Chapter 17

Revisi.

Kali ini mereka sedang menetralkan detak jantungnya juga nafas yang tersengal.

Pandita memeluk tubuh polos Mecca erat. Ia menghirup ceruk leher Mecca karena merindukan aroma tubuh istrinya itu.

Mecca mengusap-usap rambut di kepala Pandita dengan sayang.

"Sayang, bagaimana keadaannya selama ini? Apakah dia anak yang pintar?" tanya Pandita yang sudah berada di depan perut Mecca dan menciumnya.

Mecca tersenyum dan mengangguk senang. "Anak mu adalah anak yang sangat baik Pandita. Aku sampai di buat tidak bisa makan apapun selain mangga muda hahaha!" Mecca terkekeh mengatakan penderitaannya pada Pandita.

Pandita mengajak ngobrol jabang bayi yang berada di dalam perut Mecca. Setelah itu mereka kembali melanjutkan permainan panas mereka yang ke sekian kalinya.

.

"Pandita, kamu tau tidak. Selama kamu pergi aku selalu merasakan lemas, tapi ketika kamu kembali dan berada di dekatku aku seolah mendapatkan kembali kekuatanku. Aku tidak tau mengapa, tapi kenyataannya seperti itu. sehari-hari aku hanya tiduran diatas ranjang tanpa melakukan apapun." ucap Mecca ketika mereka berjalan di tengah-tengah kebun Peony.

Pandita berlutut di bawah dengan bertumpu pada satu lututnya.

Ia mengusap perut Mecca yang masih rata dan menciumnya.

"Itu karena tenagamu di serap oleh putra mahkota dan putra mahkota menyalurkan tenaganya padaku yang sedang berperang Mecca, terimakasih sudah bertahan dengan keadaan yang sulit seperti itu Mecca. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu permaisuriku!" ucap pandita dengan menatap wajah Mecca dari bawah.

Mecca mengusap rambut lurus tembaga milik Pandita dan tersenyum.

"Aku akan melakukan apapun demi kamu Pandita, aku sangat mencintaimu!" ucap Mecca senang.

Pandita lalu berdiri dan merengkuh kepala Mecca lalu mencium bibirnya dengan lembut. Mecca membalas lumatan lembut pada bibirnya. Mereka menyalurkan perasaan cinta di dalam hati lewat ciuman yang panjang.

.

Sementara di kerajaan ular biru, saat ini Pandya sedang membangun pemerintahan baru, kali ini kerajaan ular biru sudah tidak memiliki raja lagi, karena satu-satunya keturunan raja ular biru yang akan menggantikan tahta raja ular biru telah tewas.

Rakyat ular biru di minta menyerahkan upeti pada raja Pramudya setiap bulannya jika ingin hidup sejahtera di daerah ini. Saat ini wilayah kerajaan ular biru sudah jatuh di tangan Pandita dan Pramudya. Mereka harus tunduk di bawah perintah Pandita dan Pramudya.

Pramudya adalah sosok raja yang berwibawa dan bijaksana, Pramudya bukan seorang raja yang kejam seperti raja lainnya. Maka dari itu, rakyat yang hidup di bawah pemerintahan raja Pramudya sangat mencintai rajanya. Kebaikan Pramudya menurun pada pangeran Pandita.

"Pandita, aku boleh meminta sesuatu tidak?" tanya Mecca. Saat ini mereka sedang berada di tepi danau perak, Mecca merebahkan tubuhnya diatas rerumputan yang halus bagaikan permadani dengan paha Pandita sebagai bantalnya.

"Katakan Mecca, jika aku bisa aku pasti akan menuruti permintaanmu!" ucap Pandita seraya mengusap rambut panjang Mecca.

"Aku rindu ayahku Pandita. Bisakah kita datang ke rumah ayahku, sebentar saja. Aku ingin bertemu dengan ayahku." ucap Mecca dengan mata berkaca-kaca.

Pandita terdiam sesaat memikirkan permintaan Mecca.

"Mecca, bukan aku tidak ingin membawamu pergi ke dunia manusia, tapi hal itu berbahaya bagi dirimu Mecca. Kamu sedang mengandung, jika pergi ke dunia manusia, kandunganmu akan cepat membesar, dan hal itu berbahaya Mecca!" ucap Pandita memberikan pengertian.

"Pandita, hanya beberapa jam saja. Aku ingin bertemu dengan ayahku aku mohon." rengek Mecca dengan terisak.

Mendengar isakan Mecca membuat Pandita merasa sesak. Ia memeluk Mecca dan membiarkan Mecca menumpahkan tangisannya di pelukannya.

"Aku akan bicarakan hal ini dengan ayah dan bunda ya. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini, aku akan meminta izin pada ayah dan bunda." ucap Pandita dengan mengusap punggung Mecca.

Mecca mengangguk dan mengusap airmatanya. Sejak beberapa hari yang lalu, entah mengapa Mecca merasa tidak enak, ia terus memikirkan ayahnya.

Saat tidur Mecca selalu di mimpikan ayahnya yang menangis memanggilnya.

Pandita dan Mecca sudah kembali ke dalam kastil karena mereka memang tidak keluar dari lingkungan castil.

