Bab 9

Pagi itu Rania sedang membantu bibi menyiapkan sarapan di rumahnya. Mama Laura dan papa Rangga sudah duduk manis di meja untuk sarapan.

"Rania, ayo kita sarapan," panggil mama Laura.

"Sebentar ma, aku menyiapkan minumannya dulu," sahut Rania.

"Biarkan bibi saja nak, kamu di sini saja temani mama," ucap mama Laura lagi.

"Baik ma, kalau begitu aku bawa beberapa saja," sahut Rania sambil mengambil satu gelas susu dan orange jus untuk dibawa.

Baru saja Rania tiba di meja, terlihat seorang laki-laki berjalan mendekat ke arahnya. Rania memperhatikan laki-laki itu yang ternyata adalah Farhan.

"Selamat pagi semuanya," sapa Farhan tenang memperhatikan ayah dan ibunya dan juga Rania.

Ia menarik kursi yang berada di samping Rania dan mendudukinya. Rania yang masih berdiri di depan kursi nya, dengan spontan meninggalkan kursi itu bermaksud pindah ke kursi di samping papa Rangga.

Namun belum sempat Rania pergi, Farhan telah menahan pergelangan tangannya.

"Duduk," ucapnya dingin.

Rania menepis tangan Farhan," Aku akan duduk, tapi tidak di dekatmu!"

Setelah mengucapkan itu Rania meninggalkan kursi itu dan duduk di samping papa Rangga, berseberangan dengan mama Laura dan Farhan.

Farhan yang mendapat penolakan Rania hanya terdiam dengan mengeratkan rahangnya seperti menahan perasaan. Ia menatap tajam Rania saat wanita itu telah duduk.

Rania tahu bahwa saat ini ia sedang diperhatikan oleh Farhan, namun ia tak mau melihat ke arah laki-laki itu. Ia lebih memilih tidak mempedulikannya. Rania mengambil nasi goreng secukupnya, lalu menuangkan air putih ke gelas kosong yang berada di dekatnya.

Suasana mendadak menjadi canggung karena kehadiran Farhan. Semua yang ada di meja seolah tak tahu mau berkata apa, melihat Rania yang hanya diam tanpa ekspresi apa-apa.

"Rania, ini tadi kamu membawa susu," ucap mama memecah keheningan sembari menunjukkan gelas susu pada Rania.

"Iya ma, untuk mama saja susu nya," sahut Rania menatap mama sesaat lalu kembali fokus pada makanannya.

Mama Laura pun mengerti, ia meletakkan kembali gelas susu di atas meja.

"Untukku saja susunya," ucap Farhan lalu mengambil susu itu dan meminumnya.

Ia meminum susu itu sambil menatap Rania yang masih tak mau melihat dirinya. Setelah beberapa teguk meminum susu itu, Farhan pun mengambil nasi goreng dan dituangkan ke dalam piringnya.

"Tumben sekali masaknya nasi goreng putih?" tanya Farhan sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Hmm enak juga rasanya, lebih gurih," ucap nya lagi dengan tanpa beban.

Mama Laura dan papa Rangga berpandangan. Lalu melihat ke arah Rania yang tampak diam tak memperdulikan Farhan.

"Ini nasi goreng buatan Rania," sahut mama singkat.

Mendengar itu Farhan berhenti mengunyah dan menatap ibu nya sesaat. Lalu pandangannya dialihkan pada Rania. Wanita itu masih sibuk dengan kegiatannya tanpa melihat ke arahnya atau pun ke arah yg lain.

Farhan pun memakan nasi gorengnya lagi tanpa mengatakan apapun. Dalam hatinya, ia merasa kagum dengan nasi goreng buatan Rania, karena ia memang tidak pernah memakan nasi goreng putih seperti itu.

"Farhan, kau sudah mengurus surat perceraian mu? Mama belum menerima surat panggilan dari pengadilan," ucap mama di tengah sarapan itu.

"Oh masih diurus," jawab Farhan singkat.

Rania hanya diam. Dalam hatinya ia ingin sekali mengatakan pada Farhan untuk segera mengurusnya. Tapi dirinya terlalu malas mengeluarkan suara di depan laki-laki itu.

