Bertemu Ibu

Keesokan harinya.

Jarum jam sudah menunjukan pukul setangah delapan, Salsa sudah bangun sejak jam enam pagi, ia terpaksa di seret Devid bangun dari ranjangnya.

Dan ia juga tudak sadar jika semalam ia tidur bersama Devid, sebelum Salsa bangun, Devid bangun lebih dulu untuk membangunkan Salsa yang masih tertidur pulas.

~

Di dalam mobil nampak hening hanya hembusan Ac menusuk ke dalam tulang menemani di setiap perjalanan. Salsa melirik sekilas ke arah Devid yang terfokus pada layar ponselnya. Ingin sekali ia bertanya mau di bawa kemana hari ini.

Tapi rasa ragu menyelimuti hatinya, membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia hanya bisa diam menikmati perjalanan yang ada. dengan kepala menunduk ke bawah. Matanya seakan sudah tak bisa tertahan lagi untuk terpejam meski hanya sejenak. Karena takut nanti Devid marah ia memaksakan matanya untuk tetap terbuka.

Tak lama mobil berhenti tepat di depan rumah Salsa. Ia masih menundukan kepalanya entah tertidur atau hanya menunduk. " Hai cepat turun" Pungkas Devid dengan nada tinggi. Namun tak di anggap oleh Salsa.

"Hai kamu tidur? Mau turun gak?" Suara keras Devid membuatnya sontak terkejut terbangun dari tidurnya.

" Eh iya. Ada apa?" Ucap Salsa masih dengan posisi bingung. Devid hanya terdiam tak menggubris ucapan Salsa.

"Nih orang di tanya diem aja" Gumam Salsa lirih, ia melirik pemandangan sekitarnya yang nampak sangat familiar di matanya.

"Rumah?"  Salsa terkejut saat Devid memabwanya pulang ke rumah, tanpa bertamya lagi, ia bergegas keluar dari mobil dengan terburu-buru menuju ke pintu rumahnya.

" Tok..tok..tok.."

" Ibu aku pulang" Teriak Salsa menggelegar masuk ke dalam rumah. Membuat ibunya seketika berlari membuka pintu rumahnya.

" Salsa.." Ia langsung memeluk erat tubuh mungil anaknya di depannya.

" Maafin ibu nak sudah membuat kamu jadi seperti ini" pungkas Ibunya diiringi tetesan air mata yang sudah membasahi pipinya.

" Sudah gak apa-apa Buk. Lagian aku juga baik-baik saja kan" Ucap Salsa dengan senyum merekahnya melirik sekilas ke arah Devid.

" Tuan.." Sapa ibu salsa membungkukkan badannya.

Devid hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Seolah memang ia memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Oya. Ayo kita masuk" Ibunya menarik tangan anaknya, untuk masuk ke dalam rumah kecil mereka.

" Maaf tuan rumahnya kecil dan sangat jelek. Pasti jauh di bandingkan istana tuan" Pungkas Ibu Salsa mencoba merendah dengan rasa malu harus membicarakan dengan keadaanya.

" Gak masalah" Jawab Devid datar.

" Tuan mau minum apa?" Tanya Ibu salsa pada Devid.

" Gak usah. Aku kesini mau terus terang saja jika mulai hari ini aku akan membawanya tinggal bersamaku" Ucap Devid dengan santainya. Tanpa ekspresi sedikitpun di wajahnya.

" Dan sekarang kamu cepat ambil barang barang berhargamu. Dan ingat jangan bawa ba-b lucek punyamu" Lanjut Devid pada Salsa dengan tatapan dinginnya.

Salsa itu nampak sangat kesal. Masih baru saja duduk ia sudah menyuruhnya cepat-cepat mengemasi barang barangnya. Ia menghentakan kakinya berjalan dengan tatapan moletot. Ia menguntupkan bibirnya berjalan pergi dari ruang tamu menuju kamarnya.

" Kakak" Sapa adiknya berlari memeluk kakinya. Karena memang dia masih kecil belum bisa memeluk tubuh kakaknya itu, yang jauh lebih tinggi darinya.

