Chapter 15

Revisi.

Rengganis mengusap air matanya dan masuk dengan membawa rujak mangga muda yang ia bawa dari dunia manusia.

"Mecca, lihat. Bunda bawakan apa untukmu." ucap Rengganis mendekati Mecca.

Mereka yang berada di dalam kamar Mecca mengalihkan atensinya kearah Rengganis yang berjalan mendekat.

"Apa bunda?" tanya Mecca penasaran.

Rengganis menyodorkan piring berisi rujak mangga dari dunia manusia.

Mata Mecca berbinar karena senang Rengganis membawakan rujak mangga muda.

"Rujak mangga muda!" ucap Mecca menatap Rengganis dengan mata berbinar. Rengganis mengangguk senang dan duduk di bibir ranjang.

Tabib dan para dayang kemudian keluar dari dalam kamar Mecca dan menutup pintunya.

"Bunda dapat darimana rujak mangga muda ini? Aku sejak pagi ingin sekali makan rujak ini." tanya Mecca sambil menyuapkan potongan mangga muda kedalam mulutnya.

Mecca sampai memejamkan matanya karena benar-benar menikmati makanan nya. Ia baru tau ternyata begini rasanya mengidam makanan yang sangat diinginkan.

"Bunda datang ke dunia manusia, mencari penjual rujak, ternyata seperti itu ya dunia manusia. Ramai dan beragam, pantas saja Pandita senang berlama-lama berada di dunia manusia."ucap Rengganis.

Mecca mendelikkan matanya mendengar mertuanya mendatangi dunia manusia.

"Bunda ke dunia manusia? Sama siapa? Aduuh bunda, lain kali jangan ya, takutnya bunda tersesat malah nggak bisa pulang." ucap Mecca polos.

Raja dan ratu terkekeh mendengar perkataan Mecca.

"Mecca, bunda tidak akan tersesat. Bunda tinggal membuka portal gaib dan mengatakan ingin pergi kemana. langsung portal gaib mengantarkan bunda ke tempat yang bunda ingin tuju." ujar Rengganis. "Tadi bunda mendatangi bibi Teresa di istana peri, bibi Teresa adalah ratu peri saat ini, dia adik kandung bunda, dia sering mengunjungi dunia manusia dengan menjelma menjadi kupu-kupu. Bunda menceritakan kondisimu sejak tadi pagi menginginkan rujak mangga muda. Untung saja bibi Teresa mengerti yang di maksud rujak mangga muda, kami langsung mendatangi dunia manusia dan membeli semua rujak mangga muda dari beberapa penjual itu." mendengar perkataan ibu mertuanya Mecca tersedak hingga merasa sakit sekali.

Uhuk

uhuk

uhuk

Rengganis memberikan minum pada Mecca. "Diminum sayang, pelan-pelan makannya. Tidak ada yang meminta." ucap Rengganis pelan.

"Bunda membeli semua rujak mangga muda yang di jual oleh penjual rujak?" tanya Mecca dengan mata membulat.

Rengganis menganggukkan kepalanya heran. "Memang ada apa? Daripada nanti menantuku uring uringan lagi menginginkan rujak mangga muda, lebih baik semua penjual yang menjual bunda beli saja. Semoga cukup untuk beberapa hari ke depan ya sayang."

Mecca terbengong mendengar penuturan mertuanya.

"Bunda, bunda bayar pakai apa beli ini semua?" tanya Mecca penasaran.

"Bunda tidak memiliki uang, bunda hanya memiliki beberapa kantung kristal dan emas. jadi bunda bayar saja dengan sekantung emas dan kristal permata ke masing-masing penjual." jelas Rengganis polos.

"Mereka menerima nya bunda?" tanya Mecca penasaran.

Rengganis mengangguk dan tersenyum.

"Mereka menerimanya, bahkan sangat senang ketika bunda membayarnya dengan sekantung emas dan kristal permata."

"Ya jelas senang lah bunda. Di dunia manusia, emas dan kristal permata itu barang sangat berharga dan bernilai tinggi. Mereka bisa libur berdagang selama setahun lebih jika menerima itu semua dari bunda."

Rengganis tersenyum dan mengalihkan atensinya pada Pramudya yang duduk di kursi.