"Jangan terlalu lama, karena mama ingin Rania segera terbebas darimu," tandas mama Laura gemas.

"Baiklah, tak lama lagi surat itu akan keluar. Setelah perceraian ku, aku akan menikah dengan Dewi," ucap Farhan tanpa rasa bersalah.

"Terserah kamu, mama sudah peringatkan bahwa dia bukan wanita baik-baik. Tapi kalau kamu memang sudah terkena cinta buta ya itu urusanmu," sahut mama kesal.

Rania yang telah menyelesaikan sarapan nya pun beranjak dari duduknya.

"Aku masuk dulu ya ma, pa," pamitnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Farhan.

Farhan memperhatikan Rania hingga wanita itu menghilang dari pandangannya. Ia pun segera menyelesaikan makanannya, dan lalu beranjak dari duduknya.

"Mau kemana kamu?" tanya mama.

"Kenapa memangnya? Ini kan rumahku juga," sahut Farhan.

"Kau tidak boleh menghampiri Rania, kau tidak mama izinkan untuk menemui nya," mama Laura memperingatkan Farhan.

"Baiklah, aku tidak akan menemuinya, aku hanya ingin istirahat sebentar," sahutnya sambil berjalan ke arah ruang tengah.

Terpopuler

Comments

Nayla Nazafarin

Nayla Nazafarin

thor boleh tnya?knp yg ngomong mamanya terus..sedangkn papanya diam bae..kesannyakn papanya farhan g ad tegas2nya..

