Masuk ke Dalam Sebuah Istana

Devid Morgan sorang Ceo di Morgan Group. Dia lelaki tanpan dengan tatapan mata yang sangat tajam. Sifatnya sangat dingin dan angkuh dan dia di kenal dengan sifat yang berkuasa, tidak di rumah maupun kantornya. Bahkan dia tidak pernah tersenyum sama sekali. Setiap hentakan kakinya menjadi momok yang sangat menakutkan membuat semua orang di sampingnya menunduk takut.

Di usianya yang tergolong masih muda, dia bisa membuat perusahaanya berkembang pesat. Menjelajahi pasar dunia, dengan kurun waktu lima tahun masa jabatannya.

Alasan kenapa dia ingin menikah lebih cepat. Karena rencana adik sepupunya yang ingin menguasai sisa harta untuk cucu Oma Maurent yang menikah lebih dulu.

Namun di balik sifatnya yang dingin, dan angkuh dia sangat friendly pada orang yang dekat dengannya. Dia suka bercanda, dan jahil hanya pada teman-temannya. Namun, saat di kantor wajah ceria, jahil dan ramah itu berubah jadi monster yang menakutkan bagi para pegawainya.

-----

"Kalian mau membawaku kemana??" Salsa mencoba untuk melepaskan diri dari cengkraman erat dua pengawal yang duduk di sampingnya.

"Jangan memegangku aku bisa duduk sendiri" bentak Salsa dengan nada tinggi. Namun tak di gubris oleh dua pengawal di sampingnya.

Salsa mengerutkan bibirnya menatap tajam ke arah Devid yang duduk di depan.

"Ech kamu tuan muda yang terhormat. Jangan seenaknya culik orang aku bisa laporin kamu ke polisi" ancam Salsa dengan nada penuh emosi meledak-ledak.

Bagaimana tidak emosi, dia belum sempat bilang pada Ibunya saat ia pergi tadi. Takutnya nanti ibunya kebingungan mencari dia kemana-mana, dan di kira ia pergi tanpa pamit. Yang ada dalam pikiran Salsa kini hanya adik dan ibunya nanti bagaimana nasib mereka saat ia tinggal.

Devid tidak melirik sedikitpun ke arah Salsa. Bahkan ia tak menggubris segala ucapan yang terlontar dari mulut Salsa yang tak ada hentinya.

"Eh tuan Muda apa kamu gak bisa ngomong!!!" Cerocos Salsa tak ada hentinya. Lama-lama buwat telinga David merasa gerah. Ia menggerakan kepalanya ke belakang, menatap tajam ke arah Salsa, percikan api kemarahan mengobar di mata pria itu. Membuat mulut Salsa terdiam seketika.

"BISA DIAM GAK!" bentak Devid menatap tajam ke arah Salsa membuatnya bergidik ketakutan. Ia terdiam seketika dengan sekujur tubuh terasa kaku melihat tatapan mengerikan, sangat tajam yang muncul dari bola mata lelaki di depannya itu. Salsa menutup rapat mulutnya. Ia tak berani berkata apa-apa lagi, ia hanya menundukan kepalanya. Dia sangat mengerikan! aku belum pernah tahu laki-laki saat marah sangat mengerikan!.

Hingga hampir 30 menit perjalanan, suasana nampak hening tanpa ada celoteh dari Salsa mereka sampai di sebuah istana megah milik keluarga morgan lengkap dengan deretan mobil mewah terparkir di halaman rumahnya. Di sinilah tempat berkumpulnya semua keluarga morgan berada. Mobil mewah itu masuk ke dalam halaman rumah itu, seketika para pelayan berhamburan keluar berbaris menyambut kedatangan Tuannya.

Salsa menatap kagum rumah mewah di depannya. Ini rumah atau istana, sangat mengagumkan. Rumah sebesar ini? Pasti di dalamnya banyak sekali keluarganya, Pikir Salsa.

Karpert merah, menjalar panjang tepat di samping mobilnya. seorang lelaki paruh baya dengan tangan memegang payunh, ia membuka pintu mobil lelaki dingin itu. "Pagi tuan!"

