16. Penjelasan

Keluar kamar mandi, Nalendra menatap Ajeng yang berdiri didepan pintu. Sepersekian detik, Ajeng langsung lari ngibrit masuk ke dalam kamar mandi. Nalendra menyunggingkan senyumnya. Dasar bocil kematian, ada aja tingkah uniknya.

"Aaaaaaa...." teriak Ajeng dari kamar mandi.

Nalendra yang panik mengetuk pintu kamar mandi dengan kasar. Belum ada jawaban dari Ajeng.

"Jangan masuk, jangan panik !" teriak Ajeng kembali.

"Lo kenapa?" teriak Nalendra dari luar.

"Gak papa, santai."

Akhirnya Nalendra kembali duduk dan memainkan ponselnya. Ajeng keluar dengan hot pant dan kaos oblongnya. Dengan rambut yang tergerai setengah basah. Nalendra melirik, dia menelan salivanya dengan susah payah. Kaki Ajeng yang putih mulus. Wajah yang berseri khas orang setelah mandi terlihat fres. Membuat Nalendra bangkit dari duduknya dan mendekat. Dia menarik Ajeng untuk duduk disofa.

Sedangkan ia berjalan lagi mengbil hair dryer. Untuk mengeringkan rambut Ajeng. Om ini sungguh peka tenyata. Ucap Ajeng dalam hatinya.

"Aku bisa sendiri mas." ucap Ajeng.

"Udah biar aku aja, sambil jelasin vidio tadi." kata Nalendra.

"Aku nggak ada apa-apa sama dia. Dividio juga aku tunjukinkan cincin nikah aku. Tapi aku nggak bilang kalau suami ku kamu mas. Kamu sendiri yang mengakuinya." jelas Ajeng.

"Hmm..."

Nalendra masih mengeringkan rambut Ajeng. Aku pernah jatuh cinta, bahkan berpacaran dengan Kesya sampai lima tahun. Tapi aku tak pernah merasakan sebahagia ini ketika bersama Kesya. Tapi dengan Ajeng kenapa selalu berdebar jantungku. Dan perasaan bahagia itu selalu ada. Gumam Nalendra dalam hatinya.

"Aww... Sakit mas." pekik Ajeng.

"Nggak sengaja, rambutmu ketarik."

"Udah ah, aku bisa sendiri..." kesal Ajeng.

Ajeng langsung berdiri dari duduknya. Pasti oppa dingin ini sengaja. Kesal Ajeng dalam harinya. Berdiri pun Ajeng mendapat kesialan. Kakinya tersandung karpet sampai jatuh dengan Nalendra. Posisi saat ini Ajeng berada diatas Nalendra. Nalendra dengan santai malah menggunakan tangannya untuk bantal.

"Sengaja banget ya..." sindir Nalendra.

"Enggak.."

Ajeng langsung berdiri dan merapikan bajunya. Nalendra masih tidur terlentang dengan senyum seringai nya.

"Katanya mau buay aku jatuh cinta? Tapi aku belum liat progres kamu." ucap Nalendra santai.

"Kan satu bulan waktunya baru juga sehari. Yang ada aku yang senam jantung tiap hari." gerutu Ajeng.

"Apa kamu bilang? Aku nggak denger."

"Eng.... Enggak kok, udah aku mau turun makan malam."

Ajeng pun keluar kamar diikuti oleh Nalendra. Sampai dimeja makan, mereka disambut oleh papa dan mama. Ajeng terbiasa melayani suaminya terlebih dahulu baru mengambil makan untuk dirinya. Mama tersenyum melihat tingkah mereka. Yang makin hari makin akrab.

"Tadi kata mama kalian pulang telat kenapa?" tanya pak Surya.

"Jawab sayang, kalau aku yang jawab. Pasti nggak ada yang percaya." ketus Nalendra.

Mendengar panggilan yang mulai akrab ditelinga Ajeng. Ajeng pun dengan susah payah menelan makanan yang ada dalam mulutnya.

"Maaf ya pa, ma, kita jadi membuat kalian kawatir. Tadi mas Nalen, nyetirnya pelan. Sengaja, karena Ajeng disuruh duduk didepan sama mas Nalen. Tapi Ajeng terima kasih sekali sama mas Nalen. Perlahan ia mau menyembuhkan trauma Ajeng pa, ma." jelas Ajeng.

"Alhamdulillah nduk, kalau seperti itu. Nanti habis makam ikut mama ya..." ajak mama.

Ajeng mengangguk, setelah membereskan meja makan. Mama menarik Ajeng untuk ikut masuk ke kamar mama. Ternyata mama Ayu memberikan Ajeng sebuah bingkisan.