" Gio" Salsa duduk jongkok air mata perlahan menetes melihat adik kecilnya itu. Ia memeluk erat adik kesayangannya itu. Bahkan sekarang ia tidak bisa menjaganya lagi. Untuk mengingatkan dia saat dia nakal.

" Kakak kenapa menangis" Ucap Gio dengan polosnya mengusap lembut air mata kakaknya itu.

" Apa lelaki di depan itu menyakiti kakak" Ucapan polos Gio melirik sekilas ke arah Devid. Lelaki dingin itu yang duduk terdiam di ruang tamu.

" Gio kakak gak papa. Sekarang kakak harus beresin barang kakak dulu ya" Salsa memapah tangan adiknya itu masuk dalam kamarnya. Ia menatap sejenak kamar kesayangannya itu. Ia tak kuasa menahan tangisnya lagi, kini ia harus pergi dari kamar yang udah belasan tahun ia tempati. Bahkan di sinilah canda tawa bersama keluarga itu terjadi. Sekarang ia harus pergi ke rumah baru yang jauh berbeda dari ruamhnya. Entah apa akan ada hal yang sama membuatnya senang nantinya.

Salsa menyeret kakinya menuju ke lemari di depannya. Ia hanya mengambil tas dan membawa barang seadanya. Barang kenangan bersama keluarganya dan sekilas membawa celengan yang pernah di berikan ayahnya dulu sampai sekarang masih ia simpan dan gak mau sama sekali ia pecahkan.

Salsa penuh ragu berjalan menuju mejanya. Ia menatap buku pelajaran di depannya. " Apa aku tak bisa menyentuh ini lagi" gumamnya memegang detail setiap buku di mejanya.

Wanita itu menghela napas sejenak. Berjalan merapikan semua barang-barang yang perlu ia bawa ke dalam tas kecil milinya.

" kakak mau kemana? Nanti siapa yang jaga Gio kak.. ku mohon Kakak jangan pergi. Tetaplah di sini bersama Gio kak. Kasihan ibu harus jualan dan jaga Gio nantinya" adik lelakinya itu menangis tersedu menarik kaki Salsa, yang membuatnya tak sanggup menatap adiknya. Air mata mulai membanjiri pipi mulusnya.

Salsa memeluk erat adiknya meluapkan rasa kengennya nanti pasti akan sangat sulit jika bertemu dengannya.

" kakak tidak akan pergi jauh jadi sesekali kakak akan ke sini untuk menjenguk ibu dan Gio ya" Ucap Salsa memegang ke dua pundak Gio dengan punggung tangan kanan menyeka air matanya.

" Janji ya kakak jangan lupa pulang nantinya" Ucap Gio dengan polosnya.

" Pasti, Gio jangan nakal ya harus bantu ibu" Pungkas Salsa beranjak berdiri menuntun Gio berjalan ke depan ruang tamu.

" kenapa lama sekali" Ucap Devid dengan nada dinginnya. Beranjak berdiri pergi dari ruang tamu menuju ke depan rumah.

Salsa mengehela napas menahan emosinya. Mendengar ucapan Devid. " Gio kakak pergi dulu ya" Ucap Salsa menepuk pundak Gio.

"Ibu aku pergi dulu" Ucapnya memeluk tubuh ibunya erat yang berada tepat di samping Gio.

" Kamu haru hati-hati. Dan jaga kesehatan" Pungkas ibunya perlahan melepaskan pelukannya. Tangisan membanjiri ruangan tersebut.

Salsa terus meneteskan air matanya berjalan perlahan menjauh dari Gio dan ibunya. Ia melihat Gio terus memanggil namanya untuk mencegahnya pergi namun ibunya memeluk erat Gio. Melihat ia harus benar-benar pergi dari rumah rasanya sangat sakit. Ia tak kuasa terus meneteskan air matanya lagi. Melihat keluarga kecilnya itu terus menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi pipi mereka.

" kenapa kamu masih berdiri di situ. Cepat naik" Bentak Devid membuatnya segera naik ke dalam mobil mewah milik Devid.