" Pagi! Bawa dia masuk" pinta lelaki dingin itu.

"Baik tuan!"

"Selamat datang tuan" Sambutan dari para pelayan yang langsung menundukkan badannya saat Devid melintas didepannya.

Devid hanya datar melihat sambutan itu. Ia berjalan masuk dengan langkah tegap, lebih dulu ke dalam rumah megah di depannya.

Dua pengawal menarik tangan Salsa membuat ia meringis kesakitan. Cemkramannya sangat erat, Salsa berpikir pasti akan meninggalkan bekas kebiruan pada tangannya nanti.

"Silahkan turun nona" sambit lelaki paruh baya itu.

Dua oengawal memberi kode dengan lirikan mata pada lelaki paruh banya itu. Membuat Salsa menatapnya aneh. Ia ingin sekali kakinya melangkah pergi. Namun tak bisa, cengkraman tangan dua pengawal ini membuatnya tersiksa. Tangannya terasa sangat sakit.

Ia terus meronta, tetapi percuma tubuhnya tak berdaya lagi. Dua lelaki berbada kekar itu masih mencengkram tangannya.

" Jangan pegang tanganku! Aku bisa jalan sendiri" ucap Salsa menarik tangannya yang terasa sudah sangat panas terus di cengkram dari tadi oleh dua pengawal sialan itu.

"Kalian pergilah!" pinta lelaki paruh baya pada dua pengawal berbadan kekar.

"Huhh.. pergi sana!!" ucap Salsa meledek, dengan bibir menguntup kesal.

Mr Bayu, Yang bisa di panggil Mr Bay. Tersenyum tipis, melihat tingkah Salsa. Tuan muda sangat pandai memilih calon istri, dia sangat cantik, meski terlihat kumel sekarang! Pikirnya.

"Silahkan masuk nona"

"Iya"

Apa ku harus masuk, Aku takut! Ada apa di dalam? Dan kenapa aku di bawa ke sini? Apa yang akan dia lakukan? Aku ingin pergi! Aku ingin pergi. Pikiran itu selalu terlintas di dalam otaknya.

"Ayo nona silahkan masuk" lelaki oaruh baya itu kembungkuk, memoersilahkan dia masuk ke dalam, pintu yang menjulang besar itu sudah terbuka lebar.

Salsa menarik napasnya dalam-dalam, mengatur keraguan hatinya yang terus melilit menghantui pikirannya.

Langkah kaki Salsa terlihat sangat ragu, ia menunduk berjalan menuju ke sebuah ruangan di mana Mr Bay mengantarnya.

"Tuan saya pergi dulu" ucap Mr Bay, dengan badan membungkuk, meminta ijin untuk pergi. Dan hanya di balas dengan mengibaskan tangannya. Seakan meng-kode dia, menyuruhnya segera pergi.

"Apa itu calon istri kamu?" tanya sorang wanita hang terlihat muda, namun tidak Salsa kenal. Tatapan mereka merasa tidak suka dengan gadis kecil, yang masih berpakaian abu-abu putih, dengan baju yang sudah lusuh itu.

Salsa yang dari tadi diam. Ia terkejut, mendengar ucapan itu. Ia mendongakkan kepalanya menatap ke depan. Semula ia yang ingin mengeluarkan suaranya. Seketika, mulutnya tiba-tiba terkunci. Ia mengurungkan niatnya untuk membantah. Dan memilih untuk diam, dan tetap berdiri di tempatnya.

Gimana bisa aku akan menikah, aku masih sekolah. Dan kenapa mereka tidak bilang padaku. pikiran Salsa benar-benar kacau, ia di bawa ke tempat yang tak dia kenal, dan di paksa untuk menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai. kehidupan macam apa ini!!.

"Iya, Di calon istri aku, Dan dua hari lagi kita akan menikah"

Bagai di sambar petir, tubuhnya seketika kaku, saat mendengar ucapan lelaki yang membawanya tadi. Ia yang polos tidak tahu menahu tentang pernikahan di statusnya yang masih sebagai pelajar, kini harus menikah dengan orang yang tak di kenalnya.