Pandita dan Mecca berjalan menuju ruangan kerajaan karena menurut pengawal, raja dan ratu sedang berada di ruang kerajaan.

"Ada apa pangeran, kenapa sepertinya wajah kalian sangat serius sekali?" tanya Rengganis yang duduk di tahta ratu.

Pandita dan Mecca memberikan hormat terlebih dahulu lalu kemudian duduk di kursi yang di sediakan.

"Raja, Ratu. Permaisuri ku ingin mengunjungi ayahnya di dunia manusia, dan aku ingin meminta izin untuk mengantarkan permaisuri menemui ayahnya di dunia manusia." ucap Pandita.

Mecca menunduk dengan perasaan gusar menanti jawaban mertuanya.

Pramudya dan Rengganis saling tatap dan kembali mengalihkan pandangannya pada pasangan suami istri di depannya.

"Pergi lah nak, tapi jangan lebih dari 3 hari di dunia manusia, karena kandungan Mecca akan semakin membesar dan hal itu bisa membahayakan kondisinya." ucap Pramudya.

Mecca langsung mendongakkan kepalanya dan menatap kedua mertuanya dengan mata berkaca-kaca.

"Terimakasih ayah, bunda! Sudah mengizinkan aku mengunjungi ayahku." ucap Mecca dengan suara serak.

Pandita mengusap kepala Mecca dengan sayang, Pramudya dan Rengganis mengangguk dan tersenyum.

"Tapi kalian harus di kawal oleh beberapa prajurit, kalian bisa memberikan alasan apapun pada manusia yang menanyakan. Mecca juga tidak boleh melepas ikatan kain berwarna hitam dari perutnya karena itu akan melindungi Mecca dari incaran musuh kerajaan kita. Kalian tidak boleh berada di dunia manusia lebih dari tiga hari, setelah tiga hari di dunia manusia kalian harus segera kembali walaupun urusan belum selesai, semua itu demi keselamatan permaisuri dan putra mahkota, paman Adipala akan ikut untuk mengawal kalian berdua." jelas Pramudya.

Pandita dan Mecca menyimak semua persyaratan yang di berikan oleh Pramudya.

"Baik ayah, semua persyaratan ayah akan kami laksanakan." ucap pandita. Mecca juga mengangguk senang.

"Baiklah, jika kalian menyanggupinya. Kalian akan bisa pergi sebentar lagi, sebaiknya kalian bersiap-siap ayah akan memerintahkan Adipala dan beberapa prajurit untuk mengawal kalian." ucap Pramudya.

Mereka kemudian memberikan salam hormat lalu keluar menuju kamar mereka untuk melakukan persiapan.

Pramudya memerintahkan Adipala dan 5 prajurit lainnya untuk mengawal Pandita dan Mecca selama mereka berada di dunia manusia.

"Pandita, sepertinya kita tidak bisa pergi ke tempat ayahku dengan memakai pakaian seperti ini, ini akan membuat orang-orang merasa heran. Sebaiknya kita memakai pakaian seperti pakaian manusia pada umumnya. Apa kamu bisa melakukannya?" tanya Mecca.

Pandita tersenyum dan mengangguk.

"Tentu sayang, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan." ucap Pandita, ia lalu menggerakkan jari telunjuknya dan beberapa pakaian muncul.

"Waaauw, Pandita, ini sangat menakjubkan. Luar biasa sekali Pandita." Mecca bersorak senang melihat Pandita melakukan sihir itu.

"Sekarang kamu pakai pakaian ini ya, aku akan memberikan pakaian yang ini untuk para pengawal." ujar Pandita. Ia lalu membawa beberapa kemeja dan setelan jas berwarna hitam untuk para pengawal yang akan ikut bersamanya.

Mecca memakai pakaian model dress dengan kerah Sabrina selutut berwarna pink. Ia juga melepaskan Tiara di kepalanya dan hanya memakai penjepit bunga Peony di rambutnya.

Setelah semua nya bersiap, mereka semua berkumpul di depan Castil. Mecca dan Pandita akan masuk melewati portal gaib yang akan di buat oleh Adipala.

Raja dan Ratu mengantarkan kepergian mereka di depan castil.

"Ingat apa yang sudah ayah katakan pada kalian ya,.jangan lewat dari 3 hari Mecca, karena jika melewati 3 hari, kandunganmu akan membahayakan keadaanmu. dan juga jangan lupa untuk selalu memakai kain yang pernah bunda berikan pada mu Mecca." ucap Rengganis sebelum mereka pergi.

"Baik bunda, Mecca selalu ingat pesan ayah dan bunda." jawab Mecca.

Mereka naik keatas kereta kencana yang sudah menunggu di depan gerbang castil. kemudian tiba-tiba kereta kencana itu berubah menjadi mobil sedan mewah berwarna hitam.

Setelah itu Adipala membuka portal gaib dan seorang pengawal yang bertugas membawa mobil kencana melajukan kendaraanya memasuki portal gaib.

Terpopuler

Comments

Karin Nurjayanto

Karin Nurjayanto

lohhhh knpa bab nya di hapus thorr??

2024-08-12

1

Karin Nurjayanto

Karin Nurjayanto

waooooo indah sekali bukan dunia siluman hhhh

2024-08-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!