" Hapus air matamu. Aku gak mau lihat gadis cengeng" Ucap Devid dengan tagapan dingin. Ia benar benar sangat dingin bahkan untuk senyum seolah mulutnya sangat berat. Salsa menyeka air matanya dengan ke dua punggung tangannya beranjak mencoba tersenyum melambaikan tangan melihat adik dan ibunya.

Perlahan mobil itu mulai melaju menjauh dari karangan rumah Salsa. Wanita itu melirik sekilas ke arah Devid yang hanya diam tanpa sepatah katapun padanya. Melirik ke arahnya saja tidak.

Entah mau di bawa kamana lagi ia pergi oleh Devid. Pikirannya tak bisa di tebak. Di luar ia terlihat sangat dinging dan angkuh. Tapi entah dalam hatinya apa masih ada rasa kasihan atau tidak ia juga tidak tahu.

Salsa hanya terdiam hingga menghitung hari pernikahannya akan segera di mulai. Ia benar benar belum siap untuk menikah. Dan apa kata teman teman sekolahnya nanti. Ia tidak bisa bayangkan itu semua.

Tak lama suara ponselnya berbunyi membuat suara hening di dalam mobil nampak hilang dengan nada sambung milik ponsel Devid.

" Hai sayang. Kamu di mana sekarang?"

" Sepertinya dia lagi Vidio Call dengan pacarnya" Gumam Salsa lirih agar tak terdengar oleh Devid di sampingnya.

" iya ada apa?" Ucap Devid Cuek. Sepertinya memang dia benar-benar sudah terbiasa Cuek dengan siapun.

" Aku mau kamu temani aku malam ini. Aku kangen" Ucap Wanita itu dengan ucapan centil menggoda Devid.

" Aku tidak bisa mungkin nanti setelah aku menikah aku akan menemuimu. Sekarang kita jaga jarak dulu. Jika para wartawan tau maka semua rencana kita akan bubar" Ucap Devid melirik sekilas ke arah Salsa yang sedang menatap pemandangan luar tanpa menggubris obrolan mereka.

" Ya sudah baiklah. Kamu kirim uang aku sekarang ya aku mau shopping" pungkasnya dengan nada centil membuat Salsa di samping Devid mendengarnya memutar mata nya malas. Ia seolah ngedumel dengan bibirnya menirukan gaya bicara Wanita itu.

" Baik nanti aku kirimkan" Ucap Devid Cuek mengakhiri Panggilan Vidio call nya.

Ia kembali menatap ke depan tanpa memandang sekilah gadis cantik di sampingnya itu.

" Tuan kita mau kemana?" Tanya Sopir padanya.

" Pulang" Jawabnya singkat.

" Baik" Sopir itu segera melaju ke kiri arah ke rumah Devid. Sepertinya hari ini dia tidak pergi ke kantor malah menemani Gadis kecil itu agar ia lulut padanya dan tidak membocorkan semuanya pada wartawan.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KLO ADA PACAR, KNP.HRS MNIKAHI SALSA....???

2023-01-07

0

@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞

@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞

maaf thour bukannya adiknya Salsha umur 7 tahun ya🤔 kok bisanya cuma meluk kakinya Salha doang emang seberapa tingginya 🤔
Maaf ya anak aku aja yg baru TK udah Setinggi dada aku ,padahal anak aku paling pendek lo di sekolahannya,dan maaf aku komen agar author lebih teliti lagi 🙏