"Suka gak suka, Aku harap kalian suka. Dan jika tidak ada yang suka dengan calon aku ini. Maka pergi dari rumah ini" ancam Devid, yang membuatnya keluarganya hanya diam, tak berani membuka mulutnya lagi. Dia yang paling berkuasa di rumah itu, tidak ada yang berani membantah apa kata dia. Namun lelaki itu hanya tunduk pada omanya, Oma Maurent.

Dengan perasaan terpaksa ayahnya hanya menganggukan kepala pada Devid, jika ia setuju saja dengan pilihannya. Bagaimanapun itu sudah keputusan Devid dia sangat keras kepala tidak mungkin bisa melarangnya dengan mudah. Dan hanya akan menimbulkan perselisihan di antara ayah dan anaknya sendiri.

"Jika kalian diam, aku anggap kalian setuju semuanya" Semua hanya diam, menatap setiap detai dari ujung kaki hingga kepala gadis yang berdiri di depannya. Mama Alexa, Mama Devid. menarik bibirnya tipis, dengan pandangan tidak suka dengannya.

"Pelayan sini" panggil Devid.

"Iya Tuan" Dua orang pelayan segera berlari menghadap Devid.

"Kalian cepat siapkan kamar khusus untuknya! bawa Baju-baju baru, semua kebutuhannya termasuk alat make up, dan tas branded agar dia tidak malu-maluin kalau pergi dengan aku."

"Baik tuan" Jawab para pelayan yang mulai mengerjakan tugasnya masing-masing.

" Kamu sini?" Devid memanggil Salsa yang dari tadi menunduk berdiri di depannya.

Mendengar panggilan itu pikiran Salsa bekecamuk. Apalagi yang akan dia katakan padaku. Apa yang akan dia lakukan, aku ingin segera pergi dari rumah ini.

"Angkatlah kepala kamu" Devid mencoba berbicara lembut dengan wanita di depannya, untuk membuat semua keluarganya percaya.

Salsa mendongakkan kepalanya lagi, melirik tajam ke arah Devid.

"Kenalkan diri kamu" pinta Devid, disambut dengan senyum kecut terpaut di wajah Salsa. Salsa menelan ludahnya. Menarik napasnya, dan mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

"Perkenalkan aku Salsa. Dan aku masih berumur 17 tahun masih sekolah SMA di Antartika" Ucap Salsa terburu-buru, dengan nada Lirih dan kepala terus menunduk ke bawah.

Devid bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya mendekati Salsa. ia menepuk pundak Salsa berkali-kali, dengam berbisik

"Tatap ke depan jangan menunduk"

Salsa mengakat kepalanya, melirik tajam ke arah Devid. ingin sekali ia memukulnya saat ini, namun ia tidak bia berbuat apa-apa di depan banyak keluarganya. "Patuhi perintahku! Atau keluarga kamu dalam bahaya" ancam Devid.

Salsa terdiam, jika berhubungan dengan keluarga ia tidak bisa terima. Ia memejamkan matanya, menetralkan pikirann dan amarah yang mengobar membakar hatinya.

"Apa maumu?" balas Salsa lirih.

"Menikahlah denganku! Maka akau akan menyelamatkan keluarga kami"

"Baiklah! Tapi jangan pernah kamu sentuh keluarga ku"

Devid hanya diam, menunjukan senyum samarnya. "Pelayan, Cepat bawa dia ke kamar. Dan ganti bajunya." pinta Devid.

Terpopuler

Comments

azril arviansyah

azril arviansyah

lanjut

2022-08-14

0

Dela Aulia

Dela Aulia

sultan mah bebas tapi cuman di dunia haluu😄wkwkwkw...

