dia marah.
146
Acting
147
Devid
148
Ingin mengulang kisah lalu
149
Actingnya benar-benar sukses
150
Kecupan
151
Kemaran Devian tak jelas
152
Takut
153
Kisah Alan
154
Oma?
155
Oma sakit?
156
Part Devian
157
Ke pantai
158
Kemesraan David

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!