MERASA BERSALAH

Di tempat terpisah, Luigi berada di atas ranjang pasien dengan posisi telungkup sambil memeluk bantal yang menjadi penopang wajahnya.

Tidak nampak kesakitan sedikit pun di wajah laki-laki itu apalagi teriakan kesakitan dari luka tusukan yang baru saja ia terima.

"Apa yang sudah kau lakukan pada gadis itu, Luigi? Melihat luka ini, sepertinya ia sangat marah pada mu".

"Jangan banyak bicara, selesai kan saja tugas mu, Valentino!", seru Luigi kesal pada dokter tampan yang juga merupakan teman baiknya.

"Beruntung pisau lipat itu berukuran kecil, bisa kau bayangkan jika lebih panjang beberapa centi lagi akan mengenai organ vital tubuhmu", ujar Valentino sembari menjahit luka tusukan Monica yang cukup dalam dan melebar di punggung Luigi.

Melihat dari luka itu, bisa di pastikan Monica menekan dan menyayat benda tajam itu dengan kuat ke punggung Luigi. Wanita itu sungguh menginginkan Luigi celaka bahkan mati sekali pun.

Lidah Luigi berdecak. "Wanita itu tidak akan membunuh ku, Valen. Aku tahu itu. Iya hanya panik saja. Aku yakin setelah kejadian ini Monica menyesal telah melukai ku. Aku tidak akan menemui nya dalam waktu yang lama. Biarkan perasaan bersalah itu menghantui nya", ucap Luigi tertelungkup di atas tempat tidur pasien sebuah klinik. Nada bicara laki-laki itu begitu dingin dengan raut muka tanpa ekspresi.

Lampu dengan penerangan penuh tepat di atas tubuh Luigi. Seperti ruang operasi pada umumnya.

Lebih tepatnya klinik yang berada di dalam mansion milik Luigi. Klinik itu sebagai tempat rahasia ketika Luigi dan orang-orangnya terluka.

Sangat berbahaya ketika ada yang terluka dan harus di bawa kerumah sakit, keberadaan mereka bisa terpantau musuh.

Tidak ada yang tahu tempat rahasia itu kecuali pemilik dan orang-orang kepercayaannya.

Setelah beberapa saat Valentino menyelesaikan tugasnya. Dokter tampan itu mencuci tangannya.

Sementara Carlo tak terlihat lagi bersama keduanya. Luigi memerintahkan orang kepercayaannya itu untuk melihat keadaan Monica saat ini.

"Untuk beberapa hari kau harus tidur seperti itu. Jangan banyak gerak dulu, jahitan luka mu belum kering. Setelahnya, dengan batuan kasur khusus kau bisa tidur terlentang seperti biasa", ujar Valentino serius memberikan peringatan pada temannya tersebut.

"Luka ini tidak seberapa di banding luka tembak yang aku dapatkan waktu itu. Kenapa lama sekali sembuhnya. Kau terlalu berlebihan. Cukup malam ini saja aku seperti ini! Beri aku dosis obat tinggi agar cepat menyembuhkan lukaku, Valen!", perintah Luigi dari tempat tidur dengan posisi tertelungkup memeluk bantal berwarna putih.

"Ck! Kau pikir mengobati lima luka tusuk seperti itu perihal mudah? Kau banyak mengeluarkan darah. Terlambat sedikit saja nyawa mu bisa melayang!", seru Valentino kesal pada Luigi yang selalu saja merepotkan dia ketika mengalami hal begini.

"Ceklek!

"Kebetulan sekali kau datang Carlo. Kau pastikan bos-mu ini menuruti perintah ku, jangan biarkan ia bergerak sebelum lukanya kering. Atau ia akan mati dan kalian semua tidak memiliki pemimpin lagi!", ketus Valentino.

Carlo menganggukkan kepalanya. "Baik dokter Valentino".

"Ck. Berlebihan", umpat Luigi kesal.