"Sayang, sepertinya dunia manusia menyenangkan. Malam ini kamu berikan dongeng untuk bunda tentang dunia manusia ya?" ucap Rengganis.

Mecca tersenyum kecut. "Bunda, jika di dunia manusia menyenangkan, aku tidak akan mau di ajak Pandita menikah dan tinggal di dunia siluman. Aku sudah muak tinggal di dunia manusia. Lebih baik aku berada disini, aku disini bisa menjadi permaisuri yang di hormati dan dicintai. Di dunia manusia bahkan aku tidak dianggap keberadaanya. Sangat menyakitkan perbuatan manusia-manusia itu, hingga aku ingin mati." ucap Mecca sambil mengunyah satu persatu potongan mangga.

Rengganis mengusap lengan Mecca dan tersenyum senang.

"Jika memang kamu senang berada disini, bunda senang juga mendengarnya. Tapi ya begini Mecca, di dunia siluman ini siapa yang kuat dia yang berkuasa. Jika dirimu bersalah, kamu akan diadili tanpa ampun." ucap Rengganis.

Mecca mengangguk paham. sejatinya dimana pun kita berada kita akan selalu menemui sisi baik dan buruknya tempat yang kita tinggali. Tapi dimana bumi di pijak, disitu langit di junjung. Kita harus mengikuti tatanan hidup di tempat kita tinggal.

Mecca meletakkan piring kristal yang sudah kosong diatas meja nakas.

"Enak banget Bunda, terimakasih ya bunda sudah mau mencarikan aku rujak mangga muda." ucap Mecca senang.

"Sama-sama Mecca, ya sudah, sekarang kamu istirahat ya. Ini sudah malam kamu pasti lelah seharian menangis kan!" ucap Rengganis membantu Mecca merebahkan tubuhnya lalu menyelimuti dengan selimut sutra yang sangat halus.

"Bunda, ayah, apakah ada kabar dari Pandita?" tanya Mecca dengan raut wajah yang terlihat merindukan Pandita.

Pramudya mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya.

"Pandita dan pasukannya sudah sampai di kerajaan ular biru. Saat ini mereka sedang mengatur siasat untuk menyerang kerajaan itu. Kamu sering-sering berendam di telaga kristal ya supaya kekuatan putra mahkota tersalur ke pada Pandita dan Pandita bisa menaklukan kerajaan ular biru dan bisa segera kembali ke Castil ini." ucap Pramudya dan mengusap pucuk kepala Mecca.

Mecca mengangguk paham dan tersenyum.

"Ya sudah, sekarang kamu istirahat ya. Ayah dan bunda keluar. Jika butuh sesuatu panggil dayang atau pengawal di luar kamar."

Mecca mengangguk dan mulai memejamkan matanya, berharap Pandita segera usai dengan tugasnya dan pulang ke pelukannya lagi.

.

Di hutan terlarang istana kerajaan ular biru, Pandita dan seluruh pasukannya bersembunyi sambil mengawasi situasi istana, mereka mengatur strategi bagaimana menyerang kerajaan itu.

"Yang mulia pangeran, bagaimana jika kita lumpuhkan dulu rakyatnya secara diam-diam." ucap salah satu prajurit yang bernama Pandya.

"Itu yang sedang aku pikirkan Pandya, dimana paman Lucas? Suruh dia menghadap ku." ucap Pandita pada mereka.

Lucas Adalah kakak dari Rengganis yang merupakan bangsa peri, Rengganis meminta pada kakak nya untuk ikut dengan Pandita menyerang kerajaan ular biru. Karena Pandita baru saja menikah, Lucas merasa bertanggung jawab terhadap keponakannya, dirinya akan membantu Pandita dan membawa Pandita kembali ke Castil kristal dengan selamat.

"Ada apa Pandita?" tanya Lucas.

"Paman Lucas, aku minta bantuan paman untuk turun ke pemukiman penduduk. Paman cari kelemahan para penduduk ular itu. Kita harus melumpuhkan rakyat ular biru dulu baru kita akan menyerang istana itu." ujar Pandita dengan berwibawa.

"Baiklah, paman akan menjalankan perintah mu." Lucas lalu berubah menjadi kupu-kupu berwarna kuning dan terbang untuk menyusup ke pemukiman rakyat ular biru.

