Hari ini pernikahan Diajeng Danisa Kusuma Putri dan Raden Mas Nalendra berlangsung dengan kusyuk dan sakral. Usai pesta, untuk sementara Nalendra tinggal dirumah Ajeng. Seperti saat ini, mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing. Nalendra duduk di sofa kamar Danisa. Dan Danisa sendiri sedang mandi di kamar mandi. Keluar kamar mandi dengan dress rumahan. Dan rambut yang masih basah.
Nalendra yang melihat istrinya keluar dari kamar mandi. Menelan salivanya dengan sangat susah. Nalendra disuguhi pemandangan wanita yang habis mandi. Dengan rambut tergerai yang masih basah. Danisa sibuk dengan handuk ditangannya yang digunakan untuk mengeringkan rambut.
"Mas Nalen nggak mandi?" tanya Danisa.
Tanpa jawaban, Nalendra mengalungkan handuk dipundak dan masuk ke kamar mandi. Danisa pun dengan cuek membuka koper Nalendra. Berniat mengambilkan baju ganti. Pertama membuka koper seorang laki-laki. Yang dilihat pertama oleh Danisa adalah celana dalam.
"Hiiiiii... Apa ituuuuu?" teriak Danisa.
"Apa?!" tanya Nalendra.
Yang baru saja keluar kamar mandi. Hanya dengan mengikatkan handuk sebatas pusarnya. Danisa semakin berteriak melihat Nalendra yang keluar kamar mandi tanpa baju.
"Aaaaaaaaaa..." teriak Danisa.
Danisa pun berniat berlari. Karena sudah kalang kabut, dia pun malah menabrak Nalendra dan lepas-lah handuk yang digunakan Nalendra.
"Aaaaaaaa... Tutup nggak, kamu nggak sopan mas." teriak Danisa.
Dia pun langsung pergi keluar kamar. Dan menutup pintu kamar. Arum yang sedang beres-beres didekat kamar Ajeng pun langsung lari mendekat.
"Pengantin baru sudah teriak-teriak aja nona." goda Arum.
"Astagfirullah Arum... Ngagetin aku aja." kata Ajeng.
Dengan mengatur nafasnya yang masih tersengal. Karena melihat pemandangan yang belum pernah sekali saja ia liat. Arum pun pergi meninggalkan Ajeng.
"Sudah belum ganti bajunya mas?" tanya Ajeng dari luar kamar.
Tanpa jawaban, Nalendra membuka sedikit pintu kamar. Ajeng menyembulkan sedikit kepalanya. Sudah melihat Nalendra duduk disofa kembali. Ajeng pun masuk dan membereskan baju Nalendra yang dibuatnya berantakan tadi. Nalendra pun sibuk dengan ponselnya. Tanpa menghiraukan Ajeng yang ada disitu.
Bahkan ketika Ajeng keluar dan masuk dengan secangkir kopi pun. Nalendra masih asik dengan ponselnya. Tanpa menghiraukan adanya Ajeng disitu.
"Asik banget sih main hpnya... Sampai aku dianggurin." celoteh Ajeng.
Nalendra menatap tajam Ajeng yang berdiri tak jauh dari Nalendra. Nalendra sangat tidak suka jika kegiatannya diganggu orang lain.
"Jangan sok asik, udahlah pergi sana. Sibukkan dirimu sendiri." ucapan dingin kembali keluar dari mulut Nalendra.
"Mas Nalen, kita kan masih dirumah ku. Jangan lupa dong dengan berkasnya. Kamu sendiri loh yang buat mas." jelas Ajeng.
"Diajeng Danisa Kusuma Putri, setelah menikah. Jangan harap sikap ku akan berubah kepadamu. Ini memang rumah mu. Tapi kita dikamar dan hanya berdua. Tidak akan ada yang tahu." dingin Nalendra.
"Kamar ku tidak kedap suara mas Nalen." bohong Danisa.
Terlihat raut wajah yang mulai berubah dari Nalendra. Karena ucapan yang dilontarkan Danisa. Melihat raut wajah yang berubah, membuat Danisa tertawa terpingkal.
"Hahahaha.... Tapi boong..." canda Danisa.
"DANISA...." teriak Nalendra.
"Maaf, maaf... Nisa hanya bercanda mas." mohon Danisa.
"Sekarang mulai kemasi barang mu. Aku sudah muak melihat wajah mu. Secepatnya kita pindah dari sini.!" tegas Nalendra.
"Mas ini sudah malam loh. Lagian boleh nggak? seminggu atau sebulan disini aja." pinta Danisa tanpa ada rasa takut sedikit pun.