"Ini apa ma?" tanya Ajeng.

"Ini harus kamu pakai ya... Ini buat terima kasih kepada suamimu. Dandan yang cantik ya sayang." wejang mama.

Ajeng pun mengangguk. Ia masuk kedalam kamar. Lanjut ke kamar mandi untuk gosok gigi. Usai keluar dari kamar mandi. Ajeng membuka bingkisan dari mama mertuanya. Betapa tercengangnya Ajeng melihat isi bingkisan itu. Hal yang sama juga dilakukan Nalendra. Ia juga tercengang dengan apa yang dipegang Ajeng. Ia tersenyum menyeringai mendekati Ajeng.

"Segitu niatnya mau menggodaku... Hmm." bisik Nalendra.

Dengan buru-buru Ajeng memasukkan kembali barang yang diberikan mamanya. Satu step baju haram untuknya. Dia simpan kedalam lemari. Dan ia pergi ke sofa untuk tidur. Melihat Nalendra yang sudah tidur. Ajeng mendekatinya, ia melambai-lambaikan tangan dihadapan wajah Nalendra.

"Sudah tertidur ya..." gumam Ajeng.

cek klek... Suara pintu kamar dibuka.

Nalendra langsung menarik Ajeng dalam pelukannya. Sang mama tersenyum melihat posisi Ajeng dan Nalendra saat ini.

"Mama, bisa nggak ketuk pintu dulu? Ganggu tahu nggak ma." kesal Nalendra.

"Mas kenapa sih? Jangan kebiasaan ngomel ke orang tua." kata Ajeng yang berdiri membenahi posisinya.

"Maaf sayang, mama pengen ngecek kalian udah tidur belum. Kamu ini Nalen, kebiasaan marah-marah." kilah mama.

"Maafin mas Nalen ya ma..." ucap Ajeng.

"Iya nduk, mama sudah paham sifat anak semata wayang mama. Dia sebenarnya baik sekali kok. Udah kalian lanjut gih bikin cucu buat mama. Hehehe." renyah mama.

Mama pun keluar dari kamar mereka. Ajeng menutup dan mengunci pintu. Nalendra menjentikkan tangannya. Mengisyaratkan Ajeng untuk mendekat. Ia menarik Ajeng dan membawanya tidur disamping dirinya.

"Mas,.."

"Diem, tidur aja." dingin Nalendra.

Udah sah ini Jeng, aku kayaknya udah jatuh cinta duluan sama kamu. Ucap Nalendra dalam hatinya. Karena ia masih gengsi untuk mengakui. Ajeng pun menuruti apa perkataan Nalendra. Ia memejamkan matanya. Walau pun sedikit takut jika Nalendra berbuat sesuatu yang tidak diinginkannya. Tengah malam, Ajeng menggeliat dan membuka matanya.

"Begitu nyaman tidur dalam pelukan suami. Sudah halal, tapi sayangnya kamu tidak ada rasa untukku mas. Tapi aku akan terus berusaha." gumam Ajeng.

"Berusahalah, masih ada waktu menuju satu bulan." jawab Nalendra.

"Kamu nggak tidur mas?"

"Jangan jauh-jauh, aku mulai nyaman." celoteh Nalendra.

"Hmm, ini ngigau atau beneran sih. Mas... Halooo..."

"Kamu gila ya... Tengah malam teriak ditelinga orang." kesal Nalendra.

"Maaf-maaf, mau mastiin beneran atau enggak mas." mohon Ajeng.

Nalendra tanpa menjawab ia malah menarik Ajeng ke dalam pelukannya. Ajeng merasakan detak jantung Nalendra yang begitu cepat.

"Kamu jantungan ya..." kata Ajeng sedikit menjauh.

"Dasar bocil, nggak pernah ngerasain kasmaran ya... Hobby banget kepo. Mas biasa-in panggil mas." kesal Nalendra.

Nalendra pun bangun dari tidurnya dan keluar dari kamar. Jam menunjukkan pukul satu dini hari. Ia sudah tidak bisa tidur karena ulah Ajeng.

"Mau kemana mas?" tanya Ajeng.

"Kamu tidur aja, aku mau keruang kerja."

Masih sedingin salju dikutub utara. Gumam Ajeng dalam hatinya. Nalendra berjalan menuju ruang kerjanya. Dia tak tahu mau apa disana. Karena ia menghindar dari Ajeng. Dekat dengan Ajeng rasanya ingin menerkam gadis polos. Yang sekarang telah menjadi istrinya itu.