2021-10-02

0

al - one ' 17

al - one ' 17

typo nya msh keliaran

2021-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3 Kenyataan
4 Takut
5 Bertemu Ibu
6 Pura-pura
7 Berantem Masalah kecil
8 Persiapan Pernikahan
9 Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10 Di campakan
11 Kepergok
12 Telur
13 Perseteruan
14 kejahilan Devid
15 Menyebalkan
16 Sifat Jahil Salsa
17 Kedatangan lelaki menyebalkan
18 wanita cantik
19 Teman baru
20 Kecupan
21 Cuaca Buruk
22 Kedinginan
23 Terbangun
24 Akrab
25 Merengkuh
26 Nginggau
27 Terkagum-kagum
28 Kuman
29 Kesal
30 Mepermalukan
31 Di Tinggal
32 Rumah Devid
33 Terbangun dari tidurnya
34 Kelembutan Devid
35 Cemburu
36 Bersiap
37 Mulai Over
38 Mulai ke sekolah
39 Saling Kesal
40 Berdua
41 Pulang bersama
42 Kiss
43 Hal romantis
44 Dea Tiba-tiba datang
45 oma Ingin cucu
46 Tiket bulan Madu
47 Luka Jadi sebuah perasaan
48 Sandiwara
49 Jatuh dalam bathup
50 Kecupan.
51 Salsa Dan Devid.
52 Pesiapan ke acara
53 Sifat Manja Salsa
54 Pasangan Devian
55 Kekesalan
56 menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57 Kekasih Devid
58 Alan membawa Salsa
59 Di paksa untuk haneymoon
60 Kecupan tak sengaja
61 Pesan terkahir ibu Salsa
62 Meninggalkan rumah penuh kenangan
63 Hari baru
64 Salsa & Devid
65 pemberian oma
66 Cemburu
67 Salsa
68 Terus berdebat
69 Part Devian
70 Ke kantor.
71 Salsa & Devid
72 Part Adelina
73 Devid
74 Devian dan Adelina
75 Hujan menggagalkan rencananya
76 Kecupan lembut
77 Perasaan
78 Ungkapan yang tak tersampaikan
79 Genggamlah tanganku
80 Episode 82
81 Berendam bersama
82 Hasrat yang terpendam
83 Obat Pemberian Oma
84 Kebaikan Devid
85 Mulai berangkat
86 ANGELICA
87 Otak mesum Devid
88 Ke khawatiran Devid
89 Kecupan
90 Saling kesal
91 Cari kesempatan
92 Awal pemanasan
93 Gemuruh gairah
94 Episode 96
95 Air mata Devian
96 Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97 Ungkapan perasaan
98 Dinnery
99 Bermesraan
100 Bermain gitar
101 Adelina datang ke rumah
102 Devian Dan Angel
103 Devian part 2
104 Mengigau
105 Hal romantis terganggu
106 Keadaan Angel yang memburuk
107 Adelina ke rumah sakit
108 Permintaan terakhir
109 Hubungan terkahir Devian
110 Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111 Hadiah
112 Bermain
113 Sebuah surat terkahir
114 Sampai di tujuan
115 Kemarahan Devid
116 Bandara
117 Laki-laki itu lagi
118 Berkorban
119 Kelembutan sentuhannya
120 Cinta tak harus bersama
121 Hamil
122 Rencana pulang
123 Kembali
124 Pernikahan
125 Masa lalu tak terlupakan
126 Devian dan Adelina Part 2
127 Persiapan kejutan
128 Kejutan yang menyakitkan
129 Minta maaf
130 Tak sadarkan diri
131 Tersadar
132 Mulai membaik
133 Part Adelina
134 Mencoba mencari kejelasan.
135 Sakit hati Adelina
136 Perencanaan
137 Sifat jahil Salsa
138 Kedekatan Devian dengan Adelina
139 Marah
140 Ada rasa tapi malu
141 Cemburu tanpa sadar
142 Bermesraan.
143 Sebuah kecupan
144 Manja
145 Membuat dia marah.
146 Acting
147 Devid
148 Ingin mengulang kisah lalu
149 Actingnya benar-benar sukses
150 Kecupan
151 Kemaran Devian tak jelas
152 Takut
153 Kisah Alan
154 Oma?
155 Oma sakit?
156 Part Devian