Gadis ini, baru sehari aja sudah bikin kepala ku pecah. Apalagi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dengus Nalendra dalam hatinya. Nalendra pun pergi membaringkan tubuhnya diatas ranjang tempat tidur. Ajeng masih membereskan baju Nalendra. Selesai, Ajeng juga tidur disamping suaminya.
"Mau apa kamu?!" tanya Nalendra dengan nada tinggi.
"Bisa nggak sih nggak usah kaget-in. Ya aku mau tidurlah." jawab Ajeng santai.
"Nggak ada ! Jangan tidur satu ranjang sama aku. Kamu tidur disofa sana !" perintah Nalendra.
"Orang kasur, kasur aku juga. Kenapa malah aku yang terasingkan dari kasur ku." gerutu Ajeng.
"DANISA... !! Kamu tu bener-bener ya..."
"Iya-iya aku ngalah deh..."
Akhirnya Ajeng mengalah, dia mengbil bantal dan selimut dilemarinya. Dia pun tidur disofa, dengan perasaan yang sebenarnya begitu sedih. Lantas apa gunanya pernikahan ini, jika jarak kita sejauh ini mas. Tangis Ajeng dalam hatinya. Semalaman Ajeng tidak bisa tidur. Dia memutuskan untuk pergi ke dapur. Didapur Ajeng dikagetkan dengan suara Guntur.
"Nona kecil..." panggil Guntur.
"Eh... Copot dah, masha Allah bang Guntur ya... Aku kaget ini." gerutu Ajeng.
"Maaf Jeng... Lagian malam-malam bukannya olahraga ngapain disini?" tanya Guntur penasaran.
"Ha... Olahraga apa? Malam-malam gini. Malam tu buat istirahat tidur, ngorok yang kenceng." jawab Ajeng.
"Pengantin baru ya harusnya malam pertama dong." celoteh Guntur.
"Eh, ha... Iya ini capek cari minum deh aku." jawab Ajeng asal.
"Lah, sampek berapa ronde non?" goda Guntur lagi.
"Udah ah bang... Diledekin mulu aku."
Ajeng pun pergi meninggalkan Guntur. Sepolos itu kamu nona kecil. Padahal aku yakin, tuan muda belum menyentuh tubuh mu sedikit pun. Gumam Guntur dalam hati. Sampai dikamar, Ajeng kembali merebahkan tubuhnya disofa. Tanpa sengaja ia melihat lelaki tampan. Yang tengah berbaring diatas ranjangnya.
Ajeng tersenyum, menatapnya dalam. Aku yakin suatu saat nanti aku bisa masuk dalam hati mu. Bahkan kamu tidak akan pernah bisa jauh dari sisi ku tuan muda. Raden Mas Nalendra, aku berjanji akan menaklukkan mu. Semangat Ajeng, taklukkan suami dingin mu itu. Ajeng berbaring dan terlelap dalam tidurnya.
Bangun pagi, setelah sholat dia sudah melihat dua koper miliknya rapi. Ternyata semua itu kerjaan Nalendra. Yang sudah ingin pergi dari rumah Ajeng. Ajeng pun duduk disofa dan meregangkan ototnya. Karena terasa sangat pegal. Semalaman tidur di sofa yang terasa tidak nyaman.
"Buruan mandi, siap-siap pindah !" perintah Nalendra.
"Hom... Sarapan dulu sana. Aku mandi dulu."
Ajeng pergi ke kamar mandi dan setelahnya dia siap-siap. Nalendra yang masuk ke kamar setelah dari balkon. Terpana akan kecantikan Ajeng. Dandanannya tidak menor tapi terlihat anggun. Dengan dress selutut dan lengan balon berkerah. Dan rambut yang diikat kuda. Menambah cantik natural yang dipancarkan Ajeng.
"Jangan gitu pandanginya, ntar mas sayang loh." goda Ajeng.
"Jangan berharap. Oh ya... Sebisa mungkin setelah setahun kita pisah. Karena aku memiliki kekasih." ucap Nalendra santai.
Namun ucapan itu bak petir disiang bolong untuk Ajeng. Kenapa? Kalau kamu memiliki kekasih kamu menerima perjodohan ini. Kenapa kamu menikah dengan ku. Pertanyaan yang muncul dalam benak Ajeng. Namun Ajeng terlihat biasa, dia pun sarapan dengan tenang. Usai itu mereka berpamitan untuk pindah ke rumah baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
kamu harus menunjukan kelas mu Jeng, dia hanya kekasih dan kamu seorang istri yang sah,,,
2024-12-08
0
Iges Satria
talhlukkan masuk itu jeng...buat dia jatuh cinta dan tergila² padamu/Heart/
2024-09-19
2