Terpopuler

Comments

Iges Satria

Iges Satria

dah ada rasa masnya ajeng wkwk

2024-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Diajeng Danisa Kusuma Putri
2 2. Bertemu Calon Suami
3 3. Setelah Menikah
4 4. Kekasih Suamiku
5 5. Malam Meyebalkan
6 6. Membangun Cinta
7 7. Sakit yang Tertahan
8 8. Trauma
9 9. Amarah yang Memuncak
10 10. Mama Papa Mulai Curiga
11 11. Masih Ambigu
12 12. Ide Mama
13 13. Usilnya Mama Ayu
14 14. Eyang Sakit
15 15. Menumbuhkan Cinta
16 16. Penjelasan
17 17. Ciuman Selamat Pagi
18 18. Butuh Bukti
19 19. I Love You
20 20. Menunggu Jawaban
21 21. Boleh Aku Jujur?
22 22. Aku Bukan Wanita Lemah
23 23. Jamu dari Mama
24 24. Pergi ke Hotel
25 25. Eyang Sakit
26 26. Harus LDR
27 27. Berpisah Sementara
28 28. Eyang Drop
29 29. Tangis Yang Pecah
30 30. Kamu Hanya Alat
31 31. Kamu Dunia ku
32 32. Marahnya Kulkas Seratus Pintu
33 33. Arum dan Fran
34 34. Kembalinya Ajeng
35 35. Terbakar Api Cemburu
36 36. Benalu
37 37. Harusnya Aku
38 38. Mama Terprovokasi
39 39. Ketakutan yang Sama
40 40. Wisuda
41 41. Mari Kita Menikah
42 42. Menstruasi
43 43. Persiapan Kerja
44 44. Pertama Kali Kerja
45 45. Bully
46 46. Terjebak Di Gudang
47 47. Menikah Dadakan
48 48. Gagalnya Malam Pertama
49 49. Cemburu
50 50. Lingkungan dan Suasana Baru
51 51. Tak Boleh Turun Ranjang
52 52. Apa kamu lupa?
53 53. Tetangga Ngeselin
54 54. Pelakor
55 55. Pesta
56 56. Bertemu Orang Lama
57 57. Pertengkaran
58 58. Mual Parah
59 59. Bumil Moodyan
60 60. Jebakan Tomi
61 61. Amarah Nalendra
62 62. Aku Yang Bertanggung Jawab
63 63. Rutinitas Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. Diajeng Danisa Kusuma Putri
2
2. Bertemu Calon Suami
3
3. Setelah Menikah
4
4. Kekasih Suamiku
5
5. Malam Meyebalkan
6
6. Membangun Cinta
7
7. Sakit yang Tertahan
8
8. Trauma
9
9. Amarah yang Memuncak
10
10. Mama Papa Mulai Curiga
11
11. Masih Ambigu
12
12. Ide Mama
13
13. Usilnya Mama Ayu
14
14. Eyang Sakit
15
15. Menumbuhkan Cinta
16
16. Penjelasan
17
17. Ciuman Selamat Pagi
18
18. Butuh Bukti
19
19. I Love You
20
20. Menunggu Jawaban
21
21. Boleh Aku Jujur?
22
22. Aku Bukan Wanita Lemah
23
23. Jamu dari Mama
24
24. Pergi ke Hotel
25
25. Eyang Sakit
26
26. Harus LDR
27
27. Berpisah Sementara
28
28. Eyang Drop
29
29. Tangis Yang Pecah
30
30. Kamu Hanya Alat
31
31. Kamu Dunia ku
32
32. Marahnya Kulkas Seratus Pintu
33
33. Arum dan Fran
34
34. Kembalinya Ajeng
35
35. Terbakar Api Cemburu
36
36. Benalu
37
37. Harusnya Aku
38
38. Mama Terprovokasi
39
39. Ketakutan yang Sama
40
40. Wisuda
41
41. Mari Kita Menikah
42
42. Menstruasi
43
43. Persiapan Kerja
44
44. Pertama Kali Kerja
45
45. Bully
46
46. Terjebak Di Gudang
47
47. Menikah Dadakan
48
48. Gagalnya Malam Pertama
49
49. Cemburu
50
50. Lingkungan dan Suasana Baru
51
51. Tak Boleh Turun Ranjang
52
52. Apa kamu lupa?
53
53. Tetangga Ngeselin
54
54. Pelakor
55
55. Pesta
56
56. Bertemu Orang Lama
57
57. Pertengkaran
58
58. Mual Parah
59
59. Bumil Moodyan
60
60. Jebakan Tomi
61
61. Amarah Nalendra
62
62. Aku Yang Bertanggung Jawab
63
63. Rutinitas Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!