2021-08-14

1

Tintin 02

Tintin 02

itu bukan istana lagi, tapi kuil wkwk🤣😭👍🏻

2021-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3 Kenyataan
4 Takut
5 Bertemu Ibu
6 Pura-pura
7 Berantem Masalah kecil
8 Persiapan Pernikahan
9 Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10 Di campakan
11 Kepergok
12 Telur
13 Perseteruan
14 kejahilan Devid
15 Menyebalkan
16 Sifat Jahil Salsa
17 Kedatangan lelaki menyebalkan
18 wanita cantik
19 Teman baru
20 Kecupan
21 Cuaca Buruk
22 Kedinginan
23 Terbangun
24 Akrab
25 Merengkuh
26 Nginggau
27 Terkagum-kagum
28 Kuman
29 Kesal
30 Mepermalukan
31 Di Tinggal
32 Rumah Devid
33 Terbangun dari tidurnya
34 Kelembutan Devid
35 Cemburu
36 Bersiap
37 Mulai Over
38 Mulai ke sekolah
39 Saling Kesal
40 Berdua
41 Pulang bersama
42 Kiss
43 Hal romantis
44 Dea Tiba-tiba datang
45 oma Ingin cucu
46 Tiket bulan Madu
47 Luka Jadi sebuah perasaan
48 Sandiwara
49 Jatuh dalam bathup
50 Kecupan.
51 Salsa Dan Devid.
52 Pesiapan ke acara
53 Sifat Manja Salsa
54 Pasangan Devian
55 Kekesalan
56 menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57 Kekasih Devid
58 Alan membawa Salsa
59 Di paksa untuk haneymoon
60 Kecupan tak sengaja
61 Pesan terkahir ibu Salsa
62 Meninggalkan rumah penuh kenangan
63 Hari baru
64 Salsa & Devid
65 pemberian oma
66 Cemburu
67 Salsa
68 Terus berdebat
69 Part Devian
70 Ke kantor.
71 Salsa & Devid
72 Part Adelina
73 Devid
74 Devian dan Adelina
75 Hujan menggagalkan rencananya
76 Kecupan lembut
77 Perasaan
78 Ungkapan yang tak tersampaikan
79 Genggamlah tanganku
80 Episode 82
81 Berendam bersama
82 Hasrat yang terpendam
83 Obat Pemberian Oma
84 Kebaikan Devid
85 Mulai berangkat
86 ANGELICA
87 Otak mesum Devid
88 Ke khawatiran Devid
89 Kecupan
90 Saling kesal
91 Cari kesempatan
92 Awal pemanasan
93 Gemuruh gairah
94 Episode 96
95 Air mata Devian
96 Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97 Ungkapan perasaan
98 Dinnery
99 Bermesraan
100 Bermain gitar
101 Adelina datang ke rumah
102 Devian Dan Angel
103 Devian part 2
104 Mengigau
105 Hal romantis terganggu
106 Keadaan Angel yang memburuk
107 Adelina ke rumah sakit
108 Permintaan terakhir
109 Hubungan terkahir Devian
110 Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111 Hadiah
112 Bermain
113 Sebuah surat terkahir
114 Sampai di tujuan
115 Kemarahan Devid
116 Bandara
117 Laki-laki itu lagi
118 Berkorban
119 Kelembutan sentuhannya
120 Cinta tak harus bersama
121 Hamil
122 Rencana pulang
123 Kembali
124 Pernikahan
125 Masa lalu tak terlupakan
126 Devian dan Adelina Part 2
127 Persiapan kejutan
128 Kejutan yang menyakitkan
129 Minta maaf
130 Tak sadarkan diri
131 Tersadar
132 Mulai membaik
133 Part Adelina
134 Mencoba mencari kejelasan.
135 Sakit hati Adelina
136 Perencanaan
137 Sifat jahil Salsa
138 Kedekatan Devian dengan Adelina
139 Marah
140 Ada rasa tapi malu
141 Cemburu tanpa sadar
142 Bermesraan.
143 Sebuah kecupan
144 Manja
145 Membuat dia marah.
146 Acting
147 Devid
148 Ingin mengulang kisah lalu
149 Actingnya benar-benar sukses
150 Kecupan
151 Kemaran Devian tak jelas
152 Takut
153 Kisah Alan
154 Oma?
155 Oma sakit?
156 Part Devian
157 Ke pantai
158 Kemesraan David