2024-11-10

1

Risma Octaviani

Risma Octaviani

knp papa nya blm keluar suara

2025-02-22

0

Febby Fadila

Febby Fadila

kasihan banget rania

2024-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Malam Pertama dan Siksa
2 Bab 2 Aku Ingin Hidup
3 Bab 3 Takut
4 Bab 4
5 Bab 5 Adik
6 Bab 6
7 Bab 7 Laki-laki yang Baik
8 Bab 8 Dia Bukan Barang
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 Dimana Rania?
13 Bab 13 Dia adalah Istriku
14 Bab 14 Kau Masih Istriku
15 Bab 15
16 16 Telat Datang Bulan
17 Bab 17
18 Bab 18 Tidak akan Kembali Bersamanya
19 Bab 19 Tidak Usah Ikut Campur
20 Bab 20 Positif
21 Bab 21 Bantu Gugurkan Kandungan
22 Bab 22
23 Bab 23 Tak Sadarkan Diri
24 Bab 24 Rania Hamil?
25 Bab 25 Tidak akan Menceraikannya
26 Visual Tokoh Terpaksa Menikahi Pria Kejam
27 Bab 26 Aroma tubuh
28 Bab 27 Tinggalkan Aku Sendiri
29 Bab 28 Maafkan Aku ya
30 Bab 29 Lepaskan Rania
31 bab 30 Menculik
32 Bab 31 Pergilah dari Hadapanku
33 Bab 32 Tempatmu adalah di rumahku
34 Bab 33 Lupakan Kekasihmu
35 Bab 34 Tidak Akan Terjadi Apapun Kepadamu
36 Bab 35 Mimpi Buruk
37 Bab 36 Terlalu Banyak Berulah
38 Bab 37 Kedatangan Dewi
39 Bab 38 Aku Kembali
40 Bab 39 Aku Punya Hak atas Dirimu
41 Bab 40 Pergi Berempat
42 Bab 41 Tak Punya Hati
43 Bab 42 Ceraikan Aku Sekarang
44 Bab 43 Keletihan
45 Bab 44 Jangan Macam-macam dengan Bayiku
46 Bab 45 Mabuk
47 Bab 46 Kegelisahan
48 Bab 47 Jangan Mengaturku
49 Bab 48 Syarat
50 Bab 49 Apa Kau Bisa Melayaniku?
51 Bab 50 Cobalah Mempercayaiku
52 Bab 51 Apa Kau Takut Padaku?
53 Bab 52 Istri yang Tidak Kau Cintai
54 Bab 53 Aku Ingin Dekat dengan Anakku
55 Bab 54 Dia Laki-laki Jahat
56 Bab 55 Tempat Terkutuk
57 Bab 56 Melewati Batas
58 Bab 57 Aku Ingin Teman
59 Bab 58 Bioskop Mini
60 Bab 59 Kembar
61 Bab 60 Memijat
62 Bab 61 Tidak Melanggar Janjiku
63 Bab 62 Ingin Pergi Bersamaku?
64 Bab 63 Ingin Sesuatu
65 Bab 64 Mengambil Tindakan
66 Bab 65 Perjanjian
67 Bab 66 Jalan-jalan
68 "Bab 67 Wajah Tampan
69 Bab 68 Senam
70 Bab 69 Dapat Ponsel
71 Bab 70 Kedatangan Mama Laura
72 Bab 71 Berbincang
73 Bab 72 Ingin Randi Datang
74 Bab 73 Randi Datang
75 Bab 74 Dia Mencintaiku
76 Bab 75 Apa Kau Mencintainya?
77 Bab 76 Menunggu Kesempatan
78 Bab 77 Kekecewaan Rania
79 Bab 78 Kepergian Rania
80 Bab 79 Kemarahan Farhan
81 Bab 80 Keputusan Farhan
82 Bab 81 Hidup Tanpa Rania?
83 Bab 82 Terluka
84 Bab 83 Aku mencintaimu
85 Bab 84 Mengembalikan Semangat
86 Bab 85 Bayiku
87 Bab 86 Karma
88 Bab 87 Rindu Rania
89 Bab 88 Tak Rela
90 Bab 89 Bela
91 Bab 90 Benhard (Ben)
92 Bab 91 Bertemu
93 Bab 92 Ben Bela
94 Bab 93 Kembalilah Menjadi Istri ku
95 Bab 94 Tidak Ada Perceraian
96 Bab 95 Pernah Jatuh Cinta
97 Bab 96 Apakah ini Nyata?
98 Bab 97 Maafkan Aku
99 Bab 98
100 Bab 99 Mimpi Buruk 2
101 Bab 100 Depresi
102 Bab 101 Kalung
103 Bab 102 Sangat Mencintai mu
104 Bab 103 Papa
105 Bab 104 Jangan Pergi Bersamanya
106 Bab 105 Tak Bisa Kehilangan
107 Bab 106 Sentuhan Tangan
108 Bab 107 Sekali Lagi
109 Bab 108 Ucapan Terima Kasih
110 Bab 109 Belum Seutuhnya
111 Bab 110 Milikku sepenuhnya (18+)
112 Bab 111 Seperti Pengantin Baru
113 Bab 112 Tidak Lucu
114 Bab 113 Kehangatan dua Sahabat
115 Bab 114 Dewi
116 Bab 115 Makan Siang
117 Bab 116 Membuat Adik