157 Ke pantai
158 Kemesraan David
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Prolog
2
Masuk ke Dalam Sebuah Istana
3
Kenyataan
4
Takut
5
Bertemu Ibu
6
Pura-pura
7
Berantem Masalah kecil
8
Persiapan Pernikahan
9
Kedatangan Pacar Di Pernikahan
10
Di campakan
11
Kepergok
12
Telur
13
Perseteruan
14
kejahilan Devid
15
Menyebalkan
16
Sifat Jahil Salsa
17
Kedatangan lelaki menyebalkan
18
wanita cantik
19
Teman baru
20
Kecupan
21
Cuaca Buruk
22
Kedinginan
23
Terbangun
24
Akrab
25
Merengkuh
26
Nginggau
27
Terkagum-kagum
28
Kuman
29
Kesal
30
Mepermalukan
31
Di Tinggal
32
Rumah Devid
33
Terbangun dari tidurnya
34
Kelembutan Devid
35
Cemburu
36
Bersiap
37
Mulai Over
38
Mulai ke sekolah
39
Saling Kesal
40
Berdua
41
Pulang bersama
42
Kiss
43
Hal romantis
44
Dea Tiba-tiba datang
45
oma Ingin cucu
46
Tiket bulan Madu
47
Luka Jadi sebuah perasaan
48
Sandiwara
49
Jatuh dalam bathup
50
Kecupan.
51
Salsa Dan Devid.
52
Pesiapan ke acara
53
Sifat Manja Salsa
54
Pasangan Devian
55
Kekesalan
56
menuruti apa kata gadis kecil nyebelin
57
Kekasih Devid
58
Alan membawa Salsa
59
Di paksa untuk haneymoon
60
Kecupan tak sengaja
61
Pesan terkahir ibu Salsa
62
Meninggalkan rumah penuh kenangan
63
Hari baru
64
Salsa & Devid
65
pemberian oma
66
Cemburu
67
Salsa
68
Terus berdebat
69
Part Devian
70
Ke kantor.
71
Salsa & Devid
72
Part Adelina
73
Devid
74
Devian dan Adelina
75
Hujan menggagalkan rencananya
76
Kecupan lembut
77
Perasaan
78
Ungkapan yang tak tersampaikan
79
Genggamlah tanganku
80
Episode 82
81
Berendam bersama
82
Hasrat yang terpendam
83
Obat Pemberian Oma
84
Kebaikan Devid
85
Mulai berangkat
86
ANGELICA
87
Otak mesum Devid
88
Ke khawatiran Devid
89
Kecupan
90
Saling kesal
91
Cari kesempatan
92
Awal pemanasan
93
Gemuruh gairah
94
Episode 96
95
Air mata Devian
96
Mendaki di 'seongsan ilchulbong'
97
Ungkapan perasaan
98
Dinnery
99
Bermesraan
100
Bermain gitar
101
Adelina datang ke rumah
102
Devian Dan Angel
103
Devian part 2
104
Mengigau
105
Hal romantis terganggu
106
Keadaan Angel yang memburuk
107
Adelina ke rumah sakit
108
Permintaan terakhir
109
Hubungan terkahir Devian
110
Pertengkaran Salsa dan mama Devid
111
Hadiah
112
Bermain
113
Sebuah surat terkahir
114
Sampai di tujuan
115
Kemarahan Devid
116
Bandara
117
Laki-laki itu lagi
118
Berkorban
119
Kelembutan sentuhannya
120
Cinta tak harus bersama
121
Hamil
122
Rencana pulang
123
Kembali
124
Pernikahan
125
Masa lalu tak terlupakan
126
Devian dan Adelina Part 2
127
Persiapan kejutan
128
Kejutan yang menyakitkan
129
Minta maaf
130
Tak sadarkan diri
131
Tersadar
132
Mulai membaik
133
Part Adelina
134
Mencoba mencari kejelasan.
135
Sakit hati Adelina
136
Perencanaan
137
Sifat jahil Salsa
138
Kedekatan Devian dengan Adelina
139
Marah
140
Ada rasa tapi malu
141
Cemburu tanpa sadar
142
Bermesraan.
143
Sebuah kecupan
144
Manja
145
Membuat dia marah.
146
Acting
147
Devid
148
Ingin mengulang kisah lalu
149
Actingnya benar-benar sukses
150
Kecupan
151
Kemaran Devian tak jelas
152
Takut
153
Kisah Alan
154
Oma?
155
Oma sakit?
156
Part Devian
157
Ke pantai
158
Kemesraan David

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!