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Prolog
2
Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3
Kenyataan
4
Takut
5
Bertemu Ibu
6
Pura-pura
7
Berantem Masalah kecil
8
Persiapan Pernikahan
9
Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10
Di campakan
11
Kepergok
12
Telur
13
Perseteruan
14
kejahilan Devid
15
Menyebalkan
16
Sifat Jahil Salsa
17
Kedatangan lelaki menyebalkan
18
wanita cantik
19
Teman baru
20
Kecupan
21
Cuaca Buruk
22
Kedinginan
23
Terbangun
24
Akrab
25
Merengkuh
26
Nginggau
27
Terkagum-kagum
28
Kuman
29
Kesal
30
Mepermalukan
31
Di Tinggal
32
Rumah Devid
33
Terbangun dari tidurnya
34
Kelembutan Devid
35
Cemburu
36
Bersiap
37
Mulai Over
38
Mulai ke sekolah
39
Saling Kesal
40
Berdua
41
Pulang bersama
42
Kiss
43
Hal romantis
44
Dea Tiba-tiba datang
45
oma Ingin cucu
46
Tiket bulan Madu
47
Luka Jadi sebuah perasaan
48
Sandiwara
49
Jatuh dalam bathup
50
Kecupan.
51
Salsa Dan Devid.
52
Pesiapan ke acara
53
Sifat Manja Salsa
54
Pasangan Devian
55
Kekesalan
56
menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57
Kekasih Devid
58
Alan membawa Salsa
59
Di paksa untuk haneymoon
60
Kecupan tak sengaja
61
Pesan terkahir ibu Salsa
62
Meninggalkan rumah penuh kenangan
63
Hari baru
64
Salsa & Devid
65
pemberian oma
66
Cemburu
67
Salsa
68
Terus berdebat
69
Part Devian
70
Ke kantor.
71
Salsa & Devid
72
Part Adelina
73
Devid
74
Devian dan Adelina
75
Hujan menggagalkan rencananya
76
Kecupan lembut
77
Perasaan
78
Ungkapan yang tak tersampaikan
79
Genggamlah tanganku
80
Episode 82
81
Berendam bersama
82
Hasrat yang terpendam
83
Obat Pemberian Oma
84
Kebaikan Devid
85
Mulai berangkat
86
ANGELICA
87
Otak mesum Devid
88
Ke khawatiran Devid
89
Kecupan
90
Saling kesal
91
Cari kesempatan
92
Awal pemanasan
93
Gemuruh gairah
94
Episode 96
95
Air mata Devian
96
Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97
Ungkapan perasaan
98
Dinnery
99
Bermesraan
100
Bermain gitar
101
Adelina datang ke rumah
102
Devian Dan Angel
103
Devian part 2
104
Mengigau
105
Hal romantis terganggu
106
Keadaan Angel yang memburuk
107
Adelina ke rumah sakit
108
Permintaan terakhir
109
Hubungan terkahir Devian
110
Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111
Hadiah
112
Bermain
113
Sebuah surat terkahir
114
Sampai di tujuan
115
Kemarahan Devid
116
Bandara
117
Laki-laki itu lagi
118
Berkorban
119
Kelembutan sentuhannya
120
Cinta tak harus bersama
121
Hamil
122
Rencana pulang
123
Kembali
124
Pernikahan
125
Masa lalu tak terlupakan
126
Devian dan Adelina Part 2
127
Persiapan kejutan
128
Kejutan yang menyakitkan
129
Minta maaf
130
Tak sadarkan diri
131
Tersadar
132
Mulai membaik
133
Part Adelina
134
Mencoba mencari kejelasan.
135
Sakit hati Adelina
136
Perencanaan
137
Sifat jahil Salsa
138
Kedekatan Devian dengan Adelina
139
Marah
140
Ada rasa tapi malu
141
Cemburu tanpa sadar
142
Bermesraan.
143
Sebuah kecupan
144
Manja
145
Membuat dia marah.
146
Acting
147
Devid
148
Ingin mengulang kisah lalu
149
Actingnya benar-benar sukses
150
Kecupan
151
Kemaran Devian tak jelas
152
Takut
153
Kisah Alan
154
Oma?
155
Oma sakit?
156
Part Devian
157
Ke pantai
158
Kemesraan David

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!