118 Bab 117 Selamat Tinggal Rania
119 Bab 118 Candu (Ending)
120 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Malam Pertama dan Siksa
2
Bab 2 Aku Ingin Hidup
3
Bab 3 Takut
4
Bab 4
5
Bab 5 Adik
6
Bab 6
7
Bab 7 Laki-laki yang Baik
8
Bab 8 Dia Bukan Barang
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 Dimana Rania?
13
Bab 13 Dia adalah Istriku
14
Bab 14 Kau Masih Istriku
15
Bab 15
16
16 Telat Datang Bulan
17
Bab 17
18
Bab 18 Tidak akan Kembali Bersamanya
19
Bab 19 Tidak Usah Ikut Campur
20
Bab 20 Positif
21
Bab 21 Bantu Gugurkan Kandungan
22
Bab 22
23
Bab 23 Tak Sadarkan Diri
24
Bab 24 Rania Hamil?
25
Bab 25 Tidak akan Menceraikannya
26
Visual Tokoh Terpaksa Menikahi Pria Kejam
27
Bab 26 Aroma tubuh
28
Bab 27 Tinggalkan Aku Sendiri
29
Bab 28 Maafkan Aku ya
30
Bab 29 Lepaskan Rania
31
bab 30 Menculik
32
Bab 31 Pergilah dari Hadapanku
33
Bab 32 Tempatmu adalah di rumahku
34
Bab 33 Lupakan Kekasihmu
35
Bab 34 Tidak Akan Terjadi Apapun Kepadamu
36
Bab 35 Mimpi Buruk
37
Bab 36 Terlalu Banyak Berulah
38
Bab 37 Kedatangan Dewi
39
Bab 38 Aku Kembali
40
Bab 39 Aku Punya Hak atas Dirimu
41
Bab 40 Pergi Berempat
42
Bab 41 Tak Punya Hati
43
Bab 42 Ceraikan Aku Sekarang
44
Bab 43 Keletihan
45
Bab 44 Jangan Macam-macam dengan Bayiku
46
Bab 45 Mabuk
47
Bab 46 Kegelisahan
48
Bab 47 Jangan Mengaturku
49
Bab 48 Syarat
50
Bab 49 Apa Kau Bisa Melayaniku?
51
Bab 50 Cobalah Mempercayaiku
52
Bab 51 Apa Kau Takut Padaku?
53
Bab 52 Istri yang Tidak Kau Cintai
54
Bab 53 Aku Ingin Dekat dengan Anakku
55
Bab 54 Dia Laki-laki Jahat
56
Bab 55 Tempat Terkutuk
57
Bab 56 Melewati Batas
58
Bab 57 Aku Ingin Teman
59
Bab 58 Bioskop Mini
60
Bab 59 Kembar
61
Bab 60 Memijat
62
Bab 61 Tidak Melanggar Janjiku
63
Bab 62 Ingin Pergi Bersamaku?
64
Bab 63 Ingin Sesuatu
65
Bab 64 Mengambil Tindakan
66
Bab 65 Perjanjian
67
Bab 66 Jalan-jalan
68
"Bab 67 Wajah Tampan
69
Bab 68 Senam
70
Bab 69 Dapat Ponsel
71
Bab 70 Kedatangan Mama Laura
72
Bab 71 Berbincang
73
Bab 72 Ingin Randi Datang
74
Bab 73 Randi Datang
75
Bab 74 Dia Mencintaiku
76
Bab 75 Apa Kau Mencintainya?
77
Bab 76 Menunggu Kesempatan
78
Bab 77 Kekecewaan Rania
79
Bab 78 Kepergian Rania
80
Bab 79 Kemarahan Farhan
81
Bab 80 Keputusan Farhan
82
Bab 81 Hidup Tanpa Rania?
83
Bab 82 Terluka
84
Bab 83 Aku mencintaimu
85
Bab 84 Mengembalikan Semangat
86
Bab 85 Bayiku
87
Bab 86 Karma
88
Bab 87 Rindu Rania
89
Bab 88 Tak Rela
90
Bab 89 Bela
91
Bab 90 Benhard (Ben)
92
Bab 91 Bertemu
93
Bab 92 Ben Bela
94
Bab 93 Kembalilah Menjadi Istri ku
95
Bab 94 Tidak Ada Perceraian
96
Bab 95 Pernah Jatuh Cinta
97
Bab 96 Apakah ini Nyata?
98
Bab 97 Maafkan Aku
99
Bab 98
100
Bab 99 Mimpi Buruk 2
101
Bab 100 Depresi
102
Bab 101 Kalung
103
Bab 102 Sangat Mencintai mu
104
Bab 103 Papa
105
Bab 104 Jangan Pergi Bersamanya
106
Bab 105 Tak Bisa Kehilangan
107
Bab 106 Sentuhan Tangan
108
Bab 107 Sekali Lagi
109
Bab 108 Ucapan Terima Kasih
110
Bab 109 Belum Seutuhnya
111
Bab 110 Milikku sepenuhnya (18+)
112
Bab 111 Seperti Pengantin Baru
113
Bab 112 Tidak Lucu
114
Bab 113 Kehangatan dua Sahabat
115
Bab 114 Dewi
116
Bab 115 Makan Siang
117
Bab 116 Membuat Adik
118
Bab 117 Selamat Tinggal Rania
119
Bab 118 Candu (Ending)
120
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!