Pandita merasa tubuhnya sangat segar bugar, karena di castil kristal Mecca sedang berendam di telaga Cristal dengan di temani para dayang dan pengawal.

"Mecca, aku merindukanmu!" ucap Pandita sambil menatap azura diatas dengan merebahkan tubuhnya diatas rumput hijau.

Saat sedang memikirkan Mecca, tiba-tiba pasukan Pandita di serang oleh sekumpulan prajurit ular biru yang mengetahui mereka menyusup ke daerah kekuasaan ular biru. Pandita dan yang lainnya langsung merubah diri mereka menjadi seekor harimau yang gagah perkasa dan menyerang prajurit ular biru yang sedang menyerang pasukannya.

Harimau adalah satu spesies dengan kucing, sementara ular tidak menyukai kucing, entah mengapa raja ular biru ingin menjadikan Pandita menantunya padahal ular dan harimau tidak bisa berdekatan.

Pandita menyerang langsung panglima pasukan ular biru bernama Leno, Leno adalah putra mahkota kerajaan ular biru.

Pandita menabrak tubuh Leno yang masih belum berubah menjadi ular, saat Leno bisa di lumpuhkan Pandita menginjak dada Leno hingga Leno berteriak kesakitan.

"Aaarrrghh! Pandita sialan, aku akan mengirimkan jasad mu ke kastil kristal sebagai hadiah dari kami untuk orang tuamu yang sombong itu." ujar Leno dengan tangan berusaha melepaskan kaki Pandita yang menginjak tubuhnya.

"Sebelum itu terjadi, aku yang akan lebih dulu membunuhmu dan melemparkan jasadmu ke istana mu itu." ucap Pandita tak gentar.

"Jika kau menerima lamaran kakak ku, aku pasti tidak akan merencanakan untuk menyerang Castil kristal, gara-gara penolakanmu, kakakku Firas menjadi gila." ucap Leno dengan amarah membara.

"Jangan salahkan orang lain atas yang terjadi pada diri mu, Ular dan harimau tidak akan bisa bersatu sampai kapanpun Leno, kau harus ingat itu. Kakak mu saja yang bodoh, untuk apa mengharapkan pria yang tidak mencintainya. aku sudah menikah dengan gadis pilihanku." ucap Pandita kesal dan semakin kuat menekan kakinya diatas tubuh Leno.

Karena mendengar teriakan Leno, beberapa prajurit yang mendengar nya mencoba untuk membantu putra mahkota mereka. Mereka akan di hukum oleh raja jika putra mahkota sampai kenapa-kenapa.

Pandita tidak menyadari jika di belakangnya ada prajurit ular yang siap menikam punggungnya dengan tombak beracun.

Saat prajurit itu akan menancapkan tombak itu ke punggung Pandita, paman Lucas yang baru kembali langsung merubah tubuhnya menjadi manusia dan menangkis tangan prajurit itu.

"Hei!"

Brakk

Buugh

Argghhhh.

Lucas menendang tubuh prajurit ular itu hingga jatuh tersungkur dan menancapkan tombak itu ke perut prajurit itu hingga tewas.

"Terimakasih paman, untung saja Paman datang. Jika tidak tombak beracun itu pasti sudah menembus jantungku." ucap Pandita lalu mengikat tubuh Leno yang sudah lemah di sebuah pohon yang besar.

Pandita mengikat tubuh Leno dengan tali gaib, hanya dirinya yang bisa melepaskan ikatan itu, karena bagi siapa saja yang berusaha membukanya akan terasa seperti tersengat aliran listrik ribuan volt dan akan menjadi abu.

"Dasar Pandita brengsek, lepaskan aku. Belum puas kau membuat kakakku gila, sekarang kau juga akan membunuhku?" ucap Leno kesal dan berusaha memberontak dari tali yang mengikat.

"Aku tidak membuat kakakmu gila, tapi memang dirinya tergila-gila padaku. Jangan salahkan aku, salahkan diri kalian yang tidak bisa memberikan pengertian pada kakakmu itu." jawab Pandita lalu meninggalkan Leno yang sudah terikat dengan kuat untuk menyerang pasukan Leno lainnya.

Terpopuler

Comments

Lyvia

Lyvia

lagi thor

2024-08-10

0

Karin Nurjayanto

Karin Nurjayanto

lnjuttt

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!