"Kau ingatkan juga gadis bernama Monica itu untuk berhati-hati, jangan sampai jatuh cinta pada pria menyebalkan ini. Bisa-bisa membahayakan hidup gadis itu", sambung Valentino lagi.

"Brengsek kau. Pergi sana!", teriak Luigi sambil melemparkan bantal pada Valentino yang tertawa terkekeh-kekeh sebelum pergi.

*

"Bagaimana keadaan Monica, Carlo? Apa kau sudah melakukan tugas mu seperti yang ku minta?"

"Iya tuan. Ini iPad tuan yang terhubung dengan kamera di kamar nona Monica", ucap Carlo memberikan iPad Luigi.

"Saat ini nona Monica tertidur. Menurut Dana semalaman ia menangis, merasa bersalah telah melukai anda. Ia mencari tahu keadaan anda namun tidak ada yang menghiraukannya".

"Jangan katakan apapun padanya. Biarkan saja ia menganggap ku mati. Aku ingin melihat reaksi nya", ucap Luigi dengan seringai terlukis di wajahnya.

Carlos menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu bisa menangkap sebuah rencana sedang di mainkan atasannya itu. Yang pasti tidak akan mudah bagi siapapun yang sudah masuk ke perangkap Luigi Salvatore.

*

Kedua kelopak mata Monica mengerjap-ngerjap ketika terdengar suara ribut-ribut di luar kamarnya. Nampak jelas terdengar derap kaki seperti sedang tergesa-gesa melangkah.

Seketika Monica bangkit. Perlahan membuka pintu kamarnya. Netra coklat Monica yang nampak bengkak karena menangis semalaman melihat beberapa anak buah Luigi dengan terburu-buru masuk melalui pintu rahasia yang letaknya paling ujung di lantai dua tempat di mana kamar Monica berada.

"Ada apa sebenarnya?"

Tanpa pikir panjang Monica hendak melihat apa yang terjadi sebenarnya. "Aku harus mencari tahu–"

Namun langkah kaki Monica terhenti ketika melihat Carlo keluar dari pintu rahasia dengan wajah tertunduk lesu. Tidak seperti biasanya memperlihatkan wajah dingin dan bengis laki-laki itu.

Mendadak tubuh Monica membeku. Bahkan ia masih memakai gaun semalam ketika bersama Luigi.

"C-arlo... A-pa Luigi baik-baik saja?", tanya Monica gugup dengan suara bergetar.

Dengan wajah tertunduk Carlo menggelengkan kepalanya pelan.

Melihat Carlo seperti itu, seketika membuat jantung Monica berdegup kencang. Jemari tangan Monica terangkat menutup mulutnya. Bibir Monica bergetar hebat. Tanpa di sadari buliran-buliran bening jatuh dengan sendiri menyentuh wajah pucat pasi wanita itu.

Perasaan Monica mendadak tidak enak. "A-ku telah membunuhnya..."

Gadis itu berlari kembali ke kamarnya. Monica menangis bersandar di belakang pintu.

Seharusnya ia senang dan merayakan kemenangannya telah berhasil menghabisi laki-laki itu, tapi nyatanya ia menangis sedih.

Monica tidak tahu apa yang ia tangisi. Namun sejujurnya...di relung hatinya yang terdalam, ia merasa bersalah.

Sangat bersalah.

...***...

To be continue

TINGGALKAN BANYAK KOMENTAR YA DI SETIAP BAB. HARI INI SUDAH 3 BAB EMILY UP, SEMOGA SUKA.

Terpopuler

Comments

Dewi ar

Dewi ar

Seru bgt ceritanya

2024-08-17

0

ayudya

ayudya

banyak meninggalkan jejak ketahuan juga nanti Thor 😂 kalau aku sering kesini.

2024-08-14

0

Tuty Tuty

Tuty Tuty

apa kamu jtelah atuh cinta Monica

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!